Anda di halaman 1dari 3

I PENDAHULUAN

Spirulina merupakan salah satu jenis alga yang sangat diminati oleh

produsen pembenihan dan suplemen kesehatan. Kandungan gizi yang dimiliki

oleh Spirulina adalah protein berkisar antara 55 – 70 persen, karbohidrat berkisar

antara 15 – 25 persen, lemak berkisar antara 6 – 8 persen, serat berkisar antara

8 – 10 persen dan mineral berkisar antara 6 – 13 persen (Strohmeyer, 2008).

Trubus (2006) menyebutkan, asam amino yang ada di dalam protein Spirulina

seperti valin dan isoleosin berperan memperbaiki sel-sel rusak dan meningkatkan

sistem imun tubuh.

Spirulina di dunia ini lebih kurang 2000 spesies dan ada dua spesies yang

penting karena memiliki kandungan nutrien tinggi, yaitu Spirulina maxima dan

Spirulina platensis (Sánchez et al., 2002). S. platensis merupakan jenis Spirulina

yang sering dijumpai di Indonesia sebagai pakan alami untuk usaha pembenihan.

Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) menyatakan bahwa S. platensis memiliki

dinding sel yang tipis serta inti tidak berselaput. Hal tersebut membuat benih ikan

mampu mencerna S. platensis dengan baik.

Tingginya kandungan nutrien dan manfaat yang didapat dari S. platensis

memacu meningkatnya permintaan konsumen, sehingga para produsen berusaha

semaksimal mungkin untuk meningkatkan hasil produksinya. Hal yang dapat

mendorong peningkatan produksi Spirulina adalah peningkatkan pertumbuhan,

yaitu meningkatkan jumlah sel (Isnansetyo dan Kurniastuti, 1995). Harrison and

Berges (2005) menyatakan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan

pertumbuhan fitoplankton adalah mengontrol kandungan nutrien baik makro

maupun mikro pada lingkungan budidaya.


2

Salah satu alternatif untuk membuat media S. platensis dengan biaya

murah serta memiliki unsur makro dan mikro yang optimal adalah dengan

memanfaatkan isi rumen sapi yang terfermentasi. Isi rumen sapi merupakan bahan

buangan yang terdapat dalam rumen sapi mengandung mikroba atau parasit dan

bahan makanan yang tidak tercerna. Bahan makanan yang tidak tercerna ini

mengandung serat, lignin, dan hemiselulose serta kandungan protein sebesar

8,25% selain itu mengandung vitamin dan mineral sehingga dapat dimanfaatkan

sebagai sumber nutrien. Perlu diupayakan peningkatan nutrien pada isi rumen sapi

dengan rekayasa bioteknologi yaitu menggunakan metode fermentasi anaerob,

biokimia, dan biokonversi dengan penambahan starter yaitu bakteri (Effendi,

1996).

Fermentasi isi rumen sapi dapat dilakukan dengan menggunakan bakteri

Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. Hasil penelitian Lamid (2009) menyatakan

bahwa hasil isolasi bakteri lignohemiselulolitik anaerob fakultatif dari isi rumen

sapi diperoleh lima  genus bakteri  yaitu  Bacillus sp., Lactobacillus sp.,

Pseudomonas sp., Cellulomonas sp. dan Acinetobacter sp. Bakteri Bacillus sp.

dan Pseudomonas sp. merupakan kelompok bakteri yang berperan dalam proses

oksidasi amoniak menjadi nitrit atau nitrat pada siklus nitrogen. Nitrat (NO3)

yang dihasilkan bakteri golongan Actinomycetes diubah oleh Pseudomonas sp

menjadi nitrogen bebas (N2). Uffen (2001) menyatakan bahwa Pseudomonas sp.

adalah bakteri yang berperan dalam proses denitrifikasi. Nitrat dan nitrogen bebas

yang telah tersedia kemudian dimanfaatkan oleh S. platensis . Dengan demikian,

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui penggunaan bakteri Bacillus sp. dan

Pseudomonas sp. sebagai fermentor pada isi rumen sapi sehingga hasil fermentasi
3

isi rumen sapi dapat dimanfaatkan sebagai media pemeliharaan S. platensis. Hasil

penelitian diharapkan dapat memperoleh hasil fermentasi isi rumen sapi yang

mengandung nutrisi yang tinggi untuk pertumbuhan S. platensis.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan S. platensis pada media

pemeliharaan isi rumen sapi yang difermentasi dengan isolat bakteri Bacillus

sp. dan Pseudomonas sp.?

2. Berapakah dosis optimum isolat bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas

sp. untuk fermentasi isi rumen sapi yang digunakan sebagai media

pertumbuhan S. platensis ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui perbedaan pertumbuhan S. platensis pada media pemeliharaan isi

rumen sapi yang difermentasi dengan isolat bakteri Bacillus sp. dan

Pseudomonas sp.

2. Mengetahui dosis optimum isolat bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.

untuk fermentasi isi rumen sapi yang digunakan sebagai media pertumbuhan

S. platensis.

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi ilmiah tentang

pengaruh penggunaan rumen sapi yang difermentasi oleh bakteri Bacillus sp. dan

Pseudomonas sp. sebagai pupuk untuk pertumbuhan populasi S. platensis kepada

masyarakat perikanan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai