Anda di halaman 1dari 3

adab berpakaian dalam islam

Adab merupakan cara dalam melakukan sesuatu yang sesuai dengan aturan yang berlaku di masyarakat.

Aturan tersebut lebih mengarah pada nilai kesopanan, akhlak, atau kebaikan budi pekerti.
Sebagai mana Firman Allah dalam Surah Al-A’raf (7) ayat 26, yaitu sebagai berikut :

“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu
dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[531] Itulah yang paling baik. yang demikian itu
adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat”.

Fungsi Pakaian
a. Penutup aurat
Fungsi utama berpakaian, yaitu menutup aurat. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk selalu
menutup aurat.
b. Perhiasan
Yaitu sebagai perhiasan hal inilah yang mendorong manusia untuk mengembangkan kreasinya sehingga
bermunculan berbagai mode pakaian.
c. Pelindung
Yaitu sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit misalnya
melindungi tubuh dari udara dingin atau sengatan matahari, gigitan serangga bahan sebagai pelindung
dari senjata tajam atau peluruh (baju anti peluru).

Adab Berpakaian
Antara lain membaca do’a sebagai berikut :

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi pakaian dan rezeki kepadaku tanpa jerih payahku dan
kekuatanku.
Syarat berpakaian
1. Harus tertutup aurat
- Aurat bagi perempuan adalah seluruh anggota tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
- Bagi laki-laki (muslimin) adalah dari pusar hingga lutut
2. Jangan terlalu ketat
Bagi seorang perempuan, pakaian yang terlalu ketat mengakibatkan lekuk-lekuk tubuhnya akan
kelihatan, tentunya akan mengundang pikiran kotor dan sangkaan buruk (suuzan) yang melihatnya.
3. Tidak berlebih-lebihan
Berpakaianlah secara sederhana tetapi menarik simpai orang lain. Allah SWT tidak menyukai orang yang
selalu berlebih-lebihan.
4. Harus bersih dan rapi
Pakaian yang kita pakai harus bersih dan rapi. Sebab Allah SWT menyukai orang-orang yang senantiasa
menjaga kebersihan, baik kebersihan badannya maupun pakaiannya.
5. Sesuai dengan situasi dan kondisinya
Dalam berpakaian, kita harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisinya. Ketika sekolah, pakailah
pakaian seragam sekolah. Ketika bermain, pakaian bermain dan lain-lain

6. Disunnatkan memakai pakaian baru, bagus dan bersih.

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda kepada salah seorang shahabatnya di saat
beliau melihatnya mengenakan pakaian jelek :”Apabila Allah mengaruniakan kepadamu harta, maka
tampakkanlah bekas nikmat dan kemurahan-Nya itu pada dirimu. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh
Al-Albani).

7. Pakaian laki-laki tidak boleh menyerupai pakaian perempuan atau sebaliknya. Karena hadits yang
bersumber dari Ibnu Abbas Radhiallaahu 'anhu ia menuturkan: “Rasulullah melaknat (mengutuk) kaum
laki-laki yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria.” (HR. Al-Bukhari).
Tasyabbuh atau penyerupaan itu bisa dalam bentuk pakaian ataupun lainnya.

8. Pakaian tidak merupakan pamer pakaian (untuk ketenaran), karena Rasulullah Radhiallaahu 'anhu
telah bersabda: “Barang siapa yang mengenakan pakaian ketenaran di dunia niscaya Allah akan
mengenakan padanya pakaian kehinaan di hari Kiamat.” ( HR. Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

9. Pakaian tidak boleh ada gambar makhluk yang bernyawa atau gambar salib, karena hadits yang
bersumber dari Aisyah Radhiallaahu 'anha menyatakan bahwasanya beliau berkata: “Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah membiarkan pakaian yang ada gambar salibnya melainkan
Nabi menghapusnya”. (HR. Al-Bukhari dan Ahmad).

10. Laki-laki tidak boleh memakai emas dan kain sutera kecuali dalam keadaan terpaksa. Karena hadits
yang bersumber dari Ali Radhiallaahu 'anhu mengatakan: “Sesungguhnya Nabi Allah Subhaanahu wa
Ta'ala pernah membawa kain sutera di tangan kanannya dan emas di tangan kirinya, lalu beliau
bersabda: Sesungguhnya dua jenis benda ini haram bagi kaum lelaki dariumatku”. (HR. Abu Daud dan
dinilai shahih oleh Al-Albani).

11. Pakaian laki-laki tidak boleh panjang melebihi kedua mata kaki. Karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa sallam telah bersabda : “Apa yang berada di bawah kedua mata kaki dari kain itu di dalam neraka”
(HR. Al-Bukhari).

Adapun perempuan, maka seharusnya pakaiannya menu-tup seluruh badannya, termasuk kedua
kakinya.
Adalah haram hukumnya orang yang menyeret (meng-gusur) pakaiannya karena sombong dan bangga
diri. Sebab ada hadits yang menyatakan : “Allah tidak akan memperhatikan di hari Kiamat kelak kepada
orang yang menyeret kainnya karena sombong”. (Muttafaq’alaih).

12. Disunnatkan mendahulukan bagian yang kanan di dalam berpakaian atau lainnya. Aisyah
Radhiallaahu 'anha di dalam haditsnya berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam suka
bertayammun (memulai dengan yang kanan) di dalam segala perihalnya, ketika memakai sandal,
menyisir rambut dan bersuci’. (Muttafaq’-alaih).

13. Disunnatkan kepada orang yang mengenakan pakaian baru membaca :


‫ب َو َر َز َق ِن ْي ِه مِنْ َغي ِْر َح ْو ٍل ِم ِّني َوالَ قُ َّو ٍة‬ َّ ‫اَ ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّذِي َك َسانِي َه َذا‬
َ ‫الث ْو‬
“Alhamdulillaahilladzii hadzaattauba wa razaqaniihi min ghairi haulin minnii wa laa qawwatin”
“Segala puji bagi Allah yang telah menutupi aku dengan pakaian ini dan mengaruniakannya kepada-ku
tanpa daya dan kekuatan dariku”. (HR. Abu Daud dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

14. Disunnatkan memakai pakaian berwarna putih, katrena hadits mengatakan: “Pakaialah yang
berwarna putih dari pakaianmu, karena yang putih itu adalah yang terbaik dari pakaian kamu...” (HR.
Ahmad dan dinilah shahih oleh Albani).

15. Disunnatkan menggunakan farfum bagi laki-laki dan perempuan, kecuali bila keduanya dalam
keadaan berihram untuk haji ataupun umrah, atau jika perempuan itu sedang berihdad (berkabung) atas
kematian suaminya, atau jika ia berada di suatu tempat yang ada laki-laki asing (bukan mahramnya),
karena larangannya shahih.

Anda mungkin juga menyukai