5819 Perencanaan Mesin Listrik
5819 Perencanaan Mesin Listrik
MESIN LISTRIK
BY
Syafriyudin,ST,MT
PRINSIP PERENCANAAN
MESIN LISTRIK
Biaya
Lama operasi
Performance
faktor -faktor disain
Gaya mekanik
Medan elektromagnetik
1. Disain elektromagnetik
2. Disain mekanis
3. Disain thermal
Pada metode (i) dengan koil yang tidak berubah dan fluks
yang berubah terhadap waktu, dihasilkan emf yang
disebut emf transformator (pulsasional). Karena tidak ada
gerakan yang terjadi, maka tidak ada konversi energi dan
proses yang sebenarnya terjadi adalah transfer energi.
Prinsip ini digunakan pada transformator yang
menggunakan koil tetap dan fluks yang berubah terhadap
waktu untuk transfer energi dari suatu level ke level
lainnya.
Pada metode (ii), pengaruh fluks dapat digunakan untuk
menggambarkan emf yang dihasilkan pada konduktor
yang bergerak pada medan stasioner yang konstan. Emf
yang dibangkitkan pada konduktor yang bergerak dengan
sudut yang tepat, seragam, stasioner diperoleh dengan:
e = – Blv (1.4)
Dimana B = kerapatan fluks, Wb/m2 (T’)
l = panjang konduktor (m)
dan v = , m/s
Emf yang dibangkitkan pada contoh tersebut disebut
dengan emf gerak karena dihasilkan dari pergerakan
konduktor. Karena gerakan ikut berperan dalam
membangkitkan emf ini, proses ini melibatkan
konversi energi elektromagnetik. Prinsip ini
dimanfaatkan pada mesin putar seperti mesin
induksi DC dan mesin sinkron.
Arah gaya yang dihasilkan tegak lurus dengan arus dan medan
magnet.
Pada mesin listrik, medan magnet bersifat radial pada celah
udara, artinya konduktor dan medan magnet tegak lurus satu
sama lain dan α = 90o.
fo= Bli newton .......................................................... (1.6)
PEMANASAN DAN
PENDINGINAN PADA
MESIN LISTRIK
2.1.1
Konduksi. Model disipasi panas ini menjadi
penting dalam kasus bagian-bagian mesin
solid seperti tembaga, besi, dan insulasi.
Karena dua poin dalam sirkuit elektrik memiliki
potensi V1 dan V2 maka arus yang mengalir
asdalah sebagai berikut:
I = (V1- V2)/ R
Dimana
Qcm = panas yang disebarkan oleh
konduksi W;
θ1–θ2 = temperatur kedua permukaan yang
dilekatkan, °C
Ro = resistasi suhu media konduksi,
panas dalam ohm {atau dalam °C/W.}