Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

PERCOBAAN VI

CAHAYA DAN PERTUMBUHAN

NAMA : WELSILIANA

NIM : H41109016

HARI/TGL PERC. : SELASA, 03 MEI 2011

KELOMPOK : IV (EMPAT)

ASISTEN : ANDI DARMAWANSYAH

LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah intensitas

cahaya. Tanamna yang di tempat teduh akan tumbuh dengan ciri-ciri berdaun hijau

tua, pertumbuhannya lebih lambat namun stomatanya berjumlah sedikit namun

ukurannya besar dan perakarannya tidak terlalu lebat. Berbeda dengan tanaman yang

ditanam ditempat yang mendapatkan banyak cahaya maka tanaman itu akan

mempunyai ciri-ciri berdaun hijau muda, stomatanya akan berjumlah banyak namun

berukuran kecil, perakarannya lebih lebat dan pertumbuhannya lebih cepat. Beberapa

proses dalam perkembangan tanaman yang dikendalikan oleh cahaya antralain

perkecambahan, perpanjangan batang, perluasa daun, sintesis klorofil, gerakan

batang, gerakan daun, pembukaan bunga dan dominasi tunas (Latunra, 2011).

Intensitas cahaya paling penting bagi vegetasi dimana merupakan situasi

tanaman yang hidup dan responnya terhadap selang batas nilai cahaya tertentu.

Intensitas cahaya dapat diukur dan dapat dinyatakan dalam dua cara yaitu dengan

ukuran iluminasi dan energi. Karena cahaya sebagai energi memasuki walaupun

terbatas sebenarnya ada sistem-sistem ontogenik alamiah, intensitasnya merupakan

keperluan utama. Dalam penentuan energi yang diperlukan bagi suatu sistem untuk

beroperasi. Intensitas cahaya juga menentukan intensitas lokomotor pada banyak

hewan-hewan kecil walaupun pada tumbuhan sangat terbatas. Pada umumnya,

tumbuh-tumbuhan memberikan respon tidak sama terhadap variasi gelombang pada


cahaya. Ada yang memanfaatkan panjang gelombang tertentu dan netral terhadap

gelombang-gelombang lain (Latunra, 2011).

Beradasarkan teori-teori diatas, maka dilakukanlah percobaan ini dimana

untuk melihat pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.

I.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap morfologi kacang

hijau Phaseolus radiatus pada kondisi naungan dan morfologi jagung Zea mays pada

kondisi yang terkena paparan sinar matahari.

I.3 Waktu dan Tempat

Percobaan mengenai Cahaya dan Pertumbuhan ini, dilaksanakan pada hari

Selasa, 03 April 2011 pada pukul 14.00-16.30 WITA yang bertempat di

Laboratorium Botani Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan adalah bertambah besarnya suatu individu akibat pembelahan

mitosis dan penambahan materi. Perkembangan adalah diferensiasi sel membentuk

struktur dan fungsi tertentu (Anonim, 2010).

 Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dimulai dengan

berkecambahnya biji. Perkecambahan terjadi malalui proses fisika, yaitu penyerapan

air dan proses kimia yaitu aktivitas enzim. Perkecambahan disebut epigeal jika

kotiledonnya terangkat ke atas permukaan tanah, dan hypogeal jika kotiledonnya

tetap berada di bawah permukaan tanah. Titik tumbuh pada tumbuhan terdapat pada

ujung akar dan ujung batang. Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dipengaruhi

oleh faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar meliputi air, cahaya, kelembapan, dan

makanan. Faktor dalam meliputi gen dan hormone (Anonim, 2010).

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh hal-hal seperti makanan,

yang berguna untuk sumber energi dan sintesis komponen sel. Sedangkan air berguna

untuk fotosintesis dan mengaktifkan reaksi enzimatik, suhu yang optimum diperlukan

untuk kerja enzim. Kondisi lembap diperlukan untuk aktifitas pemanjangan sel. Serta

cahaya berpengaruh pada pertumbuhan dan pembuangan. Gen, dibutuhkan untuk

mengotrol sintesis protein dan hormon berfungsi untuk mengatur pertumbuhan,

misalnya auksin, sitokinin, giberelin, asam traumalin, dan kalin (Anonim, 2010).

Kualitas, intensitas, dan lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan

mempunyai pengaruh yang besar terhadap berbagai proses fisiologi tumbuhan.


Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil, fotosintesis, fototropisme, dan

fotoperiodisme. Efek cahaya meningkatkan kerja enzim untuk memproduksi zat

metabolik untuk pembentukan klorofil. Sedangkan, pada proses fotosintesis,

intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis saat berlangsung reaksi terang. Jadi

cahaya secara tidak langsung mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan

tanaman, karena hasil fotosintesis berupa karbohidrat digunakan untuk pembentukan

organ-organ tumbuhan (Marjenah, 2001).

Perkembangan struktur tumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya

(fotomorfogenesis). Efek fotomorfogenesis ini dapat dengan mudah diketahui dengan

cara membandingkan kecambah yang tumbuh di tempat terang dengan kecambah dari

tempat gelap. Kecambah yang tumbuh di tempat gelap akan mengalami etiolasi atau

kecambah tampak pucat dan lemah karena produksi klorofil terhambat oleh

kurangnya cahaya. Sedangkan, pada kecambah yang tumbuh di tempat

terang, daun lebih berwarna hijau, tetapi batang menjadi lebih pendek karena aktifitas

hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya.

Beberapa contoh aktivitas tumbuhan yang dipengaruhi oleh cahaya yaitu

(Marjenah, 2001) :

1. Fototropisme

Percobaan N Cholodny dan Frits went menerangkan bahwa pada ujung

koleoptil tanaman, pemanjangan sel yang lebih cepat terjadi di sisi yang teduh

daripada sisi yang terkena cahaya. Sehingga, koleoptil membelok ke arah datangnya

cahaya. Hal ini terjadi, karena hormon auksin yang berguna untuk pemanjangan sel

berpindah dari sisi tersinari ke sisi terlindung. Banyak jenis tumbuhan mampu
melacak matahari, dalam hal ini lembar datar daun selalu hampir tegak lurus terhadap

matahari sepanjang hari. Kejadian tersebut dinamakan diafototropisme. Fototropisme

ini terjadi pada famili Malvaceae.

2. Fotoperiodisme

Interval penyinaran sehari-hari terhadap tumbuhan mempengaruhi proses

pembungaan. Lama siang hari di daerah tropis kira-kira 12 jam. Sedangkan, di daerah

yang memiliki empat musim dapat mencapai 16 – 20 jam. Respon tumbuhan yang

diatur oleh panjangnya hari ini disebut fotoperiodisme. Fotoperiodisme dipengaruhi

oleh fitokrom (pigmen penyerap cahaya). Fotoperiodisme menjelaskan mengapa pada

spesies tertentu biasanya berbunga serempak. Tumbuhan yang berbunga bersamaan

ini sangat menguntungkan, karena memberi kesempatan terjadinya penyerbukan

silang.

Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam,

yaitu:

a. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran

kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung,

kedelai, anggrek, dan bunga matahari.

b. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran

lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya

kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.

c. Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran

kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
d. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari

untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi,

wortel liar dan kapas.

3. Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses pemanfaatan enegi matahari oleh tumbuhan

hijau yang terjadi pada kloroplast. Dalam fotosintesis terdapat dua tahap, yaitu reaksi

terang dan reaksi gelap (siklus Calvin). Reaksi terang terjadi pada grana (granum),

sedangkan reaksi Calvin terjadi di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi

konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2).

Sedangkan dalam siklus Calvin terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari

bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam siklus

Calvin diperoleh dari reaksi terang. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan,

hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses

fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (380-

700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 – 700 nm), hijau kuning

(510 – 600 nm), biru (410 – 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masing-masing jenis

cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat pigmen

penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada

membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu.

Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda.

Sejumlah Angiospermae efisien dalam melakukan fotosintesis pada intensitas cahaya

rendah daripada intensitas cahaya tinggi, sedangkan banyak Gymnospermae lebih


efisien pada intensitas cahaya tinggi. Perbandingan antara kedua kelompok tanaman

tersebut pada intensitas cahaya rendah dan tiaggi seringkali dapat memberikan

tekanan-tekanan pada kapasitas fotosintesis terutama pada penimbunan makanan.

4. Diameter dan Tinggi Tanaman

Pertumbuhan tinggi dan diameter tanaman dipengaruhi oleh cahaya;

pertumbuhan tinggi lebih cepat pada tempat ternaung daripada tempat terbuka.

Sebaliknya, pertumbuhan diameter lebih cepat pada tempat terbuka dari pada tempat

ternaung sehingga tanaman yang ditanam pada tempat terbuka cendrung pendek dan

kekar. Sudut percabangan tanaman lebih besar di tempat ternaung daripada di tempat

terbuka.

Pertumbuhan diameter batang tergantung pada kelembaban nisbi, permukaan

tajuk dan sistem perakaran juga dipengaruhi iklim dan kondisi tanah. Tingginya suhu

udara akan meningkatkan laju transpirasi, hal ini antara lain dapat ditandai dengan

turunnya kelembaban udara relatif. Apabila hal seperti ini cukup lama berlangsung

maka, dapat menyebabkan keseimbangan air tanaman terganggu dan dapat

menurunkan pertumbuhan tanaman termasuk diameter tanaman. Secara keseluruhan

membuktikan bahwa dalam pertumbuhannya, tumbuhan sangat memerlukan cahaya

(sinar), sehingga pada kondisi dimana tumbuhan cukup mendapatkan cahaya untuk

aktivitas fisiologisnya, tumbuhan cenderung melakukan pertumbuhan ke samping

(pertumbuhan diameter).
5. Ketebalan dan Luas Daun

Beberapa jenis tanaman yang ditanam pada bedengan dengan naungan sarlon

mempunyai luas daun yang lebih besar daripada yang ditanam di bedengan tanpa

naungan, hal ini membuktikan bahwa telah terjadi perubahan morfologi pada tanaman

sebagai akibat dari perbedaan intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Ducrey (1992) bahwa morfologi jenis memberikan respon

terhadap intensitas cahaya juga terhadap naungan. Naungan memberikan efek yang

nyata terhadap luas daun. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam

naungan daripada jika berada pada tempat terbuka.

Jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat

terbuka.. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di

tempat terbuka serta tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang

lebih tebal daripada di tempat ternaung.

6. Jumlah Klorofil Daun

Jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat

terbuka. Ditempat terbuka mempunyai kandungan klorofil lebih rendah dari pada

tempat ternaung. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Daun

mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di tempat

terbuka.

7. Transpirasi

Tanaman yang tumbuh dengan intensitas cahaya nol persen akan

mengakibatkan pengaruh yang berlawanan yaitu suhu rendah, kelembaban tinggi,

evaporasi dan transportasi yang rendah. Tanaman cukup mengambil air, tetapi proses
fotosintensis tidak dapat berlangsung tanpa cahaya matahari serta pengaruh cahaya

terhadap pembesaran sel dan diferensiasi sel berpengaruh terhadap pertumbuhan

tinggi, ukuran daun serta batang.

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman

karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman. Cahaya yang paling

penting bagi tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang gelombang

antara 390-700 nm. Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman

merupakan hal yang sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi cahaya

yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem perlampuan. Hal ini umum dilakukan jika

intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun perlu

diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas cahaya

tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau tanaman

pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misal pohon teh untuk membuat teh putih

atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis) (Wikipedia, 2011).

Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang

penting. Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar berbunga

atau menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak, misalnya anggrek

cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran melebihi 15 jam sehari

(Wikipedia, 2011).
BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu polybag, nampan dan pulpen.

III.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu kacang hijau Phaseolus

radiatus, jagung Zea mays, tanah, air, tissue dan kertas label.

III.3 Cara Kerja

Adapun cara kerja dari percobaan ini yaitu :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Menyiapkan nampan yang telah berisi tissue basah, kemudian benih kacang hijau

Phaseolus radiatus dan jagung Zea mays dikecambahkan dalam nampan tersebut

selama 1 malam.

3. Mengambil 2 polybag lalu mengisinya dengan tanah.

4. Menanam biji yang telah dikecambahkan ke dalam polybag dimana untuk

polybag yang satu berisi kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus dan polybag

yang lain berisi kecambah jagung Zea mays.

5. Meletakkan polybag tersebut pada tempat yang berbeda dimana untuk polybag

yang berisi kecambah kacang hijau Phaseolus radiatus pada tempat yang

ternaungi sedangkan polybag yang berisi kecambah jagung Zea mays diletakkan

dibawah cahaya matahari.


6. Melakukan pengamatan selama 1 minggu dimana melihat bentuk morfologi dari

kedua tanaman.

7. Mencatat hasil pengamatan.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.


http://biologipedia.blogspot.com/2010/12fotonasti.html. Diakses pada tanggal
04 Mei 2011, pada pukul 16.24 WITA.

Lantura, A.I., 2011. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan II.


Universitas Hasanuddin Press, Makassar.

Marjenah, 2001. Pengaruh Cahaya Terhadap Tumbuhan.


http://chipeuw2009.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 04 Mei 2011, pada
pukul 16.24 WITA.

Wikipedia, 2011. Fotosintesis Pada Tumbuhan. http://www. wikipedia.org. Diakses


pada tanggal 03 Mei 2011 pada pukul 16.24 WITA.

Anda mungkin juga menyukai