Anda di halaman 1dari 2

Rumah Baca 5

édisi
Januari 2011

Motékar
Redaksi menerima tulisan dengan téma bébas dan resénsi/sinopsis
buku. Tulisan bisa dalam bahasa Indonésia atau Sunda. Panjang
tulisan 500-700 kata. Bagi yang tulisannya dimuat akan diberi
hadiah buku satu éksemplar. Tulisan dikirim melalui surat-é ke
kembalikedesa@gmail.com. Segala masukan pembaca sampaikan
melalui surat-é atau ke nomor 0852 9446 0931.

Resep Maca Jembar Élmu Hirup Rucita

Pemakaman Langit
Sebuah Kisah Cinta Héroik dari Tibét
•Sugeng Praptono Tiananmén akibat badai yang mengerikan]. Zhuoma diputuskan

S hu Wén adalah adalah mahasiswi kedokteran di Nanjing


pada awal Revolusi Budaya Partai Komunis Cina, ia sendiri
berasal dari Suzhou. Shu Wén jatuh cinta kepada seniornya
Wang Kéjun, yang menurutnya, adalah laki-laki yang baik dan
menyenangkan. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Setelah
menyelesaikan pendidikan kedokterannya meréka menikah.
menjadi pemandu dan penerjemah unit pasukan.
Rombongan Shu Wén tak pernah lepas dari incaran orang-
orang Tibét. Suatu hari meréka terjebak kepungan orang-orang Tibét
ketika perbekalan hampir habis dan méntal prajurit sudah jatuh.
Zhuoma menjadi perantara perundingan dengan orang-orang Tibét
yang meminta tiga hal dari tentara Cina: Menawan sepuluh orang
tentara Cina sebagai jaminan yang akan dibunuh bila tentara Cina
Namun, kebersamaan meréka hanya tiga minggu saja. Kéjun membunuh lagi gembala Tibét; tentara Cina pulang ke negeri
menerima panggilan tugas sebagai dokter yang akan menyertai meréka; dan meréka harus meninggalkan senjata dan perlengkapan
Tentara Pembebasan Rakyat ke Tibet. Kesedihan Shu Wén yang termasuk truk-truk. Jika meréka menerima syarat itu meréka akan
sangat mencintai Kéjun bukan saja karena kepergiannya yang dibiarkan pergi dan akan diberi perbekalan. Demi keselamatan
mendadak, tetapi tiga bulan kemudian di tahun 1958 Shu Wén pasukan syarat itu diterima. Shu Wén dan Zhuoma termasuk
menerima kabar bahwa Kéjun tewas di negeri asing tanpa sepuluh orang yang ditawan itu.
penjelasan apapun dimana dan mengapa ia meninggal. Lagi, karena badai, Shu Wén dan Zhuoma terpisah dari
Shu Wén terpukul dengan berita itu dan berkeyakinan bahwa rombongan dan terhempas dari kuda lalu berguling-guling ke jurang.
Kéjun masih hidup. Ia berkomitmen untuk menemukan dan mencari Beruntung ia masih bersama Zhuoma yang kemudian ditemukan
berita sebenarnya tentang suaminya. Ia mendatangi pimpinan oleh keluarga nomaden. keduanya dirawat dan diterima menjadi
militér résimén suaminya agar dikirim ke Tibét supaya bisa mencari anggota keluarga besar Gela, Saierbao, Ge'er, dan keempat anak
kebenaran berita suaminya. Permohonan yang pada mulanya ditolak meréka. Shu Wén menjalani hari-harinya bertahun-tahun sebagai
akhirnya diterima karena kegigihan Shu Wén, selain karena anggota keluarga nomaden yang selalu berpindah-pindah menuruti
pertimbangan ia juga seorang dokter ahli dermatologi. musim. Shu Wén hampir melupakan tujuannya semula mencari
Perjalanan mengharukan bermula dari sini. Seorang dokter Kéjun. Seragam militérnya sudah tidak dikenakannya lagi. Ia kini
militér mencari kekasihnya di negeri asing berketinggian lebih dari berpakaian layaknya perempuan Tibét serta larut dalam dunia batin
4000 méter dengan lanskap yang sunyi senyap dimanapun. Siapa dan spiritualitas Tibét yang sangat menyatu dengan alam.
yang akan dibebaskan oleh Tentara Pembebasan Rakyat dari negeri Semuanya berubah ketika suatu hari Zhuoma diculik orang-
yang kosong begini ―suatu pikiran yang pernah tercetus dalam orang tak dikenal. Pencarian atasnya selalu gagal. Shu Wén kehila-
benak Shu Wén. ngan sahabat yang bisa berbagi dengannya. Ia dirundung kesedihan
Unit Shu Wén mengalami pengalaman pahit dimana hampir mendalam. Satu-satu hiburannya adalah menatap foto Kéjun yang
setiap hari dua orang prajurit yang notabene supir truk terbunuh makin menguning dan menulis di bukunya dengan batu berwarna.
oleh lémparan pisau khas Tibét. Kematian supir itu membuat Kehilangan Zhuoma menjadi pemicu semangat untuk meneruskan
perjalanan menjadi berat karena sudah kesekian kalinya truk pencarian Kéjun. Akhirnya ia berani mengutarakan maksudnya
pengangkut terpaksa ditinggalkan karena ketiadaan supir. Tentara kepada keluarga Gela. Di luar dugaannya, meréka mendukung
komunis yang hendak membebaskan rakyat Tibét justru niatnya. Shu Wén telah menjadi keluarga mereka, dan itu dibayar
mendapatkan perlawanan yang menggentarkan méntal prajurit- mahal oleh perpisahan keluarga Gela. Ge'er adik Gela, Pad anak
prajurit Cina yang masih belia dan buta huruf itu. Gela bersama Shu Wén bertolak mencari jejak-jejak Kéjun.
Hingga ketika, unit Shu Wén menemukan Zhuoma, seorang
perempuan muda Tibét yang kepayahan tersaruk-saruk hampir mati.
Atas permohonan Shu Wén Zhuoma tidak ditembak, selain merasa
iba ternyata Zhuoma bisa berbahasa Cina. (Zhuoma adalah anak
bangsawan Tibét pemilik peternakan yang sangat luas. Ia pernah
mengunjungi Béijing dan sempat belajar disana hingga menguasai
Reboan Motékar
bahasa Cina. Belum lama ayah Zhuoma meninggal karena tertekan
jiwanya ketika tentara Cina sudah hampir mendekati désanya. Pekan Ke-1 Cerita Bersama Anak-Anak
Zhuoma meninggalkan semua warisannya. Dengan bekal Pekan Ke-3 Diskusi/Bedah Buku
secukupnya ia pergi bersama pembantunya (yang ia beri nama)
Tiananmén. Ketika Zhuoma bertemu unit Shu Wén, ia telah berhari-
hari mengembara tanpa bertemu seorangpun karena terpisah dari 2 Pekanan Mulai Fébruari 2011
Keanggotaan & Peminjaman gratis menikmati secangkir ilmu
Tersedia koléksi buku-buku keislaman, anak-anak, remaja dan dewasa,
buku téks kuliah, novél, pendidikan, pertanian, serta majalah Islam dan umum dari segelas buku, setiap saat
Rumah Baca Motékar & Jl. Pangéran Kornél 137 B - 0815 712 1172
Perjalanan berbulan-bulan tak membuahkan hasil hingga mati diritualkan agar dimakan oleh burung nasar.
perbekalan mereka habis dan ditolong oleh sebuah keluarga Lantunan-lantunan lirih Qiangba menceritakan kebaikan hati
nomaden. Rombongan kini bertambah satu orang, Zawang yang seorang menba (dokter) Cina. Nyawa Qiangba telah diselamatkan
hendak menemui kakaknya seorang lama (biksu Tibét) di Wéndu- Kéjun dalam ritus pemakaman langit yang gagal. Itu karena,
gongba. Sebagai balas jasa, meréka mengantar Zawang dulu baru Qiangba yang sakit paru-paru parah telah dikira mati dan dibawa ke
kemudian mencari jejak Kéjun. Beruntung sekali di Wéndugongba, altar pemakaman langit. Qiangba dipatuki burung nasar, dalam
Shu Wén bertemu Tiananmén, yang telah menjadi lama dan menga- keadaan menggeliat-geliat menahan sakit, bersamaan dengan
ku sedang mencari Zhuoma. Shu Wén menceritakan siapa dirinya kehadiran Kéjun dan tentara lainnya di tempat itu. Kéjun yang tidak
yang juga sedang mencari Zhuoma dan suaminya. Shu Wén makin mengetahui arti ritual pemakanan langit, menémbak seekor burung
bersemangat karena melihat jejak-jejak Kéjun semakin dekat. nasar. Peristiwa itu menimbulkan ketegangan antara orang Tibét
Kini perjalanan di lanjutkan bersama Tiananmén ke dengan tentara Cina. Prajurit-prajurit Cina menjadi terancam
pegunungan suci dimana permintaan-permintaan dipanjatkan dan keselamatannya. Léwat perantaraan Qiangba, Kéjun réla
pasti akan dikabulkan. Di gunung kesembilan jejak Zhuoma mengorbankan dirinya untuk kembali mendatangkan burung nasar
ditemukan. Zhuoma yang hilang dua puluh tahun ditemukan tinggal agar bangsa Tibét terhindar dari kutukan. Setelah Kéjun menémbak
bersama sebuah keluarga pemahat batu. Zhuoma yang pernah sendiri kepalanya, sebuah pemakaman langit atas namanya jadi
berjanji akan menikahi Tiananmén tak kuasa menahan haru dilangsungkan –pemakaman yang juga dilakukan terhadap ayah
mendapati bahwa Tiananmén sudah menjadi seorang lama. Zhuoma. Burung-burung nasar berdatangan memakan habis jasad
Shu Wén, Zhuoma dan Tiananmén kini bertékad melakukan Kéjun. Sejak itu kedamaian hadir di sana.
perjalanan terakhir: mencari jejak-jejak Kéjun. Shu Wén tidak lagi **
berharap menemukan suaminya, ia hanya berharap mengetahui Shu Wén adalah tokoh hidup yang ditemui oleh penulis Xinran
kabar tentang suaminya. Ketulusan cinta Shu Wén dan permoho- (wartawati yang kini tinggal di Inggris) di Suzhou Cina tempat
nannya yang berulangkali dipanjatkan di gunung suci berbuah hasil. kelahirannya. Selama tiga puluh tahun lebih ia hidup di panasnya
Mereka sampai di kawasan Seratus Danau di kaki gunung Anyeme- terik matahari dan dinginnya malam yang membekukan di
qen, di tengah persiapan sebuah féstival. Di tepi danau banyak ketinggian Tibét. Karena kemudian kehilangan jejaknya, Xinran
dijumpai ténda-ténda suku nomaden yang akan melakukan merasa perlu menulis di bagian akhir buku jika Shu Wén membaca
perayaan. Petunjuk tentang Kéjun hadir dalam nyanyian mengiris bukunya agar réla menghubunginya léwat penerbit. Shu Wén yang
hati yang dilantunkan pertapa Qiangba, yang duduk menyendiri di ketika diwawancara telah menjadi seorang Buddhis Tibét lengkap
sisi yang jauh dari tempat féstival. Qiangba menyimpan bungkusan mengenakan pakaian Tibét menceritakan kisah hidupnya mencari
dari Kéjun berisi catatan hariannya yang harus disampaikan kepada jejak suaminya di negeri asing selama dua malam kepada Xinran.
istrinya, Shu Wén. Ia telah berusaha namun belum berhasil Pencarian atas suaminya membuahkan hikmah yang luar biasa yang
memenuhi pesan Kéjun. Di tempat itu pula, Shu Wén melihat situs mempertemukan kesetiaan cinta dan kearifan pada alam semesta
pemakaman langit pertama kalinya –sebuah altar dimana jasad dalam apa yang disebut pemakaman langit. ***

Resénsi
Lebih Cerdas Atasi Tangisan Anak
•Agustina Diah Pamongkasih
memang secara naluri benar. Siapa di dia akan merasa bahwa tangisannya telah
antara kita yang tidak bersedih hati melihat me-nuai hasil. Dia akan selalu menggunakan
anak kita menangis? Para orangtua mengira cara ini untuk menghadapi kita. Jika anda
bahwa cara ini (memberikan semua yang belum siap memenuhi permintaannya, pujilah
diminta anak) bisa mengurangi kesedihan ia, bila mungkin, ajaklah anak bermain
anaknya. Pada réalitas-nya, cara ini bisa bersama.
Judul : 20 Langkah Menghentikan Tangis Anak menambah kesedihan dan ketergantungan Ketiga, Ajari anak tentang frekuensi suara.
hidup anaknya di masa depan. Misalnya, bisikan suara rendah untuk melaku-
Penulis : Abdullah Muhammad Abdul Mu’thi Menghentikan tangisan anak dengan kan dialog rahasia atau saat di sekelilingnya
Penerbit : Ziyad Visi Media membentak mungkin akan membuat anak ada orang yang sedang tidur. Ini biasa
Cetakan : 1, 2010 - Halaman: 121 menjadi diam. Namun hanya dalam waktu digunakan sebagai pengganti teriakan. Tetapi
sebentar saja. Bentakan bukanlah solusi untuk ajari pula dia teriakan (suara keras) sebagai
Orang tua yang memiliki anak kecil pasti jangka waktu lama. Bentakan ibu yang keras, cara untuk memperingatkan orang akan adanya
sering menghadapi anaknya yang menangis. suara bapak yang meninggi dan guru yang bahaya, misalnya ada ular dsb.
Menangis adalah salah satu cara anak berko- memarahi muridnya, tidak akan membawa Keempat, Alihkan perhatian dengan cara
munikasi (menyampaikan keinginan) kepada pengaruh apapun pada mereka. cerdik. Strategi ini digunakan ketika anak mena-
lingkungan terutama orangtuanya. Banyak Penulis buku ingin para orangtua mengu- ngis dan meminta sesuatu yang tidak mungkin
orangtua cenderung memenuhi ‘tuntutan’ anak- bah paradigma tentang mengatasi tangisan kita berikan. Saat anak meminta pisau, berilah
nya ketika menangis. Simak alasan seorang ibu anak. Intinya adalah bersikap lembut pada anak ia sendok. Jika anak meminta gunting, berilah ia
dalam buku karya Abdul Mu’thi, “Ketika anak kita. Memenuhi segala keinginan apalagi gunting mainan. Sambil katakan bahwa ia me-
saya menangis maka saya berikan apa yang dia memarahi bukanlah penyelesaian yang baik. minta gunting ibu, sedangkan itu (gunting main-
inginkan, karena saya sayang kepadanya. Suara Penulis memberikan solusi praktik-praktik an) guntingnya. Jika tidak ada gunting mainan,
tangisnya mengoyak-ngoyak hati saya, dan saya sederhana yang bersifat mendidik yang dapat ambilah yang lain yang bisa mengalihkan
tidak kuasa melihatnya bersedih.” membantu anak bisa melakukan hal lain selain perhatian anak, bisa juga dengan bercerita,
Ini pengalaman seorang bapak, “Ketika menangis dalam mengutarakan maksudnya, memperlihatkan gambar, atau yang lain.
saya menolak untuk memberikan apa yang di- berikut ini diantaranya. Kelima, Ulangi dan mintalah dengan sopan.
minta anak saya, tangisannya meledak. Kemu- Pertama, Gunakanlah kata-kata, “Sayangku Ketika anak kita mulai menangis. Katakan
dian saya memarahinya dan memukulnya. Sete- ibu tidak bisa memahami tangisanmu, mintalah padanya, “Jika kamu berkata kepada ibu
lah itu saya merasa kasihan padanya. Saya beri- pada ibu seperti ini: Ibu, tolong bantu aku me- dengan menangis, ibu tidak bisa mendengarkan
kan apa yang dia inginkan. Setelah itu dia diam. masukkan tanganku ke dalam baju.” Setelah permintaan dengan baik dan memahaminya.
Saya berkata kepada diri saya sendiri, ‘Jika saya anak mengulangi kata-kata tersebut dengan Tapi jika kamu meminta kepada ibu dengan
menuruti permintaannya dari awal, maka hal itu sopan sebagai ganti tangisan, peluklah ia dan perkataan yang jelas dan lembut, maka ibu
lebih baik bagi dirinya dan bagi saya.” berikan pujian. akan memberikan apa yang kamu inginkan
Tindakan orangtua yang penuh kasih ini Kedua, Jika kita memberikan apa yang semampu ibu.” Jika anak sudah menghentikan

Anda mungkin juga menyukai