Landasan Teori :
F
µ =
N
Tujuan Percobaan :
Papan kayu
Balok kayu
Batu timbangan + kepingan logam + beras
Benang
Cawan
Alat pengukur sudut
Siku – siku
Pelaksanaan Percobaan :
a. Pada bidang datar / horizontal
Dalam keadaan setimbang dan bergerak ( labil ) dapat dilihat pada gambar berikut ini :
N
t
f
B1 t
papan
B2
Keterangan gambar :
B1 : gaya berat balok ( b ) x gravitasi = berat balok x gravitasi
N : gaya normal
F : gaya tarik akibat adanya B2
B2 : beban pemberat ( gaya berat B2 )
t : tali
f : gaya gesek
p : papan
g : gravitasi bumi
cara :
F B2
µ = atau
N B1
t
N p
B2
B
1
Sin f B Cos
Keterangan gambar :
B1 : gaya berat balok ( B ) x gravitasi = berat balok x gravitasi
N : gaya normal
F : gaya tarik akibat adanya B2
t : tali
f : gaya gesek
p : papan
g : gravitasi
cara :
µ . N = M . g . Sin α
M . g . Sin α
µ =
M . g . Cos α
Sin α
=
Cos α
Jadi µ = tg α
Hasil Percobaan :
Dari percobaan yang dilakukan maka diperoleh data seperti pada tabel berikut :
Massa beras +
Balok ( massa ) Percobaan
cawan
I (62,45) I 25
II 30.6
III 36.9
IV 42.6
II (82,3) I 30.8
II 32.5
III 30.4
IV 42.1
III (77,0) I 32.5
II 36.2
III 39.4
IV 42.7
IV (52,3) I 21.4
II 22.5
III 30.2
IV 35.1
Pengolahan Data :
Berdasarkan table hasil percobaan diatas maka dapat dihitung koefisien gesek dengan
persamaan :
a. Bidang Datar
B2 25
µ = = = 0.40
B1 62.45
b. Bidang Miring
µ = tg α = tg 30o = 0.58
Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat dihitung koefisien gesek pada kedua
bidang seperti pada table hasil pengolahan data berikut :
Hasil Pengolahan Data
Bidang Datar
Massa
Koefisien
Balok ( massa ) Percobaan beras +
gesek
cawan
I (62,45) I 25 0.40
II 30.6 0.49
III 36.9 0.59
IV 42.6 0.68
II (82,3) I 30.8 0.37
II 32.5 0.39
III 30.4 0.37
IV 42.1 0.51
III (77,0) I 32.5 0.45
II 36.2 0.47
III 39.4 0.53
IV 42.7 0.55
IV (52,3) I 21.4 0.41
II 22.5 0.43
III 30.2 0.58
IV 35.1 0.67
Total 7.89
Koefisien
Posisi Benda Sudut
⁰ gesek
⁰
I 30⁰ 0.58
II 25⁰ 0.47
III 24 0.45
IV 20 0.36
Total 1.86
Dengan tabel hasil pengolahan data diatas maka dapat dihitung nilai koefisien gesek ( µ ) rata-
rata pada bidang datar dan bidang miring percobaan diatas dengan persamaan :
n
∑ µi bidang datar
i=1 7,89
µ rata-rata bidang datar = = = 0,49
n 16
n
∑ µi bidang miring
i=1 1,86
µ rata-rata bidang miring = = = 0,47
n 4
Setelah diketahui µ rata-rata pada bidang datar dan bidang miring, maka dapat di hitung nilai
deviasi atau penyimpangan nilai terukur dengan µ rata-rata menggunakan rumus :
∆ µ rata-rata = µ bidang datar/miring - µ rata-rata
a. Pada bidang datar
= 0,09
= 0,11
Dengan menggunakan cara perhitungan diatas maka akan di peroleh hasil seperti pada table
berikut :
Tabel Deviasi/Penyimpangan nilai
Bidang Datar
µ bidang
∆µ rata rata
datar
0.4 0.09
0.49 0.00
0.59 0.10
0.68 0.19
0.37 0.12
0.39 0.10
0.37 0.12
0.51 0.02
0.45 0.04
0.47 0.02
0.53 0.04
0.55 0.06
0.41 0.08
0.43 0.06
0.58 0.09
0.67 0.18
Total 1.31
Berdasarkan table deviasi/penyimpangan nilai, maka dapat di hitung nilai deviasi rata-
rata ( a ) dengan persamaan :
a. Bidang datar
b. Bidang miring
∑ ∆µ rata – rata bidang miring 0.24
a = = = 0,06
n 4
Dengan diketahuinya deviasi rata-rata, maka nilai deviasi standard Peters dapat di hitung
seperti dibawah ini :
a. Bidang datar
S µ bidang datar = 1,25 . a
= 1,25 . 0,082
= 0,103
b. Bidang miring
S µ bidang datar = 1,25 . a
= 1,25 . 0,06
= 0,075
a. Bidang datar
b. Bidang miring
b. Bidang miring
Kesimpulan:
F B2
µ = atau
N B1
Dan pada bidang miring koefisien gesek sama dengan tangen sudut bidang miring
µ = tg α
.
2. Koefisien gesek pada bidang datar percobaan di atas adalah 0,49 + 0,028 dan koefisien
gesek pada bidang miring percobaan di atas adalah 0,47 + 0,038.