Anda di halaman 1dari 13

BAB II

Konsep Teori

Mengidentifikasi Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perspektif Keperawatan Anak

A. Mortalitas dan morbiditas pada masa bayi dan kanak-kanak

1. Mortalitas (statistik vital)

Menggambarkan insiden / jumlah individu yang meninggal selama perode waktu


tertentu

• Mortalitas pada bayi

Angka mortalitas pada bayi adalah jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup
selama tahun pertama kehidupan. Kemudian dibagi usia mortalitas neonatal dan
pascanatal.

Berat badan lahir dianggap sebagai penentu utama kematian neonatus di


negara tekhnologi maju dan sangat berkaitan dengan usia gestasi ( ventura dkk,
1998). Faktor – faktor yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras klit
hitam, gender laki – laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran, usia
maternal dang tingkat pendidikan ibu. Adapun 4 penyebab utama dari terjadinya
mortalitas pada bayi yaitu anomali kongenital, gangguan yang berhubunngan
dengan gestasi pendek, BBLR yang tidak khas dan sindrom distress pernapasan.

Angka mortalitas bayi dan anak berguna untuk memantau dan mengevaluasi
keberhasilan program di bidang kesehatan, sebagai pengukur situasi demografi,
sebagai masukan dalam perhitungan proyeksi penduduk, dan untuk
mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematian tinggi.
(Robby As,2007)

Di indonesia kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat,


ijalankannya program-program kesehatan masyarakat seperti pembasmian malaria
dan cacar, Pembangunan baik ekonomi, sosial dan lainnya makin digalakkan
( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ).

• Mortalitas pada anak

2
Mortalitas yangterjadi pada anak di atas usia 1 tahun , penyebab yang tersering
adalah cedera yang tidak di sengaja.

Penyebab kematian pada anak :

- Kekerasan pada anak

- Penyakit infeksi

- Kondisi perinatal

- Cedera seperti tenggelam, kecelakaan, luka bakar, asfiksiamekanis,


keracunan.

2. Morbiditas (statistik morbiditas)

Prevalensi penyakit pada populasi pada waktu tertentu, statistik morbiditas mencakup
lasan ke dokter, maupun diagnosi pada waktu masuk rumah sakit.

o Morbiditas pada anak

Tipe penyakit yang didapat anak bervariasi sesuai usia seperti ispa, pnemunia dan
cedera. Peningkatan angka morbiditas desebabkan karena terbatasnya akses
kesehatan, kemiskinan, derajat ketidakmampuan, dan pendidikan orang tua.

o Morbiditas baru/ penyakit sosial pediatrik

Merupakan masalah psikolososial pada anak seperti sossioekonomi yang rendah,


keluarga orang tua tunggal, keluhan gangguan fisik kronik, keterampilan
membaca yang kurang.

B. Evolusi pelayanan Kesehatan indonesia

Angka kematian Bayi dan Anak, khususnya bayi merupakan indikator yang
penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi
yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si
bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial – ekonomi orang tua si
bayi.Pengaruh budaya, agama dan kepercayaan terhadap kesehatan anak.

3
ecara umum AKB di Indonesia sejak awal abad ke-20 cenderung menurun
diawali masuknya industrialisasi dari Eropa ke Indonesia ( Hugo dan kawan – kawan,
1987 ).

Berdasarkan pengamatan Cho dan peneliti lainnya ( 1980 ) turunnya angka


kematian pada dekade 1930-an ini lebih lambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya
karena adanya depresi ekonomi. Kesejahteraan masyarakat nampaknya sudah mulai
membaik pada tahun 1950-an dengan dijalankannya program-program kesehatan
masyarakat seperti pembasmian malaria dan cacar ( Hugo dan kawan-kawan, 1987 ).
Perbaikan gizi keluarga dan masyarakat , serta pembangunan kesehatan mempunyai
andil yang cukup memadai dalam menurunkan AKB. Demikian juga halnya dengan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mulai meningkat, sejalan dengan
meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat. Khususnya Pembangunan baik ekonomi,
sosial dan lainnya makin digalakkan, sehingga pendapatan masyarakat dan kesadaran
akan kesehatan makin meningkat.

1. Adat dan tradisi

Pemahaman berbagai keyakinan mengenai penyebab penyakitdan sakit, serta praktik


kesehatan tradisional. Makin banyak perawat mengetahui tentang nilai keyakinan,
dan adat kelompok etnis lain maka makin baik mereka memenuhi kebutuhan
keluarga dan anak.

o Relativitas budaya merupakan konsep suatu perilaku harus dinilai terlebih


dahulu dalam konteks budya asal terjadinya perilaku tersebut. Beberapa budaya
mengganggap gender anak dapat mempengaruhi persepsi suatu keluaraga tentang
implikasi penyakit. Pengertian penyakit atau tanda dan gejala suatu penyakit juga
dipengaruhi oleh budaya, beberapa budaya misalnya mengganggap diare sebagai
pembersihan tubuh.

o Hubungan dengan pemberi perawatan kesehatan , dalam banyak kelompok


budaya ibu memegang peranan penting dalam kesehatan sementara kelompok
lain orang tua sama – sama terlibat. Pendekatan terhadap anak juga dapat di
pengaruhi oleh budaya, misanya sebagain keompok merasa bahwa masuknya
anak ke rumah sakit merupakan masalah keluarga, anak di lepaskan tanpa campur
tangan keluarga di rumah sakit.
4
o Komunikasi , merupakan suatu distress kelompok karena komunikasi adalah
hal terpenting dalam pelayanan keperawatan. Kontak mata juga dapat dipandang
berbeda dalam beberapa budaya.

o Kebiasaan makan

o Keyakinan dan prkatik kesehatan merupakan bagian integral dari warisan


budaya kesehatan keluarga. Contohnya kekuatan alam, kekuatan supranatural,
ketidakseimbangan kekuatan.

o Praktik keseahtan merupakan altrnatif bagi mereka ketika penyembuhan di


rumah sakit tidak berhasil.

o Mitos yang dikaitkan dengan pengaruh pranatal.

2. Keyakinan religius

Dimensi religius merupakan pengaruh terpenting dalam kehidupan individu dan


memberikan makna terhadap kehidupan serta memberikan sumber cinta. Asuhan
keperawatan holistik ditingkatkan melalui integrasi asuhan spiritual dan psikososial.
Diantara banyak kematian dan penyakit diyakini sebagai dosa bagi sebagian
keperrcayaan dan menganggap bahwa tenaga kesehatan tidak akan mampu
melindungi mereka yang di hukum tuhan.

C. Keperawatan pediatrik

1. Filosofi asuhan

o Perhatian pada rangkaian pengalaman dan respon manusia terhadap kesehatan


dan penyakit tanpa terbatas pada orientasi berfokus masalah

o Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari pemahaman


tentang pengalaman subjektif pasien-kelompok

o Penerapan pengetahuan ilmiah pada proses diagnosis dan pengobatan

o Penetapan hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan


(ANA, 1995)

D. Asuhan berpusat pada keluarga, asuhan atraumatik


5
1. Asuhan berpusat pada keluarga

- Keluarga bersifat konstan dalam kehidupan anak

- Kolabrasi perawat – keluarga dalam perawatan anak

- Bertukar informasi yang lengkap

- Menghargai keluarga sebagai pendidik anak dan memiliki kekuatan, perhatian.

- Rumah sakit dan yankes lain nya dapat diakses keluarga dan anak

- Mengenalai metode koping yang berbeda di dalam keluarga

- Penghormatan terhadap keanekaragaman budaya

2. Asuhan atraumatik

Penyediaan asuhan terapeutik oleh personel dalam lingkungan oleh tenaga kesehatan
melalui intervensi yang mengahpuskan/ memperkecil distress psikologis dan fisik
pada anak.

Asuhan terapeutik mencakup pencegahan , diagnosis, penanganan,penyembuhan


kondisis akut/ kronis.sementara lingkungan merupakan tempat yang memberikan
perlindungan bagi dan mendapat pelayanan kesehatan. Personel orang yang terlibat
langsung memberikan asuhan.

Prinsip dalam asuhan atraumatik adalah mencegah/ minimalkan pemisaha anak dari
keluarga, meningkatkan ras kendali, mencegah/minimalkan cedera tubuh.

E. peran perawat Pediatrik

1. Hubungan teraupetik

Perawat dan keluarga berkomunikasi terbuka dalam peningkatan perawatan anak,


Secara umum tujuan hubungan terapeutik adalah untuk perkembangan klien (Stuart
dan Sundeen, 1987; 96), yaitu Kesadaran diri, penerimaan diri dan penghargaan diri
yang meningkat, Pengertian yang jelas tentang identitas diri dan integritas diri
ditingkatkan, Kemampuan untuk membina hubungan intim interdependen, pribadi
dengan kecakapan menerima dan memberi kasih sayang, Meningkatkan fungsi dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis.
6
2. advokasi/ caring keluarga

sebagai advokat perawat harus bekerja sama dengan anggota keluarga ,


mengidentifikasi tujuan dan kebutuhan mereka, dan merencanakan intervensi yang
paling dapat mengatasi masalah, membantu anak dan keluarga dalam menentukan
pilihan dan bertindak dalam memberikan yang terbaik. Hal yang terpenting adalah
sikap caring menunjukkan rasa kasih dan empati, membuat perasaan orang tua anak
nyaman terhadap lingkungan.

3. pencegahan penyakit/promkes

setiap perawat yang terlibat dalam keperawatan anak harus mempraktekkan kesehatan
preventif. Berdasarkan proses pengkajian seksama , masalah yang berhubungan
dengan nutrisi, imunisasi , keamanan, perawatan gigi, perkembangan, sosialisasi,
menjadi lebih jelas untuk kemudian dilakukan intervensi secara langsung atau bahkan
merujuk keluarga. Pendekatan yang terbaik untuk pencegahan adalah pendidikan dan
pedoman antisipasi. Pengenalan terhadap bahaya dalm setiap periode perkembangan
memungkinkan perawat untuk membimbing orang tua dalam hal pengasuhan untuk
pencegahan masalah potensial.

4. penyuluhan kes

Penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan pendidikan bagi individu, keluarga,


kelompok atau masyarakat yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan. Penyuluhan kesehatan tidak dapat dipisahkan dari advokasi dan prevensi
keluarga.

5. dukungan dan konseling

konseling melibatkan dukungan dan penyuluhan, membantu menghadapi keadaan


krisis dalam keluarga, memcahkan masalah juga memapukan keluarga untuk
mencapai tingkat fungsi lebih tinggi danharga diri lebih tinggi. Sementara dukungan
merupakan suatu bentuk perhatian pada pada kebutuhan emosi, dukungan kepada
anak bisa ditunjukkan melalui komunikasi nonverbal.

7
6. peran restoratif

Menurut (Fraley, 1992) peran restoratif adalah suatu usaha tim kesehatan termasuk
perawat untuk membantu klien kepada status fungsi yang maksimal. Dalm hal ini
peran restoratif perawat terhadap keluarga terutama anak dari mulai melakukan
pengkajian terhadap masalah, observasi hingga pendidikan dan konseling.

7. koordinasi dan kolaborasi

perawat sebagai anggota tim kesehatan, berkolaborasi dan berkoordinasi kepada


aktivitas profesional lain untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
tinggi kepada anak dan keluarga. Perawat juga dituntut untuk bisa mengkolaborasikan
kebutuhan dan intervensi sehingga asuhan keperawatan keluarga kepada anak dapat
tercapai dan memnuhi kebutuhan anak.

8. pengambilan keputusan etis

keadaan ini muncul ketika terjadinya suatu konflik dalam diri perawat terhadap
permasalahan nilai moral meliputi autonomi, nonmalficience, beneficience, dan
keadilan. Perawat harus mengambil tindakan yang paling menguntunngkan atau
paling sedikit bahayanya dalam kerangka kerja masyarakat, praktek profesional,
peraturan lembaga, religius, dan sistem nilai keluarga, nilai pribadi perawat. faktor –
faktor apa sebuah tindakan yang diambil perawat Faktor Lingkungan (Waktu, Sumber
– sumber) Faktor Pasien seperti Beratnya penyakit ( perawatan intensif, gawat darurat,
rutinitas, penyakit kronis, dll) Nilai – nilai, kayakinan, dan harapan tentang kesehatan
serta pelayanan kesehatan, Tahap perkembangan , faktor- faktor budaya, etnik dan
sosioekonomi, serta tingkat pendidikan. Faktor Perawat seperti Nilai – nilai,
kayakinan, dan harapan ( M. Gaie Rubenfeld , 2006 ).

9. Riset

Perawat pelaksana harus berperan pada riset karena mengamati respon manusia
terhadap kesehatan dan kesakitan. Konsep praktik berdasarkan penelitian melibatkan
analisis dan penerjemahan riset klinis mereka pada ilmu pengetahuan.

10. rencana pelayanan keperawatan

8
perencanaan pelayanan keperawatan tidak hanya pada penyediaan layanan yang baru
tetapi juga meningkatkan kualitas yang paling tinggi atas pelayanan yang ada.
Keperawatan perlu menjamin profesi nya sendiri melalui setiap anggota individu yang
berpraktik sesuai dengan kode etik perawat dan standar praktik keperawatan.

11. tren masa depan

fokus tindakan keperawatan anak yang pada awalnya merupakan keperawatan yang
berfokus kepada keluarga tidak hanya melakukan nya sebagai sebuah pilihan tetapi
akan menjadi sebuah kewajiban. Sehingga dapat membangun kemitraan dengan
keluarga. Lalu dalam hal lain seperti pada bidang tekhnologi yaitu penggunaan
komputer dalam keperawatan juga akan menjadi sebuah tren di masa depan karena hal
itu saat ini telah tidak dapat terelakkan lagi.

Topik 4

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tumbang anak

A. Pertumbuhan dan perkembangan anak

Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga dapat diukur dengan satuan berat


(gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang, dan keseimbangan metabolik
(retensi kalsium dan nitrogen dalam tubuh). Perkembangan (development) adalah
pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks.

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur / fungsi tubuh


yang kebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan
sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ – organ dan sistemnya
yang terorganisasi (IDAI, 2002).

B. Tahap perkembangan

Fase perkembangan yang dikemukakan oleh freud terdiri dari :

1. Fase oral (0-1)

Pada tahap ini anak mulut merupakan daerah poko aktivitas dinamis

9
2. Fase anal (0-3)

Pada fase ini anak cenderung pada pengaturan pola aktivitas eliminasi anak, dimana
anak mulai di perkenalkan dengan toilet trainning. Jika ibu mengajarkan anak
dengan pembiasaan yang baik seperti membiasakan anak untuk melakukan nya di
tempat yang sesuai dan membuat anak mampu mengontrol ketika ada keinginan
defekasi sehingga menemukan tempat yang tepat maka ini akan membentuk
kepribadian anak yang bersih.

3. Fase falist (3-5)

Pada fase ini alat kelamin merupakan daerah terpenting maksudnya anak mulai
mengerti perempuan menyukai laki - laki

4. Fase laten (5-12)

Pada fase ini impuls dalam keadaan tertekan

5. Fase pubertas (12-20)

6. Fase genital

C. Pola tumbang

Pola tumbang bersifat jelas dan dapat di prediksi :

1. Kecenderungan arah

Pola tumbuh kembang terjadi dengan arah dan tahapan yang teratur ada 3 pola yang
biasa dikenla yaitu pola cephalokaudal dan proksimodistal, diferensiasi. Dimana
cephalokasudal merupakan perkembangan dari ujung kepala hingga ujung kaki,
kepala akan berkembang lebih dulu. Peerkembangan ini terlihat pada periode
pranatal dan periode pascanatal pada perkembangan prilaku. Sementara
proksimodistal kecenderungan ini dari dekat ke jauh atau dari tengah ke perifer.
Ketiga yaitu diferensiasi menjelaskan perkembangan dari tahap operasional
sederhana ke kompleks aktivitas.

2. Kecendrungan urutan

10
Kecenderungan urutan sudah jelas terjadi pada anak seperti anak mulai merangkak
kemudian berdiri lalu berjalan merupakan suatu bentuk kecenderungan urutan.

3. Laju perkembangan

Merupakan periode pertumbuhan akselerasi dan deselerasi pada anak, periode


akselerasi terjadi pada masa awal kelahiran hingga masa kanak – kanak akan
mengalami deselarasi. Dan akan kembali meningkat pada masa awal remaja

4. Periode sensitif

Merupakan periode alam kehiudpan organisme ketika organisme tersebut rentan


terhadap pengaruh positif atau negatif. Kualitas interaksi dan perkembanagn
psikologis memliki periode sensitif. Tiga bulan pertama kehidupan pranatal
merupakan periode sensitif untuk pertumbuhan fisik janin

5. perbedaan individual

setiap anak memiliki keunikan tersendiri, baik itu mulai dari laju pertumbuhan
hingga tahap perkembangan nya. Gender tampaknya lebih berpengaruh tehadap
perbedaan individual ini karena anak perempuan lebih cepat dalm hal pertumbuhan
fisiologis.

D. Pertumbuhan biologis dan perkembangan fisik

1. proporsi eksternal

merupakan suatu variasi dari laju pertumbuhan jaringan dan sistem organ yang
berbeda sehingga menghasilkan suatu perubahan yang signifikan pada proporsi tubuh
selama masa kanak- kanak.

2. determinan biologis dari tumbang

merupakan suatu faktor penentu dari pertumbuhan dan perkembangan bagi anak
selanjutnya. Sebagai contoh tinggi badan merupakan akibat dari pertumbuhan tulang
rangka, usi tulang dan status gizi di gunakan sebagai indikator perkembangan.

3. pertumbuhan maturasi tulang rangka

11
usia tulang rangka lebih berhubungan erat dengan pengukuran maturitas fisiologis
dari pada usia kronologis. Pembentukan tulang dimulai pada bulan kedua kehidupan
janin. Pada tulang pendek tulang terus terbentuk dibagian tengah dan kartilago terus
menyebar di permukaan. Tulang panjang dimulai dari diafisis berlanjut ke epafisis
kemudian metafisis pertumubuhan panjang yang aktif terjadi pada bagian epafisis.

Pada masa pascanatal pusat yang paling pertama muncul pada usia 5-6 bulan adalah
tulang kapitatum dan hamatum pada pergelangan tangan. Perawat dituntut untuk
selalu memahamai bahwa pertumbuhan tulang pada anak memiliki berbagai ciri yang
unik.

4. maturasi neurologik

Perkembangan otak manusia yang sangat peka terjadi pada masa prenatal dan
beberapa bulan setelah kelahiran. Pada masa sebelum kelahiran 250 ribu sel-sel otak
terbentuk setiap menit melalui proses pembelahan sel yang disebut mitosis.
Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi otak. Periode yang terpenting pada
pertumbuhan otak anak adalah pada trimester pertama kehamilan, dimana pada saat
itu masih banyak ibu yang masih belum menyadari kehamilannya. Pada periode
tersebut pertumbuhan otak sangat peka pada pengaruh lingkungan, seperti gizi ibu,
infeksi, rokok, minuman alcohol, obat-obatan dan bahan toksik lainnya.

Pada usia anak 3 tahun otak anak telah mencapai 90% potensi penuhnya. Otak anak
mengalami proses yang dinamis, menggunakan pengalaman untuk membentuk
jaringan saraf yang paling efisien. Perkembangan fungsi luhur (neurobehavior)
menghubungkan perilaku manusia dengan susunan saraf pusat.

5. Jaringan limpoid

Apabila jaringan penyusunnya terdiri atas sel-sel limfosit saja maka jaringan tersebut
disebut jaringan limfoid, sedangkan organ limfoid adalah jaringan limfoid yang
membentuk bangunan sendiri. Jaringan limfoiid yang terdapat dalam noduus limfe ,
timus, limpa , tonsil, adenoid, dan limposid darah mengalami pola pertumbuhan yang
tidak sama dengan pola pertumbuhan lain.jaringan ini mencapai ukuran dewasa
dengn cepat pada usia 6 bulan.

6. perkembangan sistem organ

12
sistem organ itu sendiri bermakna bentuk kerjasama antar organ untuk melakukan
fungsi - fungsi yang lebih kompleks lagi sehingga proses yang berlangsung di dalam
tubuh suatu organisme dapat berjalan dengan baik sesuai aktivitas hidup organisme
yang bersangkutan. Perkembangan pada sistem kecepatan respirasi , kecepatan
jantung seperti terjadi peningkatan tekanan sistolik pada 2 bulan pertama akibat
peningkatan kemampuan ventrikel. Perubahan hemopoetik terjadi pada tahun
pertama . proses pencernaan maish imatur saat kelahiran hingga pada awal tahun
pertama bayi sudah mampu 3 kali makan perhari dan susu.

E. perubahan fisiologis

1. Metabolisme

Laju metabolisme ketika tubuh sedang istirahat menunjukkan perubahan yang jelas
sselama masa kanak – kanak. Laju metabolisme menunjukkan kebutuhan kalori anak.
BMR (Basal Metabolic rate) berkaitan dengan proporsi area permukaan tubuh
terhadap massa tubuh dan menurun progresif sampai maturitas.

2. Suhu

Suhu tubuh mencerminkan metabolisme, menunjukkan penurunan yang sama dari


masa bayi sampai maturitas. Termoregulasi merupakan satu respon bayi yang sangat
penting selama masa transisi dari kehidupan intrauteri ke ekstrauteri. Pada neonatus
yang sehat , hipotermmi dapat menyebabkan beberapa konsekuensi metabolik negatif
seperti peningkatan kadar bilirubin dan asidosis metabolik.

Walaupun regulasi bayi sudah membaik , bayi dan anak sangat rentan terhadap
fluktuasi suhu . suhu tubuh berespon terhadap perubahan suhu lingkungan dan
meningkat saat anak menangis , marah. Infeksi pada anak juga dapat meningkatkan
suhu.

3. tidur dan istirahat

Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing menyatakan fase
kegiatan otak dan badaniyah yang berbeda (Tarwanto dan Wartonah, 2006: 100).
Tahapan tidur anak terdiri dari NREM (Nonrapid eye movement) dan REM (Rapid

13
Eye Movement) Tahap ini penting untuk perkembangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi. Pola dan Kebutuhan tidur pada anak :

a. Neonatus sampai dengan 3 bulan, 16 jam/hari Minggu pertama kelahiran 50%


adalah tahap REM

b. Bayi, Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam, Usia 1 bulan sampai 1 tahun kira-
kira tidur 14 jam/hari, Tahap Rem 20-30%.

c. Toddler Tidur 11-12 jam/hari, Tahap REM 25%

d. Prasekolah Tidur 10-12 jam/hari, Tahap REM 20%

e. Usia sekolah Tidur 10 jam pada malam hari, Tahap REM 18,5%

4. Temperamen

Temperamen merupakan cara berpikir, berprilaku atau bereaksi yang menjadi ciri –
ciri individu yang kemudian dibagi menjadi tiga tipe dasar (Chess dan Thomas,
1985), yaitu :

a. Easy child, anak yang memiliki temperamen ini umunya memliki mood yang
positif, mudah beradaptasi.

b. Difficult child , anak yang memiliki reaksi negatif dan sering menangis, rutinitas
tidak teratur.

c. Slow to warm up child , memiliki tingkat aktivitas yang rendah , agak negatir
dan menunjukkan intensitas mood.

Aspek penting dari temperamen berhubungan dengan emosi dan kemampuan


seseorang dalam mengontrol emosinya. Identifikasi temperamen secara dini
mengantisipasi kemungkinan masalah atau resiko yang berkaitan dengan
perkembangan.

14

Anda mungkin juga menyukai