Anda di halaman 1dari 25

11/17/2008

OTOPSI
OLEH
Dr. H. AGUS M ALGOZI , SpF(K),DFM,SH
BAGIAN - INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN
MEDIKOLEGAL FK. UNAIR-RSU. Dr. SOETOMO SURABAYA

OTOPSI definisi

• = Seksi
• = Nekropsi
• = Obduksi
• = Pemeriksaan post mortem
• = Bedah mayat

1
11/17/2008

MACAM OTOPSI

• Otopsi anatomis
• Otopsi klinik
• Otopsi kehakiman/Forensik

OTOPSI FORENSIK :
• Ialah otopsi yang dilakukan atas dasar
perintah yang berwajib untuk
kepentingan peradilan, karena
peristiwa yang diduga merupakan
tindak pidana, yang dilakukan dengan
cara pembedahan terhadap jenazah
untuk mengetahui dengan pasti
penyakit atau kelainan yang menjadi
sebab kematian.

2
11/17/2008

YANG BERHAK MEMINTA VISUM ET


REPERTUM JENAZAH
• Penyidik
(KUHAP I butir 1, 6,7,120, 133, PP RI NO 27 Th 1983)
– Pejabat polisi negara RI tertentu sekurang-kurangnya
berpangkat PELDA (AIPDA)
– Kapolsek  berpangkat Bintara dibawah PELDA (AIPDA)
• Penyidik Pembantu
(KUHAP I Butir 3, 10, PP RI NO. 27 Th 1983)
– Pejabat polisi negara RI tertentu yang sekurang-kurangnya
berpangkat SERDA Polisi (BRIPDA)
• Provos
– UU No I Darurat Th 1958
– Keputusan Pangab No. Kep/04/P/II/1984
– UU No. 31 tahun 1997 ttg Peradilan Militer
• Hakim Pidana
– KUHAP 180

DASAR HUKUM OTOPSI


FORENSIK
• KUHAP 133
• KUHAP 134
• KUHP 222
• Reglemen pencatatan sipil Eropa 72
• Reglemen pencatatan sipil Tionghoa 80
• STBL 1871/91
• UU RI No 23 Th 1992 Pasal 70

3
11/17/2008

BARANG BUKTI
– Misalnya : Pakaian, dompet dan isinya,
surat-surat, perhiasan, anak peluru dsb.
– Barang bukti harus diperiksa oleh dokter
 dicatat  dilaporkan dlm V. et R.
– Barang bukti setelah diperiksa 
diserahkan kepada penyidik secepatnya
dengan disertai surat tanda penerimaan
yang ditanda tangani oleh penyidik
(KUHAP 42)

MENENTUKAN SAAT
KEMATIAN (PP 18 TH 1981)
• Konvensional
Seseorang telah meninggal dunia apabila keadaan
insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang
berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan atau
denyut jantung seseorang telah berhenti.
• Khusus untuk transplantasi
– Saat kematian ditentukan oleh dua orang dokter yang tidak ada
sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan
transplantasi.
– Menentukan saat meninggalnya seseorang di RS modern
dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
encephalograaf, yaitu suatu alat yang mencatat aktivitas otak.

4
11/17/2008

INFORMASI UNTUK DOKTER


SEBELUM MELAKUKAN OTOPSI
1. Kecelakaan lalu lintas
• Bagaimana kecelakaan terjadi
• Siapakah korban
• Apakah ada dugaan korban mabuk, minum obat
sejenis Amphetamine dsb
2. Kecelakaan lain
Dokter harus diberitahu benda yang menyebabkan
kecelakaan
3. Pembunuhan, bunuh diri
4. Kematian memdadak
5. Kematian setelah berobat / perawatan
6. Tanggal dan jam korban ditemukan meninggal,
tanggal dan jam korban terakhir terlihat masih
hidup

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN


UNTUK OTOPSI
• Timbangan besar (500 Kg)
• Timbangan kecil (3 Kg)
• Pita pengukur
• Penggaris
• Alat pengukur cairan
• Pisau
• Gunting
• Pinset
• Gergaji dengan gigi halus
• Jarum besar – jarum goni
• Benang yang kuat

5
11/17/2008

BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN


UNTUK OTOPSI
1. Botol / stoples untuk spesium
pemeriksaan toksikologi
2. Alkohol 96% 5 liter
3. Botol untuk spesium pemeriksaan
histopatologi
4. Formalin 10% 1 liter
5. Kaca sediaan dan kaca penutup

TEKNIK OTOPSI
• Pemeriksaan luar
• Pemeriksaan dalam :
– Insisi bentuk I
– Insisi bentuk Y
• Pemeriksaan tambahan
• Pemeriksaan khusus

6
11/17/2008

Pemeriksaan tambahan

–Pemeriksaan histopatologi
–Pemeriksaan mikrobiologi
–Pemeriksaan virologi
–Pemeriksaan immunologi
–Pemeriksaan toksikologi
–Pemeriksaan trace evidence

Pemeriksaan khusus
– Pemeriksaan pneumo thorax
– Pemeriksaan emboli udara
– Percobaan getah paru-paru (longsap proof)
– Percobaan apung paru-paru (docimasia
pulmonum hydrostatica = longdrijfproef)
– Emboli lemak

7
11/17/2008

PEMERIKSAAN LUAR
• Identifikasi •Leher
• Pakaian •Perut
• Lebam mayat •Alat kelamin
• Kaku mayat •Dubur
• Pembusukan •Anggora gerak
• Panjang dan berat •Punggung
badan •Bokong
• Kepala

Cara melukis luka : harus menggunakan absis dan


ordinat, dan luka harus dirapatkan dulu

PEMERIKSAAN DALAM
Yang perlu diperhatikan :
• Rongga perut perlu diinspeksi dulu sebelum rongga
dada dibuka
• Pemeriksaan dalam kepala harus dilakukan setelah
rongga dada kosong
• Cara mengiris alat tubuh :
– Permukaan  terlihat seluas-luasnya
– Satu kali irisan
– Irisan lain sejajar dengan irisan pertama
– Permukaan tidak boleh dicuci tetapi dihapus

8
11/17/2008

INSISI PADA TUBUH

Insisi bentuk I :
• Dimulai sedikit dibawah Cart.
Thyroidea  Proc. Xiphoideus 
2 cm paramedian kiri 
Symphysis

Insisi bentuk Y :
• Pada jenazah laki-laki : Insisi dimulai dari Acromion
Ka-Ki  Proc. Xiphoideus
• Pada jenazah perempuan : Insisi dimulai dari
Acromion Ka – Ki  lurus kebawah  melingkari
mamma  Proc. Xiphoideus  2 cm paramedian Ki
 Symphysis
• Insisi di bawah Proc. Xiphoidesus diperdalam
sampai menembus perintoneum  diteruskan
sampai Symphysis
• Selanjutnya melepaskan kulit dari tulang dada
dengan cara menarik kulit dengan keras ke samping
 memotong otot-otot dengan pisau. Otot perut
dilepas dari Arcus costa.

9
11/17/2008

CARA MELEPASKAN STERNUM


• Pangkal mata pisau diletakkan 1 cm medial dari
Costo Chondral Junction Costa No. 2  pisau
didorong dan ditarik ke arah Costa No 10. Sebelum
Costa I dipotong dari sternum  inspeksi dari
rongga dada. Kemudian memotong tulang rawan
costa No I miring dengan menarik sternum
kesamping  selanjutnya memotong tulang rawan
costa I sebelahnya  memotong Art.
Sternoclaviculare Ka-Ki setelah dilokalisir lebih dulu.

TEKNIK OTOPSI
THYMUS
• Biasanya didapatkan pada anak-anak dan
kadang-kadang pada orang dewasa, berat
maksimum pada pubertas
• Thymus dilepaskan dengan pinset dan
gunting secara tajam
STATUS THYMICO LYMPHATICUS
• Thymus membesar dengan pembesaran
umum kelenjar getah bening

10
11/17/2008

JANTUNG
• Setelah jantung dikeluarkan dari rongga dada  maka jantung dibuka
menurut aliran darah
– Membuka jantung kanan
• Dinding atrium kanan dibuka
• Auricula Cordis kanan dibuka
• Ventrikel kanan dibuka kearah lateral
• Ventrikel kanan dibuka ke arah ventral
– Membuka jantung kiri
• Dinding atrium kiri dibuka
• Auricula Cordis kiri dibuka
• Ventrikel kiri dibuka ke arah lateral
• Ventrikel kiri dibuka ke arah ventral
– Mengiris A Coronaria Dextra dan Sinistra
• Dengan irisan melintang dengan jarak 3mm
– Mengukur tebal otot jantung
– Irisan dendeng pada otot ventrikel dan septum interventriculorum
– Jantung ditimbang

TEKNIK OTOPSI
TRACTUS RESPIRATORIUS
• Trachea, kedua bronchi, kedua paru-paru dikeluarkan sebagai satu unit

DISEKSI SELANJUTNYA SEBAGAI BERIKUT :


• Trachea dan kedua bronchi dibuka dengan gunting pada bagian posterior
• Cabang brochi dibuka dengan gunting sejauh-jauhnya kedalam paru-
paru
• V maupun A pulmonalis
• Bronchi dipotong dihilus
• Paru kanan dan kiri ditimbang
• Insisi paru-paru
– Paru-paru  hilus menghadap keatas dan basis menghadap desektor
– Insisi dari Apex  ke basis paru-paru
– Insisi lainnya dibuat sejajar dengan irisan pertama

11
11/17/2008

TRACTUS DIGESTIVUS
• Inspeksi rongga perut dan palpasi
• Apakah ada cairan
• Peritoneum
• Jala (omentum)
• Diaphragma
• Omentum dibalik
• Hati
• Limpa
• Mesenterium  kel. Lymphe, V dan A mesenterica
• Usus diperiksa appendix

MEMISAHKAN USUS HALUS DAN USUS


BESAR
– Usus halus dan usus besar dilepaskan dari
mesenterium sampai duodenum dan colon
sigmoideum  usus dipotong diperbatasan
dengan duodenum dan di perbatasan colon
sigmoideum dengan rectum sebelah diikat pada
dua tempat lebih dulu
– Usus halus dibuka dengan gunting di tempat
melekatnya mesenterium
– Usus besar dibuka melalui salah satu taenia yang
bebas

12
11/17/2008

LIEN :
– A dan V Lienalis dipotong bagian hilus 
lien dikeluarkan dengan melepaskan
jaringan sekitar hilus secara tumpul dan
tajam
– Lien ditimbang, diukur panjang, lebar dan
tebal
– Insisi lien secara longitudinal
– Irisan lain sejajar dengan irisan I

OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM,


PANCREAS, HEPAR
• Melepaskan gld. Suprarenalis kanan dari hepat
• Memisahkan Lig. Tereshepatis  membuat insisi pada
peritoneum diperbatasan hepar lobes kanan dan
diaphragma secara tumpul  hepar lobus kiri
• Pancreas secara tumpul dan tajam dilepaskan dari jaringan
retroperitoneal
• Diaphragma digunting menuju oesophagus  oesophagus
dilepaskan dari diaphragma
• V Cava sup dipisahkan dari diaphragma
• Mesenterium diangkat dan dilepaskan dari jaringan
retroperitoneal memotong A mesenterica inf  A
mesenterica sup dan A coelica

13
11/17/2008

VESICA FELEA
– Hati diletakkan dengan permukaan diaphragma kebawah,
permukaan bawah keatas dan kandung empedu ke desektor,
lambung dan duodenum dijauhkan ke arah V. Cava Sup

– Kandung empedu ditekan  ductus choledochus


mengembung  dindingnya digunting sedikit  dengan
ujung gunting lumen duct. Choledochus dibuka sampai
papilla vateri

– Spesimen diputar 180 °dengan duodenum dan lambung ke


desektor  duct. Hepatis ka-ki dibuka
Lumen ductus cysticus dapat diketahui bila kandung
empedu ditekan  sebelum duct. Cysticus dibuka, kandung
empedu dikosongi dengan menggunting dindingnya.

• HEPAR
– Hati dipisahkan dari duodenum dan lambung
– Ditimbang beratnya, dan diukur p,l dan t-nya
– Hati diiris menurut ukuran yang terpanjang dari lobus ka 
lobus ki.
– Irisan lain dibuat sejajar irisan I.
• OESOPHAGUS, VENTRICULUS, DUODENUM
– Oesophagus dibuka dengan gunting melalui post sampai
lambung
– Lambung dibuka di curvatura major  diteruskan sampai
duodenum
• PANCREAS
– Cauda pancreatis diiris melintang
– Ductus pancreaticus dibuka dengan gunting sampai papilla
vateri di caput pancreatis
– Pancreas dilepas dari duodenum  ditimbang
– Irisan lain sejajar dengan irisan I

14
11/17/2008

• TRACTUS UROGENITALIS
– Pada orang laki-laki dikeluarkan sebagai satu unit = kedua
ren beserta gld. Suprarenalis, ureter, prostat, vesica
urinaria dan rectum
dikeluarkan tersendiri kedua testis.
– Pada orang wanita dikeluarkan sebagai salah satu unit =
kedua ren beserta gld. Suprarenalis, ureter, vesica
urinaria, uterus, adnexa dan rectum
• GLD SUPRARENALIS
– Dilepaskan secara tajam dari ren  dibersihkan dari
jaringan lemak
– Gld. suprarenalis ditimbang
– Diiris melintang, irisan lain sejajar irisan I

• REN :
– Hilus menghadap kebawah  Ren diiris mulai dari
konveksitas ke arah hilus
– Ujung gunting dimasukkan ke pelvis renalis  ureter dibuka
sampai vesica urinaria
– A. Renalis dibuka
– Simpai dijepit dengan pinset dan Ren dikupas  ditimbang
• VESICA URINARIA :
– V. Urinaria dibuka dengan gunting mulai dari urethra ke arah
cranial
• RECTUM :
– V. Urinaria diletakkan diatas meja  rectum dibuka dengan
gunting dari anal  oral
• VESICULA SEMINALIS :
– Rectum dipisahkan dari V. Urinaria  Vesicula seminalis
diiris memanjang

15
11/17/2008

• PROSTAT :
– Prostata dipisahkan dari V. Urinaria  ditimbang
– Diiris frontal mulai pertengahan lobus medialis.
Irisan lain dibuat sejajar dengan irisan pertama
• TESTIS :
– Testis, Epididymis, Funiculus Spermaticus
dikeluarkan
– Funiculus Spermaticus diiris ganda melintang
– Tunica Vaginalis dibuka dengan gunting  testis dan
Epididymis dikeluarkan. Testis diiris melintang
melalui jaringan Testis dan Epididymis

• UTERUS DAN VAGINA


– Uterus diukur lebar, panjang, tebal
– Vagina dibuka dengan gunting dipertengahan Anterior 
ujung gunting dimasukkan kedalam Canalis Cervicalis 
Uterus dibuka dipertengahan sampai 1cm sebelum
Fundus Uteri  Uterus dibuka ke Ka dan Ki sampai
insertio tuba
• TUBA FALLOPII
– Diinsisi melintang berganda dengan pisau atau disonde
terlebih dahulu mulai dari bagian Fimbrae
• OVARIUM
– Diletakkan antara kain kasa  dijepit antara ibu jari dan
jari telunjuk  dibuka menurut diameter yang
terpanjang

16
11/17/2008

• LEHER
– Yang dikeluarkan : Lidah, Palatum Molle, Kedua Tonsil,
Trachea, Larynx, Oesophagus, tulang rawan leher, gld.
Parathyreoidea, gld. Thyreoidea
• GLD. PARATHYREOIDEA
– Terdapat 4 buah : 2 di bagian atas, 2 di bagian bawah gld.
Thyreoidea
– Rupa : sebesar butir beras dengan warna coklat muda,
ada sedikit lemak
• GLD. THYREOIDEA
– Dilepaskan dari Larynx, ditimbang beratnya
– Insisi pada diameter yang terpanjang
• OESOPHAGUS
– Dibuka dengan gunting mulai dari bagian Oral
– Kemudian dilepaskan dari Trachea dan Larynx

• TRACHEA DAN LARYNX


– Dibuka di bagian posterior
• TONSIL
– Diiris pada diameter yang terpanjang
• LINGUA (LIDAH)
– Diiris frontal setebal 1 cm
• TULANG RAWAN LEHER
– Os Hyoid
– Cartilago Thyreoidea
– Cartilago Cricoidea
– Cartilago Arytenoidea
Dibersihkan untuk melihat adanya fraktur

17
11/17/2008

KEPALA
– Insisi pada kulit kepala mulai dari Mastoid Ka ke
Mastoid Ki. melalui Vertex  diperdalam sampai
tulang
– Kulit kepala bersama galea dikelupas sejauh-
jauhnya ke muka dan belakang
– Dibuat lingkaran dengan benang 1½ cm di atas
orbita  Protuberantia Occipitalis  digergaji
menurut lingkaran tadi
– Calvarium dilepaskan secara tumpul dari
duramater

MENGELUARKAN OTAK
– N. Olfactorius + N. Opticus dipotong
– A. Carotis Internus dipotong
– N. Oculomotorius + Vena-vena dipotong
– Tentorium Ka – Ki diinsisi
– N. Trigeminus + N. Otak lainnya dipotong
– N. Cervicalis dipotong
– Medulla Spinalis dipotong
– Cerebrum dan Cerebellum dapat dikeluarkan

18
11/17/2008

• HYPOPHYSIS
– Insisi sirkular pada Sella Tursica
– Processus Clinoideus dipatahkan
– Duramater yang melekat pada Hypophysis diangkat dengan
pinset
– Hypophysis dilepaskan dengan Scalpel dari Sella Turcica
– Hypophysis dipotong menurut diameter yang terbesar
• SINUS CAVERNOSUM + A. CAROTIS INTERNA
– Dibuka dengan gunting bengkok sebelum Duramater
dilepaskan dari dasar tengkorak
• GLANDULA PINEALIS
– Otak diletakkan dengan basis keatas, Lobus Frontalis ke
Desektor  Cerebellum diangkat sampai terlihat Corpora
Quadrigemina  gld. Pinealis letaknya dimuka Corpora
Quadrigemina

DISEKSI OTAK
• CIRCULUS WILLISI : DIPERIKSA
• CEREBELLUM
– Dipisahkan dari Cerebrum dengan memotong kedua Pedunculi
Cerebri
– Cerebellum, Pons Varoli, Medulla Oblongata, Medulla Spinalis
dipotong dengan irisan sejajar setebal 1 jari tegak lurus pada sumbu
Medulla Spinalis
• CEREBRUM
– Diletakkan dengan bagian inferior keatas  diiris pada tempat :
– 2 ½ cm di belakang ujung Lobus Frontalis
– Ujung Lobus Temporalis
– Chiasma Opticum
– Infundibulum
– Corpora Mamillaria
– Pedunculi Cerebri
– Splenum Corpori Callosi
– 2 ½ cm muka ujung Lobus Occipitalis

19
11/17/2008

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


HISTOPATOLOGI
– Jaringan 2 x 3 x ½ cm
– Jaringan yang diambil : jaringan yang Makroskopik
menunjukkan kelainan
– Tidak boleh tertekuk
– Tidak boleh dicuci
– Bahan Fiksasi : Formaline 10 %
– Jumlah pengawet : 20 x bahan yang diambil
– Sebelum dikirim ke pusat diiris lagi yang lebih rapi

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


TOKSIKOLOGI
1. Bahan :
Stasiun I :
Lambung dan isi  250 gram
Usus halus dan isi  250 gram
Stasiun II
Hati  250 gram
Ginjal ½ kanan dan ½ kiri
Otak  250 gram
Paru (volatile poisons)  250 gram
Stasiun III
Pada keracunan chronic : rambut, lemak, tulang, kuku
Bahan lain : darah, kencing, atau

20
11/17/2008

Tempat I
• Lambung dengan isinya 2. Syarat tempat
• Usus dengan isinya - Bersih
Tempat II - Sedapat-dapatnya baru
• Ginjal ½ kanan dan ½ kiri - Bermulut lebar
• Kandung seni dan isinya - Ditutup rapat 
Tempat III
• Otak 500 gram
dilapisi dengan paraffin
• Paru ½ kanan dan ½ kiri - Diberi label dan segel
• Hati  500 gram - Disimpan dalam lemari
Kadang-kadang tempat IV terkunci
• Rambut, kuku, tulang 
intoksikasi arsenicum
• Jaringan lemak subcutis 
intoksikasi organo phospat
• Darah diambil dari V Femoralis 
intoksikasi alkohol

3. Bahan Pengawet
• Dry ice
• Es batu
• Ethyl Alcohol 95% = volume jaringan
• Minuman keras (kadar alcohol 40%)
4. Perlu diikutsertakan
• Contoh alcohol
• Surat permohonan
• Berita acara peristiwa keracunan
• Laporan otopsi
• Berita acara ttg cara membungkus dan memateraikan
Padabahan
Penggalian Mayat
Perlu diambil contoh tanah di atas, di samping, di bawah mayat / peti
mayat, kemudian diambil pula contoh tanah sedalam mayat / peti mayat
yang letaknya 5 m dari lubang galian

21
11/17/2008

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN


MIKROBIOLOGI
• Darah 10cc diambil dengan alat injeksi dari jantung
setelah permukaan jantung dibakar dengan spatel
yang telah dipanasi
spesimen untuk pembiakan
• Permukaan limpa / paru-paru dibakar dengan spatel
yang telah dipanasi  jaringan diambil sedikit
dengan pinset / gunting steril atau permukaan tadi
diinsisi dengan spatel steril, kemudian swab
dimasukkan ketempat insisi tadi dan dikembalikan
ketabungnya
• Bahan fiksasi : Disimpan dalam dry ice

• SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN IMMUNOLOGI


• Darah yang diambil secara steril  20cc dipusingkan dan  10cc
serum dipindahkan dengan pipet steril ke tabung yang steril
pula, kemudian disimpan atau dikirim dalam dry ice.
• Bila test netralisasi tidak diperlukan, maka serum dapat
diawetkan dengan cresol 3%

• SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN VIROLOGI


• Spesimen pada penyakit rabies
• Tempat : botol plastik steril dengan penutup ulir
• Jaringan yang diambil : 1 cm dari Hippocampus, Thalamus, Pons,
Medulla, Cerebellum, Cortex Frontal dan Pariental, gld.
Submaxillaris
• Spesimen dapat disimpan pada suhu 4oC, bila dikirim
didinginkan dengan dry ice

22
11/17/2008

SPESIMEN UNTUK PEMERIKSAAN NEGRI


BODY
• Gelas sediaan ditempelkan dan ditekan ringan pada jaringan Hippocampus
• Sedian smear : ambil 1 mm3 jaringan hippocampus  dibuat smear seperti
membuat smear darah
• Pengecatan dengan cat seller
• Bila pengecatan tidak dilakukan segera  difiksir dengan Methyl Alcohol

PENGIRIMAN OTAK GUNA DIPERIKSA DI LEMBAGA PASTEUR


• Otak (3 gram) dimasukkan dalam botol bermulut lebar, yang berisi glycerine
 untuk percobaan hewan
• Otak (3 gram) diambil dari sepertiga bagian belakang yakni yang mengandung
Hippocampus  dimasukkan dalam botol berisi alcohol
• Dibuat pula preparat impressi (kaca objek ditempelkan dan ditekan sekedar
pada penampang otak bagian Hippocampus)  difiksir dalam Methyl Alcohol
• Sedian-sedian ini dikirim bersama-sama dengan otak

PEMERIKSAAN PNEUMOTHORAX

• Kulit dada dibuat kantong yang berisi air 


dengan ujung pisau dibuat lubang di otot antar
iga di bawah permukaan air  bila ada
pneumothorax. Maka dari lubang akan keluar
gelembung udara
• Tabung alat suntik diisi dengan air  jarum
ditusukkan dalam cavum pleura

23
11/17/2008

PEMERIKSAAN EMBOLI UDARA


• Sternum dipisahkan dari tulang iga pada 1 cm medial costo
chonral junction sampai dengan iga II
• Pericardium dipisahkan dari sternum
• Sternum digergaji setinggi manubrium sterni
• Setelah sternum diangkat, pericardium dibuka dengan irisan
“y” terbalik  tepi irisan diangkat dengan forcep dan rongga
pericardium diisi dengan air
• Atrium kanan, ventrikel kanan, A. pulmonalis ditusuk dengan
pisau  bila keluar gelembung udara berarti emboli udara
jenis vena 
• Atrium kiri, ventrikel kiri, aorta ditusuk dengan pisau  bila
keluar gelembung udara kemungkinan :
• Open foramen ovale
• Emboli udara arteri

PENYEBAB EMBOLI UDARA VENA


• Luka pada vena leher
• APC dengan cara penyemprotan
• Tubal patency test
• Artificial pneumo peritoneum
• Jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian
pada emboli udara vena : 100-150 cc

PENYEBAB EMBOLI UDARA ARTERI


• Luka tusuk di paru
• Artificial Pneumo Thorax
• Pneumonectomy

24
11/17/2008

PEMERIKSAAN EMBOLI LEMAK


• Penyebab : patah tulang panjang, pukulan
pada kulit punggung
• Cara : jaringan paru dikeraskan dengan uap
zat asam arang cair (frozen section) 
dengan mikrotom dipotong 20 mikron dan
dicat dengan warna Sudan III  bahan lemak
dalam capillair warna orange

TERIMA KASIH
wass wr wb

25

Anda mungkin juga menyukai