Anda di halaman 1dari 21

MANAJEME Kelompok IX

N BENCANA
Definisi Bencana
Menurut Departemen Kesehatan Republic
Indonesia (2001),
definisi bencana adalah peristiwa atau kejadian pada
suatu daerah yang mengakibatkan kerusakan
ekologi,kerugian kehidupan manusia ,serta
memburuknya kesehatan dan pelayanan kesehatan
yang bermakna sehingga memerlukan bantuan luar
biasa dari pihak luar.

definisi bencana (disaster) menurut WHO


(2002)
setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan
,gangguan ekologis ,hilangnya nyawa manusia , atau
memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tetentu yang memerlukan
respon dari luar masyarakat atau wilayah yang
terkena.
Klarifikasi/ jenis bencana
Usep salahuddin (2005) mengelompokkan bencana menjadi
2 jenis yatu sebagai berikut :
Bencna alam (natural disaster), yaitu kejadian-kejadian
alami seperti banjir,genangan ,gempa bumi,gunung
meletus ,badai,kekeringan,wabah,serangan serangga dan
lainnya.
Bencana ulah manusia (man made disaster),yaitu
kejadian-kejadian karena perbuatanmanusia seperti
tabrakan pesawat udara atau kendaraan
,kebakaran,sabotase,ledakan,gangguan listrik,gangguan
komunikasi ,gangguan transportasi dan lainnya.
Berdasarkan cakupan
wilayahnya,bencana terdiri atas berikut
ini :
Bencana local,bencana ini biasanya
memberikan dampak pada wilayah
sekitarnya yang berdekatan. Bencana
terjadi pada sebuah gedung atau
bangunan-bangunan disekitarnya.
Biasanya karena akibat factor manusia
seperti tabrakan,ledakan ,terorisme
,kebocoran bahan kimia dan lainnya.
Bencana regional ,jenis bencana ini
memberikan dampak atau pengaruh pada
area geogrfis yang cukup luas dan
biasanya disebabkan oleh factor alam
seperti badai,banjir,letusan
genung,tornado dan lainnya.
FASE – FASE BENCANA
Fase pre-impact
Fase impact
Fase post-impact
Tahapan proses manajemen bencana

1. Mitigasi
2. kesiapsiagaan (preparedness)
3. tanggapan (response)
4. pemulihan (recovery).
1. Mitigasi
- Mitigasi structural (bendungan,
tanggul sungai dll
- Mitigasi non Struktural
(peraturan, tata ruang,
pelatihan)
2. kesiapsiagaan (preparedness)
adalah pelatihan terhadap petugas
medis dalam memberikan
pertolongan pertama,
pembangunan dan pelatihan sistem
peringatan akan terjadinya bencana
yang dikombinasikan dengan
tempat tinggal darurat dan rencana
evakuasi, penyediaan perlengkapan
dan peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat, dan lain
sebagainya
3. Tanggapan (response)
melibatkan mobilisasi tenaga
emergency yang dibutuhkan untuk
memberikan pertolongan pertama,
seperti tenaga medis, polisi, dan
tenaga sukarelawan

4. pemulihan (recovery).
usaha membangun kembali daerah
yang terkena bencana agar pulih
kembali
Prinsip-prinsip Manajemen Bencana
1. Koordinasi dan Komunikasi
2. Pendekatan komperhensif
3. Kontrol
1. Koordinasi dan Komunikasi
Komunikasi berperan sebagai
penghubung semua fase
penanganan kegawatdaruratan,
yaitu :
Komunikasi pra rumah sakit, intra
rumah sakit, antar rumah sakit
Komunikasi lintas sektor
Cont…
JARING KOMUNIKASI Alat Komunikasi

Komunikasi Informasi TELP Emg (one way comm

Komunikasi Koordinasi Telp , Fax, Radio, Telex

Komunikasi administrasi Logistik Telp , Fax, Radio, Telex

Komunikasi Pengendalian Operasi Radio komunikasi (two way comm,


terbatas)
PERMASALAHAN KOMUNIKASI DI INDONESIA
Fasilitas komunikasi yang ada belum memadai dan
belum merata (pulau terpencil tanpa fasilitas telepon,
telepon satelit mahal)
Fasilitas komunikasi umum tidak terjamin dari
terjadinya bebas gangguan (kerusakan telepon/
gangguan teknis)
Toleransi minimal untuk pelayanan kasus emergensi
bila terjadi hambatan komunikasi
2. Pendekatan komperhensif
 Pencegahan
a. Primer : Promosi kesehatan, melakukan pelatihan
menghadapi bencana
b. Sekunder : kerjasama kelompok di pengungsian,
pemberian pendidikan kesehatan cara mencegah
dan pertolongan pertama terhadap penyakit .
c. Tersier: rehabilitasi bangunan fisik dan kondisi
fisik dan mental masyarakat dengan kerjasama
kelompok dan kerjasama lintas sektoral
3. Kontrol
Pemerintah telah menetapkan
Undang-Undang Nomor 24 tahun
2007 tentang penanggulangan
Bencana yang memuat ketentuan
umum, landasan, asas, dan tujuan,
tanggung jawab dan wewenang
(pemerintah dan pemerintah
daerah) dalam penanggulangan
bencana.
PENANGANAN BENCANA
Pre Bencana
Pendataan, early warning system, dengan melakukan pengkajian
terhadap potensi terjadinya masalah, solusi, kebutuhan, sumber daya
yang ada, membangun partisipasi
Menjaring sukarelawan bencana
Melatih sukarelawan bencana
Koordinasi tentang penyelamatan masyarakat dan kerjasama berbagai
pihak (BMG, TNI/POLRI/SAR, departemen/pemerintah daerah,
kalangan professional, LSM, media, ulama dan tokoh masyarakat)
Informasi dan demonstrasi pada masyarakat bila terjadi bencana
(kemana menyelamatkan diri, dll), penyuluhan dan simulasi
persiapan menghadapi ancaman bencana kepada masyarakat
Promosi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan masyarakat dalam
menghadapi bencana
SAAT TANGGAP DARURAT

Bertindak cepat
Pemetaan (lokasi korban pengungsi, identifikasi jenis korban, identifikasi
pengungsi, identifikasi trauma psikis, identifikasi kebutuhan seperti
kesehatan, makanan, air, listrik, shelter darurat, pendidikan darurat)
Koordinasikan dan fasilitasi seluruh bantuan baik dari pemerintah ataupun
swasta
Aktifkan partisipasi masyarakat dan system pertolongan serta peringatan
dini
Menginformasikan kejadian bencana misalnya pada forum desa dan petugas
kesehatan
Memberitahukan pada warga (kentongan, dll)
Membantu melakukan PPGD bersama petugas kesehatan lainnya
Melakukan evakuasi dan transportasi dengan benar
Memberi bantuan perlengkapan / logistic (dapur umum, tenda, posko, dll)
Distribusi bahan kebutuhan pokok, bantuan kesehatan
Pencatatan dan pelaporan (data korban, data logistic)
Pengaktifan system perlindungan dan keamanan terpadu
PASCA BENCANA
Pengamatan terhadap dampak
bencana (fisik, social, dan psikologis
korban)
Membantu memulihkan kondisi
emosi korban, tim kesehatan
bersama masyarakat dan profesi lain
yang terkait bekerja sama dengan
unsur lintas sector menangani
masalah kesehatan masyarakat
pasca gawat darurat serta
mempercepat fase pemulihan
menuju keadaan sehat dan aman
Rehabilitasi (Sediakan shelter semi
permanen untuk kelompok
rentan,evaluasi trauma psikis,
monitoring dan evaluasi).
Rekonstruksi (Evaluasi impact dan
resived, perencanaan
pembangunan infrastruktur
monitoring dan evaluasi)
Pemberdayaan : pembangunan
integrative partisipatif melibatkan
pemerintah dan LSM integrative).
Dampak dari bencana bagi kesehatan
Dampakbencana bagi kesehatan penduduk dapat dibagi menjadi
dua yaitu:

1. dampak langsung (misalnya luka/cedera dan trauma psikologis) dan

2. dampak tidak langsung


(misalnya meningkatnya tingkat penyakit infeksi, kekurangan gizi dan
komplikasi penyakit menahun).

Dampak tidak langsung dari bencana terhadap kesehatan penduduk


terkena bencana biasanya terkait dengan faktor-faktor seperti tidak
memadainya jumlah dan kualitas air bersih, tidak berfungsinya
sanitasi,lingkungan yang kotor dan tercemar, terputusnya pasokan
makanan, terganggunya pelayanan kesehatan dan jumlah pengungsi yang
terlalu padat di satu lokasi pengungsian.
TERIMA KASIH
THANK YOU
‫شكرا‬
감사합니다
Vielen Dank

ありがとうございます

Anda mungkin juga menyukai