TOLERANSI RESISTOR
&
VOLTAGE DIVIDER
D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
RANGKAIANLISTRIK 2
DAFTAR ISI
RANGKAIANLISTRIK 3
TOLERANSI RESISTOR
TUJUAN:
Mengetahui perbandingan antara nilai resistansi teoritis sebuah resistor yang tertera pada
resistor tersebut dengan nilai resistansi aslinya.
LANDASAN TEORI:
Resistor adalah suatu komponen elektronika yang digunakan untuk memberikan nilai
resistansi (dilambangkan dengan Ω). Spesifikasi sebuah resistor dapat dibedakan dari nilai
resistansinya, toleransi dan kemampuan disipasi dayanya (kemampuan resistor mengubah daya
listrik menjadi panas). Misal: 25k Ω ± 5%, ½ W, artinya resistor tersebut memiliki nilai resistansi
25.000 Ω dengan toleransi nilai 5% dan mampu mendisipasi daya sampai ½ watt.
Nilai resistansi sebuah resistor dapat dilihat dari kode warnanya, yaitu empat cincin warna
yang ada di badan resistor tersebut. Masing-masing warna pada cincin mewakili angka tertentu.
Dalam membaca kode warna resistor, warna emas selalu menjadi yang terakhir dibaca.
RANGKAIANLISTRIK 4
Ring I Ring II Ring III Ring IV
Gambar I – Contoh letak cincin warna pada resistor (340 Ω ± 5%).
Sehingga jika sebuah resistor mempunyai cincin warna (dari kiri ke kanan) merah, orange,
cokelat dan emas, maka nilai resistansinya adalah 3, 4, x10, 5% atau 340 Ω ± 5%.
Namun, tidak semua resistor mempunyai nilai resistansi yang sesuai dengan kode warnanya.
Terkadang sebuah resistor yang kode warnanya 340 Ω hanya mempunyai nilai resistansi 338 Ω.
Oleh karena itu pada resistor ada yang disebut toleransi nilai, yaitu batas maksimum dan batas
minimum nilai resistansi dari suatu resistor. Nilai resistansi asli sebuah resistor selalu berada di
antara batas-batas ini, jika tidak maka resistor tersebut merupakan “produk gagal”.
LANGKAH KERJA:
Atur multimeter digital untuk mengukur resistansi (Ω) dan berikan batasan yang
sesuai (misal 2K Ω).
Periksa warna cincin pada masing-masing resistor untuk memastikan nilai resistansi
teoritisnya dan catat.
Tentukan range nilai resistansi asli resistor dengan rumus:
Range Nilai = Nilai Resistansi Teoritis ± (Nilai Resistansi Teoritis . 5%)
= Nilai Resistansi Teoritis + (Nilai Resistansi Teoritis . 5%)
= Nilai Resistansi Teoritis - (Nilai Resistansi Teoritis . 5%)
Ukur nilai resistansi asli resistor dengan cara menghubungkan kedua pin multimeter
ke kedua kaki resistor lalu melihat nilai yang muncul pada multimeter (keterbalikan
warna pin merah/hitam tidak menjadi masalah). Catat nilai resistansi tersebut.
Hitung deviasi nilai teoritis dan nilai asli dengan rumus:
RANGKAIANLISTRIK 5
Deviasi = Nilai Resistansi Asli – Nilai Resistansi Teoritis
HASIL PERCOBAAN:
Resistor 470 Ω ± 5%
Resistor 560 Ω ± 5%
RANGKAIANLISTRIK 6
Gambar III – Resistor 560 Ω ± 5%, ½ W
KESIMPULAN:
Sebuah resistor tidak selalu memiliki nilai resistansi yang sesuai dengan kode warnanya,
oleh karena itu pada resistor ada toleransi ketidaksesuaian nilai, yang menentukan nilai minimum
dan nilai maksimum dari resistansi sebuah resistor.
RANGKAIANLISTRIK 7
VOLTAGE DIVIDER (PEMBAGI TEGANGAN)
TUJUAN:
Menghitung nilai tegangan pada resistor yang dihubungkan dengan rangkaian seri ke suatu
sumber daya dan membandingkannya dengan hasil pengukuran menggunakan multimeter, serta
RANGKAIANLISTRIK 8
mencari deviasinya.
LANDASAN TEORI:
Dalam rangkaian seri searah, tegangan dari suatu komponen (misalnya resistor) akan
sebanding dengan nilai resistansinya ( V1 : V2 : V3 = R1 : R2 : R3 ), sehingga rangkaian seri dapat
membagi tegangan pada komponen-komponen yang ada di dalam rangkaian tersebut sesuai nilai
resistansinya.
dan
Namun pada kenyataannya, nilai tegangan tidaklah selalu tepat sama dengan perhitungan,
karena (seperti percobaan sebelumnya) nilai resistansi sebuah resistor tidaklah persis sama dengan
nilai dari kode warnanya (selalu ada toleransi). Untuk contoh di atas, berarti nilai R 1 dan R2
bukanlah 20 Ω dan 30 Ω, melainkan 20 Ω ± 5% dan 30 Ω ± 5%. Oleh sebab itu, nilai tegangan
Jika kita memasukkan toleransi resistor kedalam perhitungan, maka rumus untuk dan
akan sedikit berbeda, yaitu:
RANGKAIANLISTRIK 9
;
dengan dan tetap hadir sebagai nilai normal teoritis. Jika percobaan dilakukan dengan
benar dan semua komponen rangkaian masih berfungsi dengan baik, nilai tegangan komponen akan
selalu ada di antara batas maksimum dan minimum.
LANGKAH KERJA:
RANGKAIANLISTRIK 10
Untuk percobaan kali ini, yang diukur hanya nilai tegangan pada R2 ( ).
Dengan menggunakan power supply, protoboard, kabel penghubung dan dua buah
resistor
Ukur besar tegangan dari power supply dengan menggunakan multimeter, lalu catat.
Hitunglah dan dari resistor R2 yang dipasang, dengan rumus:
dan
Ukur nilai yang asli dengan multimeter, yaitu tegangan pada resistor R2. Catat
hasilnya.
Hitung deviasi besar tegangan dengan memakai rumus:
HASIL PERCOBAAN:
RANGKAIANLISTRIK 11
Tabel Hasil Pengukuran Rangkaian Seri Dua Resistor
Nilai Tegangan Teoritis R2 (Volt) Nilai
Tegangan
No. R1 (Ω) R2 (Ω) Deviasi
Asli R2
(Volt)
1 33k Ω ± 5% 820 Ω ± 5% 0,110598 0,121957 0,134452 0,12 -0,0019570
2 10 Ω ± 5% 470 Ω ± 5% 4,914431 4,925208 4,935 4,92 -0,005208
3 10 Ω ± 5% 560 Ω ± 5% 4,932645 4,941754 4,950025 4,94 -0,001754
4 470 Ω ± 5% 560 Ω ± 5% 2,60942 2,734757 2,859004 2,75 0,015243
5 820 Ω ± 5% 10 Ω ± 5% 0,054894 0,060602 0,066897 0,06 -0,000602
6 560 Ω ± 5% 33k Ω ± 5% 4,937394 4,946067 4,95394 4,95 0,003933
7 560 Ω ± 5% 820 Ω ± 5% 2,866401 2,988841 3,108995 3,01 0,04159
8 470 Ω ± 5% 33k Ω ± 5% 4,952047 4,959367 4,966008 4,96 0,000633
9 820 Ω ± 5% 470 Ω ± 5% 1,717702 1,832636 1,950731 1,80 -0,032636
10 560 Ω ± 5% 470 Ω ± 5% 2,170996 2,295243 2,42058 2,28 -0,015243
Rata-Rata 2,9266528 2,9806432 3,0345632 2,979 -0,0016432
Rata-Rata Deviasi 2,9806432 – 0,0551%
KESIMPULAN:
RANGKAIANLISTRIK 12
Seperti halnya nilai resistansi, nilai tegangan sebuah resistor juga tidak selalu sama dengan
hasil perhitungan secara teoritis.. Nilai tegangan asli selalu berada di antara batas maksimum &
minimum ini.
RANGKAIANLISTRIK 13