Anda di halaman 1dari 25

TUGAS FISIOLOGI

PENYAKIT PADA SALURAN PENCERNAAN ATAS

Dosen Pembimbing :

Disusun oleh:

Kelompok 1-5

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

2011
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT. Dengan


limpahanrahmat, nikmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “PENYAKIT PADA SISTEM PENCERNAAN ATAS” ini tanpa suatu
hambatanyang berarti. Karya tulis ini terselesaikan tak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Untuk itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua kami yang selalu melimpahkan kepercayaan, kasih

sayang, dan dukungan.

2. Sahabat-sahabat kami yang senantiasa memberikan doa, senyuman, dan

semangat bagi kami:

3. Teman-teman angkatan 2011 yang senantiasa memberikan dukungan.

4. Pihak-pihak lain yang juga berperan namun tidak dapat kami sebutkan satu

persatu.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Jember, 18 April 2010

Penulis
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan.
Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung,
duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan
rektum. Penyakit pada system pencernaan ini juga di tujukan kepada mahasiswa agar dapat
mengetahui dan mendeskripsikan macam-macam penyakit yang vterdapat pada system
pencernaan bagian atas.

1.2 Tujuan dan Manfaat


1.2.1 Tujuan
Beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagian-bagian pada saluran pencernaan atas

2. Untuk mengetahui penyakit yang terdapat pada saluran pencernaan atas.

3. Untuk mendiagnosa penyakit pada saluran pencernaan atas

4. Untuk mengetahui fungsi masing-masing system pencernaan


ANATOMI DAN FISIOLOGI MULUT

1.  Mulut

` Mulut atau rongga oral adalah jalan masuk menuju system pencernaan dan berisi
organ aksesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum (bukal)
terletak di antara gigi dan biir dan pipi sebagai batas luarnya. Organ oral utama dibatasi gigi
dan gusi di bagian depan, palatum lunak dank eras di bagian atas, lidah di bagian bawah, dan
orofaring di bagian belakang.

a) Bibir

Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi
untuk menerima makanan dan produksi wicara.

 Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar
keringat, serta kelenjar sebasea.
 Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah karena
dilewati oleh banyak kapiler yang dapat terlihat.
 Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa. Bagian frenulum labia
melekatkan membrane mukosa pada gusi di garis tengah.

b) Pipi

Pipi mengandung otot buksinator maksikasi. Lapisan epitel pipi merupakan subjek abrasi dan
sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah
dengan cepat.

c) Lidah

Lidah dilekatkan pada dasar mulkut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan, dan dalam produksi
wicara.

 Otot-otot ekstrinsik lidahberawal pada tulang dan jaringan di luar lidah serta
berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.
 Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah untuk
membentuk sudut satu sama lain, ini memberikan mobilitas yang besar pada lidah.
 Papila adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan dorsal lidah.
Papila-papila ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.

Di dalam mulut terdapat gigi, lidah, dan kelenjar pencernaan secara mekanis dan kimiawi.
a. Gigi
Gigi manusia terdiri dari gigi seri, taring, dan geraham. Gigi seri terletak di depan berbentuk
seperti kapak yang mempunyai fungsi memotong makanan. Di samping gigi seri terdapat gigi
taring. Ggi taring berbentuk runcing yang berguna untuk merobek makanan. Di belakang gigi
taring terdapat gigi geraham yang mempunyai fungsi menghaluskan makanan.
1) Anatomi gigi
Setiap gigi tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut
• Puncak gigi atau mahkota gigi, yaitu bagian yang tampak dari luar.
• Leher gigi, yaitu bagian gigi yang terlindung di dalam gusi dan merupakan batas antara
mahkota dan akar gigi.
• Akar gigi, yaitu bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
2) Lapisan-lapisan gigi terdiri dari email, tulang gigi, semen gigi, dan rongga gigi.
• Email;Email merupakan lapisan yang keras pada puncak gigi. Email berfungsi melindungi
tulang gigi. Jika email rusak, maka gigi akan rusak pula.
• Tulang gigi; terbuat dari dentin. Dentin berupa jaringan berwarna kekuningan.
• Semen gigi; di lapisan luar akar gigi terdapat semen gigi atau sementum.
• Rongga gigi; di bagian dalam gigi terdapat rongga gigiatau pulpa. Rongga gigi berisi saraf
dan pembuluh darah. Lubang yang dalam pada gigi dapat mencapai rongga gigi dan
mengenai saraf sehingga menimbulkan nyeri.
3) Susunan gigi
Gigi manusia mulai tumbuh pada bayi berumur kira-kira 6-7 bulan sampai 26 bulan. Gigi
pada anak-anak di sebut gigi susu atau sulung. Setelah anak berumur 6 sampai 14 tahun gigi
susu tanggal satu persatu dan digantikan dengan gigi tetap. Gigi tersusun berderet pada
rahang atas dan bawah. Gigi susu berjumlah 20 buah terdiri atas gigi seri 8 buah, gigi taring 4
buah, dan gigi geraham 8 buah.
Gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah yang terdiri dari gigi seri 8 buah, gigi taring
4 buah, dan gigi geraham depan 8 buah, dan gigi geraham belakang 12 buah. Dengan
demikian kalian dapat menemukan perbedaan jumlah antara gigi susu dan gigi tetap.

b. Lidah
Lidah berguna untuk membantu mengatur letak makanan di dalam mulut mendorong
makanan masuk ke kerongkongan. Selain itu lidah lidah juga berfungsi untuk mengecap atau
merasakan makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang lebih peka terhadap rasa-rasa
tertentu, seperti asin, masam, manis, dan pahit.
c. Kelenjar ludah
Ludah dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar ludah. Kelenjar ludahtersebut adalah kelenjar ludah
parotis, kelenjar ludah rahang bawah, kelenjar ludah bawah lidah. Ludah yang dihasilkan
dialirkan melalui saluran ludah yang bermuara ke dalam rongga mulut.
Ludah mengandung air, lendir, garam, dan enzim ptialin.enzim ptialin berfungsi mengubah
amilum menjadi gula, yaitu maltosa dan glukosa.
(1) Papila fungiformis dan papilla sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup pengecap.

(2) Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur dengan makanan
pada permukaan lidah dan membantu pengecapan rasa.

 Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian belakang
lidah.

d) Kelenjar saliva

Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan encer yang
mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

 Ada tiga pasang kelenjar saliva, yaitu:

(1)   Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva terbesar, terletak agak ke bawah dan di depan
telinga dan membuka melalui duktus parotid (Stensen) menuju suatu elevasi kecil (papilla)
yang terletak berhadapa dengan gigi molar kedua pada kedua sisi.

(2)   Kelenjar submaksilar (submandibular) kurang lebih sebesar kacang kenari dan
terletak di permukaan dalam pada mandibula serta membuka melalui duktus Wharton menuju
ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua.

(3)   Kelenjar sublingual terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingual
kecil menuju ke dasar mulut.

 Saliva terutama terdiri dari sekresi serosa, yaitu 98% air dan mengandung enzim
amilase serta berbagai jenis ion (natrium, klorida, bikarbonat, dan kalium), juga
sekresi mukus yang lebih kental dan lebih sedikit yang mengandung glikoprotein
(musin), ion, dan air.

 Saliva memiliki fungsi sebagai berikut.

(1)   Saliva melarutkan makanan secara kimia untuk pengecapan rasa.

(2)   Saliva melembabkan dan melumasi makanan sehingga dapat ditelan. Saliva juga
memberikan kelembaban pada bibir dan lidah.
(3)   Amilase pada saliva mengurai zat tepung menjadi polisakarida dan maltosa.

(4)   Zat buangan seperti asam urat dan urea serta berbagai zat lain seperti obat, virus, dan
logam diekskresi ke dalam saliva.

(5)   Zat antibakteri dan antibody dalam saliva berfungsi untuk membersihkan rongga oral
dan membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah keruakan gigi.

 Kendali saraf pada sekresi saliva.

(1)   Aliran saliva dapat dipicu melalui stimulus psikis (pikiran akan makanan), mekanis
(keberadaan makanan), atau kimiawi (jenis makanan).

(2)   Stimulus dibawa melalui serabut aferen dalam saraf cranial V, VII,IX, dan X menuju
nuklei salivatori inferior dan superior dalam medulla. Semua kelenjar saliva dipersarafi
serabut simpatis dan parasimpatis.

(3)   Volume dan komposisi saliva bervariasi sesuai jenis stimulus dan jenis inervasinya
(system simpatis atau parasimpatis).

a)      Stimulus parasimpatis mengakibatkan vasodilatasi pembuluh darah dan  sekresi serosa
yang banyak sekali.

b)      Stimulus simpatis mengakibatkan vasokontrinksi pembuluh darah dan sekresi mukus
yang lebih kental dan lengket.

c)      Pada manusia normal, saliva yang disekresi permenit adalah sebanyak 1ml. Saliva yang
disekresi dapat mencapai 1 L sampai 1,5 L dalam 24 jam.

e) Gigi

Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksila.

 Anatomi gigi

a) Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas
lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup gigi
bawah.
b) Manusia memiliki 2 susunan gigi ; gigi primer (desiduous, gigi susu) dan gigi sekunder
(permanen).

a(1). Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dariruang antara dua gigi depan)
terdiri dari 2gigi seri, satu taring dan dua graham, untuk total keseluruhan 20 gigi.

b(1). Gigi sekunder mulai keluar pada usia 5 sampai 6 tahun. Setengah dari lengkung gigi
terdiri dari 2gigi seri, satu taring, dua remolar dan tiga geraham, untuk total keseluruhan 32
buah. Geraham ketiga disebut gigi bungsu.

c) Komponen gigi

c(1). Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga akar yang tertanam terdir
dari bagian gigi yang tertanam ke dalam prosesus (kantong) alveolar tulang rahang.

c(2). Mahkota dan akar beertemu pada leher yang diselubungi gingival (gusi).

Membran periodontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong alveolar dan
melekatpada sementum di akar. Membran ini menahan gigi di rahang.

c(3).  Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi pulpa gigi yang
mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen
apical.

c(4) Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar gigi. Dentin pada
mahkota gigi tertutup oleh email dan di bagian akar oleh sementum. Email terdiri dari 97%
bahan anorganik (terutama kalsium fosfat) dan merupakan zat terkeras dalam tubuh. Zat ini
berfungsi untuk melindungi,tetapi dapat tererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi
bakteri mulut dan mengakibatkan karies gigi. Fluoride dalam air minum atau yang sengaja
dikenakan pada gigi dapat memperkuat email.

 Fungsi gigi. Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang
masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur
dengansaliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
Gangguan pada mulut

Sariawan

Sariawan atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa
bercak putih kekuningan. Bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun berkelompok.
Sariawan dapat menyerang selaput lendir pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi,
serta langit-langit dalam rongga mulut. Meskipun tidak tergolong berbahaya, namun sariawan
sangat mengganggu.

Sariawan dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri, seperti kebersihan mulut yang
buruk, pemasangan gigi palsu, luka pada mulut karena makanan atau minuman yang terlalu
panas, dan kondisi tubuh, seperti adanya alergi atau infeksi.

Sariawan identik dengan kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin itu memang


mengakibatkan jaringan di dalam rongga mulut dan jaringan penghubung antara gusi dan gigi
mudah robek yang akhirnya menyebabkan sariawan. Namun, kondisi tersebut dapat diatasi
jika kita sering mengonsumsi buah dan sayuran.

Sariawan umumnya ditandai dengan rasa nyeri seperti terbakar yang terkadang menyebabkan
penderita sulit untuk menelan makanan, dan bila sudah parah dapat menyebabkan demam.
Gangguan sariawan dapat menyerang siapa saja, termasuk bayi yang masih berusia 6-24
bulan.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor psikologis (seperti emosi dan stres) juga
merupakan faktor penyebab terjadinya sariawan. Kondisi lainnya yang diduga memicu
sariawan yaitu kekurangan vitamin B, vitamin C, serta zat besi; luka tergigit pada bibir atau
lidah akibat susunan gigi yang tidak teratur; luka karena menyikat gigi terlalu keras atau bulu
sikat gigi yang sudah mengembang; alergi terhadap suatu makanan (seperti cabai dan nanas);
gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi); menurunnya kekebalan tubuh
(setelah sakit atau stres yang berkepanjangan); dan adanya infeksi oleh mikroorganisme.

Sariawan dapat diredakan dengan menggunakan beberapa jenis obat, baik dalam bentuk salep
(yang mengandung?antibiotika dan penghilang rasa sakit), obat tetes, maupun obat kumur.
Saat ini, sudah banyak tersedia pasta gigi yang dapat mengurangi terjadinya sariawan. Jika
sariawan sudah terlanjur parah, dapat digunakan antibiotika dan obat penurun panas (bila
disertai dengan demam). Sariawan umumnya akan sembuh dalam waktu 4 hari. Namun, bila
sariawan tidak kunjung sembuh, segera periksakan ke dokter, karena hal itu dapat menjadi
gejala awal adanya kanker mulut.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya sariawan, antara lain yaitu
menghindari kondisi stres; sering mengonsumsi buah dan sayuran, terutama yang
mengandung vitamin B, vitamin C, dan zat besi; menjaga kesehatan atau kebersihan gigi dan
mulut; serta menghindari makanan dan obat-obatan yang dapat menyebabkan reaksi alergi
pada rongga mulut.

Penyebab Sariawan
Lesi sariawan biasanya terdapat pada mukosa bibir, pipi, lidah, langit-langit lunak, dan dasar
gusi. Penyebab dari sariawan masih belum jelas, namun banyak teori yang menyebutkan
bahwa sariawan berhubungan dengan masalah kekebalan tubuh.

Beberapa jenis penyakit, kurang asupan nutrisi (khususnya zat besi dan vitamin B12), alergi,
trauma (misalnya tergigit), stres, dan perubahan hormonal (siklus menstruasi) juga dapat
memicu timbulnya sariawan.

Gejala Sariawan
Sariawan dapat muncul dalam bentuk lesi yang berukuran yang kecil, besar, ataupun dalam
jumlah yang banyak. Lesi sariawan juga dapat muncul berulang kali atau istilahnya disebut
rekuren.

Sebelum terbentuk lesi ulser, daerah yang meradang biasanya terasa perih seperti tertusuk
ataupun terbakar. Setelah 2 atau 3 hari kemudian terbentuklah lesi ulser pada daerah yang
meradang tersebut.

Rasa sakit akibat sariawan yang berukuran kecil biasanya akan hilang antara 7 sampai 10
hari, dan lesi ini akan sembuh secara sempurna dalam waktu 1 sampai 2 minggu. Namun,
apabila ukuran lesi sariawan cukup besar biasanya lesi membutuhkan waktu mulai dari
beberapa minggu sampai beberapa bulan untuk sembuh.

Sariawan yang tidak sembuh dalam waktu 1 minggu sebaiknya segera dikonsultasikan
dengan dokter gigi. Karena ada beberapa penyakit lain yang lebih berbahaya yang bentuk
lesinya mirip dengan sariawan, termasuk penyakit berbahaya seperti kanker mulut.

Perawatan Sariawan
Perawatan sariawan lebih terfokus kepada pengurangan gejala rasa sakitnya. Berkumur
dengan air hangat dan makan makanan yang lunak dapat mengurangi rasa tidak nyaman
akibat sariawan.

Beberapa obat yang dioleskan pada lesi juga bisa melindungi lesi dari iritasi, di antaranya
obat-obatan orabase. Bila perlu, dokter gigi dapat meresepkan obat-obatan ini.

Berkumur dengan obat kumur yang bersifat antimikroba juga dapat dilakukan untuk
menghindarkan lesi dari infeksi, sehingga proses penyembuhannya pun akan lebih cepat.

Untuk mempercepat masa penyembuhan sariawan Anda juga dapat mengkonsumsi vitamin C
yang berperan dalam perbaikan jaringan.

Untuk sariawan yang berukuran cukup besar, biasanya lesi diobati dengan cara
mengaplikasikan obat-obatan steroid. Obat-obatan ini dapat mempercepat proses
penyembuhan dan mencegah lesi agar tidak bertambah besar.
Gangguan pada gusi

1.Gusi Berdarah

Penyebab dan Proses Terjadinya Gusi Berdrah

Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal.. Penyebab yang paling sering adalah adanya
plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh
lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut
plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi
(pengerasan) sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya
karang gigi dijumpai pada leher gigi

Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis
gusi) tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan
karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi
inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva
(bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada
peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya
sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi.

Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan
gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut
periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang
penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya
tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.

Karena penyebabnya adalah koloni bakteri pada plak dan karang gigi, maka solusi masalah
ini adalah dengan melakukan pembersihan plak dan karang gigi. Plak dapat dibersihkan
dengan cara menyikat gigi secara teratur dan benar. Frekuensi menyikat gigi minimal dua kali
tiap hari, pagi setelah makan pagi dan malam sebelum tidur. Arah menyikat gigi adalah dari
gusi ke arah gigi. Penyikatan gigi dalam arah horizontal tidak dibenarkan karena akan
menyebabkan abrasi leher gigi dan resesi gingiva (gusi rahang atas tampak naik, gusi rahang
bawah tampak turun, sehingga permukaan akar gigi terlihat).

Karang gigi tidak dapat dibersihkan dengan menyikat gigi. Jadi apabila terdapat karang gigi
maka perlu datang ke dokter gigi untuk dilakukan scaling (pembersihan karang gigi).
Selanjutnya dokter gigi akan melihat sampai mana kerusakan jaringan penyangga gigi yang
terjadi. Apabila hanya terjadi gingivitis, maka tindakan scaling biasanya sudah mencukupi.
Tapi bila sudah terjadi periodontitis, maka akan dilakukan perawatan periodontal lebih lanjut.
Sebaiknya kita datang ke dokter gigi setiap enam bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan
menyeluruh sehingga masalah dapat ditangani sejak dini.

Selain karang gigi dan plak, perdarahan gusi juga berhubungan dengan beberapa penyakit,
antara lain kekurangan vitamin C dan kelainan darah. Kekurangan vitamin C terjadi pada
orang yang tidak makan sayur atau buah dalam jangka waktu lama. Gusi pada penderita
kekurangan vitamin C menjadi bengkak, berwarna keunguan dan terjadi perdarahan. Keadaan
kekurangan vitamin C ini dinamakan Scurvy. Cara penanganannya adalah dengan
memberikan vitamin C.

Kelainan darah yang biasanya berkaitan dengan perdarahan gusi adalah leukemia dan
trombositopenia. Leukemia adalah keganasan sel darah putih sedangkan trombositopenia
adalah kondisi di mana terjadi penurunan jumlah trombosit dalam darah. Pada penderita
leukemia, gusi terinfiltrasi oleh sel-sel darah putih ganas. Secara klinis gusi tampak
membesar. Karena pada leukemia umumnya juga terjadi trombositopenia maka gusi
penderita leukemia juga mudah berdarah. Trombosit adalah salah satu elemen darah yang
diperlukan untuk pembekuan darah. Apabila jumlahnya menurun sampai di bawah batas
prescription drugs without a prescription online normal maka kemungkinan terjadi
perdarahan lebih besar. Trombositopenia dapat merupakan penyakit yang berdiri sendiri atau
bagian dari penyakit lain, misalnya demam berdarah. Jadi apabila didapati gusi berdarah
disertai gejala-gejala lain seperti badan mudah lelah, demam, penurunan berat badan,
berkeringat di waktu malam dan lain-lain sebaiknya segera datang ke dokter untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.

Apabila terjadi peradangan gusi, maka gusi berwarna merah tua, bengkak dan mudah
berdarah karena meradang.

Yang Dapat dilakukan

• Sikat gigi yang benar


• Bila setelah beberapa hari gusi tetap berdarah, mungkin ada bagian yang belum dibersihkan
dengan baik
• Plak gigi lama kelamaan dapat mengeras seperti karang, yang disebut calculus

Tindakan Dokter
• Membersihkan karang gigi, kemudian memoles permukaan gigi sampai licin. Termasuk
karang gigi yang melekat di bawah gusi dalam pocket
e) Gigi

Gigi tersusun dalam kantong-kantong (alveoli) pada mandibula dan maksila.

 Anatomi gigi
a) Setiap lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas
lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup gigi
bawah.

b) Manusia memiliki 2 susunan gigi ; gigi primer (desiduous, gigi susu) dan gigi sekunder
(permanen).

a(1). Gigi primer dalam setengah lengkung gigi (dimulai dariruang antara dua gigi depan)
terdiri dari 2gigi seri, satu taring dan dua graham, untuk total keseluruhan 20 gigi.

b(1). Gigi sekunder mulai keluar pada usia 5 sampai 6 tahun. Setengah dari lengkung gigi
terdiri dari 2gigi seri, satu taring, dua remolar dan tiga geraham, untuk total keseluruhan 32
buah. Geraham ketiga disebut gigi bungsu.

c) Komponen gigi

c(1). Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat. Satu sampai tiga akar yang tertanam terdir
dari bagian gigi yang tertanam ke dalam prosesus (kantong) alveolar tulang rahang.

c(2). Mahkota dan akar beertemu pada leher yang diselubungi gingival (gusi).

Membran periodontal merupakan jaringan ikat yang melapisi kantong alveolar dan
melekatpada sementum di akar. Membran ini menahan gigi di rahang.

c(3).  Rongga pulpa dalam mahkota melebar ke dalam saluran akar, berisi pulpa gigi yang
mengandung pembuluh darah dan saraf. Saluran akar membuka ke tulang melalui foramen
apical.

c(4) Dentin menyelubungi rongga pulpa dan membentuk bagian terbesar gigi. Dentin pada
mahkota gigi tertutup oleh email dan di bagian akar oleh sementum. Email terdiri dari 97%
bahan anorganik (terutama kalsium fosfat) dan merupakan zat terkeras dalam tubuh. Zat ini
berfungsi untuk melindungi,tetapi dapat tererosi oleh enzim dan asam yang diproduksi
bakteri mulut dan mengakibatkan karies gigi. Fluoride dalam air minum atau yang sengaja
dikenakan pada gigi dapat memperkuat email.

 Fungsi gigi. Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang
masuk dalam mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur
dengansaliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

1.gangguan pada gigi

Gigi Berlubang

Gigi berlubang (karies) adalah lubang dalam dua lapisan luar gigi yang disebut enamel dan
dentin. enamel adalah putih terluar permukaan yang keras dan dentin adalah lapisan kuning
tepat di bawah enamel. Kedua lapisan berfungsi melindungi jaringan hidup dalam gigi
disebut pulp, dimana pembuluh darah dan saraf berada.

Penyebab

Penyebab paling umum dari sakit gigi adalah rongga gigi. Gigi berlubang (karies) adalah
lubang dalam dua lapisan luar gigi yang disebut enamel dan dentin. enamel adalah putih
terluar permukaan yang keras dan dentin adalah lapisan kuning tepat di bawah enamel. Kedua
lapisan berfungsi melindungi jaringan hidup dalam gigi disebut pulp, dimana pembuluh darah
dan saraf berada. bakteri tertentu dalam mulut mengubah gula sederhana menjadi asam.
Asam melunakkan dan (bersama dengan air liur) melarutkan enamel dan dentin, membuat
gigi berlubang. Kecil, rongga dangkal mungkin tidak menimbulkan rasa sakit dan mungkin
tanpa disadari oleh pasien. Rongga yang lebih besar bisa menyakitkan dan mengumpulkan
sisa-sisa makanan. Pulp hidup dalam dari gigi yang terkena bisa menjadi terganggu oleh
racun bakteri atau dengan makanan dan cairan yang dingin, panas, asam, atau manis,
sehingga menyebabkan sakit gigi. cedera parah untuk pulp dapat mengakibatkan kematian
jaringan pulpa, menyebabkan infeksi gigi (abses gigi). Sebuah "melepuh gusi" kecil bengkak
atau mungkin ada di dekat gigi yang terkena juga. Sakit gigi dari gigi berlubang lebih besar
adalah alasan yang paling umum untuk kunjungan ke dokter gigi.

Perawatan rongga kecil dan dangkal biasanya melibatkan gigi mengisi. Perawatan rongga
yang lebih besar melibatkan hiasan atau mahkota. Pengobatan untuk sebuah rongga yang
telah menembus dan melukai pulp atau untuk gigi yang terinfeksi adalah salah satu saluran
akar prosedur atau ekstraksi gigi yang terkena. Prosedur saluran akar melibatkan menghapus
jaringan pulpa mati (sehingga menghindari atau menghapus infeksi gigi) dan
menggantikannya dengan bahan inert mengisi. Prosedur ini digunakan dalam upaya untuk
menyelamatkan gigi mati dari ekstraksi. Setelah prosedur dilakukan saluran akar, gigi lebih
rentan terhadap fraktur dan akan seringkali membutuhkan mahkota untuk melindunginya.

Proses Gigi Berlubang (Karies)

Karies gigi merupakan penyebab penyakit infeksi yang diperantarai oleh kuman, terutama
Streptococcus mutans.
Sebenarnya, kuman tersebut memang pada normalnya ada di dalam rongga mulut (flora
normal). Keberadaan kuman itu di dalam rongga mulut sangat dipengaruhi oleh kebiasaan
makan, jumlah sukrosa yang terdapat dalam karbohidrat yang dikonsumsi, dan kebersihan
mulut. Jika frekuensi aktivitas makan dan jumlah sukrosa yang dikonsumsi berada dalam
level tinggi disertai kebersihan mulut yang tidak terjaga maka konsentrasi fluoride pada
mulut dan kemampuan sistem penyangga (buffer) saliva (ludah) akan menjadi rendah
akibatnya tingkat keasaman mulut dan jumlah kuman Streptococcus mutans pun akan
meningkat.

Keadaan ini akan membuat mineral gigi menghilang secara progresif, yang disebut sebagai
proses demineralisasi. Sebenarnya ada proses yang mengimbangi demineralisasi
tersebut,yaitu proses remineralisasi oleh ludah (saliva). Ludah akan menetralkan asam
sehingga ion – ion mineral dari cairan di sekitar gigi dapat diletakkan kembali pada gigi.
Dengan kata lain, proses karies dianggap sebagai hasil ketidakseimbangan antara proses
demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi terus menerus.

Pada tahap awal, karies terlihat sebagai gambaran bercak putih kapur di permukaan gigi
(white spot). Daerah white spot ini akan terlihat jelas pada gigi karena gigi yang asli
berwarna putih transparan dan mengkilat serta dilapisi pelikel (lapisan tipis bening dan tipis
pada gigi). Jika pelikel ditumbuhi oleh kuman maka terbentuklah plak dan hal ini jika
dibiarkan, lama kelamaan akan terkalsifikasi (bercampur dengan kalsium), mengeras dan
membentuk karang gigi. Karang gigi inilah yang mengganggu keseimbangan proses
demineralisasi – remineralisasi tadi.

Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi tempat menempel plak
kembali sehingga lama kelamaan karang gigi akan mengendap,tebal dan menjadi sarang
kuman. Karang gigi dapat terlihat kekuningan atau kehitaman biasanya akibat bercampur
dengan rokok,teh dan zat – zat lain yang dapat meninggalkan warna pada gigi. Jika white
spot dapat dideteksi sejak dini maka proses karang gigi menjadi karies gigi dapat dihentikan
dengan cara mempertahankan kebersihan gigi.

Bila berbicara mengenai gigi,tentu tidak terlepas dari membicarakan jaringan penyangga gigi
( jaringan periodontal). Jaringan ini yang menjadi tempat tertanamnya gigi. Jaringan
periodontal terdiri dari gusi,sementum, dan jaringan pengikat tulang penyangga gigi
(alveolar). Jaringan inilah yang mengikat gigi,pembuluh darah dan persarafan menjadi satu
kesatuan. Bila karang gigi tidak dibersihkan maka kuman – kuman yang menempel dapat
memicu dan menyebabkan terjadinya infeksi pada daerah penyangga gigi. Penderita biasanya
mengeluh gusinya terasa gatal,mulut berbau tak sedap, gosok gigi sering berdarah, bahkan
adakalanya gigi itu dapat lepas dengan sendirinya dari jaringan penyangga gigi. Infeksi yang
mencapai lapisan dalam gigi (tulang alveolar) akan menyebabkan tulang penyangga gigi
menipis sehingga perbandingan panjang gigi yang tertanam pada tulang dan yang tidak
tertanam 1 : 3, maka gigi pun akan mudah goyang dan tanggal.

Berbagai faktor yang dapat menyebabkan terbentuknya karies adalah :

 Frekuensi konsumsi makanan berkarbohidrat yang terus menerus akan


meningkatkan risiko terjadinya karies.
 Frekuensi pajanan gigi terhadap makanan dan minuman yang bersifat asam
juga dapat meningkatkan tingkat pembentukan karies. Minuman soft drinks
berkarbonat dan sport drinks merupakan contoh minuman yang memiliki sifat
asam tinggi. Dengan frekuensi tinggi atau waktu pajanan yang cukup lama
terhadap minuman tersebut maka proses demineralisasi akan berlangsung
cepat.
 Factor pelindung alami dari pelikel maupun saliva dapat mencegah serta
membatasi terjadinya karies.
 Fluor dan elemen – elemen lainnya juga mempengaruhi dalam perkembangan
terjadinya karies.
 Faktor modifikasi yang dapat mempengaruhi terjadinya karies antara lain
perubahan gaya hidup serta kondisi kesehatan umum dari pasien.

Faktor – faktor di atas sebenarnya dapat dibagi ke dalam 3 besar, yaitu struktur gigi,
mikroorganisme di dalam mulut, dan frekuensi asupan makanan. Bila salah satu diantaranya
dihambat atau dikendalikan maka akan mencegah gigi berlubang.

Karang gigi dapat dibersihkan dengan alat yang disebut scaler. Ada scaler manual dan ada
ultrasonic scaler. Setelah dibersihkan dengan scaler, karang gigi akan hilang dan gigi menjadi
bersih. Namun karang gigi dapat timbul kembali apabila kebersihan gigi tidak dijaga dengan
baik.
Karies pada gigi tidak selalu harus ditambal. Jika ada bagian gigi yang sudah mulai
menghitam merupakan gejala terjadinya karieskaries tidak akan berlanjut. Penambalan
hanya dilakukan jika lubang gigi sudah mencapai lapisan yang lebih dalam

Gigi berlubang (caries) penyebabnya sering kali dipicu oleh plak, Plak merupakan lapisan
tipis yang lengket yang terbentuk dari bekas-bekas makanan yang tidak terangkat ketika
menyikat gigi. Bakteri dalam mulut akan mengeluarkan asam sehingga ketika plak terbentuk
di mulut, maka asam tersebut akan menghabiskan lapisan luar dari gigi yang disebut enamel.
Jika tidak segera diperiksakan ke dokter gigi, maka asam dalam mulut akan terus merusak
enamel sehingga bagian dalam gigi akan mulai berlubang. Jika gigi sampai terasa sakit, hal
ini mungkin karena lubang gigi telah sampai lapisan terdalam gigi sehingga mencapai saraf
gigi.

Banyak riset yang menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dan gigi berlubang
dengan penyakit sistemik,terutama penyakit jantung. Kuman yang bersarang pada karies 
dapat “mendarat” ke pembuluh darah dan organ seperti jantung,ginjal, dan liver. Oleh karena
itu ada beberapa kasus penyakit yang menyeluruh pada tubuh yang sebenarnya dipicu oleh
infeksi dari gigi, biasa disebut sebagai infeksi fokal,misalnya infeksi pada otot jantung
(miokarditis).

Banyak orang menyepelekan sakit gigi. Padahal pembusukan gigi yang dibiarkan terus
menerus tidak hanya menimbulkan rasa sakit pada gigi, melainkan juga memiliki dampak
yang jauh lebih berbahaya. Pasalnya, gigi berlubang bisa menjadi saluran masuknya kuman
penyakit menuju saluran darah. Hal ini dapat menyebabkan penyakit ginjal, paru-paru,
jantung maupun penyakit lainnya.

.Pencegahan

1. Periksa gigi secara rutin

Meski tak sakit gigi, sebaiknya kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali. Ini
diperlukan untuk mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani
segera agar lubang tidak semakin besar. Juga mendeteksi bagian gigi yang tidak rata
atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
2. Sikat Gigi Secara Teratur dan pada Waktu Tepat

Waktu tepat menyikat gigi adalah pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur .
Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda
membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk
memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang.

3. Sikat Gigi dengan Cara Benar

Cara yang tepat dalam sikat gigi sangat lah penting. Mkalau caranya salah, maka
berapa kalipun Anda sikat gigi tidak akan membantu kebersihan gigi Anda. Cara yang
benar adalah dengan menyikat ke arah bawah untuk gigi depan (gigi seri) bagian atas,
menyikat gigi ke arah atas untuk gigi depan bagian bawah dan menyikat secara
mendatar untuk gigi geraham. Menyikat gigi geraham hendaknya dilakukan lebih
lama, karena pada gigi ini berpotensi menempelnya sisa-sisa makanan.

4. Kumur Setelah Makan

Berkumur-kumur sangat membantu membersihkan sisa makanan yang menempel.


Selain itu juga akan mengurangi keadaan asam dalam gigi.

5. Gunakan Benang Gigi untuk Keluarkan Sisa Makanan

Untuk mengeluarkan sisa makanan yang terselip di gigi sebaiknya gunakan benang
gigi dan jangan menggunakan tusuk gigi. Pasalnya tusuk gigi bisa memperlebar celah
antar gigi, selain itu juga bisa mengakibatkan luka pada gusi.

6. Pilih pasta Gigi yang Mengandung Fluoride

Fluoride merupakan salah satu zat pembentuk email gigi, sehingga fluoride juga dapat
mencegah pembusukan gigi.

7. Makan Makanan Berserat

Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti bisa membuat gigi lebih kuat dan
mencegah gigi berlubang.
8. Kurangi Makanan Mengandung Gula dan Tepung

Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi bisa menyebabkan asam yang membuat gigi
berlubang

manfaat sikat gigi malam

sebenarnya apakah yang disebut dengan karang gigi?


Jawab:
Dear Irvan,
Maaf nih, "judul pertanyaan" dan "pertanyaan" anda tidak sejalan, walaupun kalau dihubung-
hubungkan yaaaa....bisa terhubung juga.......

A> Sikat Gigi malam :


Gosok gigi malam sangat penting karena beberapa hal :
1. Mulut kita memiliki air liur yang otomatis diproduksi bila kita melakukan pengunyahan
maupun berbicara. Pada malam hari karena tidak ada aktivitas dalam mulut, produksi air liur
kita menurun drastis, padahal air liur mengandung antiseptik (pembunuh kuman).
2. Tidak gosok gigi malam hari, berarti kita ketemu sikat gigi lagi pada pagi hari. Akibatnya
kuman yang berada dalam mulut / tersisa di antara gigi / gusi, jadi bebas berkembang biak.
3. Akibat lanjutnya gigi jadi cepat rusak, gusi lebih cepat meradang.
4. Lalai gosok gigi malam juga membuat bau mulut kita tidak segar saat bangun pagi.

B) Karang Gigi :
Karang gigi biasanya berkembang dari plak gigi yang dibiarkan menempel pada tepi gusi.
Plak ini dapat dibersihkan sendiri dengan mudah dengan cara rajin gosok gigi. Jadi bila kita
rajin menggosok gigi dengan cara yang benar dan baik, serta memelihara kesehatan dan
kebersihan mulut, biasanya karang gigi ini sulit berkembang. Kecepatan bertumpuknya
karang gigi pada setiap orang berbeda-beda, jadi tidak dapat dikatakan secara rata-rata berapa
kali/lama karang gigi ini harus dibersihkan. Biasanya begitu terlihat banyak, segera
dibersihkan. Bila kita rajin berkonsultasi ke dokter gigi (setahun 2 kali) biasanya dokter dapat
segera memutuskan apakah karang gigi ini perlu segera dibuang, karena bila dibiarkan akan
menyebabkan peradangan gusi selain bau mulut.. Pembersihan karang gigi (disebut scaling)
bisa dilakukan dengan bantuan alat namanya Scaler, secara manual,atau ultrasonic, oleh
dokter atau perawat gigi dan tidak bisa dilakukan sendiri.
Pada umumnya Karang gigi terletak di tepi gusi (disebut supragingival), bisa pula masuk ke
celah antara gigi dan gusi (disebut subgingival). Biasanya seperti karang berwarna putih-
kuning sampai ada yang kuning kehijauan. Bila berasal dari kebiasaan merokok atau
minuman seperti teh, kopi, coke dsb , biasanya menempel sebagai lapisan tipis di hampir
semua permukaan gigi dan memberi noda berwarna kecoklatan sampai hitam.

Anda mungkin juga menyukai