Anda di halaman 1dari 4

1.1.

Latar Belakang

Semangat untuk berbisnis semakin menyebar di masyarakat akhir-akhir ini. Berbagai


cerita sukses yang beredar mampu menarik masyarakat untuk lebih berani terjun ke bidang
bisnis dan tidak terpaku pada menjadi karyawan saja. Selain itu iklim ekonomi belakangan
ini yang tidak stabil menyebabkan banyaknya pemecatan atau perampingan dalam suatu
perusahaan. Para karyawan yang sudah keluar pun akan semakin termotivasi untuk
berwirausaha karena sudah bosan menjadi karyawan. Lapangan kerja yang semakin sempit
juga mendorong para fresh graduate untuk berpikir lebih bebas dan tidak terpaku dengan
doktrin setelah kuliah harus sudah bekerja pada sebuah perusahaan.

Sayangnya tidak semua usaha tersebut berhasil, beberapa harus gulung tikar sebelum
bisa memberikan keuntungan kepada pendirinya. Gagalnya usaha tersebut dapat di sebabkan
oleh banyak factor, seperti saingan yang terlalu banyak, apalagi diperburuk dalam kurangnya
inovasi dalam produk dan dalam cara pemasarannnya. Factor lainnya adalah manajemen
yang buruk dan tidak professional, karena sebaik apapun produknya apabila tidak di barengi
dengan manajemen orang, manajemen sumberdaya dan manajemen keuangan yang baik
maka keunngulan produk akan sirna. Faktor lainnya yang paling mempengaruhi adalah
kurangnya upaya marketing yang layak dan kurangnya publiaksi tentang produk kepada
public. Sebaik apapun produk suatu perusahaan apabila tidak disertai dengan branding yang
kuat maka customer akan susah untuk bisa tertarik dengan suatu produk.

Strategi pemasaran yang berkembang di masyarakat saat ini sangat beragam. Dengan
bertambahnya pangsa pasar yang ada dan bertambahnya tingkat kekritisan consumer maka
diperlukan salah satu strategi marketing yang baik dan mampu menyentuh costumer sedalam
mungkin.

Karena pentingnya pemasaran yang baik pada suatu produk, berbagai cara telah di
tempuh oleh berbagai perusahaan unutk mengefektifkan marketing produknya. Berbagai
strategi branding telah dilakukan untuk menambah nilai jual dari setiap produk. Seperti
melakukan diskon dan memberikan bonus-bonus kepada pelanggan.

Salah satu cara yang di anggap paling efektif adalah dengan iklan atau advertising,
iklan di sini dapat berupa gambar dua dimensi, tiga dimensi atau bahkan gambar bergerak.
Iklan yang ada pun dibuat semenarik mungkin dan dibuat seunik mungkin agar nama produk
tersebut dapat terus teringat oleh consumer. Apalagi dengan teknologi multimedia yang
semakin berkembang maka iklan-iklan yang ada pun semakin menarik dan memiliki nilai
jual yang lebih tinggi karena semakin menarik dan unik sebuah iklan maka semakin besar
pengaruhnya bagi pemasaran suatu produk.

Bertambah canggihnya media-media yang ada semakin membuat bisnis iklan semakin
menjamur, sekarang iklan tidak hanya bisa terpampang di koran-koran atau spanduk-spanduk
di pinggir jalan. Berbagai media seperti radio dapat menjadi media bagi iklan-iklan audio.
Televisi pun dapat menjadi media untuk iklan-iklan bergerak seperti video.

Perkembangan internet yang semakin luas juga menyebabkan iklan-iklan digital


semakin popular, terlebih jika dipasang di situs-situs yang ramai dikunjungi orang lain
seperti kaskus detik atau situs jaringan social lainnya.

1.2. Identifikasi masalah

Bisnis advertising yang padat modal menjadi penghambat utama dalam perkembangan
bisnis jenis ini, alat-alat untuk membuat materi-materi iklan tidaklah murah dan gampang di
temukan, dan perawatannyapun menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Apalagi beberapa
alat harus di pesan dari luar negeri.

Selain itu banyaknya pesaing menyebabkan banyak pebisnis tidak dapat survive dalam
bisnis ini. Hamper di setiap jalan pasti ada iklan-iklan yang di buat oleh perusahaan yang
berbeda. Karena memang bisnis advertising ini sangat banyak peminatnya. Hal ini
disebabkan hamper seluruh perusahaan membutuhkan suatu media untuk dapat
mempromosikan produknya. Oleh karena itu sebuah perusahaan advertising harus mampu
mencari inovasi agar perusahaan tersebut memiliki nilai tambah dari perusahaan sejenis dan
perusahaan saingan.

Selain itu untuk mendapatkan order dari klien kita harus mengikuti proses tender yang
biasanya rumit dan banyak tantangannya, seperti izin dari pemerintah dan departemen
perdagangan. Para clien biasanya sangat selektif dalam memilih perusahaan yang akan di
pakai jasanya mulai dari sisi keunggulan produknya sampai kepastian hukum perusahaan
tersebut. Hal inilah yang membuat banyak perusahaan advertising tidak mampu
mengembangkan usahanya karena banyak pebisnis yang cenderung enggan apabila harus
berhubungan dengan masalah-masalah legal seperti mengurus izin yang tergolong berlarut-
larut.

Dunia periklanan memang merupakan dunia glamour dalam bisnis modern saat ini,
selain sebagai alat promosi kepada konsumen, iklan merupakan salah satu alat komunikasi
interaktif antara konsumen dan produsen. Iklan-iklan yang tayangkan secara massal dan
intensif kepada masyarakat pada umumnya tidak mendidik, selain itu periklanan
memamerkan suatu suasana hedonis dan meterialistis yang pada akhirnya menumbuhkan
ideologi konsumerisme. Etika bisnis merupakan penjabaran etika dalam artian
seseorang/individu atau kelompok organisasi bertindak secara benar sesuai dengan moral
yang dimilikinya.

Penayangan suatu iklan pada ruang publik seharusnya menyandarkan diri pada prinsip
utama serta fungsi utama sebuah iklan. Tentunya kita telah mafhum bahwa iklan berfungsi
sebagai alat informatif dan persuasif. Iklan yang sesuai dengan etika binis adalah iklan yang
penyampaiannya kepada masyarakat sesuai dengan kebenaran, artinya apa-apa yang
diinformasikan melalui iklan tersebut memang pada kenyataannya adalah benar. Jika suatu
produk memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, namun dalam pengiklanan kepada
masyarakat di manipulasi sehinga seolah terlihat sempurna, maka jenis iklan seperti ini
adalah iklan yang tidak etis.
Selain itu, manipulasi dalam periklanan juga merupakan hal yang cukup merugikan
nbagi konsumen. Manipulasi disini diartikan sebagi tindakan yang dilakukan oleh si
pengiklan terhadap si konsumen untuk membeli produk yang dihasilkan tanpa si konsumen
itu hendak membelinya. Contoh riil pada kasus ini adalah apa yang dinamakan subliminal
advertising. Subliminal advertising adalah teknik periklanan yang secara sekilas
menyampaikan suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar,
tapi tinggal dibawah ambang kesadaran. Teknik ini dipakai dibidang visual maupun audio.

Dalam dunia visual, suatu pesan dimasukkan sebentar saja dalam film, sehingga
penonton tidak melihatnya dengan sadar pada layar, namun demikian pesan tersebut akan
diingat oleh penonton. Subliminal advertise yang lain adalah mempengaruhi konsumen
melalui iklan dengan memanfaatkan faktor-faktor psikologis seperti status, gengsi, seks dan
lainnya. Kedua jenis advertise subliminal tersebut secara etis telah mempengaruhi
keindependenan konsumen, walau tidak dipungkiri bahwa fungsi sebuah iklan adalah untuk
mengajak sebanyak mungkin konsumen untuk membeli suatu produk.

Untuk memberikan gambaran yang jelas kepada semua orang tentang bagaimana
memulai bisnis advertising dan juga bagaimana agar bisa survive kami mengambil tema
bisnis advertising untuk makalah wawancara wirausahawan kali ini.

Anda mungkin juga menyukai