Anda di halaman 1dari 6

c Ê c


c Ê 
     
Perkawinan adalah kontrak sosial, mental, dan fisik antara dua individual.
Ketika seseorang memulai suatu hubungan, ia akan mengharapkan hubungan
tersebut berlangsung lama. Formalitas dari suatu perkawinan tidak menjadi
jaminan suatu hubungan jangka panjang yang bahagia.
Empat tipe perkawinan yang kuat menurut Wallerstein adalah romantic,
rescue, companionate, dan traditional. Dalam perkawinan traditional, peran dan
tanggung jawab masing-masing partner telah ditentukan dengan jelas. Salah satu
partner bertanggung jawab sebagai pencari nafkah dan lainnya bertanggung
jawab sebagai pengurus rumah tangga dan keluarga. Meskipun perasaan cinta
penting, romantic passion bukan merupakan dalam inti perkawinan ini.
Dalam perkawinan tipe romantic, kunci utama dalam hubungan adalah
strong passionate dan komponen seksual. Tiap partner memiliki perasaan
passion yang kuat terhadap pasangannya. Perasaan ini biasanya muncul sejak
awal hubungan dan terus dijaga dengan perilaku dan ingatan yang aktif.
Dalam perkawinan tipe rescue, salah satu atau kedua partner pernah
mengalami trauma kuat sebelum hubungan ini dan masih menderita ketika
hubungan ini dimulai. Inti dari perkawinan tipe rescue adalah usaha untuk
proses penyembuhan, di mana perkawinan ini menyediakan kesempatan untuk
menutup luka psikologikal dan berkembang.
Dalam perkawinan tipe companionate, persahabatan dan kesetaraan adalah
inti dari hubungan tersebut. Tiap partner berusaha untuk mencapai
keseimbangan antara karir, hubungan partner, dan anak. Suatu hubungan dalam
pernikahan akan berlangsung lebih memuaskan bila filosofi partner mengenai
tipe pernikahan yang mereka inginkan sama.

c  Ê 
     
Kebahagiaaan dalam perkawinan membutuhkan lebih banyak hal daripada
hanya cinta saja. Selain cinta, ada tiga sifat lainnya disebut empat landasan dari
perkawinan yang baik. Jika salah satu dari keempat unsur lemah, pernikahan
memburuk, seperti halnya rumah yang dibangun di atas dasar yang tidak kokoh.
Keempat pilar tersebut adalah :
„ Ê ^inta
^inta adalah sebuah perasaan dan perilaku. Kebanyakan orang mengaku
mencintai orang lain, namun tidak berperilaku dengan cara yang sangat penuh
cinta terhadap orang itu.
 Ê Kesesuaian
Tidak semua pasangan memiliki nilai, minat, atau selera yang sama.
Diperlukan toleransi partner pada perbedaan pendapat. Semakin kompatibel
pasangan, makan akan semakin mudah untuk mengerti pasangannya dan
membuat keputusan bersama.
u Ê Kematangan
Kematangan merupakan sebuah sifat pribadi individu. Untuk perkawinan
untuk sukses, perlu bagi kedua pasangan untuk matang. Orang dewasa mampu
membuat keputusan rasional, bertanggung jawab atas tindakan mereka, dan
belajar dari kesalahan mereka. Mereka dapat melihat melampaui kebutuhan dan
keinginan merka, dan berempati dalam sudut pandang yang lain.
Ketika ada "maturity gap" dalam perkawinan, hubungan ini cenderung seperti
hubungan antara orang tua dan anak.
º Ê Menghormati
Kurangnya rasa hormat terhadap akan mengakibatkan hilangnya cinta.
Pasangan harus saling menghormati untuk mempertahankan kelangsungan
perkawinan yang bahagia.

c  Ê ë     
   
Untuk membuat hubungan perkawinan berlangsung awet, perkawinan
dibangun di atas tugas psikologikal yang dilakukan bersama. Tugas-tugas
tersebut adalah :
1.Ê Berpisah secara emosional dari keluarga asal dan menanamkan emosi
dalam pernikahan. Selain itu, tentukan batas-batas hubungan terhadap
keluarga dari kedua belah pihak.
2.Ê Membangun kebersamaan berdasarkan keintiman, dan suara hati. Penting
juga untuk menentukan batas-batas untuk menghargai autonomi partner.
3.Ê Membina hubungan seksual yang didasari rasa cinta yang tulus.
4.Ê Menerima peran sebagai orang tua.
5.Ê Menghadapi dan menguasai krisis kehidupan yang tidak dapat dihindari.
6.Ê Menjaga kelangsungan perkawinan terhadap perbedaan. Partner harus
bebas mengekspresikan perbedaan pendapat, kemarahan, dan konflik.
7.Ê Menggunakan humor dalam batas yang tepat untuk menghindari
kebosanan.
8.Ê Saling menjaga dan membina pasangan. Partner harus dapat menuhi
kebutuhan partner akan dukungan dan ketergantungan.
9.Ê Menghidupkan suasana romantis seperti pada awal hubungan (jatuh cinta)
dan menerima realitas terjadinya perubahan seiring berjalannya waktu.

c  Ê 
 
   
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan berakhirnya suatu pernikahan
adalah stress, masalah finansial, konflik personality, dan ketidakmampuan untuk
menyelesaikan konflik interpersonal. Pasangan yang berhasil dalam perkawinan
dan pasangan yang bercerai memiliki jumlah perbedaan pendapat yang sama.
Hasil penelitian menunjukkan, sebagian besar pasangan memiliki konflik dalam
hal yang sama, yaitu: finansial, anak, seks, perkerjaan rumah tangga, keluarga,
dan waktu. Perbedaan antara pasangan berhasil dan gagal adalah bagaimana cara
mereka menangani konflik ini.
Pada pasangan yang berhasil, konflik tersebut membuat hubungan
mereka semakin kuat. Mereka juga memiliki kemampuan, pengetahuan dan
sikap yang membantu mereka membangun dan menjaga kebahagiaan dan
kepuasan.
Faktor lain yang dapat menyebabkan gagalnya pernikahan adalah pola
pemikiran partner. Gagalnya suatu pernikahan dapat disebabkan oleh individu
yang µneurotic¶ dan cara berpikir yang terganggu. Individu yang terganggu
biasanya memiliki ekspektasi yang tidak realistik tentang dirinya, pasangannya,
atau hubungan itu sendiri dan tetap mempertahankan permintaan yang tidak
realistis tersebut.

cc Ê ëc

cc Ê    
Keluarga merupakan sistem dinamik yang berisi interaksi di antara
individu yang berhubungan secara biologis, sosial, atau legal. Melalui interaksi
tersebut, keluarga memiliki kekuatan unik untuk meningkatkan kesehatan dan
perkembangan. Tiap anggota keluarga mempengaruhi tiap individu dalam
keluarga. Masalah pada satu anggota keluarga berpengaruh terhadap tiap
anggota keluarga lain.
Ketika suatu keluarga berfungsi dengan baik, interaksi antara tiap anggota
memberikan dukungan akan kebutuhan emosi dan fisik semua anggota keluarga.
Fungsi dari suatu keluarga bagi anak dapat dikategorikan sebagai penyedia
kebutuhan fisik, emosional, edukasi, dan sosial. Kebutuhan fisik misalnya rasa
aman, makanan, tempat tinggal, pelayanan kesehatan. Dukungan emosional
dapat berupa afeksi, stimulasi, komunikasi, dan bimbingan/disiplin. Edukasi dan
sosialisasi dapat berupa norma-norma, hubungan, komunitas, dan sekolah.
Semua keluarga memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Tidak
ada jumlah tepat dukungan yang diperlukan oleh anak. Jumlah dukungan yang
dibutuhkan oleh anak bervariasi sesuai dengan perkembangan anak, personaliti,
status kesehatan, pengalaman, dan faktor lainnya.
Meskipun jumlah tepat dukungan yang dibutuhkan anak bervariasi,
dukungan berlebihan atau kurang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal.

cc  Ê Ô     
Keluarga tradisional biasanya terdiri dari seorang ayah, ibu, dan anak.
Keberagaman struktur suatu keluarga semakin meningkat pada saat ini. Anak
dapat tinggal dengan orang tua yang tidak menikah, single-partent, orangtua tiri,
kakek-nenek, atau panti asuhan. Adanya orang dewasa yang berperan sebagai
orang tua yang dapat memenuhi kebutuhan fisik, emosi, dan sosial anak
merupakan hal penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang
optimal.

cc  Ê   

ood parenting akan menumbuhkan empati, kejujuran, kontrol diri,
kebaikan, kooperasi dan keceriaan pada anak. Good parenting juga
meningkatkan intelektual, motivasi, melindungi anak dari kecemasan, depresi,
perilaku antisosial, penyalahgunaan alkohol dan obat.
„ Ê           !           .
Perilaku orangtua ataupun cara mereka memperlakukan orang lain akan
dipelajari atau ditiru oleh anak. Hal ini merupakan prinsip yang paling
penting.
 Ê     !

"    .
u Ê *!         . Menjadi orang tua yang terlibat
membutuhkan waktu dan kerja keras. Orang tua harus terlibat secara
mental dan fisik. Terlibat dalam kehidupan anak bukan berarti
mengerjakan pekerjan rumah anak atau membetulkannya.
º Ê     
        . Sesuaikan cara
mendidik dengan perkembangan anak. Anak terus tumbuh dan
berkembang.
ÿ Ê ë     #     Ketika orang tua tidak mengatur
perilaku anak ketika ia kecil, anak akan sulit belajar bagaimana mengatur
dirinya ketika dia sudah dewasa. Pada setiap saat, orang tua harus tahu di
mana, dengan siapa, dan apa yang sedang dilakukan anak.
 Ê è   
!   !!     Menetapkan batasan-batasan
membantu anak mengembangkan rasa pengendalian diri. Kebebasan
membantu anak mengembangkan rasa self-direction. Anak yang menuntut
akan autonomi merupakan hal normal. Banyak orang tua menyalahartikan
kebebasan anak sebagai pembangkangan dan tidak patuh.
- Ê   Hal yang terpenting dalam kedisiplinan adalah konsistensi.
Jika peraturan yang ditetapkan berubah-ubah dari hari ke hari atau jika
peraturan ditetapkan kadang-kadang anak akan bingung dan akan terjadi
misbehaviour.
8 Ê       Orang tua tidak boleh memukul anak, dalam
keadaan bagaimanapun. Anak yang dipukul, ditampar lebih cenderung
suka berkelahi dengan anak lain.
[ Ê          Apa yang bagi orang tua sudah jelas
belum tentu dimengerti oleh anak. Anak tidak memiliki prioritas, penilaian
dan pengalaman seperti orang tua.
„ Ê      
 ^ara terbaik untuk dihargai oleh anak
adalah dengan menghargai anak. Hargai pendapat anak dan berikan
perhatian ketika anak berbicara dengan orangtua. Perlakukan anak dengan
baik. Anak akan memperlakukan orang lain dengan cara orangtua mereka
memperlakukan mereka. Hubungan orangtua dengan anak merupakan
fondasi dari hubungan anak dengan orang lain. 
 
ë$Ôë


Adams J and ^lark ^A. 2009. What Makes a Relationship Last. URL=<
http://www.psychologicalassoc.com/John%20and%20^onstance%20--
%20What%20Makes%20Relationships%20Last.html>. Accessed: 2 March
2011
Barton K. 2008. Four ^ornerstones of a Good Marriage. URL= <
http://www.lifetoolsforwomen.com/f/four-cornerstones.htm> Accessed: 2
March 2011
Kliegman RM, et al. 2007. Nelson Essentials of Pediatrics, 5th ed. Elsevier
Stoppler M^. 2009. Good Parenting: How to Raise a Healthy, Happy ^hild.
URL=< http://www.medicinenet.com/parenting/article.htm> Accessed: 2
March 2011.

Anda mungkin juga menyukai