Anda di halaman 1dari 39

Jenis-jenis PPh Potong Pungut:

1. PPh Pasal 21 (SPt Masa)


2. PPh Pasal 22 (SPt Masa)
3. PPh Pasal 23 (SPt Masa)
4. PPn 1107 PUT
KEWAJIBAN MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP

1. Orang Pribadi berpenghasilan di atas PTKP


2. Wanita Kawin yang Hidup Berpisah atau
Pisah Harta dan berpenghasilan di atas
PTKP

Wanita kawin yang tidak hidup terpisah


atau tidak pisah harta, hak dan kewajiban
perpajakannya digabungkan dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan
suaminya
Kewajiban Perpajakan Bendahara
Pembayaran honorarium atau gaji
PPh Pasal Pembayaran Upah Harian, Tenaga ahli,
21 Honorer. dll

PPh Pasal Pembayaran atas pembelian barang,


22 dalam
hal Pemungut PPh Pasal 22
PPh Pasal
23 Pembayaran atas pembelian jasa

PPN Pembelian Barang Kena Pajak/Jasa Kena


Pajak dalam hal Pemungut PPN

BEA
MATERAI Terkait dokumen perjanjian / transaksi
KEWAJIBAN BENDAHARA
PEMERINTAHAN
1. Menghitung
2. Memotong
3. Menyetor ke bank/k.pos
4. Melaporkan ke KPP
Pajaknya pihak yang menerima uang atau pendapatan
PPh Pasal 21
 Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan
kegiatan
 Penerimanya adalah Subyek Pajak Dalam Negeri dan
Orang Pribadi.
 Dalam tahun takwim (Januari s.d Desember)
1. Pemberi kerja
2. Bendaharawan Pemerintah
3. Dana Pensiun
4. Badan yang membayar honorarium untuk
tenaga ahli
5. Perusahaan, badan dan penyelenggara
kegiatan.
Subjek Pajak Pasal 21
1. Pegawai Tetap ;
Pegawai yang memperoleh gaji berkala

2. Pegawai Tidak Tetap;


Upah harian, mingguan, bulanan, Pemagang, Calon
Pegawai, Komisi, Jasa Ahli, Pesangon, honorarium
untuk komisaris yang bukan pegawai tetap, jasa
produksi mantan pegawai dll.
TARIF PASAL 17 WP ORANG PRIBADI
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif PPh

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Di atas Rp 50.000.000 s.d. Rp 250.000.000 15 %

Di atas Rp 250.000.000 s.d. Rp 500.000.000 25 %

Di atas Rp 500.000.000 30 30 %
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
KETERANGAN PTKP PTKP
SETAHUN SEBULAN

Wajib Pajak orang pribadi yang 15.840.000 1.320.000


bersangkutan.
Tambahan untuk wajib pajak yang kawin 1.320.000 110.000

Tambahan untuk seorang istri yang 15.840.000 1.320.000


penghasilannya digabung dengan
penghasilan suami.
Tambahan untuk setiap anggota keluarga 1.320.000 110.000
sedarah dan keluarga semenda dalam
garis keturunan lurus, serta anak angkat
yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap
keluarga.
PTKP Bagi orang pribadi bukan Pegawai seperti
petugas dinas luar asuransi yang tidak berstatus sebagai pegawai,
distributor MLM atau direct selling,
penjaja barang dagangan yang tidak berstatus pegawai atau
penerima penghasilan lainnya yang menerima penghasilan dari pemotong
PPh Pasal 21 secara berkesinambungan.

Syarat bagi penerima penghasilan bukan pegawai untuk mendapatkan


pengurangan PTKP yaitu orang pribadi bukan pegawai penerima
penghasilan tersebut harus memiliki NPWP (untuk wanita kawin, maka
suaminya harus memiliki NPWP) dan memberikan fotokopi kartu NPWP
miliknya (atau milik suaminya, bagi wanita kawin) kepada pemotong
PPh Pasal 21. (Pasal 12 PMK 252/PMK.03/2008).
Biaya Jabatan / Biaya pensiun
 Biaya jabatan:
 5% x penghasilan Bruto atau maksimal Rp 500.000 per bulan dan
Rp.6.000.000 per tahun, kemudian pilih yang terkecil berdasarkan masa
kerja dengan ketentuan bahwa Biaya Jabatan Melekat pada perusahan
tempat dia bekerja.
 Biaya pensiun (pada prinsipnya sama dengan biaya jabatan)

Perbedaannya:
 Biaya Pensiun Maksimal Perbulan sebesar Rp 200.000 per bulan dan
Maksimal pertahun yaitu sebesar Rp 2.400.000 per tahun
 Biaya Pensiun untuk mantan karyawan yang dibayar secara bulanan,
sedangkan biaya jabatan untuk karyawan tetap yang masih aktif.
Klasifikasi PPh 21
 Pegawai Tetap, Mendapatkan Pengurang Biaya Jabatan, PTKP
PKP = (Pengh. Bruto) – (biaya jabatan) – (iuran pensiun) – (PTKP)
 Pegawai Tidak Tetap dengan upah harian, borongan, satuan, bulanan
 Bukan Pegawai di pasal 3 (c) =
1. Penerima Tidak Berkesinambungan
PKP = P.Bruto
2. Penerima Berkesinambungan & Memiliki NPWP
PKP = P.Bruto – (PTKP)

Untuk Akuntan (KAP), Pengacara, Dokter, Aktuaris, Notaris, Penilai, Arsitek


dan Konsultan
 FINAL
1. Pembayaran honorarium untuk PNS dan Militer/POLRI yang
dananya dari APBN/D untuk pangkat 3A ke atas atau Letnan dua, Ipda.
2. Pesangon, Jaminan Hari Tua dan Tebusan Pensiun yang dibayar sekaligus.
Obyek Pemotongan
PPh Pasal 23 :
1. 15% x P. Bruto.
 Bunga, Dividen, Royalty, Hadiah
 (Deviden untuk OP final 10%)

2. 2% x P. Bruto
a. Sewa selain sewa tanah bangunan
b. Jasa lainnya yang ditentukan PMK
244/PMK.03/2008
TARIF PPH 23 =
2% X P. Bruto
• Jasa penilai (appraisal);
• Jasa aktuaris
• Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
• Jasa perancang (design);
• Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap
(BUT);
• Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
• Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas;
• Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara
• Jasa penebangan hutan;
• Jasa pengolahan limbah
• Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services); dll
Contoh penghitungan
PPh Pasal 23, 2% x P.Bruto
 PT. Jujurlah membayar jasa pemeliharaan
dan ban mobil, seharga Rp.2.000.000,
untuk pembelian ban 1.600.000 ke PT. A
(bukan PKP).
Maka PT Jujurlah harus Memotong PPh Pasal
23 sebesar 2% x Rp.400.000 = Rp.8.000
PPh 22 Bendaharawan
Atas setiap pembelian barang
yang dibebankan kepada
APBN/APBD

Wajib dipungut PPh Pasal 22

Sebesar
1,5 % X Harga pembelian
Contoh Pembelian
ATK/BAHAN/ PENGGANDAAN DAN LAIN-
LAIN
PPH PASAL 22 = 1,5% x NILAI PEMBELIAN (TIDAK TERMASUK PPN)
DALAM HAL PEMBELIAN < Rp 1.000.000 DAN JUMLAH TIDAK DIPECAH-
PECAH,
MAKA TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN

PPN = 10% x NILAI PEMBELIAN


DENGAN CARA MEMUNGUT DAN MENYETORKANNYA KE KAS NEGARA

BEA METERAI (3.000 ATAU 6.000)


TERKAIT DENGAN DOKUMEN-DOKUMEN SEPERTI KONTRAK, INVOICE,
BUKTI
PENGELUARAN , DSB
Pemungut/Wajib Pungut
Penyerahan kepada Wapu/Pemungut PPN
• Dipungut dan disetor sendiri oleh Wapu
• Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.563/KMK.03/2003
Wapu: KPN & Bendaharawan Pemerintah
Batasan transaksi plus PPN = Rp. 1.000.000,-
Mulai berlaku 1 Januari 2004

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan


No.11/PMK.03/2005
Wapu: Kontraktor Perjanjian Kerjasama Pengusahaan
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Batasan transaksi plus PPN = Rp 10.000.000,-
Mulai berlaku 1 Februari 2005
Pengecualian Atas Penyerahan kepada
Pemungut PPN
• pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00
dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;
• pembayaran untuk pembebasan tanah;
• pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut
dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN;
• Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan
Bahan Bakar Minyak oleh PT PERTAMINA;
• pembayaran atas rekening telepon;
• pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan; atau
• pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang
menurut ketentuan
SIMULASI SOAL
Pada bulan Juli 2009, Dinas PENDIDIKAN (NPWP
00.444.555.6.012.000) melakukan pembayaran, antara lain sbb:
1. Melakukan pembayaran 10 paket buku pendidikan senilai Rp100.000.000 dari
CV.Aneka Ilmu (NPWP 01.234.567.012-.000)
2. Pengadaan ATK dari CV Berkilau (01.222.333.4-012.000) senilai
Rp22.000.000 (termasuk PPN)
3. Pembayaran jasa servis komputer ke PT Berseri (02.345.678.9-012.000)
sebesar Rp5.500.000 (termasuk PPN).
4. Pembayaran honor Steven, tukang bangunan, yang menerima upah harian
sebesar Rp 200.000. Steven, status TK/- dan non-NPWP, bekerja selama 5
HK.
5. Pembayaran honorarium dari APBD,
ke:
• Anto (tidak ber-NPWP), guru bantu senilai Rp500.000;
• Pandu (NPWP 06.234.567.8.012.000) PNS Gol IIa senilai Rp1.000.000;
dan
• Budi (NPWP 06.345.678.9.012.000), Gol III c senilai Rp2.000.000.
6. Pembayaran gaji Rp 3.000.00 kepada Bambang, status K/1 dan NPWP
06.123.456.7.012.000.
Coba Saudara hitung berapa PPh yang harus dipotong/dipungut dan siapkan
laporan masa PPh/PPN atas transaksi tersebut di atas?
Nomor 1

Pengadaan paket buku


PPh Pasal 22
= 1,5% x Nilai Pembelian
= 1,5% x Rp100.000.000
= Rp1.500.000

PPh Pasal 22 dipungut oleh bendaharawan , SSP disetor


oleh bendaharawan dengan dan atas nama rekanan (CV Aneka
Ilmu).

Tidak terutang PPN karena dibebaskan dari pengenaan PPN.


Nomor 2

Pengadaan ATK
PPh Pasal 22
= 1,5% x Nilai Pembelian
= 1,5% x (100/110 x Rp22.000.000)
= 1,5% x Rp20.000.000
= Rp300.000

PPN yang dipungut oleh Bendahara:


= 10% x 20.000.000
= Rp2.000.000

PPh Pasal 22 dan PPN dipungut oleh bendaharawan , SSP


disetor oleh bendaharawan dengan atas nama rekanan (CV
Berkilau)
Nomor 3

Pembayaran jasa servis komputer PT Berseri


PPh Pasal 23
= 2% x Imbalan bruto
= 2% x (100/110 x Rp5.500.000)
= 2% x Rp5.000.000
= Rp100.000

PPN yang dipungut oleh Bendahara:


= 10% x 5.000.000
= Rp500.000

PPh Pasal 23 dipotong oleh bendaharawan , PT Berseri


menerima bukti pemungutan PPh Pasal 23.
PPN dipungut oleh bendaharawan SMP, SSP disetor oleh
bendaharawan dengan atas nama rekanan (PT Berseri)
Nomor 4

Pembayaran honor tenaga upah harian PPh Pasal 21


Upah sehari Rp 200.000
Batas TKP Rp 150.000

Ph Kena Pajak Rp 50.000


PPh 21 sehari Rp 2.500
PPh 21 total Rp 12.500

Kenaikan 20% Rp 2.500


PPh 21 dipotongRp 15.000
PPh Pasal 21 dipotong oleh bendaharawan,
Steven menerima bukti pemungutan PPh Pasal 21
Nomor 5

Pembayaran honor pegawai

a. Pembayaran honor ke pegawai bantu (Anto), Tidak ber-NPWP PPh


PPh Pasal 21 = Rp . 500.000 * 5% = Rp 25.000
Kenaikan 20% = Rp 25.000 x 20% = Rp 5.000
Total yang dipotong Rp 30.000
Bendaharawan menyerahkan bukti potong PPh Pasal 21 ke
Anto

b. Pembayaran honor ke PNS Gol II tidak dipotong pajak

c. Pembayaran honor ke PNS Gol III (Budi)


PPh Pasal 21 = 15% x Rp 2.000.000
PPh Pasal 21 = Rp 300.000
Bendaharawan menyerahkan bukti potong PPh Pasal 21 final ke
Budi
Nomor 6

Penghitungan PPh Pasal 21 masa atas Bambang


Gaji sebulan Rp 3.000.000
Biaya Jabatan
5% x Rp 3.000.000 Rp 150.000
Penghasilan neto sebulan Rp 2.850.000
Penghasilan neto setahun Rp 34.200.000
12 x Rp2.850.000
PTKP K/1
- Wajib Pajak Rp 15.840.000
- Status kawin Rp 1.320.000
- Tanggungan 1 Rp 1.320.000 Rp 18.480.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 15.720.000
PPh Pasal 21 setahun Rp 786.000
5% x Rp15.720.000
PPh Pasal 21 sebulan Rp 65.500
1/12 x Rp786.000
dr. Abdul Gopar, Sp.JP merupakan dokter spesialis jantung yang melakukan
praktikd i Rumah Sakit HarapanJ antungS ehat dengan perjanjianb ahwa atas
setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 2A% oleh pihak
rumah sakit sebagaib agianp enghasilanr umah sakit dan sisanyas ebesar8 0%
dari jasa doktert ersebuta kan dibayarkank epadad r. Abdul Gopar,S p.JP pada
setiapa khirb ulan.S elainp raktikd i RumahS akitH arapanJ antungS ehatd r.
Abdul
Gopar,S p.JPj uga melakukanp raktiks endirdi i kilinikp ribadinyad.r .A bdulG
opar,
Sp.JP telah memiliki NPWP dan pada tahun 2009, jasa dokter yang dibayarkan
pasien dari praktik dr. Abdul Gopar, Sp.JP di Rumah Sakit Harapan Jantung
Sehat adalah sebagai berikut:
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai