Anda di halaman 1dari 54

11/15/2010

EKSODONSI PADA PENDERITA DENGAN


PENYAKIT SISTEMIK

1 Ni Putu Mira Sumarta


Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Airlangga
POKOK BAHASAN
Penderita dengan kelainan:
1. Hipertiroidisme
2. Kelainan jantung bawaan
3. Fungsi hepar
4. hematologi

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


PENDAHULUAN

Penilaian resiko dengan mempertimbangankan faktor penentu


3

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


PENDAHULUAN

ASA Physical assesment


ASA I Normal healthy patient

ASA II Patient with mild systemic disease that does not interfere with daily
activity, or patient with a significant risk factor (smoking, alcohol abuse,
obesity)
ASA III Patient with moderate to severe systemic disease that is not
incapacitating but that may alter daily activity
ASA IV Patient with severe systemic disease that is incapacitating and is a
constant threat to life
ASA V Moribund, not expected to live 24 hr regardless of operation

American society of anesthesiologyst (ASA) physical classification system


4

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


I. PENDERITA DENGAN HIPERTIROIDISME
 Produksi tiroksin berlebihan
 Penyebab:
 Kelenjar tiroid ektopik
 Grave’s disease
 Multinodular goiter
 Adenoma tiroid
 Konsumsi hormon tiroid atau makanan yang
mengandung hormon tiroid
 Gejala:
 Heat intolerance
 Gelisah
5
 Tremor
Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010
I. PENDERITA DENGAN HIPERTIROIDISME
 Gejala:
 Keringat berlebihan
 Kelemahan otot
 Diare
 Peningkatan nafsu makan
 Penurunan berat badan
 Pada orang tua  fibrilasi atrial, angina, gagal jantung
kongestif
 Klinis:
 Tremor dan takikardi
 Exophtalmos
 Pembesaran kelenjar tiroid
 Kulit tipis dan soft
 Refleks hiperaktif 6

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


I. PENDERITA DENGAN HIPERTIROIDISME

Pasien hipertiroid dengan exophtalmus

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


I. PENDERITA DENGAN HIPERTIROIDISME
 Diagnosis:
 Peningkatan T3, T4
 Penurunan TSH
 Komplikasi  krisis tiroid/tirotoksikosis
 Faktor pencetus:
 Infeksi
 Kegawatdaruratan bedah
 Operasi
 Gejala:
 Awal: sangat gelisah, mual, muntah, nyeri perut
 Demam
 Berkeringat sangat banyak
8
 Takikardi

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


I. PENDERITA DENGAN HIPERTIROIDISME
 Gejala:
 Aritmia jantung
 Edema paru
 Gagal jantung kongestif
 Pasien dapat koma, hipotensi berat  mati
 Terapi:
 Simtomatis: propanolol
 Obat antitiroid: propiltiourasil, metimazol
 Terapi iodin
 pembedahan

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


I. PENDERITA DENGAN HIPERTIROIDISME
 Penatalaksanaan dental:
 Resiko terjadinya krisis tiroid
 Kurangi penggunaan epinefrin

10

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


II. PENDERITA DENGAN KELAINAN JANTUNG
BAWAAN

 Merupakan kelainan jantung yang paling


sering ditemukan pada anak-anak
 Penyebab:
 belum diketahui
 Terkait dengan infeksi rubela kongenital, CMV
 Penyalahgunaan obat saat kehamilan
 Genetik: Down syndrome

11

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN JANTUNG
BAWAAN

 Tipe:
 Sianotik: penurunan Hb > 5 g/dl
 Tetralogy of Fallot (TOF)
 Transposition of the great vessels
 Eissenmenger’s syndrome
 Tricuspid atresia
 Pulmonary atresia
 Asianotik:
 Ventricular septal defect (VSD)
 Atrial septal defect (ASD)
 Patent Ductus Arteriosus (PDA)

12

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN JANTUNG
BAWAAN

 Tipe:
 Asianotik:
 Coarctation of the aorta
 Pulmonary stenosis
 Aortic stenosis
 Mitral valve prolapse
 Bicuspid aortic valve
 Gejala:
 Hipoksemia
 Sianosis
 Clubbing finger pada tangan dan kaki
 Polisitemia karena hipoksemia  perdarahan 13
atau trombosis
Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010
II. PENDERITA DENGAN KELAINAN JANTUNG
BAWAAN

Clubbing finger pada tangan

14

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


II. PENDERITA DENGAN KELAINAN JANTUNG
BAWAAN

 Intraoral:
 Erupsi gigi sulung dan permanen terlambat
 Hipoplasia enamel
 Vasodilatasi pulpa, gigi tampak putih kebiruan
 Karies dan penyakit periodontal
 Terapi:
 Pembedahan
 Terapi medis bila terdapat: polisitemia, infeksi
 Masalah:
 Resiko:
 perdarahan, trombosis
15

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


II. PENDERITA DENGAN KELAINAN JANTUNG
BAWAAN

 Masalah:
 Resiko:
 perdarahan, trombosis
 Infective endokarditis
 Sering terkait sindroma lain
 Penatalaksanaan dental
 Penggunaan porfilaksis antibiotika pada tindakan
infasif

16

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS
 Merupakan infeksi katup jantung atau
permukaan endokardium
 Morbiditas tinggi, fatal pada 30% pasien
 Penyebab:
1. Bakteremia dari:
 Ekstaksi gigi dan beberapa tindakan dental lain
 Bedah jantung, terutama pemasangan protesa jantung
 Pengobatan intravena
 Kateterisasi jantung atau vena
 Tindakan obstetri dan ginekologi
 Ketergantungan obat intravena
 Tidak diketahui
17

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS
 Penyebab:
2. Faktor host
 Kelainan kongenital
 Penyakit jantung rematik dan kelainan katup dapatan lain
 Penggunaan protesa katup jantung
 Obat-obatan, termasuk imunosupresan
 Alkoholisme
 Puncak prevalensi: dekade 6-7
 Bakteri penyebab:
 Alpha-hemolytic streptococci, S. mutans, S. viridans, S.
sangius
 Enterococci
 Pneumococci 18
 staphylococci
Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010
INFECTIVE ENDOCARDITIS

Patogenesis endokarditis 19

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS
 Gejala:
 Demam
 Perubahan murmur pada jantung
 Diagnosis:
 EKG
 Kultur darah
 Komplikasi: kerusakan katup jantung,gagal
jantung kongestif, abses miokard, gangguan
konduksi, perikarditis, emboli ke organ lain,
artritis, glomerulonefritis

20

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS

21

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS
Tindakan dental dan profilaksis endokarditis
Profilaksis direkomendasikan Profilaksis tidak direkomendasikan
Eksodonsia Restorasi gigi

Tindakan periodontal Injeksi anestesi lokal non-intraligamen

Insisi dan drainase abses Pengambilan jahitan postoperasi

Pemasangan dan pelepasan implan dental Pemasangan alat ortodontik dan


prostodontik lepasan
Replantasi gigi avulsi Pencetakan rongga mulut

Terapi endodontik dan pembedahan apikal Tanggalnya gigi sulung secara alami

Pemasangan intermaxillary fixation

22

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS
Tindakan dental dan profilaksis endokarditis

Profilaksis direkomendasikan

Reduksi fraktur maksilofasial yang terkontaminasi

Osteotomi

Pemasangan serat atau strip antibiotika subgingiva

Injeksi anestesi lokal intraligamen

Pembersihan gigi dan implan

Biopsi intraoral

23

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS

24

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


INFECTIVE ENDOCARDITIS

Regimen profilaksis antibiotika, rekomendasi dari AHA, 2007

25

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis dan sirosis hepatis
 Fungsi hepar:
 Metabolisme
 pemecahan dan ekskresi obat dan bahan
endogen
 pembentukan protein plasma
 Masalah:
 Gangguan detoksifikasi obat
 Kecenderungan perdarahan
 Resiko penularan infeksi viral hepatitis

26

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis
 Adalah: inflamasi pada hepar yang
disebabkan oleh penyebab infeksius dan non-
infeksius
 Penyebab:
 Infeksius  Virus:
 hepatitis A,B,C,D,E,G
 EBV, Herpes simplex, CMV, Coxsackie B, yellow fever
 Non-infeksius:
 Alkohol
 Obat-obatan
27

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis
 Pembagian:
 Akut
 Kronis
 Hepatitis kronis persisten
 Hepatitis kronis aktif

28

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis
 Gejala:
 Nonspesifik: anoreksia, malaise, mudah lelah,
ruam kulit dan urtikaria
 Jaundice/ikterus, demam, nausea, muntah, warna
urin gelap, warna tinja pucat
 Pembesaran yang nyeri pada perut regio kanan
atas
 Diagnosis:
 Tes fungsi hepar (SGOT/AST dan SGPT/ALT) meningkat
 Adanya antigen dan antibodi virus hepatitis
29

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis

Penderita dengan jaundice 30

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis
 Terapi:
 Istirahat dan terapi suportif
 Imunoglobulin, interferon
 Pencegahan:
 Vaksinasi: hepatitis B
 Pencegahan transmisi penyakit

31

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Hepatitis
 Penatalaksanaan dental
 Penundaan perawatan pada pasien dengan
peningkatan fungsi hepar
 Pasien dengan infeksi aktif:
 Perawatan dilakukan terakhir
 Universal precaution

32

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Sirosis Hepatis
 Merupakan kerusakan lanjut dari parenkim
hepar yang menyebabkan:
 Fibrosis
 Regenerasi nodular
 Perubahan vaskular
 Penyebab:
 Idiopatik
 Alkoholisme
 Sekuel dari hepatitis kronis karena penyebab
toksik atau hepatitis B dan C
33

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR

Sirosis Hepatis

34

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Sirosis Hepatis
 Gejala:
 Dapat asimtomatik
 Jaundice, edema, perdarahan lambung, mental
confusion
 Hepar mengkerut dan keras, splenomegali
 Asites dan edema perifer
 Manifestasi kulit: spider angioma/nevi, palmar
erythema
 Diagnosis:
 CT scan, USG abdomen, biopsi hepar
35

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Sirosis Hepatis
 Komplikasi:
 Portal-systemic encephalopathy
 Perdarahan dari varises esofagus  anemia
bahkan kematian
 Asites
 Diabetes melitus
 Hepatoma
 Peptic ulcer

36

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
1. Anemia
 Definisi: penurunan kemampuan darah untuk
membawa oksigen dan biasanya berkaitan
dengan:
 Penurunan jumlah sel darah merah (SDM) dalam
sirkulasi
 Penurunan jumlah Hb
 Penyebab:
 Penurunan produksi SDM
 Peningkatan destruksi SDM

37

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Sirosis Hepatis
 Terapi:
 Mempertahankan nutrisi yang baik
 Managemen terutama untuk pencegahan dan
terapi komplikasi yang terjadi
 Terapi penyebab yang teridentifikasi
 Interferon, kortikosteroid, imunosupresan 
hepatitis kronik aktif

38

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


III. PENDERITA DENGAN KELAINAN FUNGSI HEPAR
Sirosis Hepatis
 Masalah:
 Resiko perdarahan
 Resiko penularan infeksi
 Penatalaksanaan:
 Pasien dirawat terakhir
 Tindakan atraumatik
 Universal precaution

39

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
1. Anemia
 Penyebab:
 Perdarahan (paling sering)
 Penurunan produksi SDM
 Anemia Kekurangan zat besi, folat, vit. B12
 Peningkatan destruksi SDM
 Hereditary spherocytosis
 Kekurangan enzym (G6PD)
 Hemolityc anemia (Thalasemia, Sickle cell anemia)
 Penyakit sistemik
 Keganasan
 Kelainan hepar
 Kelainan ginjal
40
 Inflamasi kronik

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
1. Anemia
 Gejala:
 Biasanya asimtomatik sampai Hct dibawah 30%
 Hct < 30%: lemah, mudah lelah, pusing, sesak nafas saat
beraktivitas
 Pucat pada kulit dan mukosa
 Hct < 20%: sesak nafas saat istirahat, hipotensi
ortostatik, takikardi, angina pectoris dan gagal jantung
kongestif pada penderita dengan kelainan jantung
 Intra Oral:
 Atrophic glossitis
 Angular cheilitis
 Aphtous stomatitis 41

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
1. Anemia
 Diagnosis: penurunan kadar Hb
 Terapi:
 Penanganan penyebab anemia
 Transfusi darah  Hb < 7 g/dl
 Masalah: pada anestesi umum  oksigenasi
 Penatalaksanaan dental:
 Pasien resiko rendah  asimtomatik: normal
 Pasien resiko tinggi:
 Perawatan elektif ditunda sampai keadaan umum
optimal
42
 Mengurangi stres
Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010
IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Definisi: keadaan yang merubah kemampuan
pembuluh darah, platelet dan faktor
pembekuan darah dalam mempertahankan
hemostasis

43

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Mekanisme koagulasi

44

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Kaskade Jalur intrinsik dan ekstrinsik
koagulasi

45

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Penyebab:
 Perubahan patologis pada dinding pembuluh
darah
 Penurunan jumlah dan fungsi platelet
 Defiesiensi faktor pembekuan darah
 Herediter: hemofilia
 Didapat:
 Kelainan hepar
 Kekurangan vitamin
 Pemberian antikoagulan
 DIC: disseminated intravascular coagulation
46

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Gejala:
 Riwayat: mudah memar, epistaksis, perdarahan
berlebihan, riwayat keluarga +
 Petechiae, ekimosis
 Perdarahan gingiva spontan
 Diagnosis:
 Jumlah platelet
 Waktu perdarahan
 PT, PTT

47

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Terapi:
 Penggantian platelet
 Penggantian faktor pembekuan darah
 Lain-lain: vit K, Protamin sulfat
 Masalah:
 Perdarahan setelah operasi, ekstraksi gigi atau
trauma
 Adanya penyakit yang berhubungan dengan
masalah perdarahan
 Perdarahan spontan
48

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
2. Kelainan perdarahan
 Penatalaksanaan dental:
 Pasien dengan terapi aspirin  menghentikan
konsumsi aspirin 7-10 hari sebelumnya
 Pasien dengan terapi antikoagulan oral:
 INR: 2-3  tidak perlu perubahan dosis
 INR: 2,5-3,5  perubahan dosis
 INR: > 3,5  perawatan ditunda
 Perawatan dengan trauma minimal
 Kontrol perdarahan
 Hindari penggunaan NSAID
49

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
3. Keganasan hematologi
Leukemia
 Proliferasi neoplastik sel darah putih
 Penyebab:
 Bahan kimai dan obat-obatan
 Radiasi
 Virus RNA
 Genetik
 Pembagian:
 Limfoblatik, non-limfoblastik
 Akut, kronis 50

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
3. Keganasan hematologi
 Gejala:
 lemah, malaise, demam
 Intra oral:
 infeksi dan ulserasi
 Petechiae, ekimosis, hematoma, Perdarahan gingiva
 Anemia
 Hiperplasia gingiva
 Diagnosis:
 Hapusan darah tepi
 Aspirasi sumsum tulang
51

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


IV. PENDERITA DENGAN KELAINAN HEMATOLOGI
3. Keganasan hematologi
 Terapi:
 Obat-obat sitotoksik
 Masalah  resiko:
 perdarahan, infeksi
 Efek samping obat sitotoksik
 Penatalaksanaan dental:
 Penggunaan profilaksis antibiotika sebelum
ekstraksi gigi
 Hindarkan penggunaan anestesi regional
 Tindakan asepsis dan atraumatik
 Soket post ekstraksi dijahit 52

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


REFERENSI

1. Sonis St, Fazio RC, Fang L, editors. Principles


and practice of oral medicine. 2nd ed.
philadelphia: W.B. Saunders company; 1995.
2. Scully C, Cawson RA, editors. Medical Problems
in dentistry. 4th ed. Oxford: Butterworth-
Heinemann; 1999.
3. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL.
Dental management of the medically
compromised patient. 7th ed. St. Louis: Mosby-
Elsevier. 2008.

53

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010


54

Ni Putu Mira Sumarta, Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas Airlangga 11/15/2010

Anda mungkin juga menyukai