Anda di halaman 1dari 6

MENGATUR PERENCANAAN

KETERSEDIAAN ENERGI
LISTRIK

Oleh :
I Wayan Yudi Martha Wiguna (1091761008)
A.A Gede Maharta Pemayun (1091761011)
Ida Bagus Putra Setanu (1091761016)
I Gede Sarasatwika (1091761018)
Energi, Beban dan Teknolgi terbarukan
Didalam perencanaan energi kita harus memahami permintaan dan pasokan energi
dalam setiap kondisi, yang meliputi:
1. Dasar kebutuhan energi dan mengkonversi persyaratan di seluruh
unit pengukuran yang berbeda
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
3. Teknologi pembangkit yang paling umum digunakan untuk
penyediaan energi listrik

Pada Dasar kebutuhan energi dan mengkonversi persyaratan di seluruh unit


pengukuran yang berbeda, kita harus mengetahui cara melakukan pengukuran
energi dan juga perlu mengetahui bentuk energi serta tujuannya. Dimana dalam
mengenal energi kita harus mengenal unit energy, system konversi serta jenis
energinya. Selanjutnya tentang pemahaman mengenai besaran output setiap unit
dan kapasitas nya. Serta dasar-dasar pembangkit listrik dengan system konversi
mekanik menjadi energi listrik

Pada system Energi Mekanik, Daya, dan Sirkuit


• Dimana energi mekanik merupakan energi yang dibutuhkan untuk
memindahkan objek fisik yang berlawanan gerak. Misalnya ketika tubuh
dipindahkan dari ketinggian rendah ke ketinggian yang lebih tinggi, energi
yang dibutuhkan untuk mengangkat tubuh disimpan dalam tubuh sebagai
energi potensial. Dengan penggunaan bantuan peralatan mekanik, energi
yang dipergunakan untuk mengangkat benan tersebut menjadi lebih sedikit
sehingga kita tidak menjadi cepat lelah.

Pembangkit Listrik dan Pengukurannya


Pada system pembangkit energy listrik dijelaskan mengenai proses
pembangkitan mulai dari generator sampai pada system menghasilkan
listrik. Serta desain dari system perencanaan sistem tenaga, kapasitas
produksi yang sesuai dengan kebutuhan, sistem model dan kontrol.
Selanjutnya pada proses pengukurannya diperlukan beberapa standarisasi
system pengukuran yang meliputi arus, energi, dan daya. Dimana pada
unit standar pengkurannya, Arus Listrik dengan satuan Ampere,
Tegangan dengan Volt, dan Daya dalam Megawatt

Bahan bakar dan Unit Konversinya


Pada proses konversi mekanik menjadi energi listrik, terjadi pembangkitan
energi melalui poses pembakaran bahan bakar. Dimana potensi energi
yang dibangkitkan melalui bahan bakar akan dipergunakan dalam proses
pembangkitan. Selanjutnya untuk mengukur kandungan energi panas
dalam bahan bakar atau dalam MMBTU, dihitung dalam jumlah 1 juta
British thermal per unit (BTU). Sebuah BTU tunggal adalah jumlah energi
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 pon air dengan 1 derajat
Fahrenheit. Dimana unit umum untuk mengukur energi listrik adalah jam
megawatt (MWH) atau satu MWH ekivalen dengan 3,412 MMBTU
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Dalam hal ini permintaan neban mengacu pada permintaan pelanggan
listrik. Dimana kita harus mengkategorikan jenis beban yang berbeda,
seperti : perumahan, masyarakat , dan industri. Dimana pertama kita harus
berfokus pada beban utama yang meliputi: parameter populasi, produk
domestik bruto (PDB), pola perilaku, dan cuaca. Kedua kita berfokus pada
karakteristik beban tambahan yang diperlukan dan perencanaannya
kedepan .

Klarifikasi Pelanggan dan Kebutuhan Daya


Berdasarkan klarifikasi dan kebutuhan dayanya dapat dibedakan menjadi :
• Beban Perumahan
Konsumsi utama pelanggan perumahan adalah penerangan dan
menjalankan peralatan lainnya. Seperti peralatan yang membutuhkan daya
tinggi termasuk Setrika, Kulkas dan AC
• Beban Masyarakat Umum dan Industri
Beban umum timbul dari kegiatan komersial lainnya seperti halnya
manufaktur, terutama sektor jasa ekonomi. Sejauh ini penggunaan daya
terbesar di sektor komersial adalah kontrol suhu ruangan dan pencahayaan.
Pengunaan beban Industri kebanyakan dari proses manufaktur.

Karakteristik Beban dan Pengunaannya


• Bentuk Beban
Bentuk beban adalah kebutuhan daya sebagai fungsi waktu selama suatu
interval waktu tertentu. Adapun bentuk pola bebannya diantaranya beban
harian, mingguan, dan musiman serta banyak perubahan terjadi
dikarenakan oleh pola perilaku dan respon terhadap perubahan kondisi
cuaca.
• Gangguan Beban
Menawarkan kepada pelanggan prasarana menurunkan harga sebagai
imbalan atas hak untuk layanan bila terjadinya gangguan. Dalam
penyediaan kebutuhan listrik, penyedia layanan harus mengurangi
terjadinya gangguan agar tidak terjadi kekurangan pasokan energi.
Dimana jika terjadi kekurangan pasokan energy listrik, pelanggan akan
menerima pembayaran atas gangguan yang terjadi sesuai dengan jumlah
gangguan yang terjadi selama setahun . Dimana sejumlah besar gangguan
memberikan tarif yang lebih menguntungkan kepada pelanggan.

3. Teknologi Pembangkit Yang Paling Umum Digunakan Untuk


Menyediakan Energi Listrik
Beberapa pembakit yang umum dipergunakan dalam penyediaan energy listrik,
meliputi ;
• Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
• Pembangkit Listrik Tenaga Gas
• Pembangkit Listrik Tenaga Air
• Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Pada setiap energy pembangkitan diberikan beberapa kategori yang meliputi :
biaya konstruksi, biaya operasi, keandalan sistem, flexibilitas, ketersediaan
sumber bahan bakar, emisi, dan dampaknya terhadap lingkungan. Dimana
kedepannya diperlukan kajian tentang sumber energi terbarukan untuk
pembangkit listrik di masa depan yangmana persoalan tersebut dilakukan untuk
mengurangi emisi yang terjadi terhadap lingkungan. Keadaan ini hanya dapat
diatasi melalui kebijakan yang berlaku melalui debat publik terbuka. Beberapa
alternatif energi kedepan meliputi batubara, teknologi solar sell, dan teknologi sel
bahan bakar.

Sistem Jaringan Listrik


• Untuk meningkatkan perekonomian, dan peningkatan kebutuhan listrik
maka kedepan, penyedia listrik perlu mengembangkan infrastruktur
pembangkit listrik skala besar yang digabungkan dengan sistem transmisi.
Sistem transmisi tidak hanya untuk beberapa pusat beban, tetapi juga
untuk pusat-pusat beban yang tersebar secara geografis untuk menghemat
penggunaan sumber energi. Sebuah pusat beban dengan pembangkitan
dapat menggunakan jalur transmisi untuk menjual lebih ke pusat-pusat
beban dengan pasokan yang aman. Selain itu, sistem transmisi
memungkinkan untuk berbagi kapasitas cadangan di pusat-pusat beban.
Sistem jaringan listrik merupakan peralatan jaringan yang memasok
kebutuhan listrik, kontrol, dan mengoptimalkan daya listrik. Sistem
operasi jaringan listrik merupakan dasar untuk keseimbangan pemakaian
beban dan penawaran, menjamin kehandalan dan pengiriman kualitas
daya, serta mengurangi dampak buruk kondisi jaringan listrik

Dasar Pembangkitan : Beban, Pembangkit, dan Pembangkit Alternatif


• Pada beban dan pembangkitan perlu dilakukan pengembangan dan
pemahaman tetang system jaringan listrik, dengan mempertimbangkan
aspek permintaan dan pembangkitan. Untuk menentukan dan memenuhi
persyaratan beban, bebepara standar yang harus diketahui :
– Sistem Pembangkit
– Beban, yang meliputi Frekuensi, tegangan, kebutuhan nyata dan
kebutuhan reaktif

Peralatan Jaringan Listrik


• Sistem jaringan yang mencakup semua peralatan yang memasok,
memberikan, dan mengkonsumsi daya. System ini diperlukan agar dapat
memastikan keandalan pengiriman daya yang berkualitas atau membatasi
dampak dari kondisi yang merugikan, yang meliputi :
– Pembangkit
– Kontrol Pembangkit Otomatis
– Transmisi AC
– Transmisi DC
– Konverters
– Distribusi
– Pengaturan Tegangan
– Pemutus Teganan
– Perlindungan Lonjakan Listrik
– Perlindungan terhadap petir
– Penyediaan Daya Tambahan
– Sistem Jaringan
– Pembagian Saklar
– Sistem SCADA dan Pemantauan
– Pembangkitan Dadakan
– Jaringan listrik ke Pelanggan

Keandalan Sistem Jaringan dan Persyaratannya


Dalam penyediaan tenaga listrik yang kontinu dapat dilihat dari beban dan
berapa sebaiknya listrik tersebut dibangkitkan dan yang harus dikirimkan
ke pelanggan. Dimana dalam pengoperasiannya ada pembatasan operasi
temporal yang membatasi tingkat pembangkitan di setiap unit yang dapat
disalurkan secara langsung dan mengubah outputnya. Pembatasan ini
terjadi karena pembatasan temporal, menyeimbangkan pasokan untuk
memenuhi permintaan dalam waktu nyata memerlukan suatu rencana
terlebih dahulu, yang mencakup perencanaan darurat. Dukungan
operasional harus tersedia untuk menanggapi kondisi perubahan sistem
secara real time. Rencana penyediaan listrik selanjutnya perlu diatur setiap
hari untuk hari berikutnya dan termasuk jadwal untuk operasi unit agar
system dapat bekerja secara optimal. Operator jaringan kemudian
menjalankan program tersebut dan disesuaikan dengan persyaratan kondisi
yang berubah.

Konfigurasi Sistem Jaringan Listrik


Konfigurasi system jaringan listrik memberikan pemahaman tentang
pelayanan tehadap jaringan. Adapun lima fungsi pelayanan jaringan,
diantaranya:
– Menyediakan kebutuhan daya nyata.
– Menyediakan kebutuhan daya reaktif.
– Menyediakan sistem kontrol.
– Memastikan keandalan sistem.
– Pastikan sistem keamanan.

Operasi Jaringan
• Operasi Jaringan adalah kegiatan terkoordinasi yang menghasilkan
keseimbangan penawaran dan permintaan. Kegiatan meliputi perencanaan
darurat, pemantauan, dan operasi, termasuk juga :
– Perencanaan Kontinjensi
– Pemantauan
– Operasional
Berikut Gambaran kekacauan system keandalan energy listrik
• Gambaran tentang peristiwa yang menyebabkan pemadaman hebat di AS
tahun 2003 bahwa daerah yang terkena dampak dari Ohio, Michigan,
Pennsylvania, New York, dan Ontario.
• Bagian ini mengilustrasikan beberapa poin yang menarik:
– Kasus ini menggambarkan kurangnya koordinasi berbagai instansi
dalam rangka mempertahankan keandalan jaringan.
– Sejauh mana keandalan jaringan transmisi yang digunakan, dan
kasus ini menunjukkan betapa pentingnya untuk melaksanakan
operasi biasa dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai