Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-
sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dim[ana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien
agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan
agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti
uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan
sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara
disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir, 2009).
Isolat bakteri yang diperoleh diamati morfologi koloni dengan melihat bentuk koloni, warna,
tepian dan elevasi pada medium agar lempeng, agar tegak dan agar miring. Sedangkan morfologi
sel ditentukan dengan melihat olesan biakan yang sudah diwarnai dibawah mikroskop dan
melihat bagaimana bentuk sel, sifat gram dan kemampuan membentuk spora dari bakteri tersebut
(Pelczar, 2006).
Bakteri hidup sukar untuk dilihat dengan mikroskop cahaya biasa karena bakteri itu tampak tidak
berwarna jika diamati secara sendiri-sendiri, walaupun biakannya secara keseluruhan mungkin
berwarna. Bakteri lebih sering diamati dalam olesan terwarnai daripada dalam keadaan hidup.
Yang dimaksud bakteri terwarnai adalah organisme yang telah diwarnai dengan zat pewarna
kimia agar mudah dilihat dan dipelajari. Pada umumnya, olesan bakteri terwarnai
mengungkapkan ukuran, bentuk, susunan dan adanya struktur internal seperti spora dan butiran
(Volk, 1993).
Pengamatan bakteri itu dapat kita lakukan secara individual, satu per satu, maupun secara
kelompok dalam bentuk koloni. Besar kecilnya koloni, mengkilat tidaknya, halus kasarnya
permukaan, dan warna koloni merupakan sifat-sifat yang diperlukan dalam menentukan
identifikasi spesies. Warna bakteri baru tampak jelas, jika bakteri itu diamati dalam kelompok.
Kebanyakan bakteri mempunyai warna yang keputih-putihan, kelabu, kekuning-kuningan, atau
hampir bening, akan tetapi ada juga beberapa spesies yang mempunyai pigmen warna yang lebih
tegas. Adanya warna itu dipengaruhi juga oleh factor-faktor luar seperti temperatur, pH, oksigen
bebas. Ada beberapa spesies yang memerlukan fosfat, ada spesies memerlukan sulfat guna
menimbulkan pigmentasi. Pada umumnya pigmen itu menetap di dalam sel selama bakteri itu
hidup; pigmen hijau pada Pseudomonas dapat larut dalam air serta meresap ke dalam medium
yang ditumbuhinya, setelah sel mati (Dwidjoseputro, 1994).
Koloni yang tumbuh di dalam suatu medium itu tidaklah selalu berasal dari satu sel
mikroorganisme, karena beberapa mikroorganisme tertentu cenderung untuk berkelompok atau
berabtai. Bila ditumbuhkan pada suatu medium dengan lingkungan yang sesuai, maka kelompok
bakteri ini hanya akan menghasilkan satu koloni saja. Berdasarkan hal tersebut sering kali
digunakan istilah Colony Forming Units (CFU) yang digunakan untuk perhitungan jumlah
mikroorganisme hidup (Dwidjoseputro, 1994).
C. BAHAN DAN ALAT
Bahan dan alat kultivasi dan isolasi mikroorganisme dari tanah
1. Bahan : Medium kultur (PDA dan NA), + NaCl 50% + Na 2CO3 10%, Asam asetat 1%,
alkohol,aquades, tanah rizosfir.
2. Alat : waterbath, cawan petri,gelas ukur,gela Erlenmeyer, tabung reaksi,batang pengaduk,
lampu spritus, entcase, stopwatch,timbangan, ruang inkubasi.
Bahan dan alat kultivasi dan isolasi mikrooranisme dari jaringan tumbuhan
1. Bahan: medium kultur PDA, NA, aquades steril,alkohol 90%,kapas,jaringan tanaman yang
busuk
2. Alat: waterbath, cawan petri,lampu spritus,entcase,scalpel,pinset,kertas saring steri,ruang
inkubasi.
D. CARA KERJA
Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam bebas dan
menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada saat isolasi
mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum
ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan Petri, setelah sample dimasukan ked
alam cawan Petri setiap membuka dan menutup cawan Petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk
meminimalkan terkontaminasinya sample. Wadah media yang menggunakan cawan Petri, pada saat
inkubasi mikroba pada cawan Petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk
mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehinggah kualitas mikroba
tidak rusak atau mengalami gangguan.
G. KESIMPULAN
1) Komposisi media bahan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bakteri
demi mengoptimalkan pertumbuhannya, yang mana tiap-tiap komposisi harus
setimbang jumlahnya.
2)
3) Pada kultivasi mikroba, harus dilakukan sterilisasi terlebih dahulu untuk mencegah
kontaminasi.
4) Semua peralatan dan sarana dalam keadaan steril (bebas mikroorganisme hidup)
atau bebas kontaminan (mikroorganisme yang tidak dikehendaki).
5) Dilakukan secara aseptic (tidak memberi kesematan untuk terjadimya kontaminasi).
H. DAFTAR BACAAN