I.TECHNICAL TERMINOLOGI
1.Electric (listrik)
Peristiwa berpindahnya elektron – elektron bebas dari satu atom ke atom yang lain dalam
sebuah konduktor akibat pengaruh luar.
2.Voltage (V - Volt)
Gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Terjadinya tegangan akibat adanya beda
potensial, arus listrik akan mengalir dari tegangan tinggi ke tegangan yang lebih
rendah. Satuan tegangan listrik disebut “ Volt “ dan disimbolkan “ V “.
3.Current (I - Ampere)
Arus adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu pada sebuah
penghantar selama satu detik.
I = Q/t Coloumb/detik.
I = Arus( Ampere ).
t = Waktu( detik ).
4.Resistance (R – ?)
Sifat yang menghambat aliran arus listrik. Hambatan suatu penghantar dikatakan
mempunyai nilai 1 ? bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus
sebesar 1 ampere, saat kedua ujung kawat penghantar tersebut dihubungkan dengan
sumber tegangan sebesar 1 volt ( pada temperature konstan ).
Jumlah usaha listrik yang dihasilkan atau dihilangkan dan besarnya sesuai dengan usaha
yang digunakan dalam periode waktu satu detik.
1 watt menunjukkan tenaga yang membutuhkan arus sebesar 1A pada tegangan 1V dalam
periode waktu satu detik.
6.AC/DC
Alternating Current (Arus bolak – balik) adalah arus yang mengalir dalam arah yang
berubah - ubah. Dimana masing - masing terminal polaritasnya selalu berubah - ubah. Pada
selang waktu tertentu menjadi positif dan bisa berubah lagi menjadi negatif. Contoh sumber
arus yang menghasilkan arus bolak–balik adalah alternator (AC generator), PLN dan lain -
lain.
Direct current (Arus searah) adalah arus yang mengalir dengan arah yang tetap (konstan),
dimana masing - masing terminal selalu tetap polaritasnya. Misalkan sebagai kutub (+)
selalu menghasilkan polaritas positif dan pada kutub (-) akan selalu menghasilkan polaritas
negatif.
7.Short Circuit
Jenis kerusakan pada system kelistrikan unit, dikarenakan adanya hubungan singkat antara
arus positif dengan chasis, sehingga terjadi over capacity pada fuse dan fuse menjadi putus,
hal ini dapat disebabkan adanya kabel yang terkelupas karena gesekan atau terjadi
penyimpangan langkah repair : mengelupas kabel atau menyambung tanpa isolator yang
baik.
Suatu kondisi dimana arus tidak dapat mengalir karena terlepasnya sambungan connector
antara male dan femalenya atau kabel putus, terutama karena goncangan, gesekan atau
clamping harness tidak kuat, atau lock connector sudah rusak, sehingga terjadi
keabnormalan pada system unit. (Min 1M?)
9.Hukum Ohm
Arus (I) yang mengalir melalu dua titik “a“ dan “b“ dalam suatu konduktor (kawat
penghantar) adalah berbanding lurus dengan tegangan (V) dan berbanding terbalik dengan
hambatan (R)
Kalau dirumuskan :
I = ----
Tegangan yang digunakan (hilang) saat melewati hambatan dan pada rangkaian serie,
besarnya voltage drop (Vd) dipengaruhi oleh besarnya arus (I) yang mengalir dan besar
hambatan (R) yang dilalui. Sedangkan pada rangkaian parallel, Vd pada masing masing
hambatan sama dengan V battery.
12.Conductor
Material yang dapat menghantarkan listrik dengan baik, karena atom – atomnya mempunyai
jumlah elektron lebih kecil dari 4 pada lintasan ( kulit ) terluar.
13.Isolator
Material yang tidak dapat menghantarkan listrik dengan baik, karena atom – atomnya
mempunyai jumlah elektron lebih besar dari 4 pada lintasan ( kulit ) terluar.
15.Series Circuit
Series circuit battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk mengabungkan
beberapa battery pada terminal yang berlawanan menjadi satu sumber tegangan, sehingga
total tegangan [Vtotal] menjadi lebih besar (penjumlahan tegangan [V] ) tanpa terjadi
kenaikan arus [I].
Series circuit resistor adalah suatu rangkaian beberapa resistor [R] secara berurutan, karena
total resistance [Rtotal] menjadi lebih besar (penjumlahan nilai resistor [R], sehingga kuat
arus [I] yang mengalir menjadi lebih kecil, pada tegangan [V] yang tetap.
16.Pararel Circuit
Paralel circuit battery adalah suatu rangkaian yang digunakan untuk menggabungkan
beberapa battery pada terminal yang sama menjadi satu sumber tegangan, sehingga total
arus menjadi besar (penjumlahan kuat arus [I] ) tanpa terjadi kenaikan tegangan [V].
Paralel circuit resistor adalah suatu rangkaian dengan titik percabangan yang dibagi menjadi
beberapa jalur resistor, sehingga kuat arus total [Itotal] yang mengalir menjadi besar
(penjumlahan arus [I] yang mengalir pada masing masing resistor [R] ) pada tegangan [V]
yang tetap.
17.Series/Pararel Circuit
18.Permanent/Remanent Magnet
Magnet Permanen adalah magnet buatan dari besi yang dibuat menjadi magnet dengan
cara tertentudan dapat menyimpan kemagnetannya dengan baik (lama).
Remanen Magnet adalah magnet buatan dari besi yang dibuat menjadi magnet dengan cara
tertentu (misal mengalirkan arus listrik pada coil) dan hanya dapat menyimpan
kemagnetannya sementara atau kemagnetan akan segera hilang, apabila hal yang
menimbulkan kemagnetan dihilangkan (arus dihilangkan).
19.Electromagnet
Medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus listrik pada sebuah konduktor atau
coil. Electromagnet mempunyai sifat sebagai berikut :
-Bila sebuah konductor dialiri arus listrik, maka disekeliling konductor akan timbul medan
magnet dapat ditentukan menurut aturan tangan kanan
-Arah medan magnet yang timbul tergantung dari arah arus yang melewati konduktor
tersebut. Arah medan magnet akan terbalik, bila arah arus yang melewati konduktor
tersebut berbalik.
-Makin besar arus yang mengalir, makin besar medan magnet yang timbul
-Bila gulungan / coil dialiri arus listrik, maka pada gulungan / coil tersebut akan timbul
medan magnet.
-Arah gulungan atau arah arus listrik berubah, maka arah medan magnet yang timbul juga
akan berbalik.
Bila garis - garis gaya yang dihasilkan oleh magnet dan konduktor digabungkan, maka garis
gaya diatas kawat akan bertambah (searah) dan yang dibawah akan berkurang
(berlawanan). Akibatnya konduktor akan terlempar karena adanya garis gaya magnet
Gaya gerak listrik (timbul arus listrik) yang timbul pada konduktor, saat sebuah konduktor
yang berada dalam medan magnet, digerakkan memotong medan magnet tersebut.
Batas tegangan (V) battery yang diijinkan pada saat discharging. Jika battery full charged
digunakan terus menerus tanpa recharge, maka secara bertahap voltage battery akan
semakin turun, dan pada batas tertentu voltage battery akan turun secara tiba-tiba dan
mencapai Final terminal voltage (+1,75 V, setiap sel), jika proses discharge diteruskan,
battery akan rusak.
High Rate Discharge Test dilakukan untuk memastikan kemampuan battery mengalirkan
arus dengan beban, sehingga dapat menunjukkan kondisi dalam battery yang
sesungguhnya.
Tool yang digunakan pada dasarnya terdiri dari variable resistor dengan kapasitas tinggi
yang dirangkai seri dengan ampere meter dan parallel dengan voltmeter. Sehingga bila kita
gunakan untuk mengetes battery, langsung bisa dibaca arus yang dibebankan dan final
terminal voltage dari battery tersebut. Dari pengukuran ini dapat diketahui standard
kemampuan battery.
1.Berat jenis elektrolit tidak boleh kurang dari 1,215 pada suhu 27ºC. Pada kondisi lain akan
menyebabkan hasil pembacaan yang tidak menentu.
2.Temperatur elektrolit battery hanya antara 21ºC - 32ºC (70ºF - 90ºF). Bila temperatur lebih
rendah dari batas ini, maka final terminal voltage battery tidak tetap. Contohnya final
terminal voltage battery 12 volt pada temperatur 27º C ( 80ºF ) dengan beban yang telah
ditentukan adalah sebesar 10,8 volt, bila pada suhu -18ºC ( 0º F ) hanya sebesar 8,4V.
Wet type battery terdiri dari elemen - elemen yang telah diisi penuh dengan muatan listrik
(full charged) dan dalam penyimpanannya telah diisi dengan elektrolit. Battery ini tidak bisa
dipertahankan tetap dalam kondisi full charge. Sehingga harus diisi ( charge ) secara
periodik
Dry type battery terdiri dari plate - plate (postif & negatif) yang telah diisi penuh dengan
muatan listrik, tapi dalam penyimpanannya tidak diisi dengan elektrolit. Jadi keluar dari
pabrik dalam kondisi kering. Setelah battery tersebut diaktif ( diisi elektrolit ), battery dry
tipe ini pada dasarnya sama seperti dengan battery tipe basah ( Wet Type ).Elemen -
elemen battery ini diisi secara khusus dengan cara memberikan arus DC pada plat yang
direndamkan ke dalam larutan elektrolit lemah. Setelah plat - plat itu terisi penuh dengan
muatan listrik, kemudian di angkat dari larutan elektrolit kemudian dicuci dengan air dan
dikeringkan. Kemudian plat -plat tersebut diassembling dalam case battery.Sehingga bila
battery tersebut akan dipakai, cukup diisi elektrolit dan langsung bisa digunakan tanpa
charge kembali
25.Polaritas
26.Battery capacity
Jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus (I) secara konstan, sampai
dicapai Final Terminal Voltage. Kemampuan atau kapasitas battery dinyatakan dalam
perkalian besar arus discharge (Ampere) dengan waktu discharge penggunaan (dalam
satuan jam) sehingga dinyatakan dalam AH (Ampere Hour).
Single wire core : kabel yang hanya menggunakan satu kawat tembaga sehingga jika
diameternya besar, maka kabel cenderung kaku.
Multi wire (stranded) core : kabel yang terdiri dari beberapa untaian serabut tembaga yang
dipilin menjadi satu, sehingga lebih lentur dan mudah dalam penggunaan.
Untuk memudahkan pembacaan wiring diagram serta menelusuri wiring harness, berbagai
warna dan symbol diberikan pada setiap kabel yang digunakan untuk menunjukkan
ketebalan (kapasitas) wire serta aplikasinya dalam system. Misal 5WB berarti kabel
mempunyai Nonimal Number 5 (diameter kabel 4.6 mm) dengan isolator berwarna putih
dengan garis strip hitam dan digunakan untuk system charging dan signal.
29.Self Discharge
Berkurangnya kapasitas battery yang disebabkan terjadinya reaksi kimia secara lambat,
selama battery tidak digunakan atau dalam penyimpanan.
30.Grounded
Menghubungkan terminal negatif (-) battery dengan chasis atau body, pada sistem
kelistrikan unit, sehingga untuk mengalirkan arus listrik (setelah melalui lampu, solenoid
valve, relay, sensor dsb) hanya tinggal menghubungkan ke chasis, karena semua body unit
sudah menjadi terminal negatif.
Sebuah komponen yang menghasilkan arus listrik yang digunakan untuk recharge battery,
prinsip kerjanya sama dengan Alternator biasa, tetapi tidak menggunakan brush sebagai
penghubung arus menuju ke field (rotor) coil, disamping itu brushless alternator
menggunakan Darlington semi-conductor untuk regulatornya.
32.Build In Alternator
Alternator yang regulatornya dipasang menempel pada housing alternator, sehingga lebih
simple, jenis regulator yang digunakan adalah semi conductor.
34.Over Charges
Suatu kondisi dimana voltage output alternator melebihi 29,5 V DC, sehingga dapat
mempercepat kerusakan battery, hal ini dapat disebabkan kerusakan pada regulator
alternator.
35.Rectifier
Rangkaian 6 buah dioda yang digunakan pada alternator sebagai penyearah arus, sehingga
arus yang dihasilkan alternator adalah Direct Current (DC)
36.Specific Gravity
Standard berat jenis elektrolit battery pada temperature standard (20oC) adalah 1.280.
Apabila temperature larutan elektrolit berubah, maka standard berat jenis elektrolit battery
akan berubah juga. Berat jenis akan turun pada saat battery dipakai (discharge). Pada
kondisi standard (20oC), bila berat jenis elektrolit turun mencapai 1.200, maka battery harus
diisi kembali (recharging).
37.Marking
Tanda yang diberikan pada suatu komponen untuk mempermudah pemasangan kembali
(pemberian tanda pada connector) dan mencegah pekerjaan berulang (pemberian tanda
pada kepala bolt) dsb
38.Cleaning
Tindakan yang dilakukan untuk membersihkan komponen atau connector dari kotoran.
39.Lubricant
Pelumas yang digunakan untuk mencegah terjadi keausan, karat, sebagai pendingin, dsb
40.Press Fit
Suaian sesak saat pemasangan suatu komponen kedalam komponen lainnya, misal :
bearing dipasang pada shaft.
42.Dept of Mica
43.Scrapping
Tindakan yang dilakukan untuk melepas sambungan connector wiring harness dan
menyambung kembali.
45.Clearance
Celah atau kerenggangan antara dua bidang kontak komponen yang saling berhubungan
46.Interference
Jarak masuknya shaft ke dalam hole (lubang) pada suaian sesak. contoh antara Cylinder
Liner dengan Cylinder Block.
47.Continuity
Suatu rangkaian terhubung yang bisa mengalirkan arus listrik, pada kondisi terhubung maka
nilai resistancenya max. 1??
1.Automatic preheating system dipasang pada engine untuk memudahkan engine distart
pada temperature rendah (dibawah 0o-3o C). System akan memperpendek preheating time
dan mengatur secara otomatis sesuai dengan engine coolant temperature saat starting
switch di-On-kan. Jika starting switch diposisikan ON, arus listrik akan mengalir menuju
ribbon heater untuk memanaskan udara yang masuk ke dalam intake manifold. Engine
controller menentukan Preheating Time sesuai dengan temperature air pendingin yang
diukur oleh coolant temperature sensor. Selama preheating time, preheating pilot lamp
pada monitor panel akan menyala (ON) dan akan mati (OFF) saat preheating time berhenti.
2.Glow Plug
Glow plug dipasang pada Automatic Priming System, untuk memanaskan fuel yang
diinjeksikan kedalam Intake Manifold oleh APS fuel injection nozzle, sehingga udara didalam
intake manifold menjadi panas, dengan demikian engine lebih mudah untuk hidup saat
distart.
3.Ribbon Heater
Ribbon heater merupakan elemen pemanas yang dipasang pada sisi inlet intake manifold,
sehingga saat preheating time terjadi, udara yang masuk kedalam intake manifold akan
melewati element pemanas, sehingga udara didalam intake manifold menjadi panas,
dengan demikian engine lebih mudah untuk hidup saat distart.
4.APS system digunakan pada daerah yang bertemperature rendah (dibawah 13oC) untuk
mempermudah engine hidup saat distart. Dengan prinsip kerja membakar fuel didalam
intake manifold untuk memanaskan udara yang masuk dalam intake manifold. Fuel dari
tank mengalir melalui feed pump FIP, selanjutnya dihubungkan ke APS fuel circuit. Saat
system bekerja, jumlah fuel yang disemprotkan ditentukan secara otomatis oleh APS
controller, sesuai dengan temperature air pendingin.
5.Heater Relay
Heater relay dipasang diatas intake manilod pada Preheating system, dan pada saat
Preheating Time berlangsung , akan menghubungkan arus listrik dari battery menuju ke
ribbon heater,
6.Indicator Heater
Caution lamp yang akan menyala (ON ) saat Preheating Time berlangsung dan akan OFF
saat preheating time berhenti.
7.Heater Switch
8.Timer
Suatu komponen elektic yang berfungsi untuk mengatur dan membatasi waktu kerja suatu
system.
Sensor yang dipasang pada Thermostat housing dan berupa thermistor yang akan berubah
nilai tahanannya (W) sesuai perubahan temperature dan mengirimkan input signal untuk
engine controller, Monitor Panel dan APS controller (optional)
10.Circuit Breaker
Suatu komponen yang dipasang pada Preheating system, dan berfungsi untuk memutuskan
arus listrik ke ribbon heater saat arus yang mengalir melebihi kapasitasnya, sehingga
mengamankan dan mencegah kerusakan pada heater ribbon.
Lihat pada shop manual atau gambarkan basic starting circuit diagram
12.Starting Switch
Suatu komponen elektrik berupa switch dan digerakkan secara manual dengan cara
memutar kuncinya, untuk memposisikan ON, Start, Preheat atau OFF dengan cara
menghubungkan terminal didalamnya, B, BR, C, R1, R2, ACC sesuai posisi switchnya. Pada
dasarnya starting switch berfungsi untuk mengalirkan arus listrik penggerak relay utama
(battery relay, safety relay) dan juga sebagai input signal (ON) untuk controller yang
terpasang pada system unit. sehingga tegangan dari battery dapat mengalir ke system
kelistrikan unit sesuai posisi Starting Switch.
13.Battery Relay ( + , - )
Suatu komponen elektrik berupa relay yang mempunyai beberapa terminal BR, B+, B dan
E/ground digunakan pada positif grounded sedangkan BR, B-, E, A/R digunakan untuk
negative grounded. Pada saat starting switch diposisikan ON, arus yang masuk melalui
terminal BR melewati main coil untuk menimbulkan medan magnet. Medan magnet tersebut
digunakan untuk menarik kontaktor dan menghubungkan salah satu terminal battery (B+
atau
B–) dengan starting motor atau chasis (tergantung type battery relaynya). Sehingga pada
dasarnya battery relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan battery (sumber
tenaga listrik) dengan sistem kelistrikan pada unit.
14.Safety Relay
15.Starting Motor
Suatu komponen elektrik yang dipasang pada flywheel engine, terdiri dari solenoid
(magnetic switch) dan motor yang mempunyai 3 terminal B, C dan M. Starting motor
berfungsi merubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanis (putar) untuk memutar flywheel
dan menghidupkan engine.
Armature coil yang berada pada rotor shaft sehingga ikut berputar saat motor berputar dan
merupakan Remanent magnet yang kemagnetanya terjadi saat terminal B-M berhubungan
dan arus listrik mengalir melalui brush-commutator-Armature-commutator-brush-ground.
Kemagnetan pada armature dan field coil akan menghasilkan putaran pada rotor shaft.
Field coil dipasang menempel pada housing motor, sehingga tidak ikut berputar dan
merupakan Remanent magnet yang kemagnetanya terjadi saat terminal B-M berhubungan
dan arus listrik mengalir. Kemagnetan pada field coil dan armature akan menghasilkan
putaran pada rotor shaft.
Brush terbuat dari material carbon dan dipasang pada holdernya sebagai penghubung arus
dari field coil menuju Armature coil, karena bahannya relative lebih lunak tidak
menyebabkan keausan pada commutator, dan agar kontak brush – commutator selalu rapat,
terdapat spring yang menekan brush.
Overruning clutch akan berputar pada alurnya untuk mendorong pinion agar masuk
kedalam kontak kontak gear dengan flywheel, sehingga engine dapat berputar, jika engine
sudah hidup dan flywheel akan balik memutar pinion, untuk mencegah hal tersebut, maka
jika terjadi torque yang tinggi, overrunning clutch akan slip untuk memutuskan hubungan
pinion dengan shaft starting motor (rotor shaft)
-Yoke
Yoke sebagai penghubung magnetic switch dengan overrunning clutch dengan bidang
tumpu ayunan dibagian tengah yoke, sehingga saat magnetic switch bekerja yoke akan
mengayun overrunning clutch dan pinion ke arah luar menuju kontak teeth flywheel.
-Commutator
-Reduction Gear
Meneruskan putaran rotor shaft untuk memutar flywheel engine, gear rationya relative
besar, sehingga mampu memutar flywheel engine.
-Magnetic Switch
Pull in Coil
Akan menimbulkan medan magnet, pada saat terminal C mendapat arus dan bersama hold
in coil menggerakkan plunger, tetapi kemagnetannya akan hilang saat terminal B-M
berhubungan.
Hold in Coil
Akan menimbulkan medan magnet pada saat terminal C mendapat arus dan tetap
mempertahankan kemagnetannya meskipun terminal B-M berhubungan, untuk
mempertahankan kontak B-M dan gerakan keluar overrunning clutch.
Suatu system yang dipasang pada starting system, yang berfungsi untuk mencegah engine
dapat distart pada saat lever transmission tidak pada posisi netral. Sehingga mencegah
pergerakan unit yang tidak diinginkan.
17.Fusible link
Sebuah fuse dengan kapasitas Arus yang besar (30 – 100A) dan dalam sirkuit dipasang
diantara terminal B(+) output battery relay dengan fuse box, dan berfungsi sebagai
pengaman battery agar tidak meledak jika terjadi short circuit pada sistem secara
menyeluruh karena suatu kasus yang luar biasa terjadi, misalnya terjadi misconnection
ataupun harness terjepit frame.
Fuse adalah komponen electrik yang mempunyai kapasitas alir kuat tertentu (5-30A) dan
dalam sirkuit dipasang diantara fusible link dan sistem. Fuse akan putus saat arus yang
melewatinya melebihi kapasitasnya, saat terjadi short circuit ataupun Overload sehingga
berfungsi sebagai pengaman sistem.
Setiap sel battery terdiri dari Plat positif terbuat dari material PbO2 ( Lead Peroxide ) dan
Plat negatif yang terbuat dari material Pb ( spongy lead ), pada saat elektrolit H2SO4
diisikan kedalam battery, maka akan terjadi reaksi kimia :
PbO2 + 2 H2SO4 + Pb -> PbSO4 + 2 H2O + PbSO4. yang menghasilkan arus listrik.
Pada bagian luar battery terdapat 2 buah terminal yaitu + (positif) dan – (negatif) yang
dihubungkan dengan system kelistrikan unit sebagai sumber tenaganya, karena battery
mampu mengubah reaksi (energi) kimia menjadi energi listrik.
Battery compound :
Masing masing sel berdiri sendiri - sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di luar case.
Battery solid :
Masing masing sel berdiri sendiri - sendiri dan antara sel yang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan lead bar ( connector ) di dalam case. Terminal yang kelihatan hanya
dua buah hasil hubungan seri dari sel - selnya.
Lihat pada shop manual atau gambarkan basic charging circuit diagram
20.Alternator
Suatu komponen elektrik yang mempunyai 3 terminal : B, R, E, dan dipasang pada bagian
front cover engine dan dihubungkan drive pulley dengan menggunakan V belt, sehingga
saat engine hidup, alternator langsung ikut berputar. Putaran atau tenaga mekanis tersebut
akan dirubah menjadi tenaga listrik untuk mengisi tegangan (charging) battery, Arus yang
dihasilkan adalah Arus DC (direct current), sehingga tegangan battery dapat selalu
dipertahankan saat unit operasi.
- Field coil
Field coil terdapat pada rotor shaft dan pada bagian luarnya terdapat core yang bertolak
belakang, sehingga saat shaft diputar oleh engine, electromagnet pada core akan berubah
ubah polaritasnya untuk menimbulkan arus AC pada stator coil.
- Stator coil
Stator coil dipasang menempel pada housing alternator, sehingga saat field coil berputar
didalamnya, medan magnet akan memotong core (konduktor) dan timbul arus pada stator
coil.
- Slip ring
Slip ring mempunyai bidang kontak brush sebagai penghubung arus yang menuju ke field
coil.
Brush terbuat dari material carbon dan dipasang pada holdernya sebagai penghubung arus
dari terminal F - field coil - ground, karena bahannya relative lebih lunak tidak menyebabkan
keausan pada commutator, dan agar kontak brush – slip ring selalu rapat, terdapat spring
yang menekan brush.
- Regulator
Komponen yang berfungsi untuk mengatur kestabilan voltage alternator sehingga range
charging 27.5 – 29.5 V
- Diode
Rangkaian 6 buah dioda yang digunakan pada alternator sebagai penyearah arus, sehingga
arus yang dihasilkan alternator adalah Direct Current (DC)
- Pulley
Sebagai pemutar rotor assembly (field coild), sehingga medan magnet yang terjadi dapat
memotong konduktor pada stator coil.
- Fan
Fan dipasang dibelakang drive pulley, untuk menghisap udara panas dari dalam housing.
21.Indicator
- Amperemeter
Amperemeter dipasang secara serie dengan terminal B alternator dan digunakan untuk
mengetahui atau mengukur besar Arus (ampere) yang dihasilkan alternator.
- Volt meter
Voltmeter dipasang secara paralel dengan terminal B alternator dan digunakan untuk
mengetahui atau mengukur besar Tegangan (Volt) yang dihasilkan alternator.
- Indicator lamp
Indicator dipasang secara serie dengan terminal R alternator dan digunakan untuk
mengetahui alternator bekerja normal. Jika indicator lamp menyala, berarti lamp mendapat
ground melalui terminal R alternator. Sedangkan jika indicator lamp mati, berarti terminal R
alternator mengeluarkan arus (proses charging terjadi)
22.Dynamo / DC Generator
Pembangkit listrik arus DC sehingga langsung dapat dipergunakan untuk pengisian battery
dengan prinsip merubah energi mekanis menjadi energi listrik.
-Saat DC generator diputar oleh engine, maka medan magnet akan terpotong oleh armature
sehingga timbul arus ( bolak - balik ) dan menjadi searah setelah melewati commutator,
brush dan keluar melalui terminal A ke sistem.
-Pada awalnya, tegangan yang timbul kecil (arus yang ditimbulkan pun kecil). Arus yang
dibangkitkan tersebut dipergunakan untuk memperkuat medan magnet pada field coil
(melalui terminal F).
-Makin kuat medan magnet dan makin tinggi generator diputar, maka output generator pun
makin tinggi.
23.Wiring Diagram Lighting System
Lihat pada shop manual atau gambarkan basic lighting circuit diagram
24.Wire / cable
Kabel yang digunakan untuk menghubungkan komponen dalam system electric, yang
meliputi : starting system, charging system, monitor panel & control system, lighting system
dsb, sehingga arus listrik dari battery dapat mengalir dan system dapat bekerja sesuai
fungsi masing masing. Diameter kabel yang digunakan sesuai dengan besar arus yang
mengalir, sedangkan untuk mempermudah menelusuri jalur kabel, maka warna kabel
dibedakan sesuai systemnya masing2 atau pemberian nomor pada kabel.
Suatu switch yang digunakan untuk menyalakan Working lamp (lampu kerja), saat unit
beroperasi, sehingga medan kerja lebih terang.
Suatu switch yang digunakan untuk menyalakan (berkedip) turn signal lamp, sebagai tanda
arah belok yang diinginkan
Suatu switch yang akan ON (manual atau otomatis) saat unit berjalan mundur.
28.Inverter
Suatu komponen yang berfungsi untuk merubah arus DC yang relative kecil menjadi arus AC
yang relative lebih besar.
29.Working Lamp
Lampu yang pada bagian depan dan belakang unit dan dinyalakan pada saat unit beroperasi
sehingga medan kerja lebih terang.
Lampu yang dipasang pada kedua sisi unit, dan salah lampu pada satu sisi akan menyala
secara berkedip (On-Off secara bergantian) sesuai arah belok yang diinginkan.
31.Back lamp
Lampu yang dipasang pada bagian belakang unit, dan akan menyala hanya saat unit
berjalan mundur, sehingga daerah belakang unit menjadi terang, dan memudahkan operasi.
Pilot lamp berupa lampu kecil atau LED yang digunakan untuk memonitor fungsi suatu
system.
33.Head lamp
Lampu yang dinyalakan saat unit berhenti atau parker, dan biasanya engine masih hidup.
35.Fuse Box
Suatu box yang digunakan untuk pemasangan beberapa holder fuse & fuse, sehingga lebih
simple dan terkesan rapi, serta memudahkan pemeriksaan dan troubleshooting.
36.Panel lamp
Lampu yang dinyalakan untuk menerangi monitor panel, sehingga operator masih dapat
melihat system unit dengan jelas. Biasanya panel lamp dilengkapi dengan rheostat untuk
mengatur tingkat pencahayaan, sehingga dapat disesuaikan dengan keinginan operator.
37.Flicker
Suatu komponen electric yang digunakan pada “Flicker system” yang menghasilkan signal
untuk membunyikan back-up horn, pada saat truck berjalan mundur. Dan biasanya
digunakan pada unit Big Dump truck.
38.Flasher
Suatu komponen yang digunakan dalam “Turn Signal System” untuk membuat turn signal
lamp berkedip (flashing) atau menyala (ON)-mati (OFF) secara bergantian, dan digunakan
sebagai tanda arah belok unit yang diinginkan, dengan mengaktifkan Turn signal switch
sesuai arah belok yang akan dilakukan.
Note : Untuk detail cara kerja komponen, lihat shop manual atau basic training handbook
III. TOOL
1.MultiTester (AVO)
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan [V], arus [I], dan hambatan [R] pada system
kelistrikan. Pada jenis yang lebih canggih, juga dilengkapi untuk mengukur Frequency (Hz).
2.Hydro tester
Alat yang digunakan untuk mengetahui berat jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit
battery.
3.Refractometer
Alat yang digunakan untuk mengetahui berat jenis suatu liquid, biasanya untuk elektrolit
battery tetapi teknologinya lebih canggih.
4.Harness checker
Alat yang digunakan untuk mempermudah pengukuran tegangan [V] dan hambatan [R]
pada wiring harness unit. Pada prinsipnya, alat ini hanya menghubungkan kabel secara
paralel sesuai jumlah pin connectornya dan menghubungkannya dengan T- adapter . Pada
T-adapter terdapat sejumlah lubang test pin dengan nomor urut yang mewakili nomor urut
pin pada connector.
5.Contact cleaner
Suatu liquid (bahan kimia) yang digunakan untuk membersihkan pin connector dari karat
dan kotoran lainnya, sehingga kontak antara pin menjadi bersih dan arus listrik dapat
mengalir dengan lebih baik karena tidak ada resistance. Pemakaian contact cleaner dengan
cara menyemprotkannya pada permukaan pin connector.
Seperangkat tools yang khusus digunakan untuk melakukan pekerjaan repair sistem
kelistrikan unit : memotong dan menyambung kabel, mengganti connector dan crimping,
mengukur Tegangan, Arus, Resistance dsb, sehingga kwalitas pekerjaan sesuai standard.
Sepasang kabel yang digunakan untuk menghubungkan secara paralel kedua terminal
battery yang kondisinya baik (Tegangan dan kuat arus mencukupi) dengan terminal battery
yang tegangannya turun, sebagai upaya untuk memperkuat kemampuan start battery.
Alat yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya arus yang mengalir dalam sirkuit
elektic.
9.Vernier caliper
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, ketebalan,
kedalaman lubang pada suatu komponen.
Alat yang digunakan untuk mengetahui kondisi atau kebocoran isolator pada armature
starting motor.
13.Ampere meter
Alat yang digunakan untuk mengetahui besar kuat arus yang dihasilkan Alternator
14.Megger
Alat yang digunakan untuk memberikan beban maksimal pada battery untuk mengetahui
final terminal voltage suatu battery.
16.Crimping plier
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar atau ketebalan suatu komponen.
Satuan : 0.001mm
18.Solder
Alat yang digunakan untuk menyambung wire (kabel) dengan cara melelehkan timah
(tenol).