BAB I
PENDAHULUAN
2
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
3
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2. Koagulasi
Proses koagulasi dapat menghilangkan kekeruhan dan warna yang dihasilkan zat
yang sebagian besar dalam bentuk partikel koloid (1-200 µm) seperti bakteri alga, bahan
organic dan inorganic dan partikel lempung (Lee, 1999). Partikel koloid tidak dapat
diendapkan secara gravitasi atau langsung karena dimensinya yang kecil dan muatan
listriknya yang sama sehingga stabilitas suspensi koloid sangat stabil (Masduqi dan Slamet,
2002). Sebagian besar partikel koloid pada air limbah bermuatan negatif. Mekanisme
koagulasi secara kimia melibatkan penurunan potensi zeta (tegangan permukaan) melalui
proses netralisasi oleh muatan berlawanan, presipitasi koagulan dan pertemuan antarpartikel.
Destabilisasi partikel koloid disebabkan oleh gaya tarik Van Der Waals dan gerak Brownian
(difusi) (Lee, 1999).
Ada dua faktor penting dalam penambahan koagulan yaitu pH dan dosis. pH yang
digunakan saat koagulasi diatur dalam range optimal sehingga dibutuhkan bahan penolong
untuk menyesuaikan kondisi pH. Asam yang biasa digunakan untuk menurunkan pH adalah
asam sulfat dan untuk menaikkan pH adalah lime (kapur), abu soda, atau NaOH (Davis dan
Cornwell, 1991).
2.3. Flokulasi
Dalam rangka menggumpalkan partikel-partikel koloid, maka gaya tolak menolak
elektrostatik antar partikel harus dikurangi sehingga menghasilkan kontak antar partikel
yang mengalami destabilisasi. Kontak antar partikel ini dihasilkan dari proses flokulasi atau
pengadukan lambat. Flokulasi dilakukan guna membantu partikel koloid membentuk
gumpalan yang besar atau biasanya disebut flok. Tujuan flokulasi adalah membawa partikel-
partikel koloid melakukan interaksi (kontak) sehingga mereka bertubrukan, bersatu dan
tumbuh menjadi satu ukuran partikel yang siap mengendap (Davis dan Cornwell, 1991).
Dalam proses flokulasi, kecepatan penggumpalan flok ditentukan oleh banyaknya
tubrukan antar partikel yag terjadi serta keefektifan benturan tersebut. Dalam hal ini,
tubrukan antar partikel terjadi melalui tiga cara, yakni :
a. Kontak yang diakibatkan oleh adanya gerak termal (panas) yang dikenal sebagai gerak
Brownian. Flokulasi yang terjadi oleh adanya gerak Brownian ini disebut flokulasi
perikinetik.
b. Kontak yang diakibatkan oleh adanya gerakan fluida karena proses pengadukan lambat
ini disebut flokulasi ortokinetik
c. Kontak yang terjadi akibat perbedaan laju pengendapan dari masing-masing partikel (Lee,
1999).
4
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
2.4. Ortofosfat
Ortofosfat (salah satu bentuknya adalah PO43-) adalah bentuk fosfor yang sering
dijumpai pada air bersih atau air limbah. Ortofosfat memiliki peran penting dalam
pertumbuhan alga dan organisme lainnya. Salah satu masalah lingkungan yang berbahaya
adalah algal bloom yang terjadi pada air permukaan sehingga diperlukan pengendalian
jumlah fosfat yang masuk ke air permukaan. Fosfat bisa diukur dengan metode kolorimetri.
Metode ini melibatkan filtrasi dan pencampuran beberapa macam reagent untuk
menghasilkan warna yaitu ammonium molybdate yang akan membentuk warna kuning
dengan fosfat. Apabila warna biru terjadi itu karena ion Fe 3+ masuk ke dalam larutan
tersebut, tetapi hal itu tidak mengganggu proses pembacaan fosfat pada kolorimeter (Sawyer
et al, 1994).
2.5. Kekeruhan
Kekeruhan dalam air disebabkan oleh adanya zat tersuspensi dan koloid seperti
lempung, lumpur zat organik, plankton, dan zat-zat halus lainnya. Kekeruhan merupakan
sifat optis pada larutan yaitu hamburan dan adsorbsi cahaya yang melaluinya. Tidak dapat
dihubungkan langsung antara kekeruhan dengan kadar suatu zat suspensi karena setiap zat
memiliki ukuran dan bentuk butir yang berbeda-beda (APHA AWWA, 1998).
5
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
6
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
kelembaban 6-8% atau bisa disimpan pada suhu 5°C untuk menjaga kelangsungan hidup
setahun kemudian (Quiroz dan Chavarria dalam Flores, 1990).
Biji trembesi ini memiliki kandungan protein yang tinggi dan zat-zat fitokimia
yaitu salah satunya adalah tannin yang dapat membantu mengurangi kekeruhan karena
mampu mengadsorbsi air limbah (Beltran-Heredia et al, 2010).
Biji kelor yang sudah tua mengandung sekitar 40% minyak yang dapat digunakan
sebagai koagulan alamiah untuk menjernihkan air. Percobaan di Malawi menunjukan bahwa
koagulan serbuk biji kelor dapat menurunkan kekeruhan air sungai dari kekeruhan 270-280
NTU menjadi di bawah 4 NTU (Slutherland et al, 1994).
Hasil penelitian Husin dan Pandia (2003) menunjukkan bahwa penggunaan kelor
sebagai koagulan mampu menyisihkan kandungan TSS dan kekeruhan dengan waktu
pengendapan efektif 2 jam pada dasar tangki sedimentasi. Biji kelor memiliki kandungan zat
aktif yaitu 4α-4r-rhamnosyloxy-benzyl-isothiocyanate sebagai protein kationik. Zat tersebut
dapat menurunkan gaya tolak menolak antar partikel koloid dan mampu mengadsorbsi dan
netralisasi partikel yang tidak stabil sehingga baik untuk digunakan sebagai koagulan
(Ndabigengesere dalam Rambe, 2009).
7
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Kacang merah termasuk dari genus Phaseolus dan famili Leguminosae. Salah satu
sumber protein penting di dunia. Kacang merah mudah untuk dibudidayakan di mana saja
karena dapat hidup pada iklim tropis, subtropis atau zona sedang. (Solis et al, 2002). Di
beberapa negara, kacang merah ini tumbuh dan digunakan manusia untuk kepentingan
pangan dan sebagai obat-obatan karena mengandung protein yang tinggi dan harga yang
relatif terjangkau.
Gambar 2.4 Kacang Merah
Pada penelitian skala laboratorium terdahulu, ekstrak mentah dari biji kacang
dapat menunjukkan kemampuannya sebagai koagulan alami. Biji kacang memiliki kadar
protein yaitu 20-25% dan beberapa peneliti menganggap bahwa protein adalah agen
koagulan aktif dari ekstrak tanaman (Sciban, 2010). Biji kacang memiliki keuntungan lebih
daripada biji kelor karena tidak dihasilkan minyak sehingga tidak diperlukan ekstrasi
dengan pelarut organik sehingga sesuai dengan keadaan ekonomi dan lingkungan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa biji kacang dapat efektif mengadsorbsi fosfat pada pH 7,5
dan menurunkan kekeruhan hingga 72,3 % (Antov et al, 2010).
8
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan menganalisis kemampuan biji trembesi (Samanea saman), biji
kelor (Moringa oleifera) dan kacang merah (Phaseolus vulgaris) sebagai koagulan alami pada
pengolahan air limbah cair industri pupuk untuk menghilangkan kadar fosfat. Penelitian ini
terdapat 3 macam variasi penelitian, yaitu perbedaan konsentrasi limbah: 100%, 75%, dan 50% ,
pH awal : 4, 6, 7, 8 dan 10 dan dosis koagulan awal : 5, 50, 500, dan 5000 (mg/l limbah).
Pembuatan Pembuatan
ekstrak ekstrak
Pelaksanaan Pelaksanaan
Jar Test Jar Test
Analisa akhir
Analisa akhir
Kekeruhan, Fosfat, pH
Kekeruhan, Fosfat, pH
Pengumpulan data
Pengumpulan data
kualitas air limbah pada analisa
kualitas air limbah pada analisa
awal dan akhir
awal dan akhir
Penarikan
Penarikan
Kesimpulan
Kesimpulan
9
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
10
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
G= = 500 detik-1
11
Siti Dewi Ratna Utami 3307100078
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Dilakukan tabulasi dan grafik untuk mengetahui pola penurunan fosfat yang
terjadi pada unit effluent treatment.
3.2.11. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan didasarkan data yang telah diperoleh dari hasil
penelitian dan analisa data yang dilakukan sehingga didapatkan kondisi efektif pH
optimum dan dosis koagulan optimum alternatif dalam menurunkan kadar fosfat
pada limbah cair industri pupuk.
13
PROPOSAL TUGAS AKHIR
14
PROPOSAL TUGAS AKHIR
% removal fosfat
Bagaimana besar kemampuan % Menentukan besar % removal
dari pH optimum dan
removal kadar fosfat oleh koagulan fosfat oleh koagulan alami dari
dosis optimum
alami dari ekstrak biji trembesi , biji ekstrak biji trembesi , biji kelor,
koagulan biji
kelor, dan kacang merah pada dan kacang merah pada
trembesi , biji kelor ,
limbah cair industri pupuk limbah cair industri
dan kacang merah
15
PROPOSAL TUGAS AKHIR
BAB IV
JADWAL KEGIATAN DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
No Kegiatan Febr
I II
1 Studi Literatur
4.2.
2 Pegajuan proposal
Rencana Anggaran Biaya
Perkiraan anggaran biaya yang dibutuhkan untuk seluruh rangkaian penelitian
ini direncanakan sebagai berikut :
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya
Jumlah Satuan
Harga Satuan
Biaya
(Rp)
Satuan
Biaya
Total (Rp)
1 Pelaksanaan analisa
Bahan Pustaka (buku, jurnal,
internet)
150.000
4 kualitas limbah
Kertas A4
Refill tinta
3
1
rim
buah
35.000
35.000
/rim
/buah
105.000
35.000
3
Pengumpulan dan
CD
Bahan Percobaan
3 keping 3.500 /keping 10.500
5 analisa data
Biji-Biji Koagulan 3 kg 10.000 /kg 30.000
Biaya Peralatan & Bahan
1.500.000
4 Analisa Laboratorium
5
Evaluasi pembahasan
Dokumentasi
Penggandaan
penelitian
progres
5 jilid 25.000 /jilid
125.000
16
6 penarikan kesimpulan
Penyusunan laporan
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
Antov, Mirjana., Sciban, Marina B. dan Nada J. Petrovic. 2009. Proteins from Common Bean
(Phaseolus Vulgaris) Seed as a Natural Coagulant for Potential Application in Water
Turbidity. http://www.sciencedirect.com/science?_ob=MImg&_imagekey=B6V24-
4XTP2ND-6-
3&_cdi=5692&_user=10&_pii=S0960852409015247&_origin=search&_coverDate=0
4/30/2010&_sk=998989992&view=c&wchp=dGLzVlb-
zSkzS&md5=a197a5f58231f0a5e6bafd75f03dbed8&ie=/sdarticle.pdf
APHA AWWA. 1998. Standard Methods for Examination of Water and Wastewater 20th
Edition. Washington : American Public Health Assosiation.
Beltran-Heredia, J.,Sanchez-Martin, J. dan MC. Comez-Mufloz. 2010. New Coagulant
Agents from Tannin Extract : Preliminary Optimisation Studies.
http://www.sciencedirect.com/science?_ob=MImg&_imagekey=B6TFJ-50GWNF7-2-
J&_cdi=5228&_user=8945190&_pii=S138589471000611X&_origin=search&_zone=
rslt_list_item&_coverDate=09/01/2010&_sk=998379996&wchp=dGLzVzb-
zSkWA&md5=4510f4e0ec6e55eec7f7909070de28df&ie=/sdarticle.pdf-new coag\
Benefield, L.D., Joseph F.J dan Barron L.W.1982. Proccess Proses Chemistry for Water and
Wastewater. New Jersey : Prentice-Hall., Inc.
Davis, M.L. and D.A Cornwell. 1991. Introduction to Environmental Engineering 2nd ed. Mc
Graw-Hill. New York.
Flores, EM. 2002. Samanea Saman (Jacq.) Merr.
http://www.rngr.net/publications/ttsm/species/PDF.2004-03-16.2148/at_download/file
Gonzales, Griselda., et al. 2006. Use of Exudated Gum Produced by Samanea Saman in The
Potabilization of The Water.
http://revistas.luz.edu.ve/index.php/rtz/article/viewFile/1497/1454
Khasanah, Uswatun. 2008. Efektifitas Biji Kelor (Moringa oleifera) sebagai Koagulan Fosfat
dalam Limbah Cair Rumah Sakit (Studi Kasus di Dr. Saiful Anwar Malang)
http://lib.uin-malang.ac.id/abstract/03530023.pdf
Lee, C.C. 1999. Handbook of Environmental Engineering Calculations. USA : McGraw-Hill.
Masduqi, Ali. Dan Agus Slamet. 2002. Satuan Operasi. Surabaya : Jurusan teknik
Lingkungan FTSP ITS.
Rambe, Ahmad Mulia. 2009. Pemanfaatan Biji Kelor (Moringa oleifera) Sebagai Koagulan
Alternatif Dalam Proses Penjernihan Limbah Cair Industri Tekstil.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4415/1/09E00720.pdf
Reynold, D.Tom dan Paul A. Richards. 1995. Unit Operations and Proccess in environmental
Engineering Second Edition. Boston : PWS Publishing.
Sawyer, Clair N., McCaroty , Perry L dan Gene F. Parkin. 1994. Chemistry for
Environmental Engineering Fourth Edition. USA : McGraw Hill Book., Co.
Schulz, Christoper dan Daniel Okin A. 1984. Surface Water Treatment for Communities in
Developing Countries. New York : John Wileys & Sons.
Sciban, Marina.B., Klasnja, Mile T. dan Jelena Lj. Stojimirovic. 2005. Investigation Of
Coagulation Activity Of Natural Coagulants From Seeds Of Different Leguminose
Species. http://www.doiserbia.nb.rs/img/doi/1450-7188/2010/1450-71881041141S.pdf
17
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Solis, E. Gaitan, et al. 2001. Microsatellite Repeats In Common Bean (Phaseolus vulgaris)
Isolation, Characterization, And Cross-Species Amplification In Phaseolus Sp.
https://www.crops.org/publications/cs/articles/42/6/2128
Staples, George. 2006. Samanea Saman. http://www.agroforestry.net/tti/Samanea-raintree.pdf
Sutherland, et al. 1994. Moringa Oleifera as a Natural Coagulant.
http://www.terramarebeheer.nl/tudelft/Moringa%20oleifera%20as%20a%20natural
%20coagulant.pdf
18
PROPOSAL TUGAS AKHIR
“Ability Test of Natural Coagulant from Crude Extract of Rain (Samanea Saman) Seed,
Kelor (Moringa Oleifera) Seed, and Red Bean (Phaseolus Vulgaris) Seed on the Process
of Removing Phosphate Value in Wastewater Fertilizer Industry”
Oleh:
Siti Dewi Ratna Utami
NRP. 3307 100 078
Dosen Pembimbing:
Arie Dipareza Syafei, ST., MEPM.
NIP. 198201192005011001
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Perumusan Masalah
2
1.3. Ruang Lingkup
2
1.4. Tujuan Penelitian
2
1.5. Manfaat Hasil Penelitian
2
i
PROPOSAL TUGAS AKHIR
DAFTAR PUSTAKA 14
ii
PROPOSAL TUGAS AKHIR
URAIAN SINGKAT
Proses koagulasi dan flokulasi pada unit pengolahan air limbah pada umumnya
menggunakan bahan inorganik yaitu, tawas dan polimer sintetis sebagai bahan koagulan
untuk menghilangkan koloid dan kandungan organik. Padahal bahan inorganik telah diteliti
mengandung zat yang berpotensi menyebabkan penyakit Alzheimer, memiliki
neurotoksisitas, dan zat karsinogenik. Perlu ditemukan alternatif lain dari bahan yang aman
dan ramah lingkungan untuk menggantikan koagulan dari bahan kimia yang mengandung
zat berbahays tersebut. Pemanfaatan koagulan dari bahan alami perlu dikembangkan lebih
lanjut dikarenakan bahan lebih ekonomis, mudah didapat, dan ramah lingkungan.
Koagulan alami dari ekstrak tanaman mampu menjernihkan air karena kandungan protein
yang tinggi dapat mengikat anion dari partikel koloid dengan rapat sehingga mempercepat
proses koagulasi flokulasi.
Konsentrasi fosfat dalam limbah cair yang tidak sesuai baku mutu akan
menyebabkan masalah lingkungan yaitu eutrofikasi, yaitu keadaan di mana muncul nutrien
berlebihan ke dalam ekosistem air, sehingga terjadi ketidakseimbangan ekosistem perairan.
Perlu adanya pengendalian konsentrasi fosfat pada buangan limbah cair dengan
memperhitungkan koagulan alami dapat menghilangkan kadar fosfat dengan kemampuan
yang berbeda-beda karena terdapat zat aktif yang mampu mengikat fosfat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bahan-bahan alami yaitu
ekstrak biji trembesi, ekstrak biji kelor, dan ekstrak biji kacang merah sebagai koagulan
dengan variasi konsentrasi limbah cair 100 %, 75 %, dan 50 %, variasi awal pH 4, 6, 7, 8,
10 dan variasi awal dosis koagulan 5, 50, 500, dan 5000 mg/l kemudian diperkecil lagi pH
optimum dan dosis optimum yang ditemukan sehingga dapat diketahui pH optimum dan
dosis optimum yang sesuai digunakan dalam rangka menurunkan konsentrasi fosfat,
kekeruhan, dan pH limbah cair industri pupuk.
Penelitian ini dimulai dengan mengekstraksi biji trembesi, biji kelor dan biji kacang
merah kemudian didinginkan lalu dilakukan metode jar test untuk proses koagulasi dengan
kecepatan 230 rpm selama 2 menit dan flokulasi dengan kecepatan 30 rpm selama 15
menit menit dengan waktu pengendapan hingga 1 jam. Kemudian dianalisa penurunan
konsentrasi fosfat, kekeruhan, dan pH dengan metode analisa sesuai Standard Method.
Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai alternatif untuk menggantikan koagulan
kimia dengan koagulan alami yang lebih ramah lingkungan dan aman bagi makhluk hidup.
.
Kata kunci : koagulan, ekstrak biji trembesi, biji kelor, biji kacang merah, fosfat.
iii