Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu berbahasa. Bahasa begitu besar

peranannya dalam kehidupan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Bahasa

adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi, mengidentifikasi diri dan sebagai sarana komunikasi.

Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bentuk tulisan yang berisikan tetang ilmu

pengetahuan yang disusun atas dasar penggalian pegetahuan-pengatahuan lebih dalam

untuk menyatakan kebenaran tulisan tersebut.

Dalam menulis karya ilmiah dibutuhkan bahasa yang baik dan benar yang sesuai

dengan EYD, karena karya ilmiah merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai

referensi bagi karya lain. Jika sebuah karya ilmiah menggunakan bahasa yang tidak sesuai

dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan akan terjadi kesalahan atau banyak penafsiran

pada tiap-tiap orang. Untuk mengantisipasi hal tersebut dibutuhkan bahasa yang baik dan

benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Berdasarkan paparan di atas dapat ditentukan suatu permasalahan tentang

penggunaan bahasa yang bisa berfungsi sebagai alat komunikasi antara penulis dan

pembaca. Permasalahan tersebut dapat ditentukan tentang penggunaan bahasa yang dipakai

dalam karya ilmiah masih belum tepat, dan masih banyak yang tidak menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan EYD.

1
1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bahasa yang baik dan benar dalam penulisan karya tulis?

2. Bagaimana cara pengembangan paragraf yang benar?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam penulisan karya tulis.

2. untuk mengetahui cara pengembangan paragraf yang benar.

1.4. Manfaat

Bagi Mahasiswa

Dengan penulisan paper ini mahasiswa dapat mengetahui penggunaan bahasa Indonesia

yang baik dan benar untuk dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Penggunaan Bahasa

Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam

penulisan karya ilmiah agar apa yang disampaikan oleh penulis karya ilmiah bisa dipahami

oleh pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar.

Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah adalah sebagai

berikut :

Contoh 1: Hubungan Subyek dan Predikat

Salah: Menurut Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah

Indonesia menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi

dan demokratisasi.
Benar: Menurut Ichlasul Amal (1994), pemerintah Indonesia

menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan

demokratisasi.
Benar: Ichlasul Amal (1994) mengatakan bahwa pemerintah Indonesia

menghadapi dilema dalam melakukan desentralisasi dan

demokratisasi.
Contoh 2: di dan ke sebagai kata depan dan awalan

Salah: Sistem pemerintahan ditingkat desa telah di sempurnakan. Di

lihat dari perspektif politik, Kepala Desa yang di pilih langsung

memiliki posisi tawar yang lebih di banding Kepala Desa yang di

tunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom dari bawah keatas

mengalir deras.
Benar: Sistem pemerintahan di tingkat desa telah disempurnakan.

Dilihat dari perspektif politik, Kepala Desa yang dipilih

langsung memiliki posisi tawar yang lebih besar dibanding

Kepala Desa yang ditunjuk. Karenanya, arus aspirasi otonom

3
dari bawah ke atas mengalir deras.
Contoh 3: Penggunaan tanda kurung

Salah: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ( ABRI ) telah

direorganisasi menjadi Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) dan

Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ).


Benar: (kata di dalam kurung tanpa spasi) Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI) telah direorganisasi menjadi Tentara

Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia

(Polri).
Contoh 4: Penggunaan huruf besar dan kecil

Salah: Kecamatan long iram terdiri dari beberapa Desa, yang sebagian

di antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.


Benar: Kecamatan Long Iram terdiri dari beberapa desa, yang sebagian

di antaranya tidak bisa dijangkau dengan transportasi darat.


Contoh 5: Penggunaan tanda baca

Salah: Bagaimanakah hubungan antara identifikasi partai dengan

voting behaviour dalam pemilihan umum ?


Salah: Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai dengan

voting behaviour dalam pemilihan umum?


Benar: (tanpa spasi sebelum tanda tanya, tanpa titik setelah tanda

tanya) Bagaimanakan hubungan antara identifikasi partai

dengan voting behaviour alam pemilihan umum?


Contoh 6: Jika-maka

Salah: Jika pemerintah pusat tidak hanya memberi otonomi

administrasi tapi juga tonomi polittik. Maka daerah otonom

akan lebih leluasa dalam menyelesaikan persolan-persoalan di

daerahnya.
Benar: (tanda tanya tanpa spasi dan tidak ada titik setelah tanda tanya)

Jika pemerintah tidak hanya memberi otonomi administrasi tapi

juga otonomi politik, maka daerah otonom akan lebih leluasa

4
dalam penyelesaikan persoalan-persoalan di daerahnya.
2.2.Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam

sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat

dalam paragraf tersebut; mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat- kalimat

penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu

rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.

2.3.Kegunaan Paragraf

Kegunaan paragraf yang utama adalah untuk menandai pembukaan topik baru, atau

pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya (yang baru). Kegunaan lain dari paragraf ialah

untuk menambah hal-hal yang penting untuk memerinci apa yang diutarakan dalam paragraf

terdahulu.

2.4.Macam-Macam Paragraf

Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu paragraf

pembuka, paragraf penghubung dan paragraf penutup.

Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai

pada masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat

menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca

kepada masalah yang akan diuraikan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca,

paragraf pembuka juga berfungsi untuk menjelaskan tujuan dari penulisan itu.

Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh

seorang penulis. Semua inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan dalam

paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang paling

panjang dalam keseluruhan karangan/tulisan. Uraian dalam paragraf penghubung ini, antar

kalimat maupun antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.

5
Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini

bisa berisi tentang kesimppulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung,

atau bisa juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian

sebelumnya.

2.5.Syarat-syarat Pembentukan dan Pengembangan Paragraf

Dalam pembentukan/pengembangan paragraf, perlu diperhatikan persyaratan-

persyaratan berikut :

• Kesatuan

Uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan

merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus

terfokus pada gagasan pokok.

• Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau

kepaduan. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan

pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa

hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.

Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus

sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut :

 Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah

disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan,

selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula,

berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga.

 Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya,

seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya,

sama sekali tidak, biarpun, meskipun.

6
 Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah

disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun,

walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun,

meskipun.

 Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab

itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya.

 Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera,

beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian.

 Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya,

ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan,

dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya.

 Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat,

di seberang, berdekatan, berdampingan dengan.

• Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu

paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan

kalimat topik/gagasan utama.

2.6.Letak Kalimat Topik dalam Sebuah Paragraf

Berikut ini secara urut akan dipaparkan contoh-contoh paragraf dengan kalimat topik

yang terletak di awal, di akhir, di awal dan akhir, serta dalam seluruh paragraf.

2.7.Pengembangan Paragraf.

7
Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat

kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu.

Secara ringkas, pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal

berikut. Pertama, susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga

sulit dikembangkan, jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang panjang

lebar). Kedua, tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam

sebuah paragraf. Ketiga, dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail/ perincian-

perincian yang tepat. Keempat gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di

antara paragraf.

Ada beberapa teknik (cara) mengembangkan paragraf yang dapat dilakukan.

Teknik-teknik tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :

Secara Alamiah

Dalam teknik ini penulis sekedar menggunakan pola yang sudah ada pada objek/kejadian yang

dibicarakan. Susunan logis ini mengenal dua macam urutan, yaitu: (a) urutan ruang (spasial)

yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang.

(b) urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau

tindakan.

Klimaks dan Antiklimaks

Gagasan utama mula-mula dirinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah

kedudukannya. Kemudian berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga gagasan yang paling

tinggi kedudukan/kepentingannya. Variasi dari klimaks ialah antiklimaks. Pengembangan

dengan antiklimaks dilakukan dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi

kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

Umum-Khusus & Khusus-Umum (deduktif & induktif)

Cara pengungkapan paragraf yang paling banyak digunakan adalah cara deduktif dan induktif.

Berikut ini secara urut akan disajikan contoh paragraf yang dikembangkan dengan cara deduktif

8
dan induktif. Bentuk pengembangan paragraf juga ditentukan oleh fungsi paragraf tersebut

dalam sebuah karangan atau wacana. Ada paragraf yang berfungsi untuk menjelaskan,

membandingkan, mempertentangkan, menggambarkan, atau memperdebatkan.

Perbandingan dan Pertentangan

Untuk menambah kejelasan sebuah paparan, kadang-kadang penulis berusaha membandingkan

atau mempertentangkan. Dalam hal ini penulis berusaha menunjukkan persamaan dan berbedaan

antara dua hal. Syarat perbandingan/pertentangan adalah dua hal yang tingkatannya sama dan

kedua hal itu mempunyai persamaan sekaligus perbedaan.

Analogi

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan

hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal

tersebut.

Contoh-contoh

Sebuah generalisasi yang terlalu umum sifatnya agar dapat memberikan penjelasan kepada

pembaca, kadang-kadang memerlukan contoh-contoh yang konkrit. Berikut ini akan disajikan

contoh sebuah paragraf yang dikembangkan dengan contoh-contoh.

*Sebab-Akibat

Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berbentuk sebab akibat. Dalam hal ini

sebab dapat berfungsi sebagai pikiran utama, dan akibat sebagai pikiran penjelas; atau

sebaliknya.

*Definisi Luas

Untuk memberikan batasan tentang sesuatu, kadang-kadang penulis terpaksa

menguraikan dengan beberapa kalimat atau bahkan beberapa paragraf.

*Klasifikasi

9
Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang

mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya dirinci lebih lanjut ke dalam

kelompok-kelompok yang lebih kecil.

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

10
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat krusial dalam penulisan

karya ilmiah. Agar apa yang disampaikan oleh penulis karya ilmiah bisa dipahami oleh

pembaca. Oleh karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar.

Pengembangan paragraf sangat besar pengaruhnya terhadap pemakaian bahasa yang akan

digunakan dalam penyusunan karya ilmiah, karena paragraf dikatakan sebagai sebuah runtuyan

kata-kata dalam bentuk kalimat yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita

dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Oleh karena itu pengembangan

paragraf yang baik akan berpengaruh dalam pembentukan bahasa untuk penyusunan karya tulis

ilmiah yang baik. Sehingga penggunaan bahasanya teratur oleh inti dari paragraf yang

dikemukakan.

3.2.Saran

Adapun berbagai saran yang dapat kami berikan atau tuliskan selaku penulis adalah

pelajarilah Bahasa Indonesia yang baik dan benar agar bisa menggunakannya dalam penyusunan

karya tulis ilmiah maupun dalam kesempatan formal lainnya. Selain itu, perhatikanlah

penggunaan tanda baca sebab hal itu berperan penting agar tidak menimbulkan penafsiran

ganda.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Khemal. 2008. Pemakaian Bahasa Sms di Kalangan Remaja.

http://www.scribd.com/doc/23701249/Pemakaian-Bahasa-SMS

Akhadiah, Sabarti. 1990. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga

11
Dosen Teknik. 2009. Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Menulis Karya Ilmiah.

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/penggunaan-bahasa-indonesia-

dalam-menulis-karya-ilmiah-oleh-dosen-tek-0

Firman, Harry. 2004. Menulis Karya Ilmiah. http://www.scribd.com/doc/2871445/Tentang-

Karya-Tulis-Ilmiah

Perdana, Yandha Jaka. 2009. Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah.

http://yandhajperdana.wordpress.com/2009/10/28/pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-

karya-tulis-ilmiah/

Rais, Jacub. Tata Cara Penulisan Baku Daftar Acuan (References) dan Daftar

Pustaka (Bibliography) dalam Makalah Ilmiah, Tesis, Disertasi.

http://demosainscreative.wordpress.com/2009/02/23/tata-cara-penulisan-karya-ilmiah/

Rahardjo, Budi. 2005. Panduan Menulis dan Mempresentasikan Karya Ilmiah:

Thesis, Tugas Akhir, dan Makalah. http://www.cert.or.id/~budi/books/thesis/tulis.pdf

Shopia, Sulastuti . 2002. Petunjuk TeknisPenyusunan Sari Karangan. http://www.pustaka-

deptan.go.id/pustakawan/Juknis26.pdf

Universitas Mulawarman. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah dan Penyusunan Skripsi.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. http://www.pin.or.id/dat/doc/02_bag1_penulisan_

karya_ilmiah.pdf

http://en.forkus.com/d/contoh-bentuk-karya-ilmiah-remaja-penggunaan-bahasa-indonesia.htm

http://goesprih.blogspot.com/2008/02/paragraf-dan-pengembangannya.html

http://t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/8770/kesantunanbhsilmiah.doc

http://www.scribd.com/doc/9678477/Ragam-Dan-Laras-Bahasa

12

Anda mungkin juga menyukai