Anda di halaman 1dari 4

c 


 

à    hidup dalam usus halus orang yaitu bagian duodenum, jejenum dan bagian atas
dari ileum, melekat pada permukaan epithel usus. Protozoa dapat berenang dengan cepat
menggunakan flagellanya. Pada seorang yang menderita berat penyakit ini , ditemukan 14
milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta cyste.

Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk trophozoit,
tetapi setelah masuk kedalam colon parasit akan membentuk cyste.. Pertama-tama flagella
memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian cyste keluar melalui feses.
Pada awal terbentuknya cyste, ditemukan dua nukleoli, setelah sejam kemudian ditemukan 4
nukleoli.. Bila cyste tertelan hospes maka cyste tersebut langsung masuk kedalam duodenum,
flagella tumbuh dan terbentuk trophozoit kembali.

Biologi - d  Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan
tempat hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal ...Biologi -
d  Habitat hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat
hidupnya tidak menguntungkanmaka protozoa akan membentuk membran tebal ...

 
     
ubur2 termasuk kelas coelenterata yang berbentuk :
1. polip : tubuhnya melekat pada subtrat dasar dan berkembang biak dengan vegetatif
2. medsa : tubuhnya bergerak bebas dan berkembang biak dengan generatif

karena adanya metagenesis (pergiliran keturunan) maka terjadi pergiliran bentuk2 vegetatif dan
generatif secara bergiliran. pada metagenesis ini bentuk polip merupakan anak medusa yang terbentuk
generatif dan medusa adalah anak polip yang terbentuk secara vegetative.

Scyphozoa (dalam bahasa yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa
medusa dalam siklus hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Reproduksi dilakukan
secara aseksual dan seksual.Memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus hidupnya. Medusa
Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya berukuran 2 ʹ 40 cm. Reproduksi dilakukan
secara aseksual dan seksual.Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusaScyphozoa (dalam bahasa
yunani, scypho = mangkuk, zoa = hewan) memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus
hidupnya.Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. *Reproduksi dilakukan secara aseksual dan
seksual
 
   
£acing ini tidak mempunyai anus dan alat ekskresinya berupa sel api. £acing ini bersifat hemaprodit,
berkembang biak dengan cara pembuahan sendiri atau silang, jumlah telur yang dihasilkan sekitar
500.000 butir. Hati seekor domba dapat mengandung 200 ekor cacing atau lebih. [3] Karena jumlah
telurnya sangat banyak, maka akan keluar dari tubuh ternak melalui saluran empedu atau usus
bercampur kotoran. Jika ternak tersebut mengeluarkan kotoran, maka telurnya juga akan keluar, jika
berada di tempat yang basah, maka akan menjadi larva bersilia yang disebut a   a. Larva tersebut
akan berenang, apabila bertemu dengan siput a 
    akan menempel pada mantel siput. Di
dalam tubuh siput, silia sudah tidak berguna lagi dan berubah menjadi   . Sporokista dapat
menghasilkan larva lain secara partenogenesis yang disebut    yang juga mengalami partenogensis
membentuk   . Setelah terbentuk serkaria, maka akan meninggalkan tubuh siput dan akan
berenang sehingga dapat menempel pada rumput sekitar kolam/sawah. Apabila keadaan lingkungan
tidak baik, misalnya kering maka kulitnya akan menebal dan akan berubah menjadi a   . Pada
saat ternak makan rumput yang mengandung metaserkaria, maka sista akan menetas di usus ternak dan
akan menerobos ke dalam hati ternak dan berkembang menjadi cacing muda, demikian seterusnya.

G 

Getamorfosis adalah proses dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna) yaitu kupu-kupu. Pada
prosesnya terjadi cukup panjang dan lama namum sederhana. Pertama-tama mulai ari telur yang di
letakkan oleh kupu-kupu pada daun (biasanya daun pohon jeruk atau dapat juga pohon yang lain) yang
bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa
setelah tiba waktunya menjadi pupa/ kepompong dan dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru.

Ź TELUR

Telur akan menetas antara 3 ± 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun tumbuhan inang dan memulai
memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya
Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva
akan berganti kulit.

LARVA (ULAT)

Ź Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong
sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi
ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.

Ź Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 ± 6 kali, dan periode antara pergantian kulit
(molting) disebut instar.

Ź Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar berbentuk silindris, dan
terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau filamen.

Ź Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat
berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah
memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.
Pupa ( kepompong)

Ź Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di dalam pupa terjadi proses
pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa
anggota tubuh. Pada umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya.
(berkamuflase) . Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 ± 20 hari
tergantung spesiesnya

Kupu-kupu

Ź Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga sayapnya yang lemah, kusut
dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera setelah sayap
mengering,mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan
terbang.

Ź Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa

PERILAKU KUPU-KUPU:

Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang hari, pada malam hari kupu-kupu
akan istirahat dan terlindungan daun pepohonan.

siang kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari makan dan berproduksi. Kegiatan
mencari makan dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan batina terbang
berpasangan dan pada saatnya akan melakukan kopulasi.

Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya. kupu-kupu yang
rentang sayapnya kecil akan terbamg rendah antara 10 cm- 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang
sayap lebih besar terbang lebih tinggi sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan
hinggap pada bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya.

3) Siklus Hidup bintang laut


Siklus hidup A. planci pada prinsipnya sama persis dengan pola siklus hidup hewan Asteroidea (bintang
laut) yang lainnya. Zigot yang terjadi pada saat pemijahan berkembang melalui proses-proses blastulasi
dan gastrulasi yang kemudian memasuki tahapan dua fase larva secara berurutan, yaitu bipinnaria dan
brachiolaria. Kedua larva tersebut hidup sebagai plankton sehingga pergerakannya mengikuti arah arus.
Larva brachiolaria yang matang mempunyai daya apung negatif sehingga turun ke dasar laut yang
biasanya di kawasan terumbu karang. Diduga larva brachiolaria menggunakan ͚aroma͛ alga berkapur
sebagai tanda-tanda untuk turun menempel pada terumbu karang. Setelah menempel di dasar terumbu,
dimulailah kehidupan sebagai bentos bagi A. planci. Penempelan larva A. planci kemungkinan terjadi di
tempat yang dalam karena pemangsaan karang oleh A. planci biasanya dimulai dari karang di tempat
yang dalam.
Periode planktonis dari A. planci berlangsung sekitar dua atau tiga minggu. Makanan larva planktonis A.
planci terdiri dari fitoplanton (khususnya pikoplankton), bakteri dan bahan organik terlarut (Okaji et al.
1997). Periode planktonis larva brachiolaria diakhiri dengan berkembangnya lima lengan melalui
metamofosis dan menempel di dasar terumbu. Metamorfosis tersebut terjadi setelah hari ke-12 (Olson
1985). Ukuran diameter A. planci pada saat terjadi penempelan sekitar 0,5-1 mm atau 500-1000 mikron.
Anakan A. planci yang sudah menempel di terumbu mendapatkan makanan dari alga berkapur. Pada
umur sekitar 4-6 bulan, ketika ukuran tubuhnya mencapai 10 mm, A. planci merubah makanannya
menjadi pemangsa karang dan mampu tumbuh jauh lebih cepat (review in Keesing and Halford 1992).
Laju mortalitas A. planci sangat tinggi, sebagaimana invertebrata laut lainnya. Laju mortalitas akan
berkurang dengan bertambahnya ukuran tubuh A. planci. Pada kotak percobaan di lapangan, laju
mortalitas anakan A. planci pada ukuran 1,1 cm atau umur satu bulan adalah 6,49% per hari (Keesing
and Halford 1992). Laju mortalitas tersebut menurun pada hewan yang lebih besar menjadi 1,24% per
hari pada ukuran 2,7 mm (4 bulan) dan menjadi 0,45% per hari pada ukuran 5,5 mm (7 bulan). Di dalam
kajian Moran (1990) disebutkan bahwa laju mortalitas A. planci pada umur 7-23 bulan adalah 99,3%,
atau sekitar 1,08 % per hari, sedangkan laju mortalitas A. planci antara umur 22-34 bulan adalah 75%,
atau sekitar 0,39% per hari. Ketiga penelitian tersebut dilakukan pada saat terjadi peledakan populasi,
sehingga faktor kepadatan populasi dapat berpengaruh.

Anda mungkin juga menyukai