Anda di halaman 1dari 6

c c

   


 c  

Tuberkulosis paru (TB-Paru) merupakan penyakit menular langsung

yang disebabkan kuman TBC (microbacterium tuberculosis)„ Sebagian besar

kuman TBC menyerang paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain„

Penyakit tersebut menyerang sebagian besar kelompok usia produktif, yang

merupakan sumber daya manusia yang penting dalam pembangunan bangsa„

Disamping itu penderita kebanyakan dari kelompok sosial ekonomi lemah

yang perlu lebih di perhatikan dalam rangka pengentasan kemiskinan (DepKes

RI, 2002, hal: 9)„

Tuberculosis (TB) merupakan penyebab kematian ke-3 terbanyak di

Indonesia„ Diperkirakan setiap tahun ada 539„000 kasus baru, dan dari kasus

tersebut 101„000 orang meninggal karena TB„ TB dapat disembuhkan jika

pasien menelan obat secara teratur 6-8 bulan sesuai dengan petunjuk dokter

(Kemekes RI, 2010, Hal: 1)„

Laporan TB dunia oleh WHO yang terbaru (2006), masih menempatkan Indonesia

sebagai penyumbang TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan

jumlah kasus baru sekitar 539„000 dan jumlah kematian sekitar 101„000 pertahun„

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, menempatkan TB sebagai

penyebab kematian ketiga terbesar setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit


2

saluran pernafasan, dan merupakan nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit

infeksi (Depkes, 2007, Hal : VI)

Resiko penularan setiap tahun (‘ ual Risk of Tuberkulosis I fectio =

ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-2%„ Pada

daerah dengan ARTI sebesar 1% berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk,

10 orang akan terinfeksi„ Sebagian besar dari orang yang terinfeksi tidak akan

terjadi penderita tuberkulosis, hanya 10% dari yang terinfeksi yang akan

menjadi penderita tuberkulosis„ Faktor yang mempengaruhi kemungkinan

seseorang menjadi penderita tuberkulosis adalah daya tahan tubuh rendah,

diantaranya karena gizi buruk atau HIV/AIDS disamping faktor pelayanan

kesehatan yang belum memadai (Sulianti, 2007)

Banyak masyarakat dan keluarga yang mempersepsikan TB-Paru

sebagai penyakit yang memalukan dan aib bagi keluarga„ Ini merupakan suatu

fenomena tradisional negatif dibeberapa daerah terpencil„ Penelitian Ridwan

(2006) tentang Kepatuhan berobat adalah kegiatan meminum obat isoniazid

(H), Rifampisin (R), Pirazinamid(Z) dan etambutol (E) pada dua bulan pertama

setiap hari 8 butir, diminum sekaligus dan tidak pernah lupa„ Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan responden yang paling banyak konversi adalah patuh

berobat sebanyak 16 responden (94,1%) , dan responden BTA(+) yang paling

sedikit menunjukkan kegagalan konversi adalah tidak patuh berobat sebanyak

1 orang (5,89%)„

Kemampuan keluarga dalam mencegahan penularan penyakit TB-paru

sangat diperlukan dan sudah seharusnya keluarga mengetahui dan memahami


3

berbagai masalah dan dampak dari penyakit ini, sehingga mereka dapat

melindungi diri, keluarga dan lingkungannya dari penyebaran penyakit ini„

Data yang penulis dapatkan dari Ruang Rawat Gulima II dari bulan Januari

sampai dengan Desember 2010 , jumlah penderita TB-Paru adalah 1010 orang

dengan rata-rata perbulan adalah 84 orang pasien„

Keluarga pasien merupakan orang terdekat yang selalu bersama

penderita dimana mereka harus selalu mendampingi dan memberikan

perawatan langsung dalam proses perawatan dan pengobatan dirumah sakit,

oleh karena itu keluarga merupakan orang yang paling rentan untuk terkena

penularan infeksi TB-paru tersebut„ Bedasarkan pengamatan peneliti di Ruang

Geulima 2, dimana hampir semua keluarga tidak menggunakan masker saat

berkunjung keruang rawat, banyak anak-anak dibawah umur yang dibawa oleh

keluarga tanpa menggunakan masker, keluarga tidak mencuci tangan sebelum

dan sesudah berkunjung/kontak dengan pasien„

Perawat mengakui memberikan penjelasan tentang penularan TB paru

tetapi tanpa media apapun dan terkesan seperti komunikasi biasa sehingga

tujuan tidak tersampaikan dengan benar„ Kondisi ini adalah karena

keterbatasan jumlah tempat tidur yang tersedia, maka tidak tidak semua pasien

dengan diagnose TB paru tidak ditempatkan diruang isolasi„

Data yang penulis dapatkan dari ruang rawat geulima I dari bulan

januari sampai dengan desember 2010, jumlah penderita TB paru adalah 84

orang„ Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
4

lanjut tentang bagaimanakah gambaran pelaksanaan tindakan pencegahan

penularan TB paru di Ruang Geulima I RSUDZA Banda Aceh tahun 2011„

c
     

Bedasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran pelaksanaan tindakan

pencegahan penularan TB paru di Ruang Geulima I RSUDZA Banda Aceh

tahun 2011„


   

1„ Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan tindakan pencegahan

penularan TB paru di Ruang Geulima I RSUDZA Banda Aceh tahun 2011„

2„ Tujuan Khusus

a„ Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan pencegahan

penularan TB paru oleh keluarga di Ruang Geulima I RSUDZA Banda

Aceh tahun 2011„

b„Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan pencegahan

penularan TB paru oleh pasien di Ruang Geulima I RSUDZA Banda

Aceh tahun 2011„

c„ Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tindakan pencegahan

penularan TB paru oleh perawat di Ruang Geulima I RSUDZA Banda

Aceh tahun 2011„


5


    

1„ Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan pengelola program

pengobatan TB-Paru di rumah sakit dalam merencanakan dan memberikan

perawatan yang berkesinambungan„

2„ Bagi Peneliti

Sebagai wahana untuk menerapkan ilmu yang didapat dan memperluas

cakrawala pengetahuan dibidang penelitian dan evaluasi khususnya dalam

bidang keperawatan medical bedah„

3„ Institusi Pendidikan Keperawatan, khususnya Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,

sebagai bahan tinjauan keilmuan dibidang keperawatan medikal bedah

sehingga dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam

menerapkan upaya pencegahan penularan infeksi dan bermanfaat sebagai

bahan masukan bagi pengembangan pembelajaran asuhan keperawatan pada

pasien dengan TB-Paru„

4„ Bagi Penulis Lain

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk peneliti

selanjutnya tentang perawatan penderita penyakit TB-Paru dan dapat

melakukan penelitian lebih lanjut dan luas dalam bentuk hubungan yang

menggunakan analisa statistik„

5„ Bagi Masyarakat


6

Sebagai informasi tentang penyakit TB-Paru dan perawatannya baik

selama di rawat di Rumah Sakit dan di lingkungan masyarakat nantinnya„

Anda mungkin juga menyukai