DASAR TEORI
5
suatu citra yang disebut dengan signature dipilih berdasar koefisien-
koefisien wavelet yang memiliki magnitude terbesar hasil proses
transformasi wavelet. Sedangkan tingkat kemiripan citra query dengan citra
pustaka dihitung dengan sebuah metrika citra multiresolusi. Metrika ini
memberikan sebuah nilai yang menyatakan tingkat kemiripan antara citra
query dengan citra pustaka. Citra pustaka yang memberikan nilai paling
kecil berarti citra tersebut paling mirip dengan citra query.
e. Dharma Putra (2000) juga membangun suatu metode pencarian citra dengan
menggunakan metode dekomposisi wavelet. Metode ini mirip dengan
metode yang diperkenalkan oleh Jacob dkk. (1995) perbedaannya terletak
pada sistem ruang warna dan jenis query yang digunakan, yaitu sistem ruang
warna RGB, YIQ, dan HSV dengan 5 jenis query dipakai oleh Jacob dkk.
dan sistem ruang warna CIELUV, RGB, dan YIQ dengan 37 jenis query
digunakan oleh Dharma Putra. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sistem ruang warna YIQ sangat baik untuk pengenalan citra.
f. Kanata (2001) melakukan penelitian tentang deteksi jenis gempa volkanik
pada gunung Merapi berbasis transformasi Fourier diskret dan jaringan
syaraf tiruan, yang memberikan hasil 92,6 % ketepatan pendeteksian.
g. Suta Wijaya (2002) melakukan penelitian tentang pengenalan citra wajah
menggunakan wavelet, dengan metrika Lq sebagai elemen pengenalnya
memberikan hasil tingkat kesuksesan pengenalan 90% dan wavelet terbaik
untuk wajah adalah Daubechies 8 dengan tingkat kedalam dekomposisi dua.
h. Suta Wijaya (2003) melakukan penelitian tentang Pengenalan Citra Sidik
Jari Berbasis Alihragam Wavelet dan Neural Network, yang memberikan
hasil pengenalan yang baik rata-rata 90% kesuksesan pengenalan. Pada
penelitian ini terbentuk analisa untuk menemukan metrika model JST yang
dapat menggantikan algoritma JST karena algoritma JST membutukan
6
sistem pelatihan yang membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan
ketelatenan dalam melatih.
i. Pengenalan citra wajah menggunakan Metode Alihragam Gelombang
Singkat dan Metrika Lq oleh Suta Wijaya dan Budi Suksmadana (2004).
Alihragam gelombang singkat dilakukan dengan mengkonvolusi sinyal
dengan data tapis atau dengan proses perata-rataan dan pengurangan secara
berulang, yang sering disebut metode filter bank.Gelombang singkat Coflet
6, Daubechies 8 dan Symlet 8 merupakan jenis alihragam gelombang singkat
yang baik digunakan untuk pengenalan citra wajah. Waktu pengenal yang
diperlukan sangat pendek dan waktu pengenalalan bersifat linear terhadap
ukuran basis data, sehingga metode ini dapat digunakan untuk pengenalan
citra wajah dengan ukuran basis data yang besar. Hasil lain yang menarik
dari penelitian ini adalah tingkat kesuksesan pencarian citra query yang
bersumber dari sketsa pensil warna sangatlah baik.
j. Pencarian citra berbasis DCT dan metrika Lq oleh Sugeng Nugroho (2004).
Citra pustaka ataupun citra query bersumber dari scaner berupa sidik jari
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa pencarian citra sidik jari
menggunakan alihragam DCT sangat baik hasilnya jika di query
menggunakan citra blur dan citra query asli. Tingkat kesuksesan pencarian
citra sangat dipengaruhi oleh batasan treshold score yang digunakan.
Semakin besar treshold score yang digunakan maka tingkat kesuksesan
yang dihasilkan akan semakin tinggi.
k. Pencarian citra sidik jari menggunakan metode DCT dan metrika model
jaringan syaraf tiruan oleh Luh Agustina Esti Palupi (2004). Sama seperti
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sugeng Nugroho namun metode
pencocokan yang digunakan menggunakan metrika model jaringan syaraf
7
tiruan. Metrika model jaringan syaraf tiruan digunakan pada penelitian ini
karena dianggap memiliki ketelitian lebih tinggi dari metode yang lainnya.
8
Untuk selanjutnya hasil DCT dari x(n) dapat ditulis sebagai berikut
…………(1)
……………(2)
3. Didapatkan nilai DCT X(n) dari Y(n)
………….(3)
Keterangan:
X(n) = Keluaran proses Fast DCT
y(m) = Masukan proses Fast DCT
n = Index ke n
N=Panjang Data
9
Secara skema proses FDCT 2D akan tampak seperti Gambar 2.1 berikut:
FDCT 2D
Q, T q
= w0 , 0 Q[0,0] − T [0,0] + ∑ wi , j Q[i, j ] = T [i, j ] …………..(5)
i , j:Q [i , j ]= 0
10
Persamaan (Q[i, j ] = T [i, j ]) akan mengembalikan nilai kondisi
11
b. N(Number), untuk menampung data angka yang dapat dihitung.
Jangkauan yang dapat disimpan adalah dari -10307 to 10308
dengan 15 digit angka signifikan.
c. S(Money), sama dengan number tapi defaultnya data ditampilkan
dengan desimal dan pemisah ribuan. Karakter pemisah desimal dan
pemisah ribuan tergantung dari Regional setting dari sistem operasi
MS-Windows. Tipe field ini sangat cocok untuk angka yang
menunjukkan nilai uang.
d. S(Short), untuk menampung bilangan bulat antara – 32.767 sampai
32.767.
e. I(Long Integer), untuk menampung bilangan bulat dengan nilai
antara -2147483648 sampai 2147483648.
f. D(Date), untuk menampung data tanggal sampai dengan 31
Desember 9999.
g. T (Time), untuk menampung data waktu dalam 24 jam sampai
hitungan milidetik.
h. M (Memo), untuk menampung data memo. Data memo biasanya
dipakai untuk menyimpan sata seperti tipe Alpha, tetapi isinya
dapat sangat besar dan dapat terdiri dari beberapa baris.
12
7342 1200 512 520 7342 1200 520
517 250 131 91 517
Dilakukan pemotongan 4
42 25 13 5
7 4 2 1
13
Hijau Magenta
Biru Merah
Cyan Kuning
Putih Hitam
(a) (b)
14
warna hijau ( green ), dan komponen warna biru ( blue ) yang sering disebut
dengan komponen RGB. Atas dasar tersebut citra berwarna disusun oleh tiga
buah matriks komponen warna, yaitu matriks komponen warna R, matriks
komponen warna G, dan matriks komponen warna B untuk sistem ruang
warna RGB. Ada beberapa sistem ruang warna yang diciptakan untuk
keperluan tertentu atau diciptakan khusus untuk platform perangkat-keras
tertentu, seperti yang didefinisikan oleh Burdick (1997) berikut:
1. Sistem ruang warna RGB diciptakan untuk menampilkan citra pada
layar CRT yang memiliki tiga buah pospor warna yang akan
menghasilkan tiga buah warna dasar, yaitu merah, hijau, dan biru.
2. Sistem ruang warna CMY (Cyan, Magenta, Yellow) diciptakan
untuk keperluan mencetak citra berwarna (color printing).
3. Sistem ruang warna luminans-crominans yaitu YIQ dan LUV
diciptakan untuk keperluan penyiaran televisi.
4. Sistem ruang warna HIS (hue, intensity, and saturation) merupakan
sistem ruang warna yang banyak digunakan untuk pengolahan citra
seni (artists).
15
Blue Cyan
( 0,0,255 ) ( 0,255,255 )
Gray Line
Magenta
( 255,0,255 ) White
( 255,255,255 )
Mid Gray
( 128,128,128 )
Black
Green
( 0,0,0 )
( 0,255,0 )
Red
( 255,0,0 )
Yellow
( 255,255,0 )
Pada gambar di atas tampak bahwa setiap warna akan diwakili oleh
tiga buah nilai dalam koordinat tersebut yang menyatakan komponen
warna RGB, sebagai misal warna merah akan diwakili oleh titik (255,0,0).
Rentang nilai untuk setiap sumbu berkisar dari 0 sampai 255. Pada gambar
tersebut tampak juga bahwa warna cyan, magenta dan kuning merupakan
komplemen warna merah, hijau, dan biru.
16
Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sistem ruang warna YIQ
dalam penyiaran adalah adanya mekanisme kompresi dalam proses
alihragamnya, sehingga dalam pentransmisiannya memerlukan lebar-
bidang yang terbatas, yaitu 4,2 MHz untuk komponen Y, 1,5 MHz untuk
komponen I, dan 0,55 MHz untuk komponen Q.
Alihragam dari sistem RGB ke YIQ dapat dilakukan secara linear
(Jain, 1989), menggunakan persamaan berikut.
17
Sistem ruang warna ini menggunakan panjang gelombang RCIE (red 700
nm), GCIE (green 546,1 nm) dan BCIE (blue 435,7 nm), dengan demikian
sistem ruang warna RGBCIE berbeda dengan sistem ruang warna RGB
dalam hal kecerahannya, yaitu RGBCIE warna RGB-nya lebih cerah
daripada sistem RGB. Menurut Jain (1989) sistem ruang warna RGBCIE
dapat diperoleh dengan konversi sistem ruang warna RGB dengan
menggunakan persamaan berikut.
18
dimana u dan v dihitung dengan rumus:
4X 4x
u= =
X + 15Y + 3Z − 2 x + 12 y + 3 …………………..(11)
6Y 6y
v= =
X + 15Y + 3Z − 2 x + 12 y + 3
dengan uo dan vo merupakan referens untuk warna putih sedangkan W*
menyatakan tingkat kekontrasan.
19