Anda di halaman 1dari 29

DASAR FILOSOFI

• Pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi


sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong.
• Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan
diingat.
• Manusia harus mengkontruksikan pengetahuan
pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata.

Muchlas Yusak
Pendekatan Kontekstual
(Contextual Teaching and Learning)

 konsep belajar yang membantu guru


mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa
 mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat, dan
 pengetahuan diperoleh dari usaha siswa
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan
dan keterampilan barunya ketika ia belajar
LPMP Jateng
Hakikat Pembelajaran Kontekstual
 Konsep belajar yang melibatkan tujuh
komponen utama belajar efekttif
- konstruktivisme (Contructivism)
- bertanya (Questioning)
- menemukan (Inquiry)
- masyarakat belajar (learning
community)
- pemodelan (Modelling)
- refleksi (reflection)
- penilaian sebenarnya (Authentic
Assessment)

Muna .2004
1. Konstruktivisme
(Constructivism)

Manusia harus mengkonstruksikan


pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata
Struktur pengetahuan dikembangkan
dalam otak manusia melalui dua cara,
yaitu asimilasi atau akomodasi
LPMP Jawa Tengah
Proses Asimilasi dan Akomodasi

Hal Baru
(benda, peristiwa, gagasan) Penguatan

Cocok
Awalnya mengingat konsep
yang telah dimiliki Asimilasi Mengerti

Tidak cocok

Cocok Keseimbangan
Ketidak seimbangan

Adaptasi (belajar)

transformasi
Jalan buntu
(tidak mengerti)
Akomodasi
Muchlas Yusak
Dalam pandangan konstruktivisme, “Strategi
memperoleh” lebih diutamakan
dibandingkan “seberapa banyak” siswa
memperoleh dan mengingat pengetahuan
Tugas Guru adalah memfasilitasi dengan :
1. Menjadikan pengetahuan bermakna dan
relevan bagi siswa
2. Memberi kesempatan siswa menemukan dan
menerapkan idenya sendiri
3. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi
mereka sendiri dalam belajar

Muna .2004
Mengapa Konstruiktivisme?
• Lebih bermakna
• Pembelajaran tidak sia-sia
• Interaksi sosial (social interaction)
• Membuat masuk akal (sense making)
• Pengetahuan dikonstruksikan dari
pengalaman
• Menekankan aktivitas hands-on dan minds-
on
LPMP Jawa Tengah
2. Menemukan (Inquiry)
 Sikklus Inkuiri
Observasi
(Observation )

Bertanya
(Questioning)

Mengajukan dugaan
(Hiphotesis)

Pengumpulan Data
(Data gathering)

Penyimpulan
(Conclusion)
MUCHLAS YUSAK
Langkah-langkah kegiatan
menemukan (Inkuiri)
 Merumuskan masalah
 Mengamati atau melakukan observasi
 Menganalisis dan menyajikan hasil
dalam tulisan, gambar, laporan, bagan,
tabel, dan karya lainnya
 Mengkomunikasikan atau menyajikan
hasil karya pada pembaca, teman
sekelas, guru, atau audien yang lain
Nilai positip belajar penemuan
 Pengetahuan bertahan lama dan lebih mudah
diingat
 Konsep atau prinsip yang ditemukan lebih
mudah diterapkan pada situasi-situasi baru
 Meningkatkan penalaran dan kemampuan
untuk berpikir secara bebas
 Melatih keterampilan kognitif siswaq untuk
menemukan dan memecahkan masalah tanpa
pertolongan orang lain
 Membangkitkan keingintahuan siswa
 Memberi motivasi untuk bekerja terus sampai
menemukan jawabannya
3. Bertanya (Questioning)
Kegiatan bertanya berguna untuk
Menggali informasi
Mengecek pemahaman siswa
Membangkitkan respon kepada siswa
Mengetahui sejauhmana keingintahuan
siswa
Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui
siswa
Memfokuskan perhatian siswa
Membangkitkan lebih banyak pertanyaan
Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
4. Masyarakat Belajar
(Learning Community)
• Hasil belajar diperoleh dari kerjasama dengan
orang lain
• Hasil belajar diperoleh dari “sharing” antar
teman/kelompok
• Pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok,
yang pandai membantu yang lemah
• Kolaborasi dengan mendatangkan “ahli”
• Masyarakat belajar dapat terjadi jika ada proses
komunikasi dua arah
• Setiap orang dapat menjadi sumber belajar
5. Pemodelan (Modelling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan


atau pengetahuan tertentu , ada model yang
bisa ditiru, sebagai model bisa guru, siswa
atau orang lain/luar

LPMP Jawa Tengah


6. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang
baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang
apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu
Realisasinya :
 pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh
hari itu
 catatan atau jurnal di buku siswa
 kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran
hari itu
 diskusi
 hasil karya

MUNA 2004
7. Penilaian yang sebenarnya
(Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan
berbagai data yang dapat memberikan
gambaran perkembangan belajar siswa yang
akan dipakai oleh guru untuk mengetahui
apakah proses pembelajaran yang dialami
benar
Autehentic Assessment
Menekankan ”apakah anak-anak belajar”,
bukan “apa yang sudah diketahui”
Karakteristik Authentic
Assessment
 Dilaksanakan selama dan sesudah
proses pembelajaran berlangsung
 Bisa digunakan untuk formatif maupun
sumatif
 Yang diukur keterampilan dan
performansi, bukan mengingat fakta
 Berkesinambungan
 Terintegrasi
 Dapat digunakan sebagai feed back
Sasaran penilaian sebagai
dasar menilai prestasi siswa

1. Proyek/kegiatan dan laporannya


2. Pekerjaan Rumah
3. Kuis
4. Karya siswa
5. Presentasi atau penampilan siswa
6. Demonstrasi
7. Laporan
8. Jurnal
9. Hasil Tes tertulis
10. Karya Tulis
Lima Elemen Pembelajaran
Kontekstual
(Zahorik, 1995, 14-22)

1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah


ada (activating knowledge)
2. Pemerolehan pengetahuan baru
(acquiring knowledge) dengan cara
mempelajari secara keseluruhan dulu,
kemudian memperhatikan detailnya
lanjutan

3. Pemahaman pengetahuan (understanding


knowledge) yaitu
dengan cara menyusun :
a. konsep sementara (hipotesis)
b. melakukan sharing untuk validasi
c. revisi konsep dan pengembangan
4. Mempraktekkan pengetahuan dan
pengalaman tersebut (applying
knowledge)
5. Melakukan refleksi (reflecting
knowledge) terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut
Karakteristik Pembelajaran
• Kerja sama
• Saling menunjang/mendukung
• Menyenangkan, tidak membosankan
• Belajar dengan bergairah
• Pembelajaran terintegrasi
• Menggunakan berbagai sumber
• Siswa aktif
• Berbagi dengan teman
• Siswa kritis, guru kreatif
• Dinding kelas & lorong-lorong penuh dengan
hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel,
humor, dll
• Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor,
tetapi hasil karya siswa, laporan hasil
praktikum, karangan siswa dll
Strategi Pengajaran yang
berasosiasi dengan CTL

• CBSA
• Pendekatan proses
• Life Skills Education
• Authentic Instruction
• Inquiry–Based Learning
• Problem–Based Learning
• Cooperative–Learning
• Service Learning
Muna.2004
Kata-kata Kunci Pembelajaran CTL

 Real-World Learning
 Mengutamakan pengalaman nyata
 Berpikir tingkat tinggi
 Berpusat pada siswa
 Siswa aktif, kritis, dan kreatif
 Pengetahuan bermakna dalam kehidupan
 Dekat dengan kehidupan nyata
 Perubahan perilaku
lanjutan

 Siswa praktek, bukan menghafal


 Learning bukan Teaching
 Pendidikan (Education), bukan pengajaran
(Instruction)
 Pembentukan “manusia”
 Memecahkan masalah
 Siswa “acting”, guru mengarahkan
 Hasil belajar diukur dengan berbagai cara
bukan hanya dengan tes
Penerapan dalam kelas
• Kembangkan pemikiran: belajar bermakna,
belajar penemuan, mengkonstruksikan sendiri
pengetahuan dan keterampilan
• Laksanakan kegiatan inkuiri
• Kembangkan sifat ingin tahu dengan bertanya
• Ciptakan “masyarakat belajar”
• Hadirkan model
• Lakukan refleksi
• Lakukan penilaian sebenarnya
LPMP Jawa Tengah
Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan
Pendekatan Tradisional
 Pendekatan CTL  Pendekatan Tradisional
1. Siswa aktif terlibat 1. Siswa penerima
informasi
2. Belajar dengan kerja 2. Belajar individual
sama
3. Berkait dengan 3. Abstrak dan teoritis
kehidupan nyata
4. Perilaku dibangun atas 4. Perilaku dibangun atas
kesadaran diri kebiasaan
5. Keterampilan 5. Keterampilan
dikembangkan atas dikembangkan atas
dasar pemahaman dasar latihan
6. Memperoleh kepuasan 6. Memperoleh pujian dan
diri nilai saja
lanjutan

 CTL  Tradisional
7. Kesadaran tidak 7. Tidak melakukan yang
melakukan yang jelak jelek karena takut
tumbuh dari dalam hukuman
8. Bahasa diajarkan 8. Bahasa diajarkan
dengan pendekatan dengan pendekatan
komunikatif, digunakan Struktural, kemudian
dalam kontek nyata dilatihkan
9. Pemahaman rumus 9. Rumus ada di luar diri
dikembangkan atas siswa, yang harus
dasar skemata yang diterangkan, diterima,
sudah ada dalam diri dihafalkan, dan
siswa dilatihkan
10.Pemahaman rumus 10.Rumus adalah
relatif berbeda kebenaran absolut
lanjutan
CTL Tradisional
11. Siswa aktif, kritis bergelut 11. Siswa pasif hanya
dengan ide menerima tanpa kontribusi
ide
12. Pengetahuan dibangun dari 12. Pengetahuan ditangkap dari
kebermaknaan fakta, konsep, atau hukum
13. Pengetahuan selalu 13. Kebenaran bersifat absolut
berkembang sejalan dan pengetahuan bersifat
dengan fenomena baru final
14. Siswa bertanggungjawab 14. Guru adalah penentu
memonitor dan jalannya proses
mengembangkan pembelajaran
pembelajaran
15. Penghargaan terhadap 15. Pembelajaran tidak
pengalaman siswa sangat memperhatikan
diutamakan pengalaman siswa

LPMP Jawa Tengah


lanjutan

CTL Tradisional
16. Hasil belajar diukur dengan 16. Hasil belajar diukur dengan
prinsip Alternative tes
Assessment

17. Pembelajaran terjadi di 17. Pembelajaran hanya terjadi


berbagai tempat, konteks, di dalam kelas
dan setting
18. Penyesalan adalah 18.Sanksi adalah hukuman dari
hukuman dari perilaku jelek perilaku jelek
19. Perilaku baik berdasar 19. Perilaku baik berdasar
motivasi instrinsik motivasi akstrinsik
20. Berperilaku baik karena dia 20. Berperilaku baik karena
yakin itulah yang terbaik dan terbiasa melakukan begitu,
bermanfaat dan karena mendapat hadiah
Rencana Pembelajaran
Berbasis Kontekstual
• Nyatakan kegiatan utama pembelajaran, yaitu
sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan
gabungan antara Kompetensi Dasar, Materi Pokok,
dan Indikator Pencapaian Hasil Belajar
• Nyatakan tujuan umum pembelajaran (lihat IPHB)
• Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu
• Buatlah skenario tahap-demi tahap kegiatan siswa
• Nyatakan Authentic Assessment-nya, yaitu dengan
data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam
pembelajaran
LPMP Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai