Anda di halaman 1dari 6

MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN SINDROMA METABOLIK


Sindrom Metabolik yang juga disebut sindrom resistensi insulin atau
sindrom X merupakan suatu kumpulan faktor-faktor risiko yang bertanggung jawab
terhadap peningkatan morbiditas penyakit kardiovaskular pada obesitas dan DM
tipe 2. Sindrom metabolik adalah kondisi dimana seseorang memiliki tekanan
darah tinggi, kegemukan, kadar gula darah tinggi, dan kadar lemak darah tidak
normal. Ketika kondisi-kondisi tersebut berada pada waktu yang sama pada satu
orang, maka orang tersebut memiliki risiko menderita penyakit jantung koroner,
stroke, dan diabetes (Bona Adhista, 2008).

2. PENYEBAB SINDROMA METABOLIK


1. Resistensi insulin: Adalah kelainan metabolik dimana tubuh tidak dapat
menggunakan insulin (hormon yang mengatur kadar gula darah) secara efektif
dan efisien.
2. Obesitas (ditandai dengan lingkar pinggang yang bertambah): Obesitas
menyebabkan peningkatan tekanan darah, kolesterol total yang tinggi, kolesterol
HDL rendah, dan kadar gula darah yang tinggi.
3. Faktor penyebab lain seperti kelainan genetik, faktor aging (penuaan),
kurangnya aktivitas fisik.

(Harrison’s. Principles of Internal Medicine. 2008)

3. TANDA DAN GEJALA SINDROMA METABOLIK


Pasien didiagnosis menderita sindrom metabolik, jika paling tidak memiliki tiga
dari faktor risiko berikut ini:
a. Kegemukan
Kegemukan adalah kondisi lemak tubuh berlebihan. Seseorang didiagnosis
kegemukan jika berat badannya adalah lebih atau sama dengan 20% berat badan
idealnya. Kegemukan menyebabkan resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan
untuk merespon insulin secara normal.
BMI (Body Mass Index) = Berat Badan (kg)
Tinggi Badan2 (m)
Tabel 3.1 Batas ambang BMI untuk Indonesia.
Kategori BMI
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal >18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Sumber: Depkes, 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang, 1994.
Seseorang yang sebagian besar lemak tubuhnya terdapat pada bagian perut
dikenal dengan istilah memiliki bentuk badan apel (kelebihan lemak sebagian
besar di daerah abdomen). Orang tersebut memiliki risiko terhadap berbagai
penyakit serius yang terkait dengan sindrom metabolik.
b. Kadar gula darah tinggi
Gula merupakan sumber kalori dan energi bagi tubuh. Secara normal, gula yang
dikonsumsi akan dikeluarkan dari darah dan disimpan sebagai energi. Jika gula
tetap berada dalam darah akan menyebabkan kondisi kadar gula darah tinggi.
Glukosa dalam darah akan mencapai seluruh organ tubuh dan sistem, seperti
arteri jantung dan vena, ginjal, dan sistem syaraf. Seseorang dengan kadar gula
darah tinggi memiliki risiko beberapa penyakit, seperti serangan jantung, stroke,
kebutaan, dan amputasi. Kadar gula darah tinggi seringkali berkembang menjadi
penyakit diabetes melitus (DM) tipe 2.
Tabel 3.2 Pemeriksaan Gula Darah.
Pemeriksaan Nilai normal
Gula Darah Puasa < 120 mg/dl
Gula Darah 2JPP < 190 mg/dl
c. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah adalah tekanan yang membantu aliran darah ke pembuluh darah.
Tekanan darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah di arteri terlalu tinggi.
Tekanan darah tinggi akan merusak pembuluh darah. Jika tekanan darah tinggi
berlangsung dalam jangka waktu yang lama, pembuluh darah akan menebal, dan
menjadi kurang fleksibel. Hal ini disebut dengan arteriosklerosis, dan dapat
mempengaruhi arteri yang memberikan darah ke jantung. (Faktor risiko
metabolik sindrom adalah ketika tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg).
d. Kadar kolesterol tidak normal
Kolesterol adalah jenis lemak dalam darah. Kolesterol dapat diproduksi oleh hati
atau dapat juga berasal dari makanan yang makan. Kolesterol ditemui di seluruh
sel tubuh. Terdapat jenis kolesterol baik dan kolesterol jahat. Terlalu banyak
kolesterol jahat (trigliserida dan LDL) dan kurang kolesterol baik (HDL) dapat
meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Trigliserida dan kadar HDL
merupakan indikator penting metabolic sindrom.
(Nilai normal Kolesterol total = 100-220 mg/dl)
e. Trigliserida
Kadar trigliserida tinggi di dalam tubuh dapat menyebabkan penimbunan lemak
di arteri yang disebut dengan plag, yang menyebabkan darah yang mengandung
oksigen sulit untuk mencapai jantung. Kadar trigliserida tinggi (lebih dari 150
mg/dl) meningkatkan risiko serangan jantung.
(Nilai normal Trigliserida = <200 mg/dl)
f. Kolesterol HDL
Kolesterol HDL membantu menghilangkan timbunan lemak dalam pembuluh
darah. Semakin banyak kadar HDL dalam darah, semakin baik untuk jantung.
Ketika kadar kolesterol HDL rendah, terdapat risiko serangan jantung hingga
stroke.
(Nilai normal = 35-65 mg/dl)

4. PENCEGAHAN SINDROMA METABOLIK

Menurut Noer Rachma (2007), upaya pencegahan primer sindrom metabolik


dilakukan dengan penyuluhan tentang perubahan pola makan, menghindari stress
dan latihan fisik/exercise untuk memperbaiki kontrol gula darah, mempertahankan
atau menurunkan berat badan, serta dapat meningkatkan kadar kolesterol-HDL.
Latihan fisik yang cocok dan aman untuk pasien sindrom metabolik adalah latihan
aerobik dan wight-resistance (daya angkat beban).

5. PENANGANAN SINDROMA METABOLIK


A. Perubahan gaya hidup
1) Diet. Penurunan berat badan dengan Indeks Massa Tubuh/Body
Mass Index (IMT/BMI) <25 kg/m2 . Cara menghitung IMT BB(Kg)
/TB2(m). Lebih banyak buah-buahan, sayuran, daging ayam tidak
berlemak, ikan pada menu makanan kita.
2) Meningkatkan aktivitas fisik. Berolahragalah 3-4 kali seminggu
selama minimal 30 menit.
3) Hentikan merokok dan minum alkohol.
B. Obat – obatan
1) Mengatasi kadar LDL yang tinggi : pilihan pertama golongan statin
(simvastatin, lovastatin, pravastatin), pilihan kedua inhibitor
penyerapan kolesterol : ezetimbe, namun hati-hati pada
penggunaannya karena memiliki efek samping meningkatkan
trigliserid.
2) Mengatasi kadar trigliserida yang tinggi. Golongan fibrat
(gemfibrozil, fenofibrate). Golongan lain : statin, asam nikotinic.
3) Meningkatkan kadar HDL Kolesterol : Golongan statin dan fibrat
dapat meningkatkan kadar HDL.
4) Hipertensi. Pada penderita sindrom metabolik tanpa diabetes,
pilihan terbaik untuk obat antihipertensi adalah ACE Inhibitor
(captopril, enalapril), dan angiotensin II receptor blocker (Valsartan,
Losartan). Disarankan diet rendah garam, lebih banyak buah dan
sayuran, serta memilih produk susu rendah lemak. Pemeriksaan
tekanan darah rutin dapat membantu menjaga tekanan darah yang
normal.
5) Kadar gula darah puasa terganggu. Obat yang menjadi pilihan
adalah metformin.
6) Resistensi insulin. Golongan biguanid (metformin) dan
Thiazolidinediones (rosiglitazone, pioglitazone) dapat meningkatkan
sensitivitas insulin dan kerja insulin di hati.

(Harrison’s. Principles of Internal Medicine. 2008)


DAFTAR PUSTAKA

Adhista, Bona. 2008. Metabolic Syndrome. Simposium Pelantikan Dokter Periode 161
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1994. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Depkes.

Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

Harrison’s. Principles of Internal Medicine. 2008. United State of America. 17th Edition

Silbernagl Stefan, Lang Florian. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC.

Sudoyo A. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Sylvia AP, Lourraine MW. 2003. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit.
Edisi ke 6. Vol II. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai