Artikel kali ini saya posting tentang pengertian kontekstual (Contextual Teaching
terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu antara lain
pengajaran.
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi siswa.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih
Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya.
Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan
sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (baca: pengetahuan dan
keterampilan) datang dari 'menemukan sendiri', bukan dari 'apa kata guru'. Begitulah peran
guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Kontekstual hanya sebuah
dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna.
Pendekatan kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan
yang ada.
pekerjaan yang mudah , karena guru harus betul-betul memiliki kompetensi yang
mumpuni dalam materi yang diajarkan. Disamping itu, pendekatn ini akan mengalami
kesulitan apabila keadaan siswa kurang redines dalam materi pembelajaran yang akan
disampaikan.
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran dihadapkan lebih bermakna bagi
siswa. Proses penilaian berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa, bekerja dan
mengalami, bukan hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. (Imam Mujahid,
2005:1)
Dikatakan oleh Sri Whardani (2004:5) bahwa pendekatan CTL memiliki tujuh
dalam pembelajarannya. Dan, untuk melaksanakan hal itu tidak sulit. CTL dapat
diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun
keadaannya.
Lebih jauh Sri Whardani (2004:8) mengatakan bahwa penerapan CTL dalam kelas
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
barunya.
(CTL)
Permasalah terbesar yang dihadapi para peserta didik sekarang (siswa) adalah
mereka belum bisa menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana
pengetahuan itu akan digunakan. Hal ini dikarenakan cara mereka memperolah informasi
dan motivasi diri belum tersentuh oleh metode yang betul-betul bisa membantu mereka.
matematika, fisika, atau biologi), karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh
pendidik (guru) hanya terbatas pada metode ceramah.Di sini lain tentunya siswa tahu apa
yang mereka pelajari saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang,
yaitu saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak. Oleh karena itu
diperlukan suatu metode yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah ini. Salah
satu metode yang bisa lebih memberdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual
adalah sistem pembelajaran yang cocok dengan kinerja otak, untuk menyusun pola-pola
yang mewujudkan makna, dengan cara menghubungkan muatan akademis dengan konteks
kehidupan sehari-hari peserta didik.Hal ini penting diterapkan agar informasi yang
diterima tidak hanya disimpan dalam memori jangka pendek, yang mudah dilupakan,
tetapi dapat disimpan dalam memori jangka panjang sehingga akan dihayati dan
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
(peserta didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga
dapat terserap kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungannya dengan
kehidupan nyata yang ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
pikiran secara alami akan mencari makna dari hubungan individu dengan linkungan
sekitarnya.
kegiatan pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di
(guru) untuk pintar-pintar memilih serta mendesain linkungan belajar yang betul-betul
berhubungan dengan kehidupan nyata, baik konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi,
kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis
Dalam linkungan seperti itu, para siswa dapat menemukan hubungan bermakna
antara ide-ide abstrak dengan aplikasi praktis dalam konteks dunia nyata; konsep
kelas fisika yang mempelajari tentang konduktivitas termal dapat mengukur bagaimana
kualitas dan jumlah bahan bangunan mempengaruhi jumlah energi yang dibutuhkan untuk
menjaga gedung saat terkena panas atau terkena dingin. Atau kelas biologi atau kelas
kimia bisa belajar konsep dasar ilmu alam dengan mempelajari penyebaran AIDS atau
Dengan menerapkan CTL tanpa disadari pendidik telah mengikuti tiga prinsip
ilmiah modern yang menunjang dan mengatur segala sesuatu di alam semesta, yaitu:
1) Prinsip Kesaling-bergantungan,
mengajarkan bahwa segala sesuatu di alam semesta saling bergantung dan saling
merujuk pada dorongan terus menerus dari alam semesta untuk menghasilkan
para siswa untuk menjelajahi bakat pribadi, memunculkan cara belajar masing-masing
individu, berkembang dengan langkah mereka sendiri. Disini para siswa diajak untuk
menyatakan bahwa segala sesuatu diatur, dipertahankan dan disadari oleh diri sendiri.
Prinsip ini mengajak para siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Mereka
menerima tanggung jawab atas keputusan dan perilaku sendiri, menilai alternatif,
solusi dan dengan kritis menilai bukti. Selanjutnya dengan interaksi antar siswa akan
membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya adalah guru lebih berurusan
dengan strategi dari pada memberi informasi. Di sini guru hanya mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi
siswa. Kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan Student Centered daripada
Teacher Centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai
berikut:
1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa.
2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian
secara seksama.
memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam
pembelajaran kontekstual.
mereka.
menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah
dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa
dalam konteks pengalaman hidup harus bisa membuat siswa memperhatian kejadian
sehari-hari yang mereka lihat, peristiwa yang terjadi di sekitar, atau kondisi-kondisi
tertentu, lalu mengubungan informasi yang telah mereka peroleh dengan pelajaran
tersebut.
MENGALAMI: Belajar dalam konteks eksplorasi, mengalami. Mengalami
terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan-bahan dan
bermanfaat bagi diri siswa. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan
dengan siswa lain adalah strategi pengajaran utama dalam pengajaran kontekstual.
Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan.
Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang
komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman bekerja sama tidak hanya membantu
siswa mempelajari materi, juga konsisten dengan dunia nyata. Seorang karyawan yang
dapat berkomunikasi secara efektif, yang dapat berbagi informasi dengan baik, dan
yang dapat bekerja dengan nyaman dalam sebuah tim tentunya sangat dihargai di
tempat kerja. Oleh karena itu, sanat penting untuk mendorong siswa mengembangkan
menggunakan dan membangun atas apa yang telah dipelajari siswa. Peran guru
CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat
pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri
pengetahuanyang dimilikinya.
diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil
1) menggali informasi,
menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain.
Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang
tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah,
dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling
belajar.
dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam
yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan
agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang
siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami
pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang
relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
Kelebihan
a. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang
ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan
berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam
bukan ”menghafal”.
Kelemahan
a. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak
lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan
yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang.
adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap
perkembangannya.
sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar
ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
Pritno kunto. 2009.What is Contextual Teaching and Learning. Bandung : Wahyu Media
Gadner R. 2001. Menyusun Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). London.
Bamingthon
Bob jen. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL). Yogyakatra.