Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan tugas ini dengan baik.
Tugas ini disusun sebagai tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan serta dorongan dari semua
pihak, penyeleseian tugas ini tidak mungkin bisa terwujud. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuan semua pihak yang telah membantu dan
mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung atas penyusunan tugas ini.
Dalam penulisan tugas ini, penulis menyadari belumlah sempurna pada
penyusunan tugas ini, karena keterbatasan ilmu dan kendala- kendala lain yang terjadi
selama pengerjaan tugas ini. Untuk itu kritik dan saran di harapkan demi kesempurnaan
tugas ini. Semoga tulisan ini dapat bermafaat dan dapat digunakan untuk pengembangan
lebih lanjut.

Malang, September 2010

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................1
1.3 Manfaat...............................................................................................................1
2.1 Pengertian Ideologi.............................................................................................2
2.1.1 Jenis Ideologi...............................................................................................3
2.1.2 Fungsi Ideologi............................................................................................4
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi.................................................................................5
2.2.1 Pengertian Asal Mula Pancasila..................................................................5
2.2.2 Pengertian Pancasila....................................................................................9
2.2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara........................................10
2.2.4 Pancasila Sebagai Ideologi yang Reformatif, Dinamis dan Terbuka........14
BAB III............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................18
3.1.1 Pengertian Ideologi....................................................................................18
3.1.2 Jenis Ideologi.............................................................................................18
3.1.3 Pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara..........................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang berisi bermacam- macam suku dan
kebudayaan, agar negara ini tetap menjadi utuh dan bersatu maka dibutuhkan ideologi
yang berfungsi untuk basis sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat Indonesia. Sejak
negeri ini memproklamasikan sebagai negara merdeka telah disepakati menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara dan pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian, siapapun yang menjadi warga negara Indonesia hendaknya menghargai dan
menghormati kesepakatan yang telah dibangun oleh para pendiri negara (founding
fathers) tersebut dengan berupaya terus untuk menggali, menghayati dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai ideologi negara dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang
memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat ,dan
negara Indonesia, yang bersumber dari kebudayaan Indonesia.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui dan memahami pengertian ideologi dan fungsi dari ideologi.
 Untuk mengetahui asal mula pancasila sehingga menjadi ideologi negara.
 Untuk mengetahui pancasila dan memahami sebagai ideologi negara.

1.3 Manfaat
 Diharapkan pembaca dapat mengetahui pengertian ideology dan fungsi dari
ideologi
 Diharapkan pembaca mengetahui asal mula pancasila sehingga menjadi ideologi
negara.
 Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami pancasila sebagai
ideologi negara.

1
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Ideologi


Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari
dua kata yaitu idea berarti raut muka, perawakan, gagasan dan buah pikiran dan logia
berarti ajaran.
Arti Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam
berbagai bidang kehidupan seperti:
a. Bidang politik, termasuk bidang hukum, pertahanan dan keamanaan.
b. Bidang sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan
Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa.
Ada beberapa istilah ideologi menurut para ahli yaitu :
 Destut De Traacy, istilah ideologi pertama kali dikemukakan oleh destut de
Tracy tahun 1796 yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa
suatu perubahan institusional dalam masyarakat Perancis.
 Arthur M. Schleseinger dan Morton White, mengatakan bahwa ideologi
adalah suatu kumpulan dogma yang sistematis dan ketat yang dipergunakan
manusia untuk memahami dunia dan untuk mempertahankan atau mengubahnya.
 Ramlan Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni Ideologi secara
fungsional yaitu seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama atau tentang
masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik. Ideologi secara structural
yaitu suatu system pembenaran seperti gagasan dan formula politik atas setiap
kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
Suatu ideologi dapat dimiliki kelompok berupa suatu golongan, klas atau bangsa.
Walaupun pemikiran ideologi dilahirkan oleh seseorang, tetapi selanjutnya pemikiran
tersebut dapat diterima oleh golongan, klas, bangsa setelah melalui proses internalisasi
atau mungkin juga pemaksaan kepada mereka. Dampak dari penghayatan terhadap

2
ideologi tersebut, maka sikap dan tingkah laku individu dan kelompok akan sesuai
dengan ideologi yang dianutnya.

2.1.1 Jenis Ideologi


Ideologi di bagi menjadi 2 macam,yaitu
 Ideologi Terbuka
Pengertian ideologi terbuka adalah ideologi yang bersifat fleksibel , dapat
digunakan kapanpun , dapat menyesuaikan diri di segala situasi karena ideologi ini
digali dari kepribadian bangsa sendiri. Selain itu ideologi terbuka menerima reformasi.
Pada ideologi terbuka penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai
pengemban amanah rakyatnya. Pancasila merupakan salah satu ideologi terbuka.
 Ideologi Tertutup
Pengertian ideologi tertutup adalah ideologi yang nilai-nilai dan cita-citanya
dihasilkan dari pemikiran individu atau kelompok yang berkuasa dan masyarakat
berkorban demi ideologinya. Ideologi tertutup menolak adanya reformasi, sehingga
masyarakat harus taat kepada penguasanya. Contoh dari ideologi tertutup adalah
liberalisme.
Menurut Karl Manheim yang beraliran Mark secara sosiologis, ideologi
dibedakan menjadi dua:
o Ideologi yang bersifat partikular, yaitu memiliki ciri khas nilai-
nilai dan cita-cita merupakan suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis dan
terkait erat dengan kepentingan kelas sosial tertentu. Sebagai contoh negara komunis
membela kaum proletar, negara liberal membela kebebasan individu dan lain- lain.
o Ideologi yang bersifat komprehensif, yaitu berciri khas
mengakomodasi nilai-nilai dan cita-cita yang bersifat menyeluruh tanpa berpihak pada
golongan tertentu atau melakukan transformasi sosial secara besar- besaran menuju
bentuk tertentu. Negara yang menganut ideologi komprehensif mengakomodasi
idealisme yang berkembang dalam masyarakat yang bersifat majemuk seperti Indonesia
dengan Ideologi Pancasila.

3
2.1.2 Fungsi Ideologi
Ideologi tidak hanya merupakan cermin cara berfikir masyarakat , bangsa
maupun negara, namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya. oleh karena
itu ideologi sangat menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara. Ideologi
membimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuannya melalui berbagai realisasi
pembangunan. hal ini disebabkan dalam ideologi terkandung suatu orientasi praksis.
Selain sebagai sumber motivasi ideologi juga merupakan sumber semangat
dalam berbagai kehidupan negara. Ideologi akan menjadi realistis manakala terjadi
oriantasi yang bersifat dinamis antara masyarakat dengan ideologi, karena dengan
demikian ideologi akan bersifat terbuka dan antisipatif bahkan bersifat reformatif
dalam arti senantiasa mampu mengadaptasi perubahan-perubahan sesuai dengan aspirasi
bangsanya. Oleh karena itu agar benar-benar ideologi mampu menampung aspirasi para
pendukungnya untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara
maka ideologi tersebut haruslah bersifat dinamis, terbuka, antisipatif yang senantiasa
mampu mengadaptasikan dirinya dengan perkembangan zaman. Inilah peranan penting
ideologi bagi bangsa dan negara agar bangsa dapat mempertahankan eksistensinya.
Suatu ideologi termasuk Ideologi Pancasila mempunyai fungsi yang sangat
penting sebagai dasar ide/cita-cita bersama dalam suatu bangsa dan berusaha
mewujudkannya dalam realitas /kenyataan pada masyarakat ideal yang dicita-citakan.
Ideologi memberikan landasan idiil (ideologis) bagi pemerintahan suatu negara untuk
melaksanakan pembangunan guna mewujudkan cita-cita nasional. Jika dibandingkan
dengan pandangan hidup, ideologi memberikan orientasi yang lebih eksplisit, lebih
terarah kepada keseluruhan sistem masyarakat dalam berbagai aspeknya, dan dilakukan
dengan cara dan penjelasan yang lebih logis dan sistematis.
Menurut Soerjanto Poespowardojo beberapa fungsi ideologi antara lain :
1. Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat merupakan landasan
untukmemahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadian dalam alam
sekitarnya.
2. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna serta
menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.
3. Norma-norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk
menemukan identitasnya.

4
4. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang untuk
menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.
5. Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami, menghayati serta
memolakan tingkah lakunya sesuai dengan orientasi dan norma-norma yang
terkandung di dalamnya.

2.2 Pancasila Sebagai Ideologi


2.2.1 Pengertian Asal Mula Pancasila
Indonesia terlahir melalui perjalanan yang sangat panjang mulai dari masa
kerajaan Kutai sampai masa keemasan kerajaan Majapahit serta munculnya kerajaan-
kerajaan Islam. Kemudian mengalami masa penjajahan Belanda dan Jepang. Kondisi ini
telah menimbulkan semangat berbangsa yang satu, bertanah air satu dan berbahasa satu
yaitu Indonesia. Semangat ini akhirnya menjadi latar belakang para pemimpin yang
mewakili atas nama bangsa Indonesia memandang pentingnya dasar filsafat negara
sebagai simbol nasionalisme.
Kajian pengetahuan proses terjadinya Pancasila dapat ditinjau dari aspek
kausalitasnya dan tinjauan perspektifnya dapat dibedakan menjadidua yaitu : aspek asal
mula langsung dan aspek asal mula tidak langsung.
1. Asal Mula Langsung
a. Asal Mula Bahan atau Kausa Materialis adalah bahwa Pancasila bersumber
dari nilai-nilai adat istiadat, budaya dan nilai religius yang ada dalam
kehidupansehari-hari masyarakat Indonesia.
b. Asal Mula Bentuk atau Kausa Formalis adalah kaitan asal mula bentuk,
rumusan dan nama Pancasila sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD
1945 yang merupakan pemikiran Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan
paraanggota BPUPKI.
c. Asal Mula Karya atau Kausa Effisien adalah penetapan Pancasila sebagai
calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah oleh PPKI.
d. Asal Mula Tujuan atau Kausa Finalis adalah tujuan yang diinginkan
BPUPKI, PPKI termasuk didalamnya Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dari
rumusan Pancasila sebelum disahkan oleh PPKI menjadi Dasar Negara yang
sah.

5
2. Asal Mula Tak Langsung
Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, masyarakat Indonesia telah hidup
dalam tatanan kehidupan yang penuh dengan:
a. Nilai-nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Kerakyatan
dan Nilai Keadilan.
b. Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan
dan aktivitas hidup serta kehidupan disegala bidang.
c. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai-nilai yang memaknai adat istiadat,
kebudayaan serta nilai religius dalam kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia.
d. Oleh karena itu secara tidak langsung Pancasila merupakan penjelmaan atau
perwujudan Bangsa Indonesia itu sendiri karena apa yang terkandung dalam
Pancasila merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia
seperti yang dilukiskan oleh Ir. Soekarno dalam tulisannya “Pancasila adalah
lima mutiara galian dari ribuan tahun sap-sapnya sejarah bangsa sendiri”.
Untuk membuktikan bahwa Pancasila merupakan hasil kesepakatan bangsa
Indonesia dengan legalitas yang kuat, kiranya perlu dilengkapi dengan justifikasi
yuridik, filsafat dan teoritik serta sosiologik dan historik.
 Justifikasi Juridik
Bangsa Indonesia telah secara konsisten untuk selalu berpegang kepada
Pancasila dan UUD 1945, sebagaimana telah diamanatkan adanya rumusan Pancasila ke
dalam undang-undang dasar yang telah berlaku di Indonesia dan beberapa Ketetapan
MPR Republik Indonesia.
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
................ dalam suatu susunan negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (1949)
............... Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu Piagam
negara yang berbentuk republik federasi, berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Yang
Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial. ..............

6
c. Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (1950)
............... Maka demi ini kami menyusun kemerdekaan kami itu dalam suatu Piagam
negara yang berbentuk republik-kesatuan, berdasarkan pengakuan ke-Tuhanan Yang
Maha Esa, perikemanusiaan, kebangsaan, kerakyatan dan keadilan sosial, untuk
mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan, perdamaian dan kemerdekaan dalam
masyarakat dan Negara hukum Indonesia Merdeka yang berdaulat sempurna.
d. Ketetapan MPR RI No.XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia untuk meratifikasi berbagai instrumen Perserikatan Bangsa
Bangsa tentang Hak Asasi Manusia, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945.
e. Ketetapan MPR RI No.V/MPR/2000 tentang pemantapan persatuan dan
kesatuan
Menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara yang terbuka dengan membuka
wacana dan dialog terbuka di dalam masyarakat sehingga dapat menjawab tantangan
sesuai dengan visi Indonesia masa depan.

 Justifikasi Teoritik – Filsafati


Yaitu merupakan usaha manusia untuk mencari kebenaran Pancasila dari
sudut olah pikir manusia, dari konstruksi nalar manusia secara logik. Pada
umumnya olah pikir filsafati dimulai dengan suatu aksioma, yakni suatu
kebenaran awal yang tidak perlu dibuktikan lagi, karena hal tersebut dipandang
suatu kebenaran yang hakiki. Para pendiri negara dalam membuktikan
kebenaran Pancasila dimulai dengan suatu aksioma bahwa :”Manusia dan alam
semesta ini adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam suatu partalian yang
selaras atau harmoni”. Aksioma ini dapat ditemukan rumusannya dalam
Pembukaan UUD 1945 pada aline kedua, keempat dan pasal 29, sebagai
berikut :
Alinea Kedua,
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Alinea Keempat,

7
............, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha
Esa, .................
Pasal 29 ayat (1)
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
.
 Justifikasi Sosiologik – Historik
Menurut penggagas awal (Ir. Soekarno), bahwa Pancasila digali dari
bumi Indonesia sendiri dan dikristalisasikan dari nilai-nilai yang berkembang
dalam kehidupan rakyat Indonesia yang beraneka ragam. Nilai-nilai tersebut
dapat diamati pada kelompok masyarakat yang tersebar di seluruh Indonesia
yang dalam implementasinya sangat disesuaikan dengan kultur masyarakat yang
bersangkutan. Dengan demikian, nampak jelas bahwa sesungguhnya Pancasila
telah menjadi living reality (kehidupan nyata) jauh sebelum berdirinya negara
republik Indonesia. Beberapa contoh nilai-nilai Pancasila yang telah berkemang
di dalam kehidupan masyarakat sebagai contoh di jawa ada istilah tepo seliro
(tenggang rasa), sepi ing pamrih rame ing gawe (mau bekerja keras tanpa
pamrih), gotong royong (berat ringan ditanggung bersama, di minangkabau
terdapat istilah Bulat air oleh pembuluh, bulat kata oleh mufakat, dan lain- lain.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, jelaslah bahwa bagi bangsa
Indonesia tidak perlu diragukan lagi tentang kebenaran Pancasila sebagai dasar
negara, ideologi nasional maupun pandangan hidup bangsa dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Hal ini terbukti setelah kita analisis
dari sudut justifikasi yuridik, filsafati dan teoritik serta sosiologik dan historik.
Untuk itu, semakin jelaslah bahwa Pancasila merupakan kesepakatan bangsa,
suatu perjanjian luhur yang memiliki legalitas, kebenaran dan merupakan living
reality yang selama ini telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan sudut pandang justifikasi filsafati dan teoritik inilah bangsa
Indonesia yang memiliki beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan
(SARA) mampu hidup berdampingan secara damai, rukun dan sejahtera dalam
semboyan Bhinneka Tunggal Ika serta dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Sebagai perwujudan tersebut, maka bangsa Indonesia dikenal oleh
bangsa-bangsa manca negara sebagai bangsa yang memiliki sifat khas

8
kepribadian (unik) antara lain : ramah tamah, religius, suka membantu sesama
(solideritas), dan mengutamakan musyawarah mufakat.

2.2.2 Pengertian Pancasila


Dalam rangka lebih memahami tentang Pancasila sebagai idelogi terbuka, maka
perlu dijelaskan lebih dahulu apa itu Pancasila. Banyak tokoh nasional yang telah
merumuskan konsep Pancasila sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Namun
jika dicermati, secara umum definisi konsep tersebut relatif sama. Berikut adalah
beberapa pengertian tentang Pancasila yang dikemukakan oleh para ahli.
a. Muhammad Yamin.
Pancasila berasal dari kata Panca yang berarti lima dan Sila yang berarti sendi, atas,
dasar atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Dengan demikian
Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah
laku yang penting dan baik.
b. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja
falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.
c. Notonegoro
Pancasila adalah Dasar Falsafah Negara Indonesia. Berdasarkan pengertian ini dapat
disimpulkan Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan Ideologi
negara yang diharapkan menjadi pendangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar
pemersatu, lambang persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan
negara Indonesia.
d. Berdasarkan Terminologi.
Pada 1 juni 1945, dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
kemerdekaan Indonesia (BPUKI), Pancasila yang memiliki arti lima asas dasar
digunakakn oleh Presiden Soekarno untuk memberi nama pada lima prinsip dasar
negara Indonesia yang diusulkannya. Perkataan tersebut dibisikan oleh temannya
seorang ahli bahasa yang duduk di samping Ir. Soekarno, yaitu Muhammad Yamin.
Pada tanggal, 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia merdeka dan keesokan
harinya (18 Agustus 1945) salah satunya disahkan Undang Undang Dasar Negara
Republik Indonesia yang di dalamnya memuat isi rumusan lima prinsip dasar negara

9
yang diberi nama Pancasila. Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa
Indonesia dan dijadikan istilah yang sudah umum.

2.2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara


Kelahiran Pancasila sebagai dasar filsafat negara pada tahun 1945, telah
menjadikan filsafat tersebut sebagai rumusan filosofis yang dicantumkan dalam
berbagai UUD yaitu UUD 1945, konstitusi RIS, UUDS 1950, dan UUD 1945 setelah
dilakukan perubahan/amandemen. Dari kenyataan ini membuktikan bahwa Pancasila
sebagai dasar filsafat negara telah final dan tidak akan dipermasalahkan lagi.
Selanjutnya dengan berdasarkan Filsafat Pancasila dirumuskan Ideologi Pancasila dan
dijadikan Sistem Ideologi Pancasila yang berusaha untuk mewujudkannya dalam
kenyataan pada bangsa Indonesia agar dapat mewujudkan UUD 1945. Dengan
demikian, Ideologi Pancasila tidak hanya dijadikan kajian dan wacana pemikiran, tetapi
telah diaplikasikan dalam kenyataan di masyarakat guna mewujudkan Masyarakat
Pancasila yang dicita-citakan.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang
atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila
diangkat dari nilai-nilai, adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang
terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara,
dengan lain perkataan unsur-unsur yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain
diangkat dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini
merupakan kausa materialis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara,
sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia
berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau
mengambil ideologi dari bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan
ide-ide atau perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu
kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh lapisan serta
unsur-unsur bangsa secara komperhensif. Oleh karena ciri khas Pancasila itu maka
memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.

10
Beberapa pendapat dari para tokoh tentang peranan pancasila sebagai ideologi
bangsa dan negara sebagai berikut :
a) Soerjono Poespowardojo, menegaskan bahwa salah satu peranan pancasila
yang menonjol sejak permulaan penyelenggaraan negara Republik Indonesia adalah
fungsinya dalam mempersatukan seluruh rakyat Indonesia menjadi bangsa yang
berkepribadian dan percaya pada diri sendiri. Selain itu, pancasila mampu memberikan
oriantasi dalam pembangunan, wawasan kedepan dengan konsep-konsep yang secara
substansil dieksplisitasikan dari nilai-nilai dasar lima sila.
b) M.Sastrapratedja, menyatakan bahwa ideologi juga mempunyai sifat futuristik,
karena memberikan gambaran masa depan yang utopis. Nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila merupakan nilai-nilai yang dicita-citakan dan ingin diwujudkan.
c) Abdurrahman Wahid, menegaskan bahwa kesepakatan luhur bangsa kita itu
akhirnya dirumuskan sebagai ideologi bangsa dan falsafah negara. Ideologi bangsa,
artinya setiap warga negara Republik Indonesia terikat oleh ketentuan-ketentuannya
yang sangat mendasar, yang tertuang dalam lima sila.
d) Selo Soemardjan, menyatakan bahwa rumusan Pancasila seperti yang
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945 perlu dilestarikan tanpa perubahan, dan
perlu dilakukan pembauran dengan adat istiadat tiap suku, sehingga kelima sila yang
dahulu diangkat dari kebudayaan-kebudayaan di Indonesia pulang kembali kepada
sumber-sumber asalnya.
e) Alfian, menjelaskan bahwa Pancasila memiliki kualitas yang tinggi sebagai
suatu ideologi antara lain : dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibelitas
atau pengembangan.
Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan
aspirasi masyarakat.
Berikut ini adalah beberapa nilai-nilai pengamalan yang terkandung di dalam
Pancasila, diantaranya:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.

11
- Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk
agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang
Maha Esa.
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepo selira.
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa
lain

3. Persatuan Indonesia

12
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila
diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan dan Perwakilan
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
- Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
hasil keputusan musyawarah.
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.

13
- Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
- Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan
terhadap orang lain.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah.
- Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
- Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Pengertian Ideologi
Arti Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan serta
kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang
dalam berbagai bidang kehidupan.
Ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa.

3.1.2 Jenis Ideologi


Ideologi di bagi menjadi 2 macam,yaitu
 Ideologi Terbuka
Pengertian ideologi terbuka adalah ideologi yang bersifat fleksibel , dapat
digunakan kapanpun , dapat menyesuaikan diri di segala situasi karena ideologi
ini digali dari kepribadian bangsa sendiri. Selain itu ideologi terbuka menerima
reformasi.
 Ideologi Tertutup
Pengertian ideologi tertutup adalah ideologi yang nilai-nilai dan cita-citanya
dihasilkan dari pemikiran individu atau kelompok yang berkuasa dan
masyarakat berkorban demi ideologinya. Ideologi tertutup menolak adanya
reformasi, sehingga masyarakat harus taat kepada penguasanya.

3.1.3 Pengertian Pancasila sebagai Ideologi Negara


Pancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat
reformatif, dinamis dan terbuka. Hal ini dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila adalah
bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan
aspirasi masyarakat.

15
Kajian pengetahuan proses terjadinya Pancasila dapat ditinjau dari aspek
kausalitasnya dan tinjauan perspektifnya dapat dibedakan menjadidua yaitu : aspek asal
mula langsung dan aspek asal mula tidak langsung.
1. Asal mula langsung
a. Asal Mula Bahan atau Kausa Materialis
b. Asal Mula Bentuk atau Kausa Formalis
c. Asal Mula Karya atau Kausa Effisien
d. Asal Mula Tujuan atau Kausa Finalis

2. Asal Mula Tak Langsung


Secara tidak langsung Pancasila merupakan penjelmaan atau perwujudan Bangsa
Indonesia itu sendiri karena apa yang terkandung dalam Pancasila merupakan
kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia seperti yang dilukiskan oleh Ir.
Soekarno dalam tulisannya “Pancasila adalah lima mutiara galian dari ribuan tahun sap-
sapnya sejarah bangsa sendiri”.
Untuk membuktikan bahwa Pancasila merupakan hasil kesepakatan bangsa
Indonesia dengan legalitas yang kuat, kiranya perlu dilengkapi dengan justifikasi
yuridik, filsafat dan teoritik serta sosiologik dan historik.

16
DAFTAR PUSTAKA

indoskripsi.com
http://catatanhattamultiply.com
turwahyudin.wordpress.com
ideologipancasila.wordpress.com
lyricc.wordpress.com
mukhtarom-ali.blogspot.com/.../relevansi-pancasila-sebagai-ideologi.html

17

Anda mungkin juga menyukai