Anda di halaman 1dari 2

Rumah Baca 6

édisi
Fébruari 2011

Motékar
Redaksi menerima tulisan dengan téma bébas dan resénsi/sinopsis
buku. Tulisan bisa dalam bahasa Indonésia atau Sunda. Panjang
tulisan 500-700 kata. Bagi yang tulisannya dimuat akan diberi
hadiah buku satu éksemplar. Tulisan dikirim melalui surat-é ke
kembalikedesa@gmail.com. Segala masukan pembaca sampaikan
melalui surat-é atau ke nomor 0852 9446 0931.

Resep Maca Jembar Élmu Hirup Rucita

Kepékaan Sosial dan Cara Baca Kita


Barangsiapa yang kikir dengan ilmu, hendaklah ia mengharapkan tiga bencana. Dia mungkin akan lupa akan ilmunya,
atau dia mati tanpa sempat memanfaatkan ilmunya, atau ia mungkin akan kehilangan buku-bukunya.
─ Sufyan Al-Tsauri (100-161 H)
Ada buku untuk dicicipi, ada lagi untuk ditelan, beberapa buku dikunyah dan dicerna; dengan kata lain ada buku yang perlu dibaca hanya
sebagian-sebagian, yang lain lagi untuk dibaca secara ringan, dan satu dua lainnya untuk dibaca seluruhnya dengan Tekun dan Perhatian.
─ Francis Bacon (1561-1628 M)

D unia yang kita tinggali sering tidak menampakkan wajah


aslinya. E.F. Schumacher menyebutnya peta falsafi
tersembunyi. Peta kehidupan yang tersembunyi terjadi
sengaja atau tidak sengaja sehingga perlu usaha untuk
menyingkapnya. Namun, sering réalitas itu disembunyikan
sengaja. Hal yang kentara adalah dalam dunia pendidikan. Istilah
Risalah An-Nur sendiri suatu tafsir yang mencerahkan secara
spiritual dalam mempertahankan dan mengokohkan keimanan
bangsa Turki menghadapi serbuan sékulérisme. Sudah tak
terhitung orang yang tercerahkan oleh buku dan tak terbilang
lagi buku yang mengubah hidup banyak orang.
Agar bisa menjelaskan bagaimana buku dapat membentuk
kampus sebagai menara gading menunjukkan bahwa urusan- kepékaan sosial, saya bisa perikan secara khusus ke dunia
urusan sekolah kadang tidak bersangkut-paut dengan réalitas pertanian. Semasa kuliah mahasiswa banyak disuguhi kehébatan
yang sebenarnya. dan keunggulan séktor pertanian. Mahasiswa dininabobokan
Buku berperan menampilkan banyak peta-peta tersembunyi dengan seabreg poténsi sumberdaya alam Indonésia. Juga, sederet
itu. Seolah dunia yang lain, buku menjadi pembelajaran abadi posisi mentéréng jika kita berhasil kerja di dunia pertanian.
untuk memahami réalitas masyarakat kini, sejarah masa lalu, dan Faktanya adalah (sebagai permisalan) data dari satu jurusan
bahkan memetakan masa datang. Tapi buku tetaplah lembaran pertanian sebuah PTN lulusannya tidak lebih dari 30% yang
kertas jika tidak dibaca. Tidak akan memberikan pengertian kembali ke pertanian. Mengapa bisa demikian? Bahkan ada
tanpa dikaji. sindiran sarjana pertanian bisa jadi apa saja kecuali jadi petani.
Pada saat masyarakat menghadapi persoalan-persoalan pelik, Pendidikan pertanian kita tidak sérius bercita-cita membérési
apakah buku dapat membentuk kepékaan sosial? Lebih jauh lagi, karut marutnya pertanian. Mahasiswa tidak diajak berpikir dan
apakah pembaca dapat terdorong menjadi bagian dari unsur diarahkan untuk memiliki kepedulian yang sérius untuk menjadi
perubahan ke arah yang lebih baik? Menjawab pertanyaan ini bagian solusi persoalan pertanian.
bisa didekati dari dua sudut: Pertama, dari manusianya. Kita bisa Anda bisa mencoba bertanya tentang pertanian apa saja
menemukan bahwa orang yang memiliki kepékaan sosial atau kepada mahasiswa atau sarjana pertanian, misal, tentang alasan
mengabdikan hidupnya untuk kemanfaatan banyak orang adalah Indonésia mengimpor beras. Jika anda mendapatkan jawaban
seorang pembaca yang tekun dan arif. Mohammad Hatta bisa yang memuaskan berarti anda berhasil mendapatkan orang yang
disebutkan disini, sejak belia ia telah melahap buku-buku. Bahan langka, kalau tidak dikatakan sangat langka. Hal ini dalam
bacaannya menumbuhkan jiwa pengorbanannya untuk berjuang pandangan saya menyiratkan bahwa réalitas sosial (politik dst)
demi kemerdékaan. Mémang, membaca tidak selamanya dari pertanian jauh dari jangkauan mahasiswa dan sarjana pertanian.
buku, alampun termasuk obyék bacaan yang penting untuk Sebuah kesenjangan dan ketidakpedulian yang merisaukan.
ditelaah. Pengalaman Bang Idin (Chaérudin) yang menghijaukan
kali Pesanggrahan di Jakarta membuktikannya.
Kedua, dari bukunya. Buku yang baik dan berkualitas pasti
memiliki pengaruh terhadap masyarakat. Karya Said Nursi (1877-
1960) Risale-i Nur di Turki bisa menjadi contoh. Mungkin inilah
Reboan Motékar
satu-satunya buku dimana para pembaca setianya dinisbatkan
Pekan Ke-1 Cerita Bersama Anak-Anak
kepada buku tersebut sebagai ”Murid Risalah An-Nur”. Murid Pekan Ke-3 Diskusi/Bedah Buku
Risalah An-Nur berjumlah jutaan tersebar di séantero Turki
─yang membaca dan menyebarkannya sejak 1930-an hingga kini.
2 Pekanan Mulai Fébruari 2011
Keanggotaan & Peminjaman gratis
Tersedia koléksi buku-buku keislaman, anak-anak, remaja dan dewasa, buku selalu mau menjadi
buku téks kuliah, novél, pendidikan, pertanian, serta majalah Islam dan umum
temanmu, jika kamu mau
Rumah Baca Motékar & Jl. Pangéran Kornél 137 B - 0815 712 1172
Kalaupun peduli maka ketidakberdayaan jadi tantangannya. merumuskan apa yang harus dibaca, bagaimana cara membaca,
Sekadar mengambil contoh yang sering luput dari perhatian kita agar 'bacaan' kita bisa meningkatkan kepékaan sosial.
bahwa perusahaan agribisnis multinasional yang memroduksi Jika di Indonésia dalam satu tahun terbit 10.000 judul buku
benih, pupuk dan obat-obatan telah banyak menghancurkan dan Amazon.com pernah merilis 28.000 judul dalam satu minggu,
petani tradisional. Rézim WTO, yang menaungi lalu lintas maka kita tidak akan pernah bisa mengetahui dan membaca buku
perdagangan internasional, dengan segala perjanjiannya telah sebanyak itu. Maka cara membaca kita, dalam konteks
membuat kemiskinan negara berkembang bertambah. membangun kepékaan sosial haruslah: (1) Cepat tapi fokus,
Lalu dimana peran buku untuk menyadarkan réalitas sosial kecepatan membaca kita harus ditingkatkan. Termasuk
yang pada akhirnya menumbuhkan kepékaan sosial? Pertama- kemampuan menyerap gagasan dalam bahan bacaan. Kecepatan
tama harus dipahami bahwa manusia merupakan éntitas tertinggi membaca sama sekali jangan sampai mengurangi fokus. (2)
dari makhluk yang menurut EF Schumacher terdiri dari empat Banyak tapi tersaring. Maksudnya harus sebanyak mungkin yang
unsur éksisténsi: zat benda, hidup, kesadaran, dan penyadaran- kita baca tapi ditujukan untuk menguasai subyek tertentu.
diri. Menurut saya kepékaan sosial melekat pada posisi tertinggi Sebagai contoh kita ingin memahami persoalan kehutanan maka
tingkatan éksisténsi yaitu penyadaran-diri. kita menyediakan banyak sumber bacaan tentang kehutanan dan
Membaca harus sampai pada penyadaran-diri sebagai satu ditelaah secara mendalam. Disitu kita menjadi ahli. (3) Harus
jalan mencapai kepékaan sosial, karena membaca akan membantu dikomunikasikan ulang. Mengomunikasikan ulang apa yang kita
menyingkap peta tersembunyi. Apa yang diikhtiarkan oleh baca akan meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri.
banyak perpustakaan-perpustakaan komunitas di pelbagai tempat Sarana efektif dalam mengomunikasikan bahan-bahan bacaan
bertujuan membentuk pribadi yang sadar diri. Selanjutnya di adalah dengan menulis dan berdiskusi.
tingkat praksis, usaha gerakan membaca mesti bisa menjawab Kepékaan sosial adalah kebutuhan zaman kita, dimana sendi-
permasalahan dan kebutuhan spesifik di wilayah mana sendi kehidupan sudah banyak yang rusak. Kepékaan sosial akan
perpustakaan komunitas beraktifitas. Kemelimpahan informasi berwujud aktifitas-aktifitas yang kaya, penuh pembaruan, bersifat
kini bisa menguntungkan juga bisa tidak berarti apa-apa. solutif sehingga bisa menggerakkan masyarakat ke arah yang
Mengutip John Coleman, pakar pendidikan Amerika Serikat, lebih baik. Itu seperti prasyarat agar buku (baca: ilmu) yang
bahwa masyarakat perkotaan kaya informasi tapi miskin karya pernah dibaca bermanfaat sebelum kita mati.
─ungkapan yang hingga saat ini masih penad. Jadi, penting untuk *** Sugeng Praptono

Sajak Usép Romli H.M.


Ari mangsana ngagarap
Taya nu haat ngaragap
Ari parang jeung pacul
Karahaan di juru dapur
Wuluku jeung garu
Ngalumbruk di pipir hawu
Tanah Warisan Ari galengan nu ngembat panjang
Dipétak-pétak ku patok jeung tambang
Ciri tapak ngabagi-bagi
Titinggal Aki tanah satengah héktar
Diaku ku Ua, Bapa, Paman, jeung Bibi
Tanah subur warisan aki
Sadudulur sumingki
Salin rupa jadi angar tur keri
Marebutkeun éta rijki
Ayeuna pada ngalalar
Ku para makelar
Tanah nu saban usum salawasna léndo
Salin rupa jadi tela garing ngahgar
Limbangan, 2 Séptémber 1976
Diaku ku Ua, Bapa, Paman, jeung Bibi
Sadudulur gohgar
Papada embung kasoro

Leuit buncir ayeuna sisip


Sababaraha panén horéng teu kaeusian
Aki, Nini katut para karuhun ti kalanggengan
Meureun bati ngaheruk héran
Ningal turunanana gétréng paréhéng
Hayang pagedé-gedé hancengan

Disalin tina buku Sajak Sunda kénging Ajip Rosidi kaca 413-414

Anda mungkin juga menyukai