Disusun Oleh:
Anisa Kartika Sari
B1J008146
A. Latar Belakang
keracunan pestisida ini terjadi karena penggunaan pestisida pada lahan pertanian
khususnya sayuran.
menerus akan menimbulkan beberapa kerugian, antara lain residu pestisida akan
berdampak buruk terhadap kesehatan. Manusia akan mengalami keracunan baik akut
adalah bahwa gejala dan tanda keracunan khususnya pestisida dari golongan
biasa seperti pusing, mual, dan lemah sehingga oleh masyarakat dianggap sebagai
suatu penyakit yang tidak memerlukan terapi khusus. Pestisida organofosfat dan
karbamat menimbulkan efek pada serangga, mamalia dan manusia melalui inhibisi
(AChE) melalui proses fosforilasi bagian ester anion. Aktivitas AChE tetap dihambat
sampai enzim baru terbentuk kembali atau suatu reaktivator kolinesterase diberikan.
Penumpukan ACh yang terjadi akibat terhambatnya enzim AChE inilah yang
timbul bila aktivitas kolinesterase 50% dari normal atau lebih rendah. Akan tetapi
gejala dan tanda keracunan organofosfat juga tidak selamanya spesifik bahkan
adalah anemia. Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah
berkurang dari normal, yang berbeda untuk setiap jenis kelompok usia dan jenis
kelamin. x Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah, diaforesis (keringat
dingin), sesak nafas, kolaps sirkulasi yang prosesif cepat atau syok. Kejadian
keracunan akibat pestisida pada petani dapat dipengaruhi oleh banyak faktor baik
oleh faktor lingkungan maupun faktor perilaku petani itu sendiri dalam setiap kontak
dengan pestisida. Kejadian keracunan pestisida dan anemia tidak memiliki tanda dan
gejala yang spesifik. Deteksi dini mengenai keracunan pestisida dan kejadian anemia
sangat perlu dilakukan untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang kronis
dan mematikan.
B. Tujuan
akibat pestisida dari pencemaran AcHE dan mengukur enzim AcHE dengan
spektrofotometer.
C. Manfaat
untuk mengukur kadar enzim AcHE dalam darah secara spektrofotometri. Selain itu,
berlangsung dengan derajat yang konstan. Residu pestisida dapat terjadi pada
tanaman (daun, buah, cabang, akar), tanah, dan air. Residu insektisida juga
dipengaruhi oleh jenis insektisida yang digunakan, antara lain daya larut dalam air,
polaritas, reaktif, dan stabilitas kimia. Residu insektisida dalam tanah sangat erat
kaitannya dengan kandungan bahan organik tanah. Makin tinggi kandungan bahan
pada lapisan tanah bagian atas pada kedalaman 10-20 cm. Hal ini karena lapisan
yang sangat beracun merupakan agen peperangan kimia yang bisa juga disebut agen
syaraf adalah penghambat AcHE yang kuat. Seperti yang telah disebutkan, campuran
ini irreversibel dan dapat mengikat AcHE di pusat katalitik, yang menyebabkan
fosforilasi dari enzim dan penghambatan aktivitas subsekuen. Fungsi normal dari
dapat memberi rangsangan bolak-balik. Senyawa kompleks ini akan melepas kholin
dikirimkan oleh sinaps, acetylcholine dihidrolisis dan memberikan kholin dan grup
asetil dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh enzim acetylcholinesterase. Molekular
dasar dari obat Alzheimer telah digunakan sejauh ini, dengan mengambil
2006).
BAB III
MATERI DAN METODE
I. Materi
Bahan yang digunakan adalah serum darah dan reagen asetil cholin
esterase. Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi ukuran 5 ml, mikropipet
II. Metode
dalam tabung reaksi dan disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 4000
rpm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
I. Hasil
No Kelompok Jenis AcHE
Kelamin (unit/liter)
1 I Laki-laki 16440
2 II Laki-laki 10960
4 IV Perempuan 8220
Data Kelompok II :
∆ A1 = 0, 29
∆ A2 = 0, 28
∆ A3 = 0, 21
∆ A4 = 0, 26
Perhitungan:
= (0,28-0,29)-(0,26-0,21) x 4 x 68.500
= 2740 unit/liter
II. Pembahasan
probandus laki-laki memiliki nilai ACHe sebesar 16440 unit/liter, sedangkan pada
kelompok 2 dengan darah probandus laki-laki juga didapatkan nilai ACHe sebesar
perempuan didapatkan nilai sebesar 8220 unit/liter. Kadar normal ACHe pada laki-
laki berkisar 3500 – 12000 unit/liter sedangkan kadar normal ACHe pada perempuan
dan karbamat pada manusia adalah senyawa pestisida masuk ke dalam tubuh maka
akan berikatan dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur kerja saraf, yaitu
sehingga zat ini akan menumpuk di bagian sinaps, dan bila hal ini akan berlangsung
maka akan terjadi persaingan antara asetilkholin dengan organofosfat dan karbamat.
Konsentrasi organofosfat dan karbamat lebih besar dan afinitas terhadap sisi aktifnya
juga lebih besar daripada asetilkholin maka senyawa organofosfat akan segera
mengisi sebagian atau seluruh sisi aktif molekul enzim kholinesterase sehingga
asetilkholin disintesis di dalam sitoplasma dari kholin dan asetil-CoA melalui proses
asetilkholinesterase.
pada sisi aktif dan interaksi reversibel pada sisi peripheral. Pengikatan organofosfat
effector junction, skeletal muscle myoneural junction dan autonomic ganglia, selain
itu jaga dapat mempengaruhi saraf pusat (SSP). Semua pestisida golongan
organophospat dalam tubuh (hati, dan jaringan tubuh lainnya) akan mengalami
metabolit yang toksisitasnya rendah serta produk degradasi ini dikeluarkan dari
tubuh melalui air seni dan tinja. Beberapa pestisida organofosfat dalam tubuh juga
tersebut dimetabolisir.
Efek keracunan pestisida organofosfat dan karbamat pada sistem saraf pusat
(SSP) termasuk pusing, ataksia, dan kebingungan. Ada beberapa cara pada responden
kardiovaskular, yaitu penurunan tekanan darah dan kelainan jantung serta hambatan
0,5 – 1,5 kg/ha. Arah angin harus diperhatikan oleh penyemprot saat melakukan
penyemprotan. Penyemprotan yang baik bila searah dengan arah angin dengan
kecepatan tidak boleh melebihi 750 m per menit. Semakin sering melakukan
sebaiknya dilakukan sesuai dengan ketentuan. Pestisida masuk ke dalam tubuh dapat
melalui berbagai cara, antara lain melalui pernafasan atau penetrasi kulit. Oleh
karena itu cara-cara yang paling baik untuk mencegah terjadinya keracunan adalah
BAB V
KESIMPULAN
probandus memiliki nilai ACHe yang masih dalam batas normal yaitu sebesar 16440
unit/liter ,10960 unit/liter. 5480 unit/liter dan 8220 unit/liter sehingga kemungkinan
DAFTAR REFERENSI
Patocka, Jiri. Cabal, Jiri . Kuca, Kamil. Jun, Daniel. 2005. Oxime reactivation of
acetylcholinesterase inhibited by toxic phosphorus esters: in vitro kinetics
and thermodynamics. J. Appl. Biomed. 3: 91.99, 2005 ISSN 1214-0287
Sudarko, Devit Suwardiyanto dan A.A Istri Ratnadewi. 2007. Modifikasi
Asetilkolinesterase dengan Mutasi Kombinasi Secara In Silico Untuk
Biosensor Organofosfat. Vol. 2 (1), 2007, h. 1-6
Sudarmadji, S.S. 1993. Pengaruh Diet Kalori Tinggi Protein Terhadap Peningkatan
Aktivitas Kholinesterase Petugas Penyemprot Dengan Fenitrothion Di
Kecamatan Kokap dan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi, FK UGM, Yogyakarta.