Anda di halaman 1dari 2

Konservasi Energi dan Kaitannya dengan Climate Change

Gejala perubahan iklim tidak dapat lagi disangsikan dalam beberapa dekade terakhir.Hal ini
ditandai dengan adanya beberapa fenomena alam yang menegaskan bahwa bumi mengalami
perubahan mendasar akibat adanya aktifitas manusia yang melebihi daya tampung dari bumi itu
sendiri,beberapa hal yang dapat dijadikan barometer akan adanya perubahan iklim antara lain kenaikan
permukaan air laut bahkan kenaikan ini dapat menenggelamkan beberapa pulau kecil yang terdapat di
samudra pasifik.

Gejala lainnya adalah mencairnya es di kutub,berdasarkan pengamatan satelit pemantau maka


luasan antartika telah berkurang hingga 10% dari luasan yang pernah ada pada periode tahun
70an.Perubahan iklim ini juga ditandai dengan adanya siklus cuaca yang tidak lagi periodik contohnya
pada wilayah eropa dan utara katulistiwa yang biasanya memiliki 4 musim secara teratur maka dalam
dasawarsa terakhir ditandai dengan datangnya musim semi yang lebih awal daripada perkiraan secara
umum atau musim panas yang datang terlambat.

Berdasarkan data yang dipaparkan pada National Geographic menyebutkan bahwa temperatur
permukaan bumi mengalami kenaikan yang signifikan tiap tahunnya. Jika semua gejala ini dibiarkan
berkembang begitu saja maka secara pasti bumi akan mengalami kerusakan.Gejala-gejala tersebut
muncul akibat adanya keserakahan manusia dalam memanfaatkan sumber daya yang terbentang di
bumi.Perambahan hutan yang tidak mengedepankan asas pembangunan berkelanjutan telah membuat
jumlah area hutan berkurang tiap tahunnya, manusia semakin susah untuk dapat menemukan area
terbuka hijau karena telah digantikan oleh gedung-gedung dan perumahan.Padahal seharusnya proses
pemanfaatan alam haruslah dengan bijak.Mengutip sebuah kalimat dari Bapak Emil Salim mantan
Menteri Lingkungan hidup,beliau berkata bahwa kita sesungguhnya tidak mewarisi semua hal yang ada
pada alam ini dari generasi sebelumnya tapi sesungguhnya kita dititipkan kekayaan alam ini oleh
generasi selanjutnya.

Eksploitasi terhadap alam dan lingkungan yang pada akhirnya menyebabkan adanya perubahan
iklim ini secara implisit menegaskan tingkat kebutuhan manusia terhadap energi atau lebih khususnya
terhadap layanan-layanan energi (energy services) yang berasal dari berbagai sumber energi baik minyak
bumi batubara,sinar matahari dan lain-lain.
Sehingga kita bisa menarik beberapa implikasi bahwa untuk menekan laju perubahan iklim ada
beberapa hal yang perlu untuk di usahakan antara lain mengurangi laju permintaan akan energy yang
dengan kata lain mengurangi populasi manusia atau melakukan usaha penghematan dan efisiensi
terhadap energy yang digunakan.Pilihan pertama akan membutuhkan usaha yang sangat besar karena
terkait pada psikologi manusia.Sementara pilihan yang kedua adalah hal yang feasible untuk dilakukan
dan inilah yang kita kenal dengan konservasi energi yaitu suatu usaha untuk mengurangi konsumsi
energy dengan tujuan menyelamatkan lingkungan dan menyediakan sumber daya energy bagi generasi
selanjutnya.Konservasi energy ini akan ditempuh melalui penghematan yang tepat guna.

Sebagai contoh adalah teknik pencahayaan dan penataan lampu pada suatu bangunan,melalui
suatu rekayasa akan didapatkan suatu alternatif untuk menghemat penggunaan listrik pada bangunan
yang jika dilihat dalam kacamata makro maka akan mereduksi pasokan bahan bakar bagi pembangkit
listirk yang kemudian menghemat segala sumber daya alam yang diperlukan untuk membangkitkan
listrik tersebut.Konservasi energy ini juga akan menyediakan bentuk pemanfaatan energy terbaharukan
yang ramah lingkungan dan pada akhirnya akan menahan gejala perubahan iklim menjadi lebih buruk
lagi.Seperti pemanfaatan sel surya oleh negara jerman dengan mengembangkan sel surya maka listrik
dapat dihasilkan secara lebih bersih dari limbah hal ini tentu lebih baik daripada menggunakan sumber
daya tak terbaharukan seperti minyak bumi.

Salah satu alternatif menarik dalam relasi antara konservasi energi dan perubahan iklim adalah
pemanfaatan biomassa yang merupakan sumber energi yang ramah lingkungan dan mudah dikonversi
menjadi bahan bakar cair dengan kandidat produk seperi methanol,ethilen,dan methan.

Sehingga konservasi ini merupakan suatu langkah yang maksimal untuk menahan laju
perubahan iklim melalui pengefisienan dan pemanfaatan teknologi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai