Anda di halaman 1dari 1

1994-1991

Pada Kompetisi 1991-1992, Persib gagal mempertahankan gelar setelah kalah 1-2 dari
PSM di semifinal, dan 1-2 dari Persebaya pada perebutan tempat ketiga dan keempat.
Pada tahun 1993 Wahyu Hamijaya dipilih menjadi ketua umum Persib menggantikan
Ateng Wahyudi. Pada kompetisi penutup Perserikatan 1993-1994 Persib meraih gelar
juara setelah di final mengalahkan PSM 2-0 melalui gol Yudi Guntara dan Sutiono
Lamso. Persib pun berhak membawa pulang Piala Presiden untuk selamanya karena
kompetisi berikutnya berubah nama menjadi Liga Indonesia, yang pesertanya dari
Galatama dan Perserikatan.

Saat merebut gelar juara Kompetisi Perserikatan terakhir, trio pelatih yang menangani
Persib adalah Indra Thohir, Djadjang Nurdjaman, dan Emen “Guru” Suwarman. Materi
pemainnya, yakni Aris Rinaldi (kiper), Robby Darwis, Roy Darwis, Yadi Mulyadi,
Dede Iskandar, Nandang Kurnaedi, Yusuf Bachtiar, Asep Kustiana, Sutiono Lamso,
Kekey Zakaria, Yudi Guntara.

Persib kembali mencatatkan namanya dalam sejarah kompetisi Liga Indonesia. Persib
berhasil mencapai final dan menggengam trofi juara dengan menaklukkan Petrokimia
Putra dihadapan lebih kurang 80.000 penonton di partai final dengan skor 1-0 melalui
gol Sutiono Lamso pada menit ke-76. Sorai-sorai pun bergemuruh di Stadion Utama
Senayan Jakarta. Saat itu, Persib ditangani trio pelatih Indra Thohir, Djadjang
Nurdjaman, Emen “Guru” Suwarman. Persib menggunakan formasi 3-5-2 dengan
materi pemain adalah Anwar Sanusi (kiper), Robby Darwis, Yadi Mulyadi, Mulyana
(belakang). Dede Iskandar (kanan), Nandang Kurnaedi (kiri), Asep “Munir” Kustiana,
Yusuf Bachtiar, Yudi Guntara/Asep Sumantri (gelandang), Kekey Zakaria, Sutiono
Lamso (depan).

Sumber: Lintas Sejarah Persib, Risnandar Soendoro

Anda mungkin juga menyukai