Disusun Oleh :
Nama : Merita Surya Kentantri
NIM : 7250407041
Jurusan/Prodi : Akuntansi / Akuntansi S1
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2010
HALAMAN PENGESAHAN
Sarana Lindung Upaya Kantor Pusat Semarang dan pihak Jurusan Akuntansi
pada:
Hari :
Tanggal :
iii
KATA PENGANTAR
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Perusahaan Umum PT. Sarana Lindung
banyak menerima bantuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung
dari berbagai pihak.Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah banyak membantu yakni kepada :
Negeri Semarang .
Negeri Semarang.
5. Ibu Trisni Handayani, SE, selaku Kadiv SDM & Umum PT Sarana
Lindung Upaya kantor pusat Semarang yang telah memberikan ujin untuk
6. Bapak Septedy Hermawan, SH, selaku kabag SDM & Umum di KPP PT
Pembimbing Lapangan.
iv
7. Seluruh pegawai dan karyawan di PT Sarana Lindung Upaya kantor pusat
8. Bapak dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dorongan moril dan
10. Semua pihak yang telah membantu saya yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, dan tak luput dari
kesalahan serta kekurangan, untuk itu penulis senantiasa terbuka untuk menerima
yang telah penulis susun dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan pihak-
Penulis
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia bisnis yang semakin maju dan berkembang, maka
semakin banyak pula perusahaan yang bersaing untuk memperoleh pangsa
pasar yang akan dicapai secara maksimal mulai dari perusahaan besar
seperti perusahaan manufaktur, perusahaan leasing, perusahaan jasa dan
tidak terkecuali perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi hingga
perusahaan kecil seperti home industry.
Suatu perusahaan tak lepas dari faktor kas. Kas sangat berperan
penting dalam perjalanan kehidupan suatu perusahaan, baik perusahaan
besar maupun kecil. Oleh karena itu, dalam perusahaan memerlukan
pengelolaan kas yang baik, mulai dari penerimaan kas, pengeluaran kas,
sampai pada perputaran kas.
Prosedur penerimaan kas sangat diperlukan bagi peruahaan.
Prosedur akuntansi yang tidak berjalan dengan baik akan berpengaruh
besar dalam sebuah perusahaan yang mengakibatkan adanya manipulasi
kas oleh karyawan, sistem pencatatan yang tidak efisien ataupun informasi
yang dihasilkan tidka dapat dipercaya atau tidak valid.
Kas merupakan suatu alat pertukaran yang dapat diterima untuk
pelunasan utang atau suatu setoran ke bank dengan jumlah sebesar
nominalnya. Kas juga dapat dikatakan sebagai simpanan uang dalam bank
atau tempat-tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu jika
dibutuhkan ( Zaki Baridwan, 2004: 84 ). Kas terdiri dari uang kertas, uang
logam, cek, giro, dan lain-lain.
Demikian pentingnya kas terutama pada kas masuk atau
penerimaan kas, oleh karena itu perlu dilakukan dengan prosedur
penerimaan kas yang baik dan benar didalam pencatatan kas tersebut,
untuk menjaga agar tercipta sistem penerimaan kas yang baik pula
diharapkan dapat mencegah dan meminimalkan terjadinya penyalahgunaan
atau penggelapan kas oleh karyawan maupun pihak-pihak terkait.
Berdasarkan atas pemikiran diatas maka penulis tertarik memilih
judul “ SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN KAS PADA
ASURANSI UMUM PT SARANA LINDUNG UPAYA KANTOR
PUSAT SEMARANG “.
BAB II
SISTEM PENCATATAN PENERIMAAN KAS
PADA ASURANSI UMUM PT. SARANA LINDUNG UPAYA
KANTOR PUSAT SEMARANG
2.1 Gambaran Umum Perusahaan
2.1.1 Sejarah Asuransi Umum PT. Sarana Lindung Upaya
Asuransi Umum PT Sarana Lindung Upaya didirikan BPD
Jawa Tengah ( dalam hal ini Yayasan Kesejahteraan Karyawan
bekerja sama dengan swasta , berkantor pusat di Semarang ), pada
tanggal 25 April 1987 dengan berdasarkan Akte Notaris : Joeni
Moeljani No.48 yang kemudian disempurnakan dengan Akte Notaris
yang sama tanggal 9 Oktober 1987 No.25 dan tanggal 20 Januari
1988 No. 29.
PT Sarana Lindung Upaya telah disahkan sebagai
perusahaan yang berbadan hukum sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Kehakiman RI tanggal 28 Januari 1988 No. C2-597-
MT0101 tahun 1988 dan telah didaftarkan pada Kepaniteraan
Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 26 Januari 2000 No.
C-832-HT.01.04 tahun 2000 Nomor 550/BH-11.01/III/2000 dan
dengan beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akte Notaris :
Sonny Ambaryono, SH. No. 108 tanggal 31 Juli 2006, telah dicatat
di Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal 31 Oktober 2006 No. WG-HT.01.04-
116.
Sedangkan untuk memperlancar kegiatan operasional yang
akan dilaksanakan oleh perusahaan, maka PT Sarana Lindung Upaya
telah memperoleh ijin usha berdasarkan Surat Keputusan Dirjen
Moneter Departemen Keuangan RI tanggal 29 Maret 1988 No. Kep.
3137/M/1988.
Dalam perkembangannya modal PT Sarana Lindung Upaya
diperkuat dari penyertaan Dana Pensiun BPD Jateng, Dana Pensiun
BPD Jatim, Dana Pensiun BPD DKI, dan Dana Pensiun BPD Jabar.
Dengan peningkatan penyertaan modal tersebut maka secara
bertahap dibuka kantor-kantor cabang di ibukota propinsi yaitu :
Surabaya, Jakarta, Bandung, Semarang sehingga memperluas
jangkauan operasional PT Sarana Lindung Upaya.
Adapun daftar pemegang saham (stakeholders ) pada PT
Sarana Lindung Upaya antara lain :
KOMISARIS
Komisaris Utama Witoyo Sosrosumarto
Komisaris Suhirman
Adi Wibowo Adisaputro
Talim Mulyadi
Partono
Komisaris Independen Moelyanto Soewito
DIREKSI
Direktur Utama H.M. Syahrul Davi
Direktur Pemasaran Agustinus Wahono
Direktur Tehnik M. Noer Komar
DIVISI
Divisi SDM & Umum Trisni Handayani
Divisi Underwriting & Reas Chatarina Sri Widyastuti
Divisi Produksi & Pemasaran Sigit Sahadewo
Divisi Keuangan & Akuntansi Sunaryo
Divisi Renbag Hasyim As’ari
Divisi SPI Indra Hattary
BAGIAN
SDM & Umum Septedy Hermawan
Tehnik Joko Rustono
Klaim Rr. Herawati ( Kabag. Senior )
Produksi Evi Suroyo
Pemasaran Andoko
Keuangan -
Akuntansi Bahrun Nurhuda
Tehnologi Informasi Aryo Kuncoro Aji
Perencanaan Sri Astuti
CABANG
Jakarta Aswin Arianto
Bandung Asep Gunawan Sirad
Surabaya Barokah Sa’di
Semarang -
Adapun struktur organisasi dan tugas serta tanggungjawab
masing-masing bagian pada Asuransi Umum PT Sarana Lindung
Upaya Kantor Pusat Semarang terdiri dari :
1). DIVISI UMUM DAN SDM
Cabang.
pekerjaan.
dianggarkan.
biaya umum.
kantor.
Personalia.
baru.
calon Tertanggung.
lainnya.
Jateng.
jelas.
polis.
tidak jelas.
Memantau polis-polis penutupan non-fire yang telah jatuh tempo
polis non-fire.
e. Kepala Perwakilan
disepakati.
produksi premi.
diterbitkan polisnya.
keuangan.
bank) dan daftar titipan bank Kantor Pusat maupun Kantor Cabang.
(rekening koran)
persetujuan Direksi.
periodik.
dan Klaim.
Reasuransi.
persetujuan Direksi.
dan Reasuransi.
administrasinya.
cabang.
penataan administrasinya.
dan cabang.
konsorium pasar.
maupun cabang.
Klaim Fire.
Departemen Keuangan.
Departemen Keuangan.
a. Kepala SPI
Menyusun program pemeriksaan secara menyeluruh dalam
perusahaan.
penyempurnaan.
b. Pelaksana SPI
Mulai 1
Dokumen
Nota Debit
Transaksi Kas
Print
Otorisasi Out
rekap
Dokumen
Dokumen
Nota Debit
Transaksi Rekap
Nota Debit
N
Bagian SPI Bagian Akuntansi
2 3
Dokumen
Dokumen
Nota Debit
Nota Debit
N
Otorisasi
Dokumen
Nota Debit
3
2.4 Analisis Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
Setiap perusahaan memerlukan kas dalam menjalankan aktivitas
usahanya baik sebagai alat tukar dalam memperoleh barang atau jasa
maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut, demikian pula denga
Asuransi Umum PT Sarana Lindung Upaya.
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan ( Standar Akuntansi Keuangan,
2002:85). Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro
perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan umum
perusahaan.
Menurut Zaki Baridwan (2004 : 85 ) “Kas merupakan suatu alat
pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi”. Dalam
neraca kas merupakan aktiva yang paling sering berubah. Hampir dalam
setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas baik dari
transaksi penerimaan kas maupun pengeluaran kas.
Kas merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima
untuk pelunasan hutang, dan dapat diterima sebgai setoran dengan jumlah
sebesar nilai nominalnya, juga simpanan bank atau tempat lain yang dapat
diambil sewaktu-waktu.
Suatu sistem pada dasarnya adalh sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu ( Mulyadi, 2001:2 ). Dari definisi ini dapat dirinci
lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut :
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.
2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.
4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.
Menurut Krismiaji (2002:1) sistem adalah serangkaian komponen
yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan
yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan
perusahaan (Mulyadi, 2001:3).
Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur
adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang
dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang ( Mulyadi,
2001:5 ).
Sistem dan prosedur merupakan bagian integral dari tugas sistem
informasi akuntansi, sehingga tampak adanya keterkaitan antara
pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan keputusan dengan sistem
dan prosedur ( William A. Gill dalam Desi Ariantini, 2008 ).
Berdasarkan sistem akuntansi yang baik, sistem penerimaan kas
dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan,
bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. Untuk menjamin
diterimanya kas oleh perusahaan , sistem penerimaan kas dari piutang
mengharuskan. ( Mulyadi, 2001: 482 )
Menurut Krismiaji (2002:26) Salah satu fungsi dasar sebuah sistem
informasi akuntansi adalah melakukan pemrosesan data tentang transaksi
perusahaan secara efisien dan efektif. Pemrosesan transaksi terdiri atas tiga
tahap yang dilakukan secara berurutan sebagai berikut :
1. Merekam data transaksi pada sebuah dokumen.
2. Mencatat transaksi ke dalam jurnal, yang merupakan catatan yang
bersifat kronologis tentang apa yang telah terjadi.
3. Membukukan (memposting) data dari jurnal ke dalam rekening-
rekening buku besar, yaitu meringkas data berdasarkan jenis rekening.
Pada tahap pemasukan data transaksi (input data ) dan dikonversi
menjadi bentuk yang dapat diproses oleh komputer dapat dipersiapkan input
data sebagai berikut :
1. Klasifikasi dengan member kode ( nomor rekening, kode departemen,
dan lain-lain) data berdasarkan sistem yang ada, misalnya bagan
rekening.
2. Verifikasi untuk menjamin akurasi data. Hal ini perlu dilakukan karena
mencegah terjadinya kesalahan pemasukan data lebih efisien dan lebih
murah dibandingkan dengan mendeteksi dan membetulkan kesalahan
yang terjadi.
3. Pengiriman data transmittal dari satu lokasi ke lokasi lainnya.
(Krismiaji, 2009:92)
Departemen yang terlibat dalam kegiatan penerimaan kas ini
adalah bagian kasir, yaitu bagian yang berada dibawah bagian departemen
keuangan, yang bertugas menangani penerimaan kas dan penyetorannya ke
bank serta bagian piutang, yaitu bagian yang berada dibawa bagian
departemen akuntansi dan bertugas untuk mencatat pelunasan piutang dari
nasabah atau tertanggung. Pemisahan semacam ini cukup efektif
memisahkan fungsi penjagaan dan pencatatan, sehingga mengurangi risiko
pencurian kas.
Pada Asuransi Umum PT Sarana Lindung Upaya Kantor Pusat
Semarang, prosedur penerimaan kas sebagian besar tidak jauh berbeda
dengan konsep-konsep dan teori yang dikemukakan oleh Mulyadi dalam
Sistem Akuntansi dan oleh Krismiaji dalam Sistem Informasi Akuntansi,
yaitu :
Prosedur merupakan suatu urutan kegiatan klerikal, yaitu melibatkan
beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
secara berulang-ulang, demikian pula dengan Asurnsi Umum PT Sarana
Lindung Upaya Kantor Pusat Semarang yang melibatkan banyak orang
dalam prosedur penerimaan kas mulai dari kasir bagian keuangan,
bagian pencatatan di akuntansi serta bagian SPI ( Satuan Pengawas
Intern ) pada perusahaan tersebut.
Pada prosedur pencatatan penerimaan kas melakukan pemrosesan data
tentang transaksi perusahaan secara efisien dan efektif sesuai dengan
kronologis penerimaan mulai dari menerima bukti transaksi sampai
menginput data serta penjumlahan pada bagian akuntansi. Selain itu
pada Asuransi Umum PT Sarana Lindung Upaya Kantor Pusat
Semarang pada saat pengnputan data melakukan klasifikasi nota
penerimaan dengan memberi kode ( nomor rekening, kode dokumen,
tanggal diterima dan lain-lain) data berdasarkan sistem yang ada.
Disamping itu, verifikasi juga dilakukan untuk menjamin akurasi data
yaitu mencegah terjadinya kesalahan pemasukan data dengan
mendeteksi dan membetulkan kesalahan yang terjadi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Beberapa simpulan yang dapat dikemukakan dari serangkaian hasil
Praktik Kerja Lapangan di Asuransi Umum PT Sarana Lindung Upaya,
antara lain :
1. Prosedur akuntansi pada sistem akuntasni penerimaan kas di Asuransi
Umum PT Sarana Lindung Upaya yang meliputi fungsi yang terkait
dalam sistem akuntansi, dokumen yang digunakan, serta prosedur
penerimaan kas dapat dikatakan baik karena sudah sesuai dengan
prosedur.
2. Prosedur akuntansi pada sistem akuntansi penerimaan kas di PT
Asuransi Umum PT Sarana Lindung Upaya telah sesuai dengan standar
sistem akuntansi penerimaan kas pada umumnya karena telah
memenuhi unsur-unsur fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi,
dokumen yang digunakan, serta prosedur penerimaan kas yang
standardisasi.
3.2 Saran
Saran-saran yang hendak dikemukakan penulis antara lain
menyangkut beberapa hal sebagai berikut :
1. Pembenahan perlu dilakukan pada dokumen yang digunakan yang
terlalu sederhana dan mudah untuk dipalsukan oleh karyawan sehingga
perlu adanya perubahan akuntansi dengan karakteristik yang lebih
modern sehingga sulit untuk dipalsukan baik oleh karyawan perusahaan
maupun oleh nasabah, serta prosedur akuntansi sistem akuntansi
penerimaan kas dapat lebih efektif dan efisien.
2. Keterlibatan karyawan dalam pengambilan keputusan perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan, sehingga penyelewengan penggunaan dana dapat
diminimalisir.