PERCOBAAN VI
NAMA : WELSILIANA
NIM : H41109016
KELOMPOK : IV (EMPAT)
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
cahaya. Tanamna yang di tempat teduh akan tumbuh dengan ciri-ciri berdaun hijau
ukurannya besar dan perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang
ditanam ditempat yang mendapatkan banyak cahaya maka tanaman itu akan
mempunyai ciri-ciri berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun
berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Beberapa
batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas (Latunra, 2011).
tanaman yang hidup dan responnya terhadap selang batas nilai cahaya tertentu.
Intensitas cahaya dapat diukur dan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu dengan
ukuran iluminasi dan energi. Karena cahaya sebagai energi memasuki walaupun
keperluan utama. Dalam penentuan energi yang diperlukan bagi suatu sistem untuk
hijau Phaseolus radiatus pada kondisi naungan dan morfologi jagung Zea mays pada
TINJAUAN PUSTAKA
air dan proses kimia yaitu aktivitas enzim. Perkecambahan disebut epigeal jika
tetap berada di bawah permukaan tanah. Titik tumbuh pada tumbuhan terdapat pada
ujung akar dan ujung batang. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi
oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar meliputi air, cahaya, kelembapan, dan
yang berguna untuk sumber energi dan sintesis komponen sel. Sedangkan air berguna
untuk fotosintesis dan mengaktifkan reaksi enzimatik, suhu yang optimum diperlukan
untuk kerja enzim. Kondisi lembap diperlukan untuk aktifitas pemanjangan sel. Serta
misalnya auksin, sitokinin, giberelin, asam traumalin, dan kalin (Anonim, 2010).
intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi
cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari
tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau
kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh
terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas
(Marjenah, 2001) :
1. Fototropisme
koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh
daripada sisi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna untuk pemanjangan sel
berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung. Banyak jenis tumbuhan mampu
melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap
2. Fotoperiodisme
pembungaan. Lama siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah
yang memiliki empat musim dapat mencapai 16 – 20 jam. Respon tumbuhan yang
silang.
yaitu:
kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung,
lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya
kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
d. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari
3. Fotosintesis
hijau yang terjadi pada kloroplast. Dalam fotosintesis terdapat dua tahap, yaitu reaksi
terang dan reaksi gelap (siklus Calvin). Reaksi terang terjadi pada grana (granum),
sedangkan reaksi Calvin terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi
konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).
Sedangkan dalam siklus Calvin terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari
bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam siklus
Calvin diperoleh dari reaksi terang. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan,
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-
700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700 nm), hijau kuning
(510 – 600 nm), biru (410 – 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis
cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen
penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada
Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.
tersebut pada intensitas cahaya rendah dan tiaggi seringkali dapat memberikan
pertumbuhan tinggi lebih cepat pada tempat ternaung daripada tempat terbuka.
Sebaliknya, pertumbuhan diameter lebih cepat pada tempat terbuka dari pada tempat
ternaung sehingga tanaman yang ditanam pada tempat terbuka cendrung pendek dan
kekar. Sudut percabangan tanaman lebih besar di tempat ternaung daripada di tempat
terbuka.
tajuk dan sistem perakaran juga dipengaruhi iklim dan kondisi tanah. Tingginya suhu
udara akan meningkatkan laju transpirasi, hal ini antara lain dapat ditandai dengan
turunnya kelembaban udara relatif. Apabila hal seperti ini cukup lama berlangsung
(sinar), sehingga pada kondisi dimana tumbuhan cukup mendapatkan cahaya untuk
(pertumbuhan diameter).
5. Ketebalan dan Luas Daun
Beberapa jenis tanaman yang ditanam pada bedengan dengan naungan sarlon
mempunyai luas daun yang lebih besar daripada yang ditanam di bedengan tanpa
naungan, hal ini membuktikan bahwa telah terjadi perubahan morfologi pada tanaman
sebagai akibat dari perbedaan intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Ducrey (1992) bahwa morfologi jenis memberikan respon
terhadap intensitas cahaya juga terhadap naungan. Naungan memberikan efek yang
nyata terhadap luas daun. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam
terbuka.. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di
tempat terbuka serta tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang
terbuka. Ditempat terbuka mempunyai kandungan klorofil lebih rendah dari pada
tempat ternaung. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Daun
terbuka.
7. Transpirasi
evaporasi dan transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi proses
fotosintensis tidak dapat berlangsung tanpa cahaya matahari serta pengaruh cahaya
karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman. Cahaya yang paling
penting bagi tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang gelombang
antara 390-700 nm. Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman
merupakan hal yang sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya
yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika
intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun perlu
tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau tanaman
pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misal pohon teh untuk membuat teh putih
atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis) (Wikipedia, 2011).
penting. Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga
atau menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak, misalnya anggrek
cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran melebihi 15 jam sehari
(Wikipedia, 2011).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu polybag, nampan dan pulpen.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kacang hijau Phaseolus
radiatus, jagung Zea mays, tanah, air, tissue dan kertas label.
2. Menyiapkan nampan yang telah berisi tissue basah, kemudian benih kacang hijau
Phaseolus radiatus dan jagung Zea mays dikecambahkan dalam nampan tersebut
selama 1 malam.
polybag yang satu berisi kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dan polybag
5. Meletakkan polybag tersebut pada tempat yang berbeda dimana untuk polybag
yang berisi kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus pada tempat yang
ternaungi sedangkan polybag yang berisi kecambah jagung Zea mays diletakkan
kedua tanaman.