BAB I PENDAHULUAN
A.
Agar siswa dapat mengambil nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat dengan terlebih
dahulu mengidentifikasi unsur intrinsik cerita rakyat; 3.
Motivasi belajar memberikan pengaruh terhadap partisipasi aktif dan kemampuan siswa
memahami unsur intrinsik; 4.
Pembatasan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkauannya maka
penulis membatasi masalah ini sebagai berikut: 1.
Subjek Penelitian Subjeknya adalah siswa kelas V SD Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal
tahun pelajaran 2009/2010. 2.
Objek Penelitian a.
Masalah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia,
khususnya materi unsur intrinsik cerita rakyat; c.
Kemampuan siswa memahami unsur intrinsik cerita rakyat, dalam hal Ini agar siswa
dapat mengambil nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi unsur intrinsik cerita rakyat.
D.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut: 1.
Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman unsur intrinsik antara siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah? 3.
Apakah terdapat interaksi antara media audio visual dan motivasi belajar dalam
mempengaruhi kemampuan pemahaman unsur intrinsik?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1.
Terdapat tidaknya perbedaan kemampuan memahami unsur intrinsik antara siswa yang
memiliki motivasi belajar tinggi dan yang memiliki motivasi belajar rendah; 3.
Terdapat tidaknya interaksi antara media audio visual dan motivasi belajar dalam
mempengaruhi kemampuan pemahaman unsur intrinsik.
F.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah: 1.
sebagai fakta pembelajaran cerita rakyat menggunakan media audio visual dapat
meningkatkan kemampuan siswa memahami unsur intrinsik cerita rakyat; b.
referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan denga hal pembelajaran cerita rakyat.
2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
a. bagi guru
1) memberikan masukan positif dalam pembelajaran cerita rakyat di sekolah dasar;
2) memberikan solusi pada kesulitan pelaksanaan pembelajaran cerita rakyat. b.
bagi siswa
1) membantu mengatasi kesulitan pembelajaran cerita rakyat dengan memanfaatkan
media audio visual;
2)menambah motivasi belajar serta pemahaman siswa dalam pembelajaran.
c. bagi sekolah
1) dapat digunakan sebagai alternative model pembelajaran cerita rakyat.
2) memberikan pengalaman bagi sekolah berkaitan dengan kegiatan penelitian.
d. bagi peneliti
1)melakukan kajian-kajian lebih lanjut untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran
cerita rakyat dengan media audio visual yang dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi
sekolah;
2) sebagai penelitian sejenis di masa yang akan datang.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Unsur Intrinsik dalam Cerita Rakyat
a. Hakikat cerita rakyat cerita rakyat merupakan salah satu dari adat istiadat suatu daerah
yang berupa kisah atau dongeng dan penyebarannya secara lisan. Demikian pula yang
diungkapkan James Danandjaja (1991:5) bahwa folklore atau cerita rakyat merupakan
sebagian kebudayaan yang penyebarannya pada umumnya melalui tutur kata atau lisan
(oral tradition).
Kemudian ada juga yang menyatakan cerita rakyat adalah cerita yang disampaikan secraa
lisan di dalam suatu masyarakat, bisa berbentuk cerita, teka-teki, puisi rakyat, cerita prosa
rakyat, dan nyanyian rakyat. b.
Bentuk-bentuk cerita rakyat Cerita rakyat atau floklor memiliki tiga bentuk yang berbeda.
Brunvand (dalam James Danandjaja, 1991: 21) menggolongkan floklor ke dalam tiga
kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu: (a) floklor bukan lisan
(non verbal folklore),
(b) floklor sebagian lisan
(partly verbal folklore),
dan (c) floklor lisan
(verbal folklore).
Floklor bukan lisan biasanya berupa hasil kebudayan, seperti: material (benda atau
kerajinan daerah) dan bukan material (kesenian rakyat). Floklor sebagian lisan adalah
campuran antara unsure lisan dan bukan lisan. Floklor ini biasanya menyangkut adat
istiadat dan sejenisnya. Sedangkan folklore lisan ialah cerita yang disampaikan turun
temurun secara tradisional dari mulut k mulut. Floklor ini dappat berwujud nyanyian,
puisi maupun prosa rakyat seperti mite, legenda, dan dongeng. c.
Fungsi cerita rakyat Cerita rakyat memiliki fungsi yang beragam dalam kehidupan
masyarakat, fungsi tersebut berbeda-beda sesuai dengan sifatnya. (Bascom dalam James
Danandjaja,1991:9). Fungsi utama cerita rakyat adalah memberi nasihat. Oleh karena itu,
diharapkan juga bahwa cerita asli Indonesia lebih dikenal, lebih dipahami, dan lebih
dihayati serta dapat diambil menfaatnya yang diantaranya siswa harus mempelajari
unsur-unsur yang terkandung dalam cerita rakyat. d.
Hakikat unsur intrinsik Sebuah kisah atau cerita rakyat itu mengandung unsur-unsur yang
membangun. Unsur pembangun tersebut dibagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yangmembangun karya itu sendiri.
Secara umum Burhan (1995: 23) menyebutkan hal-hal yang terdapat dalam unsur
intrinsik adalah tema, amanat, plot atau alur cerita, tokoh dan penokohan, sudut pandang,
dan latar atau setting. Sedangkan menurut TIM Primagama (2007: 96) yang dimaksud
unsur ekstrinsik adalah unsur yang mendukung dari luar karya itu sendiri. Yang termasuk
unsur esktrinsik di antaranya ialah mengenai riwayat pribadi pengarang dan kehidupan
masyarakat tempat karya sastra itu diciptakan. 2.
Media audio-visiual Menurut Gino (1999: 25-26) media pembelajaran dapat dibedakan
berdasarkan indera yang dirangsang, yaitu: alat peraga visual, alat peraga auditif, dan alat
peraga audio-visual. Basuki (2001: 67) juga menyebutkan bahwa dengan karakteristik
yang lebih lengkap dibanding media lain, media audio visual memiliki kemampuan untuk
dapat mengatasi kekurangan dari media audio atau media visual semata. Karena media
ini dapat menampilkan gambar bergerak sekaligus dilengkapi dengan suara agar pasan
atau informasi yang disampaikan mudah ditangkap siswa dan menambah pemahaman
siswa dalam menyimak cerita rakyat. 3.
Motivasi Belajar
a.
Pengertian motivasi Menurut Henry (1986:103) motivasi merupakan salah satu butir
penentu keberhasilan seseorang. Karena menurut Gino (1999:23) motivasi adalah bentuk
proses penggiatan seseorang untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Tanpa
adanya motivasi, seorang manusia enggan melakukan apapun termasuk mencapai tujuan
hidupnya. b.
Motivasi belajar Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang
dikehendaki oleh siswa dapat dicapai. (Sardiman dalam Gino, 1999: 37). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa seorang siswa yang memiliki motivasi yang kuat
maka akan memiliki energi positif untuk melakukan kegiatan belajar. c.
Fungsi motivasi Sudah diketahui bahwa motivasi sebagai daya penggerak di dalam siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar. Senada dengan yang dipaparkan Oemar Hamalik
(2003: 156) bahwa fungsi motivasi adalah untuk mendorong, menggerakkan, dan
mengarahkan kegiatan belajar.
B.
Kerangka Berpikir
Pembelajaran cerita rakyat yang selama ini dilakukan oleh guru masih secara
konvensiaonal dan berpusat pada guru. Guru tampil berbicara di depan kelas untuk
bercerita, kemudian siswa diminta menanggapi tentang kisah dan nilai yang ada dalam
cerita rakyat tersebut. Metode di atas ternyata masih kurang optimal untuk menumbuhkan
minat dan motivasi siswa dalam memahami unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita
rakyat. Akibatnya siswa tidak mengetahui maksud dan tujuan pembelajaran cerita rakyat
dengan maksimal. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi pembelajaran cerita rakyat yang
dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran. Pemanfaatn media audio-visual
dalam pembelajaran cerita rakyat yang hendak diterapkan diharapkan mampu
memberikan stimulus agar kemampuan siswa memahami unsur intrinsik dapat mencapai
standar minimal yang ditetapkan SD Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal. Jika motivasi
belajar tinggi didukung dengan penggunaan media audio visual diduga kemampuan siswa
memahami unsur intrinsik dalam pembelajaran cerita rakyat akan mencapai hasil yang
memuaskan. Demikian juga sebaliknya, jika pembelajaran tanpa menggunakan media
audio visual diduga motivasi siswa akanrendah dan hasil yang dicapai kurang
memuaskan. Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dibuat paradigma berpikir sebagai
berikut:
Keterangan: 1.
Pengaruh media audio visual terhadap kemampuan pemahaman unsur intrinsik cerita
rakyat; 2.
Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan pemahaman unsur intrinsik cerita rakyat;
3.
Pengaruh interaksi media audio visual dan motivasi belajar terhadap kemampuan
pemahaman unsur intrinsik cerita rakyat.
C.
Hipotesis
1.
Kemampuan pemahaman unsur intrinsik cerita rakyat pada siswa yang diberikan media
audio visual lebih baik daripada yang tidak diberi media;
2.
Kemampuan pemahaman unsur intrinsik cerita rakyat pada siswa yang memiliki motivasi
belajar tinggi lebih baik daripada yang memiliki motivasi belajar rendah;
3.
Terdapat interaksi antara media audio visual dan motivasi belajar dalam mempengaruhi
kemampuan pemahaman unsur intrinsik cerita rakyat pada siswa.
Media Audio
-
Visual
Motivasi Belajar
Kemampuan pemahaman
unsur intrinsik cerita rakyat
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan dari bulan Januari sampai Juni 2009.
Berikut tabel rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian. Tebel 1. Rincian Waktu dan
Jenis Kegiatan Penelitian
B.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen kuantitatif. 2.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian factorial (2 X 2). Dengan
variabel bebas media audio visual dan motivasi belajar.
C.
Sample
Pada penelitian ini, populasi terbagi dalam 3 kelas. Kemudian 3 kelas tersebut diambil 2
kelas secara acak dengan jumlah siswa sebanyak 60 siswa. 3.
Teknik Sampling
Penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Ialah
dengan cara pengambilan sampel secara acak dengan kelompok sebagai sasarannya.
D.
Identifikasi Variabel 1)
Penyusunan instrument 1)
Media audio visual. Untuk memperoleh data pengaruh media audio visual diperoleh
dengan menggunakan
pretest-posttest nonequivalent control group design
yang dilakukan dua kali tes, yakni memberikan
pretest
untuk mengetahui kemampuan awal siswa, serta
posttest
untuk mengetahui kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran yang
menggunakan media audio visual. 2)
Motivasi belajar. Motivasi belajar siswa diperoleh dengan angket berupa tes objektif dan
diisi oleh responden, yaitu siswa kelas V SD Negeri 02 Slawi Kabupaten Tegal tahun
pelajaran 2009/2010. 3)
Uji Reliabilitas
Instrument penelitian harus reliable. Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data. Penelitian ini menggunakan metode tes
ulang, yaitu dengan cara memberikan tes yang dama kepada sample yang sama dengan
selang waktu yang berbeda. Dengan cara ini maka akan diperoleh hasil pengukuran dua
kelompok nilai, yang selanjutnya dicari korelasinya.