Anda di halaman 1dari 10

KEBIJAKAN PARIWISATA

Nama KelomPok
1. Komang Suputra Kurniawan (0812014001)
2. Bagus Farys Dharmaputra (0812014002)
3. Wisnu Whirapati Rena (0812014010
4. I Komang Gede Putra Widi Artha (0812014018)
5. Dian Rahmanu (0812014038)
6. Tommy Saputra (0912014015)
7. I Gede Krisna Setiawan (0912014039)
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Untuk Mendukung
Pengembangan Pariwisata

Negara Indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna,


peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang
semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi
usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan Perkembangan-
perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan politik global mempengaruhi
penyelenggaraan kegiatan pariwisata Masih terbatasnya dukungan sarana
dan prasarana dalam menunjang kegiatan pariwisata telah mengakibatkan
menurunnya daya tarik obyek wisata. Pola pengelolaan kawasan pariwisata
yang tidak menyeluruh (comprehensive) telah menimbulkan dampak negatif
yang mengakibatkan menurunnya daya tarik obyek wisata, misalnya
timbulnya kerusakan lingkungan, meningkatnya urbanisasi ke lokasi obyek
wisata yang telah meningkatkan permasalahan sosial antara lain
meningkatnya tindak kejahatan dan kegiatan sektor informal yang tidak
terkendali
KONSEP PENELITIAN

Pengertian Kebijakan
• Banyak definisi yang dibuat oleh para ahli untuk menjelaskan arti
kebujakan. Thomas Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan
pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu
(whatever government chooses to do or not to do). Definisi ini
dibuatnya dengan menghubungkan pada beberapa definisi lain dari
David Easton, Lasswell dan Kaplan, dan Carl Friedrich. Easton
menyebutkan kebijakan pemerintah sebagai “kekuasaan
mengalokasi nilai-nilai untuk masyarakat secara keseluruhan.” Ini
mengandung konotasi tentang kewenangan pemerintah yang
meliputi keseluruhan kehidupan masyarakat. Tidak ada suatu
organisasi lain yang wewenangnya dapat mencakup seluruh
masyarakat kecuali pemerintah. Sementara Lasswell dan Kaplan
yang melihat kebijakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan,
menyebutkan kebijakan sebagai program yang diproyeksikan
berkenaan dengan tujuan, nilai dan praktek (a projected program of
goals, values and practices). Carl Friedrich mengatakan bahwa
yang paling pokok bagi suatu kebijakan adalah adanya tujuan
(goal ), sasaran(objektive) atau kehendak(purpose).
Pengertian Strategi
Ada beberapa pengertian mengenai strategi yang telah dikemukakan
oleh beberapa ahli diantaranya adalah strategi yang dikemukakan oleh
Malcolm ( 1999 : 135 ) yaitu strategi sebagai suatu posisi yang unik dan
berharga yang melibatkan kegiatan yang berbeda dan terintegrasi.
Sedangkan strategi menurut Chandler adalah alat untuk mencapai tujuan
perusahaan dalam kaitannya tujuan jangka panjang, program tindak
lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya ( Freddy 2001 : 57 ).
Pengertian Pariwisata
Menurut Wahab dalam Yoeti (1994, 116.). Pariwisata dalah suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara
itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain
untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan
berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan
tetap.
• Pembahasan
• Penataan ruang pada dasarnya merupakan sebuah pendekatan dalam
pengembangan wilayah yang bertujuan untuk mendukung beberapa
prinsip di atas, yaitu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat
dan lingkungan hidup. Penataan ruang tidak hanya memberikan arahan
lokasi investasi, tetapi juga memberikan jaminan terpeliharanya ruang
yang berkualitas dan mempertahankan keberadaan obyek-obyek wisata
sebagai aset bangsa. Dalam pengembangan kegiatan pariwisata
diperlukan pengaturan-pengaturan alokasi ruang yang dapat menjamin
sustainable development guna mencapai kesejahteraan masyarakat. Hal
ini sesuai dengan prinsip-prinsip dasar dalam penataan ruang yang
bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan
sumber daya buatan secara berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mewujudkan
perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi dampak
negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan
kepentingan kesejahteraan dan keamanan.
Permasalahan yang terjadi

• 1. Penataan kawasan wisata masih sering terlihat kurang mengikuti kaedah


teknis penataan ruang, misalnya memanfaatkan kawasan yang mempunyai
kemiringan lereng tidak layak untuk dikembangkan namun tetap dibangun menjadi
obyek pariwisata, seperti pembangunan sarana akomodasi, yang dapat
menimbulkan dapak negatif terhadap upaya pariwisata itu sendiri
• 2. Permasalahan lainnya yaitu pengembangan kegiatan pariwisata masih focus
hanya pada pengembangan aspek fisik saja, seperti hanya mengembangkan
karena potensi alamnya
• 3. Konflik antar sektor juga masih sering terjadi dalam mengembangkan
kegiatan pariwisata, seperti misalnya konflik antar sektor pertanian
dengan sektor pariwisata yang terjadi Bali, dimana pengembangan
kawasan wisata di Bali mempengaruhi penyediaan air baku untuk
kawasan pertanian.
• 4. Permasalahan-permasalahan dalam konteks lokal yang sering ditemui
antara lain dalam pelaksanaan kegiatan pariwisata, masih banyak terjadi
masyarakat yang berada di dalam kawasan wisata tersebut masih belum
ikut “memiliki”, manfaat yang dihasilkan belum sepenuhnya dirasakan
oleh masyarakat di sekitarnya hanya dirasakan oleh para investor saja.
• 5. Keterbatasan dukungan sarana dan prasarana penunjang merupakan juga
salah satu permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Dimana dukungan
sarana dan prasarana merupakan faktor penting untuk keberlanjutan
penyelenggaraan kegiatan pariwisata, seperti penyediaan akses, akomodasi,
angkutan wisata, dan sarana prasarana pendukung lainnya. Masih banyak
kawasan wisata yang sangat berpotensi tetapi masih belum didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai.
KESIMPULAN

• Pengembangan wilayah dengan pendekatan pengembangan


ekosistem, yaitu penatan ruang dilakukan dengan pendekatan
secara terpadu dan terkoordinasi, berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan. Dengan cara meninijau terlebih dahulu tempat yang
akan di bangun, apakah tempat itu merupakan tanah suci atau
lahan yang yang memang boleh untuk membangun tempat
wisata atau tempat yang menunjang wisata tersebut dengan
tujuan untuk menghindari konflik yang teraji. Peningkatan
koordinasi lintas sektoral dalam pengembangan pariwisata untuk
mewujudkan keserasian dan keterpaduan program-program
sektor yang dapat meminimalkan konflik-konflik antar sektor yang
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai