ANALISIS KARYOTIP
• Kelompok B
Kromosom ini berukuran sedikit lebih kecil dari kelompok A dengan
posisi sentromer pada bagian sub median (kromosom 4-5).
• Kelompok C
Merupakan kromosom dengan ukuran menengah dan posisi sentromer
pada bagian sub median (kromosom 6-12 dan kromosom X).
• Kelompok D
Kromosom berukuran menengah dan posisi sentromer akrosentrik
(kromosom 13-15).
• Kelompok E
Kromosom ini berukuran pendek dan posisi sentromer median atau sub
median (kromosom 16-18).
• Kelompok F
Kromosom berukuran pendek dan posisi sentromer pada bagian median
(kromosom 19-20).
• Kelompok G
Kromosom yang berukuran sangat pendek dan posisi sentromer
akrosentrik (kromosom 21-22 dan kromosom Y) (Hein, et al. 1999).
• Pemisahan sel
Untuk dapat melakukan analisis kromosom, sampel harus mengandung sel
yang aktif membelah (mitosis). Dalam darah, sel darah putih merupakan
sel yang aktif membelah. Untuk memisahkan sel yang membelah dengan
sel lain yang tidak membelah maka dapat digunakan bahan kimia tertentu.
• Kultur sel
Untuk memperoleh jumlah sel yang cukup untuk dianalisis, sel yang aktif
membelah tersebut dikultur dalam medium khusus. Medium ini
mengandung bahan kimia dan hormon yang mendukung proses
pembelahan sel. Kultur sel darah membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari,
sedangkan untuk sel fetus membutuhkan waktu hingga satu minggu.
• Sinkronisasi sel
Supaya dapat diamati di bawah mikroskop, kromosom harus membentuk
struktur paling kompak. Struktur ini dapat ditemukan pada tahap metafase
pembelahan mitosis. Colcemid adalah salah satu bahan yang dapat
digunakan untuk menahan sel tetap berada pada tahap metafase yaitu
dengan menghentikan proses pembelahan berlanjut ke tahap berikutnya.
• Pelepasan kromosom dari dalam sel
Setelah sinkronisasi, kromosom harus dikeluarkan dari sel. Proses ini
dilakukan dengan menggunakan larutan tertentu yang bersifat hipotonis
terhadap sel sehingga dapat membuat sel menjadi pecah. Sisa pecahan sel
dicuci dan kromosom difiksasi pada kaca objek.
• Pewarnaan kromosom
Pada dasarnya kromosom tidak berwarna. Pewarnaan kromosom bertujuan
untuk dapat membedakan antara satu kromosom dengan yang lainnya.
Pewarnaan yang umum digunakan adalah pewarnaan Giemsa. Pewarna ini
mewarnai bagian kromosom yang kaya akan basa adenin (A) dan timin
(T), sehingga kromosom akan terlihat seperti rangkaian pita gelap dan
terang. Setiap kromosom memiliki pola komposisi gelap-terang yang unik.
Setiap pita gelap atau terang merupakan kumpulan dari ratusan gen yang
berbeda.
5
• Penghitungan kromosom
Setelah diwarnai, preparat kromosom diamati d bawah mikroskop dan
difoto. Analisis pertama yang dapat dilakukan pada foto kromosom adalah
penghitungan jumlah kromosom. Jika jumlah total kromosom melebihi
atau berkurang dari jumlah kromosom normal suatu spesies, maka terdapat
kondisi abnormal pada individu tersebut.
• Penyortiran kromosom
Proses penyortiran kromosom dilakukan berdasarkan panjang kromosom,
posisi sentromer, lokasi dan ukuran pita G (G band) pada kromosom. Pita
G adalah pita yang bewarna gelap akibat pewarnaan Giemsa. Pasangan
kromosom diurutkan dari ukuran terbesar sampai ukuran terkecil dan
pasangan kromosom seks terletak pada urutan terakhir.
• Pengamatan struktur
Pengamatan struktur dilakukan untuk mengetahui adanya kehilangan atau
penambahan materi kromosom. Kehilangan atau penambahan materi
kromosom merupakan suatu keadaan abnormal.
• Hasil akhir
Hasil akhir dari analisis karyotip adalah jumlah total kromosom, jenis
kelamin individu dan abnormalitas kromosom (Fergus 2009).
eksperimen transplantasi sel hasil cloning ini terhadap tikus model diabetes hasil
induksi Streptozotocin terlihat bahwa kondisi hiperglisemia dapat diturunkan dari
(18.93 - 25.78) mmol/L menjadi (6.32 - 11.47) mmol/L dan bertahan hidup
selama 54-67 hari (Xiao, et al. 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Henegariu, O. Ward, PB. Artan, S. Vance, GH. Qumsyieh, M. Ward, DC. 2001.
Small Marker Chromosome Identification in Metaphase and Interphase
Using Centromeric Multiplex FISH (CM-FISH). Laboratory
Investigation. Vol. 81 : 4. 475.
Xiao, M. et al. 2008. Establishing a Human Pancreatic Stem Cell Line and
Transplanting Induced Pancreatic Islets to Reverse Experimental
Diabetes in Rats. Sci. China Ser C-Life Sci 51:9 Sep.2008.779-788