BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
hampir semua segi atau jenis pekerjaan menggunakan teknologi komputer. Karena
Sistem kontrol ini dapat digunakan pada pengontrol ruang yaitu sebagai
pengaman ruangan.
B. PERMASALAHAN
C. MANFAAT
D. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. MIKROKONTROLER 8031
total alamat ROM yang bisa diakses adalah 64 Kb. Sedangkan untuk stack dan
tempat manipulasi data disediakan RAM dalam (internal data memory) yang
berkapasitas 256 byte. RAM dalam mempunyai 256 bit yang masing-masing
dapat diakses sendiri, 128 yang lain terletak di alamat lain. Apabila dibutuhkan
kapasitas memory yang lebih besar, maka RAM luar dapat ditambahkan dengan
2.1.
3
Gambar 2.1
MCS-51.
jalur I/O.
interupsi internal).
4
boolean (bit).
clock 12 MHz.
Port 1 Port paralel 8 bit dua arah (bidirectional) digunakan untuk berbagai
Port 3 Port paralel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi pengganti.
external interrupt (Int0 dan Int1), 2 input counter (T0 dan T1) serta
Gambar 2.2
a). Pena 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectional)
b). Pena 9 (Reset) adalah masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah
ke tinggi akan mereset 8031. Pena ini dihubungkan dengan rangkaian power
on reset.
c). Pena 10 sampai 17 (port 3) adalah port paralel 8 bit dua arah yang memiliki
RxD (Receive Data), Int0 (Interrupt 0), Int1 (Interrupt 1), T0 (Timer 0), T1
6
(Timer 1), WR (Write) dan RD (Read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai,
pena-pena ini dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serba guna.
e). Pena 19 (XTAL 2) adalah pena keluaran ke rangkaian osilator internal. Pena
g). Pena 21 sampai 28 (Port 2) adalah port paralel 2 (P2) selebar 8 bit dua arah
h). Pena 29 adalah pena PSEN (program store enable) yang merupakan sinyal
i). Pena 30 adalah pena ALE (address latch enable) yang digunakan untuk
j). Pena 31 (EA). Bila pena ini diberi logika tinggi (H), mikrokontroler akan
dari 4096. Bila diberi logika rendah (L), mikrokontroler akan melaksanakan
k). Pena 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port paralel 8 bit open drain dua arah.
Bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan me-multiplex
alamat (address space) untuk program dan data. Pemisahan memori program dan
memori data membolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit.
Sekalipun demikian, alamat data memori 16 bit dapat dihasilkan melalui register
Gambar 2.3
Memori program hanya dapat dibaca tidak dapat titulis (karena disimpan
program eksternal adalah sinyal pena PSEN (program stored enable) dari
Memori data ini dapat ditulisi maupun dibaca (karena disimpan dalam
RAM). Memori data terletak pada ruang alamat terpisah dari memori
program.
tiga bagian yaitu sebagai lower 128, upper 128 dan ruang SFR (Special
1. Ruang alamat kode (code address space) sebanyak 64k, yang seluruhnya
2. Ruang alamat data internal yang dapat dialamati secara langsung terdiri
atas :
langsung.
4. Ruang alamat data eksternal sebanyak 64K byte (off-chip) yang dapat
Untuk mengeset sistem minimum pada kerja semula maka rangkaian perlu
diberi rangkaian reset agar pada waktu saklar catu daya dari PLN di-on-kan,
sistem minimum 8031 dapat bekerja. Agar rangkaian reset untuk sistem minimum
8031 mempunyai kemampuan power on dan reset secara manual maka dapat
Gambar 2.4
Untuk keperluan reset manual dapat digunakan saklar push on, yaitu
apabila saklar ditekan maka pin reset akan mendapatkan tegangan supply Vcc dan
dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Untuk menggunakan osilator
internal ini diperlukan sebuah kristal atau resonator keramik yang dihubungkan
antara pena XTAL 1 dan pena XTAL 2 serta sebuah kapasitor ke ground.
Gambar 2.5
Gambar 2.6
dapat diatur melalui perangkat lunak, yaitu timer/counter 0 dan timer counter 1.
12
secara independen, tidak tergantung pada pelaksanaan suatu instruksi. Satu siklus
(TMOD).
Mode 0 dalam mode ini register timer disusun sebagai register 13 bit. Setelah
Mode 1 mode 1 sama dengan mode 0 kecuali register timer akan bekerja
dalam 16 bit.
A.6. Interupsi
diisi alamat dari vektor interupsi. CPU kemudian melaksanakan rutin pelayanan
interupsi mulai dari alamat tersebut. Bila rutin pelayanan interupsi selesai
ditinggalkan.
1. Interupsi yang tidak dapat dihalangi oleh perangkat lunak (non maskable
interupsi jenis ini adalah INT0 dan INT1 (eksternal) serta Timer/Counter 0,
Instruksi RETI (return from interrupt routine) harus digunakan untuk kembali dari
layanan rutin interupsi. Instruksi ini dipakai agar saluran interupsi kembali dapat
dipakai. Alamat awal layanan interupsi dari setiap sumber interupsi diperlihatkan
Tabel 2.1
Alamat layanan interupsi
Nama Lokasi Alat Interupsi
Reset 00H Power on reset
Int 0 03H INT 0
Timer 0 0BH Timer 0
Int 1 13H INT 1
Timer 1 1BH Timer 1
Sint 23H Port I/O serial
interupsi eksternal, 2 interupsi timer dan 1 interupsi port serial. Interupsi eksternal
INT 0 dan INT 1 masing-masing dapat diaktifkan berdasarkan level atau transisi,
tergantung pada bit IT0 dan IT1 dalam TCON. Flag yang menghasilkan interupsi
ini adalah bit dalam IE0 dan IE1 dari TCON. Interupsi Timer 0 dan Timer 1
dihasilkan oleh logika OR dari RI dan TI. Procesor 8031 tidak akan menanggapi
1. IE (Interrupt Enable)
Enable).
2. IP (Interrupt Priority)
menjadi satu atau dua tingkat prioritas dengan mengatur bit pada SFR yang
priority) dapat diinterupsi oleh interupsi yang memiliki prioritas lebih tinggi
15
(high priority), tetapi tidak dapat diinterupsi oeh interupsi yang memiliki
prioritas lebih rendah. Interupsi yang memiliki prioritas tertinggi tidak dapat
akan dilayani. Jika permintaan interupsi dengan prioritas yang sama diterima
bersamaan, akan dilakukan poling untuk menentukan mana yang akan dilayani.
Tabel 2.2
Special Function Register (SFR)
Simbol Nama Alamat
ACC Akumulator E0H
B B Register F0H
PSW Program Status Word D0H
SP Stack Pointer 81H
DPTR Data Pointer 16 bit
DPL Byte rendah 82H
DPH Byte tinggi 83H
P0 Port 0 80H
P1 Port 1 90H
P2 Port 2 A0H
P3 Port 3 B0H
IP Interrupt Priority Control B8H
IE Interrupt Enable Control A8H
TMOD Timer/Counter Mode Control 89H
TCON Timer/Counter Control 88H
TH0 Timer/Counter 0 High byte 8CH
TL0 Timer/Counter 0 Low byte 8AH
TH1 Timer/Counter 1 High byte 8DH
TL1 Timer/Counter 0 Low byte 8BH
SCON Serial Control 98H
SBUF Serial Data Buffer 99H
PCON Power Control 87H
keadaan mikrokontroler.
Tabel 2.3
Bit-bit dalam Program Status Word (PSW)
Simbol Posisi Fungsi / Arti
CY PSW.7 Carry flag.
AC PSW.6 Auxiliary carry flag.
F0 PSW.5 Flag 0 untuk kegunaan umum.
RS1 PSW.4 Bit pemilih bank register.
RS0 PSW.3 Bit pemilih bank register.
OV PSW.2 Overflow flag.
17
Mikrokontroler 8031 juga dilengkapi dengan port serial. Port serial ini
(komputer pribadi) melalui port serial, level TTL harus diubah menjadi level
Gambar 2.7
18
Port serial dalam mikrokontroler 8031 memiliki sifat full duplex, yang
1. Register penerima dan pengirim pada port serial diakses pada SBUF (serial
buffer).
- Port serial pada mode 0 mempunyai baud rate yang tetap, yaitu 1/12 dari
frekuensi osilator. Untuk menjalankan dalam mode ini tidak ada timer/counter
- Port serial pada mode 1 memiliki baud rate yang dapat diubah. Baud rate
dapat dihasilkan oleh Timer 1. Untuk melakukan hal ini Timer 1 digunakan
- Port serial pada mode 2 memiliki baud rate yang tetap, yaitu 1/32 atau 1/64
dari frekuensi osilator, tergantung pada nilai SMOD dalam register PCON.
Pada mode ini tidak ada timer yang digunakan. Bila SMOD=1 baud ratenya
1/32 frekuensi osilator. Bila SMOD=0 baud ratenya 1/64 frekuensi osilator.
- Port serial pada mode 3 memiliki baud rate yang dapat diatur seperti dalam
mode 1.
19
ROM (Read Only Memory) merupakan memori yang hanya dapat dibaca.
Data dalam ROM tidak akan terhapus meskipun catu daya diputuskan (bersifat
program.
Gambar 2.8
Pena-pena data bersifat dua arah (bidirectional), artinya dapat masuk ke EPROM
atau keluar dari EPROM. Pada saat EPROM dibaca data keluar, sedangkan pada
Pena-pena ini bersifat satu arah, yaitu hanya dapat masuk ke EPROM. Pena-pena
semua pena alamat berlogika 0, alamat yang ditunjuk pada saat itu adalah 0000H.
20
CE
Pena ini digunakan untuk mengaktifkan (enable) EPROM atau untuk pulsa
pemrograman. Bila EPROM hendak dibaca, EPROM harus dibuat enable dulu
dengan memberi logika 0 pada pena ini. Bila EPROM hendak diprogram, pena ini
OE (Output Enable)
Pena ini diberi logika 0 bila EPROM hendak dibaca. Pada saat pemrograman,
pemrograman ada yang 21 V dan ada pula yang 12,5 V. Namun akhir-akhir ini
ada baiknya apabila digunakan regulator sehingga tegangan yang dihasilkan bisa
stabil.
- PROM dapat diprogram oleh pemakai, tetapi sekali diprogram tidak dapat
diprogram ulang.
dapat diprogram ulang. Sekali EPROM diprogram isinya akan tetap terjaga
‘menguap’). Ini berbeda dengan RAM (Random Access Memory) yang isinya
dapat dibaca atau ditulisi kapan saja, tetapi isinya akan hilang bila catu daya
diputuskan. Karena itu RAM termasuk memori yang mudah ‘menguap’ atau
volatile.
memancarkan sinar ultra violet (UV) dengan frekuensi tertentu dan juga dengan
EPROM selama 5-10 menit kita tidak boleh melihat sinar UV tersebut karena
EPROM yang baru dibeli isinya selalu FFH. Hal ini dikatakan bahwa
hendak diubah menjadi logika 1, EPROM tersebut harus diberi sinar UV. Karena
itu bila ada satu data saja yang salah, isi EPROM tersebut terpaksa harus dihapus
seluruhnya.
RAM (Random Access Memory) adalah memori yang dapat dibaca atau
ditulisi. Data dalam RAM akan terhapus (bersifat volatile) bila catu daya
dihilangkan. Oleh karena sifat RAM yang volatile ini, maka program
digunakan untuk menyimpan data sementara, yaitu data yang tidak begitu vital
- RAM statik
- RAM dinamik
Dalam RAM statik, satu bit informasi disimpan dalam sebuah flip-flop.
RAM statik ini tidak memerlukan penyegar dan penanganannya juga tidak terlalu
rumit. Isi RAM tetap tersimpan selama daya diberikan. Dua contoh RAM statik
Gambar 2.9
RAM dinamik adalah sel-sel memori yang lebih kecil sehingga memerlukan
tempat yang lebih sempit, sehingga kapasitas RAM dinamik menjadi lebih besar
dibandingkan dengan RAM statik. Contoh RAM dinamik adalah 4116 yang
milidetik.
24
pengontrol dan sebagai unit pemroses sentral dengan tegangan supply 5V DC.
Oleh karena itu port 0 akan digunakan sebagai bus alamat dan data yang
akan dihubungkan dengan ROM luar. Port ini dihubungkan dengan latch alamat
memultipleks alamat dan data. Port ini mengirimkan byte bawah dari program
counter sebagai suatu alamat dan kemudian port ini akan berada dalam keadaan
waktu byte bawah dari program counter sah (valid) pada port 0, sinyal ALE
sebagai bus data dan bus alamat. Port 2 mengirimkan byte atas program counter.
Baru kemudian PSEN mengirimkan sinyal ke EPROM untuk dapat dibaca kode
8031 dengan peralatan pendukung yaitu pembaca kode kartu, pembaca tombol
password dan pengendali peralatan mekanik kunci pintu serta pemberi tanda
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DC.
pintu ruangan.
27
Oleh :
RETNO AMBARING TYAS
No. Reg. 96510041
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2000