2. Iritasi
Iritasi sebagai akibat kontak dengan bahan kimia korosif seperti H2SO4, HCI, natrium.
hidroksida, gas C1 dan sebagainya. Iritasi dapat berupa luka atau peradangan pada kulit saluran
pernafasan dan mata.
3. Kebakaran dan luka bakar
Kebakaran dan luka bakar sebagai akibat kurang hati- hati dalam menangani pelarut-pelarut
organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alkohol sbb.
Kebakaran dapat timbul oleh adanya bunga api, panas atau loncatan listrik clan dengan adanya
oksigen serta bahan bakar. Bila kebakaran terjadi saat api masih kecil dapat di lakukan
pemadaman menggunakan pemadam tertentu sesuai dengan jenis kebakaran nya.
Kebakaran di lab dapat di kelompok kan menjadi:
• kebakaran kertas, kayu, karet, plastik, dan scjenis nya dapat di atasi dengan menggunakan air
yang berfungsi sebagai pcndingin dan untuk menye limuti bahan dari oksigen.
• Kebakaran pelarut organik seperti benzena, toluene dan eter dapat padamkan dengan
menggunakan busa. Busa adalah dispersi gas dalam cairan yang berfungsi untuk mengisolasi
bahan dari oksigen.
• Kebakaran instalasi listrik yang dapat di atasi dengan menggunakan gas CO2 dan halon
(CF3Br).
• Kebakaran logam –lagam alkali seperti kalium dan natrium. Dapat di atasi dengan
menggunakan Nbuk kering campumn natrium karbonat,kalium klorida, kalium karbonat, dan
amonium fosfat. Selain itu kebakaran ini dapat di atasi dengan menggunakan CO2 dan halon.
4. Merusak kulit
Bahan- bahan yang merusak kulit:
Asam – asam kuat :H2SO4, HNC3, HCL clan HF
Basa- basa kuat : Naoh , KOH
Asam dan baa lemah : Ch3COOh , ( COOH)2 NH4 OH
Lain- lain : H2 O2 pekat, brom cair, dan lain-lain
Hindari kulit, mata, dan bagian tubuh lain dari bahan – bahan kimia ini. Pada saat mengambil
cairan dari dalam botol, jangan sampai ada zat yang tercecer dari dalam botol. Mengambil zat
tidak boleh di hisap dengan mulut melain kan dengan karet penghisap.
5. Bahaya-bahaya lain
Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar tertentu,dan pencemaran lingkungun. Jadi,
jelas laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun
dapat di kendalikan sehingga tidak menimbul kan kerugian. Suatu contoh, bahan bakar bensin
dan gas cair mempunyai potensi bahaya kebakaran yang sangat besar.
b. Busa
Adalah disperse gas dalam cairan, berfungsi mengisolasi bahan dan oksigen untuk kelas (A) atau
kebakaran biasa kelas B atau kebakaran pelarut organic
c. Bubuk busa berfungsi :
1. Melindungi bahan dari 02
2. Melindungi bahan dari radiasi panas
3. Menyerap radikal pembentuk reaksi lantai
Jenis pemadam ini baik untuk kelas A, B dan D. Kelemahan dari pemadam ini tidak efektif untuk
tempat berangin. Karena dapat dapat timbul kembali setelah dipadamkan.
d. Gas CO2
Gas CO2 bertekanan tinggi, jenis pemadam ini sangat baik untuk segala jenis kebakaran (segala
kelas). Karna mengisolasi bahan dari 02. Kelemahan jenis ini dapat terjadi penyalaan kembali
c. Halon
Suatu senyawa hidrokarbon yang terhalogenasi, dengan baik untuk kebakaran segala kelas, lebih
praktis clan CO2 karma mempunyai volume yang lebih kecil.
Peralatan pemadam kebakaran diatas harus tersedia dalam suatu lab kimia, mengingat sangat
banyaknya kemungkinan kebakaran. Namun hal yang sangat penting adalah bahwa para pekerja
atau mahasiswa yang bekerja dalam lab harus mengetahui letak pemadam kebakaran dan cara
operasinya.