Anda di halaman 1dari 7

Category: 

Wayang Golek

Pandawa Lima
Filed under: Wayang Golek by aftar ryan — 3 Komentar
Agustus 15, 2008
Pandawa (Panca Pandawa) merupakan sebutan bagi kelima putra Prabu Pandu
Dewanata, raja Kerajaan Astina Pura. Dia memiliki dua orang istri, yaitu: Dewi
Kuntitalibrata dan Dewi Madrim. Dari pernikahannya dengan Dewi Kunti, ia memiliki
3 orang putra, yaitu: Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan dengan Dewi Madrim
memiliki putra kembar bernama Nakula dan Sadewa.
Kelima putra ini dibesarkan oleh Dewi Kunti, karena Prabu Pandu Dewanata dan
Dewi Madrim telah wafat sewaktu mereka semua masih kecil.
—————————————————————————————

Yudhistira atau sering disebut juga Puntadewanata adalah


Pandawa tertua. Memiliki sifat penyabar, jujur, suka menolong sesama, mencintai
orang tua dan melindungi saudara-saudaranya. Ia ahli dalam hal kerohanian,
sehingga disebut berdarah putih dan mementingan perdamaian, persatuan dan
kesejahteraan bersama. Yudistira dianugrahi senjata pusaka Jamus Kalimasada yang
memiliki kekuatan untuk memberikan perlindungan dan petunjuk pada kebenaran
dan kesejahteraan.  View full article »

Tags: Pandawa Lima, Wayang Golek


Read More & Comment
Kenalan dengan para Punakawan
Filed under: Wayang Golek by aftar ryan — 7 Komentar
April 28, 2008
Punakawan merupakan sebutan bagi empat orang abdi yang bertugas sebagai
penasehat dan pemberi petuah bijak bagi para tokoh Pandawa. Mereka
mendampingi para Pandawa dimanapun mereka berada, baik dalam susah maupun
senang. Keempat Punakawan ini menggambarkan cipta, rasa, karsa, dan karya.
—————————————————————————————————————————
———————————–
Semar

Semar memiliki nama lengkap Semar Badranaya. Badra berarti


rembulan atau keberuntungan baik. Sedangkan Naya berarti prilaku bijaksana.
Semar Badranaya mengandung makna, di dalam sikap bijaksana tersimpan
keberuntungan baik bak orang kejatuhan rembulan. Sering dikisahkan tokoh semar
menjadi rebutan para raja karena dengan semar dipihaknya mereka selalu memiliki
keberuntungan baik.
Semar digambarkan memiliki kekuatan tersembunyi, karena dianggap sebagai
titisan dewa, sering menjadi tokoh penengah dan penyelamat. Meskipun hanya
rakyat biasa dan seorang pembantu (punakawan), ia adalah pengayom bangsawan,
khususnya keluarga Pandawa.
—————————————————————————————————————————
———————————–
Cepot (Astrajingga)

Tokoh banyolan yang paling sering ditonjolkan para dalang wayang golek adalah
Cepot.
Cepot alias Astrajingga adalah anak tertua dari Semar. Ibunya bernama Sutiragen.
Tokoh ini memiliki sifat yang humoris, meskipun demikian lewat humor humornya
dia memberikan nasehat petuah dan kritik sehingga ia menjadi pusat lelucon setiap
pertunjukkan golek.
Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh Dalang di tengah kisah untuk menyampaikan
pesan bebas bagi pemirsa dan penonton baik itu nasihat maupun sindiran yang
tentu saja disampaikan secara humor.
—————————————————————————————————————————
———————————–
Dawala

Dawala merupakan Punakawan yang digambarkan memiliki hidung mancung, muka


bersih, sabar, setia, dan penurut. Tetapi kurang cerdas dan kurang begitu trampil.
Biasanya dimunculkan bersamaan dengan Astrajingga alias Cepot dan Semar
sebagai teman/partner humor
—————————————————————————————————————————
———————————–
Gareng

Dalam Wayang golek tokoh Gareng adalah anak terakhir dari


Semar. Sama seperti tokoh Astrajingga dan Dawala, tokoh Gareng biasanya
dikeluarkan sebagai hiburan antara tokoh wayang dengan audiens.
—————————————————————————————————————————
———————————–
Dengan adanya tokoh Punakawan, pagelaran cerita wayang menjadi lebih hidup
karena ada dialog dan interaksi antara dalang (wayang) dengan audiens.
Tokoh Punakawan seringkali menjadi sentral dalam menyampaikan pesan dan
nasehat agar lebih mudah dicerna oleh audiens.

Tags: Punakawan, Wayang Golek
Komentar
Sedikit tentang pengertian Pakem, Raut, dan Wanda
pada Wayang Golek
Filed under: Wayang Golek by aftar ryan — 2 Komentar
April 28, 2008
Pakem
Pakem diartikan sebagai cerita wayang asli atau pedoman bagi suatu pertunjukan
wayang. Pakem memuat dialog lengkap termasuk cara pengucapan (antawacana),
suluk (bentuk),  gending (musik), dan sabet (cara dalang memainkan wayang).
Selain itu, pakem golek juga meliputi cara pembuatan karakter tokoh Wayang
Golek.
Pakem golek dibedakan menjadi 3 bagian penokohan, diantaranya:
1. Pakem Golek Satria
2. Pakem Golek Ponggawa
3. Pakem Golek Buta
Raut
Raut atau rautan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sama dengan
potongan, tampang, atau bentuk. Dalam bahasa Sunda, istilah yang sepadan
dengan raut adalah keureut, keureutan yang memiliki arti rupa, bangun atau
potongan.
Raut Golek terikat oleh aturan pakem. Sejumlah ciri raut yang menunjukkan
persamaan dianggap sebagai dasar pakem. Ciri lain diluar kesamaan tersebut
dianggap sebagai hiasan,  tambahan, atau ciri pribadi juru golek
Raut golek mengandung pengertian rupa golek yang menunjuk kepada:
1. raut peranan
2. raut tampang
3. raut wanda.
Raut golek biasanya mengacu pada bagian wajah tokoh, seperti:
- Bentuk mata.
- Bentuk Hidung, dan
- Bentuk Mulut
Wanda

Wanda artinya raut khusus dari golek.


Raut Wanda merupakan gabungan raut peranan dan raut tampang ditambah ciri-ciri
khusus yang menunjukkan suasana hati, keadaan jasmani, dan keadaan lingkungan
para tokoh.
Wanda masing-masing tokoh berbeda-beda namun semuanya diikat oleh pakem.
Tokoh wayang tertentu memiliki wanda yang lebih banyak dibandingkan dengan
wayang yang lain.
Tokoh wayang yang berwanda ganda adalah wayang yang dalam ceritanya
mempunyai bermacam kisah, sering tampil, atau merupakan tokoh yang banyak
disukai penonton. Sebaliknya wayang yang jarang tampil sehingga kurang dikenal,
tidak memiliki raut khusus.
Dalam wayang golek tokoh yang mempunyai beberapa wanda diantaranya: Bima,
Arjuna, Gatotkaca, Semar dan Cepot.

Tags: Budaya, Pakem, Raut, Wanda, Wayang Golek
Komentar
Wayang Golek
Filed under: Wayang Golek by aftar ryan — 1 Komentar
Maret 14, 2008

Wayang golek adalah boneka berdimensi


tiga yang terbuat dari bahan kayu, hampir
menyerupai muka dan sosok tubuh
manusia. Disebut Wayang Golek, karena
Wayang ini terbuat dari bahan dasar kayu.
Wayang Golek merupakan jenis wayang
lanjutan dari jenis wayang-wayang
sebelumnya. Wayang Golek pertama kali
diperkenalkan ke bumi Priangan oleh Sunan Giri dengan tujuan sebagai perantara
untuk menyebarkan agama Islam.
Wayang Golek berisikan serangkaian cerita dan pertikaian antara sifat kebajikan
melawan sifat kedurjanaan dan segala kefasikannya. Masyarakat bisa menerima
kesenian ini dengan tangan terbuka dan antusias yang tinggi, karena cerita-
ceritanya banyak mengangkat masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat.
Namun tetap dengan sisipan kaidah sastra dan filsafat tertentu, serta masih
berkiblat kepada inti cerita aslinya. Tidak pelak lagi, Seni Wayang Golek telah
menghaturkan sumbangsih yang cukup berarti dalam hal mencagarkan
kesinambungan warisan khazanah budaya sunda yang lekat pada zaman pra-Islam.

Anda mungkin juga menyukai