Masa depan adalah tantangan yang dapat dibentuk dan harrus diisi. Salah satu cara
penting, yaitu mempersiapkan generasi muda yang benar-benar tangguh dan tanggap terhadap
tantangan dan peluang yang mereka hadapi. Masalah hari ini semakin mendesak, jika diingat
dewasa ini kita hidup didalam dunia yang semakin sempit dan menyatu akibat era globalisasi.
Hal ini adalah proses sejarah yang tidak bias dibendung. Yang harus kita lakukan adalah
bagainama kita memasuki zaman baru itu secara sadar, dan tidak hanyut begitu aja.
Organisasi kepemudaan sebagai wadah elite strategis kader bangsa, memikul tanggung
jawab untuk melahirkan generasi masa depan dengan mewarisi karakter kebagsaan yang telah
dicontohkan oleh generasi pendahulu, diantaranya berupa keikhlasan dan pengabdian, pantang
menyerah dan sikap optimisme dalam rangka mengisi kemerdekaan, serta menjaga keutuhan
dan memperkokoh NKRI.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun oleh para founding father dengan tiga
modal utama.
Pertama : Keberadaan NKRI sekarang ini, dahulu dibangun dengan hati yang mampu
mendengar, ikut terlibat dan ikut merasakan penderitaan rakyat yang pada masa itu tertindas
penjajah. Para founding father bahkan rela menderita secara pribadi maupun bersama keluarga
dan kelompoknya. Mereka tak gentar hadapi penderitaan bersama rakyat. Mereka tak hanya
bicara, tapi nyata berjuang.
Kedua : Para pendiri republik ini dengan segala upaya mengembangkan semangat
persatuan dan intelegasi yang tinggi. Karena itu, mereka mampu menyerap segala yang baik
dan bijak dari berbagai bahaya dunia. Adanya semangat persatuan dan daya intelegasi yang
tinggi membuat mereka peka dengan tanda-tanda zaman, dan menggunakannya tumpuan
untuk membangkitkan optimisme tercapainya NKRI. Aspek kecerdasan ini tidak ditunggangi
kemaruk kekuasaan, apalagi mencari keuntungan pribadi ataupun golongannya. Tujuan mereka
hanya satu, yaitu membangun NKRI yang merdeka, kokoh, dan mandiri.
Para founding father menyaddari sepenuhnya, bahwa keadaan yang dihadapi memang
penuh kekacauan, kekerasan, dan penindasan. Namun mereka tak kehilangan pedoman etis
intuk mengedepankan sikap moral “eling lan waspada” (sadar dan waspada). Kearifan spiritual
kultural seperti itu merasuki sepak terjang mereka, sehingga karena sikap sadar dan waspada
tersebut, mereka peka terhadap penderitaan rakyat dan rela berjuang demi rakyat.
Oleh karena itu para pemimpin dan para calon pemimpinbangsa era sekatang ini, perlu
betul-betul memahami nilai-nilai persatuan dan kerakter yang telah ditunjukkan oleh para
pendahulu bangsa. Jika demikian, seburuk apapun situasi dan kondisi bangsa ini dalam persektif
manapun, kita harus selalu optimis untuk tetap maju dijalan lurus, menuju tercapainya tujjuan
NKRI yang kokoh, bersatu, adil, makmur, dan sejahtera.
Fenomena ini tampaknya semakin diarahkan kepada bangsa kita, yang pada waktu
bersamaan sedang membangun dan mengembangkan nilai-nilai kebangsaan yang hakiki yang
selaras dengan norma budaya dan nilai-nilai yang berkembang ditengah-tangah masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita saksikan betapa semakin melemahnya komitmen terhadap
rasa kebangsaan Indonesia, memudarnya etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
semakin melemahnya kejujuran dan sikap amanah dalam kehidupan sehari-hari, semakin
diabaikannya ketentuan hokum dan peraturan yang berlaku, semakin langkanya tokoh-tokoh
yang bias menjadi panutan dan semakin meluasnya pengaruh budaya asing terhadap budaya
lokal sebagai akibat dari mudahnya akses terhadap informasi, serta menguatnya semangat
kedaerahan akibat primordialisme dan fanatisme sempit sehingga mengalahkan rasa
kebersamaan dan persatuan.
Pembangunan karakter bangsa memiliki urgensi yuang sangat luas dan bersifat
multidimensional dan multiaspek. Multidimensional karena mencakup dimens-dimensi
kebbangsaan dan multiaspek karena mencakup potensi-potensi keunggulan bangsa. Oleh
karena itu, pembangunan karakter bangsa setidaknya diarahkan pada 4 (empat) tataran besar,
yaitu untuk menjaga jati diri bangsa, untuk menjaga keutuhan NKRI, untuk membentuk
masyarakat yang berakhlak mulia dan untuk membentuk bangsa yang maju, mandiri, dan
bermartabat.