Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi dewasa ini telah maju dengan pesatnya.

Terutama dalam bidang teknologi elektronika dan teknologi komputer sehingga

hampir semua segi atau jenis pekerjaan menggunakan teknologi komputer. Karena

memang banyak dibuktikan bahwa dengan bantuan komputer mempermudah dan

meringankan pekerjaan kita.

Salah satu contoh dari perkembangan teknologi komputer itu adalah

diketemukannya mikrokontroler yang dapat dipakai sebagai sistem kontrol.

Sistem kontrol ini dapat digunakan pada pengontrol ruang yaitu sebagai

pengaman ruangan.

Penggunaan sistem kontrol pada pengaman ruang bisa digunakan misalnya

saja dengan kartu kunci elektronik atau dengan alat lainnya.

B. PERMASALAHAN

Manfaat apa yang diperoleh dari mikrokontroler 8031 ?.

C. MANFAAT

Memberikan gambaran tentang keberadaan mikrokontroler 8031.

D. TUJUAN

Dapat mengaplikasikan atau membuat alat untuk pengaman ruangan.


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. MIKROKONTROLER 8031

Mikrokontroler 8031 merupakan suatu chip Mikrokomputer buatan Intel

yang tidak memiliki ROM/EPROM internal sehingga digunakan EPROM

eksternal untuk menyimpan programnya.

ROM luar digunakan untuk menyimpan semua instruksi program. Jumlah

total alamat ROM yang bisa diakses adalah 64 Kb. Sedangkan untuk stack dan

tempat manipulasi data disediakan RAM dalam (internal data memory) yang

berkapasitas 256 byte. RAM dalam mempunyai 256 bit yang masing-masing

dapat diakses sendiri, 128 yang lain terletak di alamat lain. Apabila dibutuhkan

kapasitas memory yang lebih besar, maka RAM luar dapat ditambahkan dengan

kapasitas sampai dengan 64 Kb.

Adapun blok diagram dari mikrokontroler 8031 diperlihatkan pada gambar

2.1.
3

Gambar 2.1

Blok Diagram Mikrokontroler Intel 8031

Mikrokontroler 8031 memiliki keistimewaan sebagai berikut :

a. Sebuah CPU (Central Processing Unit) 8 bit yang termasuk keluarga

MCS-51.

b. Osilator internal dan rangkaian pewaktu.

c. RAM internal 128 byte (on chip).

d. Empat buah programmable port I/O, masing-masing terdiri atas 8 buah

jalur I/O.

e. Dua buah timer/counter 16 bit.

f. Lima buah jalur interupsi (2 buah interupsi eksternal dan 3 buah

interupsi internal).
4

g. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART

h. kemampuan mel;aksanakan operasi perkalian, pembagian dan operasi

boolean (bit).

i. Kecepatan pelaksanaan intruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi

clock 12 MHz.

Dengan keistimewaan di atas, pembuatan alat dengan menggunakan

mikrokontroler 8031 menjadi lebih sederhana dan tidak memerlukan IC

pendukung yang banyak. Boleh dikatakan mikrokontroler Intel 8031 ini

mempunyai keistimewaan dari segi perangkat kerasnya.

8031 mempunyai 4 buah port (port 0-3) yaitu :

Port 0  Port Paralel 8 bit dua arah (bidirectional) digunakan untuk

mengakses memori luar (RAM/ROM) dan memultipleks alamat

memori dengan data.

Port 1  Port paralel 8 bit dua arah (bidirectional) digunakan untuk berbagai

keperluan (general purpose).

Port 2  Port paralel 8 bit dua arah (bidirectional) digunakan untuk

mengirimkan byte alamat bila dilakukan pengaksesan memori luar.

Port 3  Port paralel 8 bit dua arah yang memiliki fungsi pengganti.

Fungsi pengganti meliputi RD (read) dan WR (Write), 2 input

external interrupt (Int0 dan Int1), 2 input counter (T0 dan T1) serta

saluran pengiriman dan penerimaan untuk komunikasi serial yaitu

Transmit Data (TxD) dan Receive Data (RxD).


5

A.1. Pena-pena (kaki) Mikrokontroler 8031

Susunan pena-pena mikrokontroler 8031 diperlihatkan pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2

Susunan pena (kaki mikrokontroler Intel 8031

Penjelasan dari masing-masing pena adalah sebagai berikut:

a). Pena 1 sampai 8 (Port 1) merupakan port paralel 8 bit dua arah (bidirectional)

yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan (general purpose).

b). Pena 9 (Reset) adalah masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah

ke tinggi akan mereset 8031. Pena ini dihubungkan dengan rangkaian power

on reset.

c). Pena 10 sampai 17 (port 3) adalah port paralel 8 bit dua arah yang memiliki

fungsi pengganti. Fungsi pengganti tersebut meliputi TxD (Transmit Data),

RxD (Receive Data), Int0 (Interrupt 0), Int1 (Interrupt 1), T0 (Timer 0), T1
6

(Timer 1), WR (Write) dan RD (Read). Bila fungsi pengganti tidak dipakai,

pena-pena ini dapat digunakan sebagai port paralel 8 bit serba guna.

d). Pena 18 (XTAL 1) adalah pena masukan ke rangkaian osilator internal.

Sebuah osilator kristal atau sumber osilator luar dapat digunakan.

e). Pena 19 (XTAL 2) adalah pena keluaran ke rangkaian osilator internal. Pena

ini dipakai bila menggunakan osilator kristal.

f). Pena 20 (Ground) dihubungkan ke Vss atau ground.

g). Pena 21 sampai 28 (Port 2) adalah port paralel 2 (P2) selebar 8 bit dua arah

(bidirectional). Port 2 ini mengirimkan byte alamat bila dilakukan

pengaksesan memori eksternal.

h). Pena 29 adalah pena PSEN (program store enable) yang merupakan sinyal

pengontrol yang membolehkan program memori eksternal masuk ke dalam

bus selama proses pemberian / pengambilan instruksi (fetching).

i). Pena 30 adalah pena ALE (address latch enable) yang digunakan untuk

menahan alamat memori eksternal selama pengaksesan instruksi.

j). Pena 31 (EA). Bila pena ini diberi logika tinggi (H), mikrokontroler akan

melaksanakan instruksi dari ROM/EPROM ketika isi program counter kurang

dari 4096. Bila diberi logika rendah (L), mikrokontroler akan melaksanakan

seluruh instruksi dari memori program luar.


7

k). Pena 32 sampai 39 (Port 0) merupakan port paralel 8 bit open drain dua arah.

Bila digunakan untuk mengakses memori luar, port ini akan me-multiplex

alamat memori dengan data.

l). Pena 40 (Vcc) dihubungkan ke Vcc (+5 volt).

A.2. Organisasi Memori

Semua mikrokontroler keluarga MCS-51 memiliki pembagian ruang

alamat (address space) untuk program dan data. Pemisahan memori program dan

memori data membolehkan memori data untuk diakses oleh alamat 8 bit.

Sekalipun demikian, alamat data memori 16 bit dapat dihasilkan melalui register

DPTR (data pointer register).

Gambar 2.3

Struktur Memori Mikrokontroler 8031


8

Adapun pembagian ruang alamat dari mikrokontroler 8031 adalah :

A.2.a. Memori program

Memori program hanya dapat dibaca tidak dapat titulis (karena disimpan

dalam EPROM). Memori program sebesar 64K dapat dimasukkan dalam

EPROM eksternal. Sinyal yang membolehkan pembacaan dari memori

program eksternal adalah sinyal pena PSEN (program stored enable) dari

rangkaian mikrokontroler 8031.

A.2.b. Memori Data

Memori data ini dapat ditulisi maupun dibaca (karena disimpan dalam

RAM). Memori data terletak pada ruang alamat terpisah dari memori

program.

Dalam memori data dibagi menjadi dua yaitu :

- RAM luar (eksternal)

RAM eksternal 64K dapat dialamati dalam ruang memori data

eksternal. CPU menghasilkan sinyal read dan write selama

menghubungi memori data eksternal. Untuk melakukan pembacaan

atau penulisan, mikrokontroler akan mengirimkan sinyal RD atau WR.

- RAM dalam (internal)

RAM dalam berkapasitas 256 byte. Ruang memorinya dibagi menjadi

tiga bagian yaitu sebagai lower 128, upper 128 dan ruang SFR (Special

Function Register). Pada 128 byte bagian bawah terdapat 4 bank (8

register) yaitu R0 sampai R7.


9

Jadi Mikrokontroler Intel 8031 mempunyai 5 buah ruang alamat, yaitu :

1. Ruang alamat kode (code address space) sebanyak 64k, yang seluruhnya

merupakan ruang alamat kode eksternal (off-chip).

2. Ruang alamat data internal yang dapat dialamati secara langsung terdiri

atas :

- RAM (random access memori) sebanyak 128 byte

- Hardware register sebanyak 128 byte

3. Ruang alamat data internal yang dialamati secara tidak langsung

sebanyak 128 byte, seluruhnya diakses dengan pengalamatan tidak

langsung.

4. Ruang alamat data eksternal sebanyak 64K byte (off-chip) yang dapat

ditambahkan oleh pemakai.

5. Ruang alamat bit dapat diakses dengan pengalamatan langsung.

A.3. Rangkaian Reset

Untuk mengeset sistem minimum pada kerja semula maka rangkaian perlu

diberi rangkaian reset agar pada waktu saklar catu daya dari PLN di-on-kan,

sistem minimum 8031 dapat bekerja. Agar rangkaian reset untuk sistem minimum

8031 mempunyai kemampuan power on dan reset secara manual maka dapat

digunakan saklar push on.


10

Gambar 2.4

Rangkaian Power On Reset

Untuk keperluan reset manual dapat digunakan saklar push on, yaitu

apabila saklar ditekan maka pin reset akan mendapatkan tegangan supply Vcc dan

mengakibatkan mikrokontroler 8031 dalam keadaan direset.

A.4. Pewaktuan CPU

Mikrokontroler 8031 memiliki osilator internal (on chip oscilator) yang

dapat digunakan sebagai sumber clock bagi CPU. Untuk menggunakan osilator

internal ini diperlukan sebuah kristal atau resonator keramik yang dihubungkan

antara pena XTAL 1 dan pena XTAL 2 serta sebuah kapasitor ke ground.

Untuk kristalnya dapat digunakan frekuensi dari 6 sampai 12 MHz.

Sedangkan untuk kapasitor dapat bernlai antara 27 pF sampai 33 pF.

Rangkaian osilator internal ini dapat dilihat pada gambar (2.6).


11

Gambar 2.5

Menggunakan osilator internal

Bila menggunakan clock eksternal, rangkaiannya dihubungkan seperti

pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.6

Menggunakan sumber clock eksternal

A.5. Timer / Counter

Pada mikrokontroler 8031 terdapat dua buah timer/counter 16 bit yang

dapat diatur melalui perangkat lunak, yaitu timer/counter 0 dan timer counter 1.
12

Apabila timer/counter diaktifkan pada frekuensi kerja mikrokontroler 12

MHz, timer/counter akan melakukan perhitungan waktu sekali setiap 1 mikrodetik

secara independen, tidak tergantung pada pelaksanaan suatu instruksi. Satu siklus

pencacahan waktu perpadanan.

Pengontrol kerja timer/counter adalah register timer control (TCON).

Pengontrol pemilihan mode operasi timer/counter adalah register timer mode

(TMOD).

Dengan perintah perangkat lunak setiap timer/counter dapat dipasang pada

salah satu dari 4 mode berikut :

Mode 0  dalam mode ini register timer disusun sebagai register 13 bit. Setelah

semua perhitungan selesai, mikrokontroler akan men-set Timer

Interrupt Flag (IF).

Mode 1  mode 1 sama dengan mode 0 kecuali register timer akan bekerja

dalam 16 bit.

Mode 2  mode 2 menyusun register timer sebagai 8 bit counter.

Mode 3  suatu mode yang diperlukan untuk aplikasi yang membutuhkan

timer/counter ekstra 8 bit.

A.6. Interupsi

Apabila CPU pada mikrokontroler sedang melaksanakan suatu program,

kita dapat menghentikan pelaksanaan program tersebut secara sementara dengan

meminta interupsi. Setiap interupsi mempunyai lokasi tetap dalam memori


13

program. Interupsi menyebabkan CPU melompat ke lokasi tersebut di mana pada

lokasi tersebut terdapat sub-rutin yang harus dilaksanakan.

Apabila CPU mendapat permintaan interupsi, program counter (PC) akan

diisi alamat dari vektor interupsi. CPU kemudian melaksanakan rutin pelayanan

interupsi mulai dari alamat tersebut. Bila rutin pelayanan interupsi selesai

dilaksanakan, CPU 8031 kembali ke pelaksanaan program utama yang

ditinggalkan.

Pada mikrokontroler Intel 8031 terdapat beberapa saluran interupsi.

Interupsi pada 8031 dibedakan dalam 2 jenis, yaitu :

1. Interupsi yang tidak dapat dihalangi oleh perangkat lunak (non maskable

interrupt), misalnya Reset.

2. Interupsi yang dapat dihalangi perangkat lunak (maskable interrupt). Contoh

interupsi jenis ini adalah INT0 dan INT1 (eksternal) serta Timer/Counter 0,

Timer/Counter 1 dan interupsi dari port serial (internal).

Instruksi RETI (return from interrupt routine) harus digunakan untuk kembali dari

layanan rutin interupsi. Instruksi ini dipakai agar saluran interupsi kembali dapat

dipakai. Alamat awal layanan interupsi dari setiap sumber interupsi diperlihatkan

pada tabel (2.1).


14

Tabel 2.1
Alamat layanan interupsi
Nama Lokasi Alat Interupsi
Reset 00H Power on reset
Int 0 03H INT 0
Timer 0 0BH Timer 0
Int 1 13H INT 1
Timer 1 1BH Timer 1
Sint 23H Port I/O serial

Mikrokontroler Intel 8031 menyediakan 5 sumber interupsi yaitu 2

interupsi eksternal, 2 interupsi timer dan 1 interupsi port serial. Interupsi eksternal

INT 0 dan INT 1 masing-masing dapat diaktifkan berdasarkan level atau transisi,

tergantung pada bit IT0 dan IT1 dalam TCON. Flag yang menghasilkan interupsi

ini adalah bit dalam IE0 dan IE1 dari TCON. Interupsi Timer 0 dan Timer 1

dihasilkan oleh logika OR dari RI dan TI. Procesor 8031 tidak akan menanggapi

permintaan interupsi jika suatu instruksi belum dilaksanakan secara lengkap.

Ada dua buah register yang mengontrol interupsi, yaitu :

1. IE (Interrupt Enable)

Setiap sumber interupsi dapat diaktifkan maupun dilumpuhkan secara

individual dengan mengatur satu bit di SFR yang bernama IE (Interrupt

Enable).

2. IP (Interrupt Priority)

Setiap sumber interupsi dapat di program secara individual (sendiri-sendiri)

menjadi satu atau dua tingkat prioritas dengan mengatur bit pada SFR yang

bernama IP (interrupt priority). Interupsi dengan prioritas rendah (low

priority) dapat diinterupsi oleh interupsi yang memiliki prioritas lebih tinggi
15

(high priority), tetapi tidak dapat diinterupsi oeh interupsi yang memiliki

prioritas lebih rendah. Interupsi yang memiliki prioritas tertinggi tidak dapat

diinterupsi oleh sumber interupsi lainnya.

Jika dua permintaan interupsi dengan tingkat prioritas yang berbeda

diterima secara bersamaan, permintaan interupsi dengan prioritas tertinggi yang

akan dilayani. Jika permintaan interupsi dengan prioritas yang sama diterima

bersamaan, akan dilakukan poling untuk menentukan mana yang akan dilayani.

A.7. Special Function Register (SFR)

SFR berisi register-register dengan fungsi tertentu. Masing-masing register

ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :


16

Tabel 2.2
Special Function Register (SFR)
Simbol Nama Alamat
ACC Akumulator E0H
B B Register F0H
PSW Program Status Word D0H
SP Stack Pointer 81H
DPTR Data Pointer 16 bit
DPL Byte rendah 82H
DPH Byte tinggi 83H
P0 Port 0 80H
P1 Port 1 90H
P2 Port 2 A0H
P3 Port 3 B0H
IP Interrupt Priority Control B8H
IE Interrupt Enable Control A8H
TMOD Timer/Counter Mode Control 89H
TCON Timer/Counter Control 88H
TH0 Timer/Counter 0 High byte 8CH
TL0 Timer/Counter 0 Low byte 8AH
TH1 Timer/Counter 1 High byte 8DH
TL1 Timer/Counter 0 Low byte 8BH
SCON Serial Control 98H
SBUF Serial Data Buffer 99H
PCON Power Control 87H

A.8. Program Status Word (PSW)

Program Status Word berisi beberapa bit status yang mencerminkan

keadaan mikrokontroler.

Tabel 2.3
Bit-bit dalam Program Status Word (PSW)
Simbol Posisi Fungsi / Arti
CY PSW.7 Carry flag.
AC PSW.6 Auxiliary carry flag.
F0 PSW.5 Flag 0 untuk kegunaan umum.
RS1 PSW.4 Bit pemilih bank register.
RS0 PSW.3 Bit pemilih bank register.
OV PSW.2 Overflow flag.
17

- PSW.1 Flag didefinisikan oleh pemakai.


P PSW.0 Parity flag. Set/clear oleh perangkat
keras setiap siklus instruksi untuk
menunjukkan jumlah bit 1 dalam
akumulator, ganjil atau genap.

A.9. Port Serial RS-232

Mikrokontroler 8031 juga dilengkapi dengan port serial. Port serial ini

memungkinkan kita mengirim data dalam format serial.

Apabila hendak menghubungkan mikrokontroler 8031 dengan PC

(komputer pribadi) melalui port serial, level TTL harus diubah menjadi level

RS232. Untuk keperluan ini dapat digunakan IC MAX 232. Hubungannya

diperlihatkan pada gambar (2.8).

Gambar 2.7
18

Pengubah Level TTL ke RS 232 dengan IC MAX 232

Port serial dalam mikrokontroler 8031 memiliki sifat full duplex, yang

berarti dapat mengirim dan menerima data secara bersamaan.

A.9.a. Register pada port serial

Register pada port serial ada dua buah yaitu :

1. Register penerima dan pengirim pada port serial diakses pada SBUF (serial

buffer).

2. Register pengontrol kerja serial ini adalan SCON (serial control).

A.9.b. Baud Rate

- Port serial pada mode 0 mempunyai baud rate yang tetap, yaitu 1/12 dari

frekuensi osilator. Untuk menjalankan dalam mode ini tidak ada timer/counter

yang dibutuhkan untuk penyetelan. Hanya register SCON yang diperlukan.

- Port serial pada mode 1 memiliki baud rate yang dapat diubah. Baud rate

dapat dihasilkan oleh Timer 1. Untuk melakukan hal ini Timer 1 digunakan

dalam mode 2 (autoreload).

- Port serial pada mode 2 memiliki baud rate yang tetap, yaitu 1/32 atau 1/64

dari frekuensi osilator, tergantung pada nilai SMOD dalam register PCON.

Pada mode ini tidak ada timer yang digunakan. Bila SMOD=1 baud ratenya

1/32 frekuensi osilator. Bila SMOD=0 baud ratenya 1/64 frekuensi osilator.

- Port serial pada mode 3 memiliki baud rate yang dapat diatur seperti dalam

mode 1.
19

B. ROM (READ ONLY MEMORY)

ROM (Read Only Memory) merupakan memori yang hanya dapat dibaca.

Data dalam ROM tidak akan terhapus meskipun catu daya diputuskan (bersifat

nonvolatile). Karena sifatnya yang demikian, ROM digunakan untuk menyimpan

program.

Gambar 2.8

Contoh ROM 2716 dan 2764

Fungsi masing-masing pena EPROM adalah sebagai berikut :

Data Bus (D0…D7)

Pena-pena data bersifat dua arah (bidirectional), artinya dapat masuk ke EPROM

atau keluar dari EPROM. Pada saat EPROM dibaca data keluar, sedangkan pada

saat EPROM diprogram data masuk ke dalam EPROM.

Address Bus (A0…A10)

Pena-pena ini bersifat satu arah, yaitu hanya dapat masuk ke EPROM. Pena-pena

alamat digunakan untuk pengalamatan dalam EPROM. Sebagai contoh, apabila

semua pena alamat berlogika 0, alamat yang ditunjuk pada saat itu adalah 0000H.
20

sedangkan bila A0 berlogika 1 sementara lainnya berlogika 0, alamat yang

ditunjuk adalah 0001H.

CE

Pena ini digunakan untuk mengaktifkan (enable) EPROM atau untuk pulsa

pemrograman. Bila EPROM hendak dibaca, EPROM harus dibuat enable dulu

dengan memberi logika 0 pada pena ini. Bila EPROM hendak diprogram, pena ini

diberi pulsa tinggi selama 50 milidetik.

OE (Output Enable)

Pena ini diberi logika 0 bila EPROM hendak dibaca. Pada saat pemrograman,

pena ini diberi logika 1.

Vpp (Tegangan Pemrograman)

Pena ini dihubungkan dengan tegangan pemrograman. Besarnya tegangan

pemrograman ini tergantung pada EPROM yang bersangkutan. Tegangan

pemrograman ada yang 21 V dan ada pula yang 12,5 V. Namun akhir-akhir ini

kebanyakan EPROM memiliki tegangan pemrograman 12,5 V. Flash EPROM

memakai tegangan pemrograman sebesar 12 V. Untuk tegangan pemrograman ini

ada baiknya apabila digunakan regulator sehingga tegangan yang dihasilkan bisa

stabil.

Ada beberapa tipe ROM, diantaranya adalah ROM murni, PROM,

EPROM dan EAROM.

- ROM adalah memori yang sudah diprogram oleh pabrik.


21

- PROM dapat diprogram oleh pemakai, tetapi sekali diprogram tidak dapat

diprogram ulang.

- EPROM (Erasable Programmable Read Only Memory), yaitu PROM yang

dapat diprogram ulang. Sekali EPROM diprogram isinya akan tetap terjaga

walaupun daya padanya diputuskan.

Karena itu EPROM termasuk memori yang nonvolatile (tidak mudah

‘menguap’). Ini berbeda dengan RAM (Random Access Memory) yang isinya

dapat dibaca atau ditulisi kapan saja, tetapi isinya akan hilang bila catu daya

diputuskan. Karena itu RAM termasuk memori yang mudah ‘menguap’ atau

volatile.

Untuk menghapus EPROM diperlukan penghapus khusus yang

memancarkan sinar ultra violet (UV) dengan frekuensi tertentu dan juga dengan

intensitas tertentu. Untuk menghapus EPROM, pancarkan sinar UV pada jendela

EPROM selama 5-10 menit kita tidak boleh melihat sinar UV tersebut karena

dapat merusak mata.

EPROM yang baru dibeli isinya selalu FFH. Hal ini dikatakan bahwa

EPROM dalam keadaan kosong. Itu berarti isinya selalu berlogika 1.

Pemrograman adalah mengubah logika 1 tersebut menjadi logika 0. Bila logika 0

hendak diubah menjadi logika 1, EPROM tersebut harus diberi sinar UV. Karena

itu bila ada satu data saja yang salah, isi EPROM tersebut terpaksa harus dihapus

seluruhnya.

C. RAM (RANDOM ACCESS MEMORY)


22

RAM (Random Access Memory) adalah memori yang dapat dibaca atau

ditulisi. Data dalam RAM akan terhapus (bersifat volatile) bila catu daya

dihilangkan. Oleh karena sifat RAM yang volatile ini, maka program

mikroprosesor/mikrokontroler tidak disimpan dalam RAM. RAM hanya

digunakan untuk menyimpan data sementara, yaitu data yang tidak begitu vital

bila hilang akibat aliran data terputus.

Ada dua teknologi yang dipakai untuk membuat RAM, yaitu :

- RAM statik

- RAM dinamik

Dalam RAM statik, satu bit informasi disimpan dalam sebuah flip-flop.

RAM statik ini tidak memerlukan penyegar dan penanganannya juga tidak terlalu

rumit. Isi RAM tetap tersimpan selama daya diberikan. Dua contoh RAM statik

adalah 6116 dan 6264 yang masing-masing berkapasitas 2 Kb dan 8 Kb.

Gambar 2.9

RAM statik 6116 (2 Kb) dan 6264 (8 Kb)

RAM dinamik menyimpan bit informasi sebagai muatan. Sel memori

elementer dibuat dari kapasitansi gerbang-substrat transistor MOS. Keuntungan


23

RAM dinamik adalah sel-sel memori yang lebih kecil sehingga memerlukan

tempat yang lebih sempit, sehingga kapasitas RAM dinamik menjadi lebih besar

dibandingkan dengan RAM statik. Contoh RAM dinamik adalah 4116 yang

berkapasitas 16384 x 1 bit.

Kerugian penggunaan RAM dinamik adalah bertambahnya kerumitan

pada papan memori. Karena diperlukannya rangkaian untuk proses penyegaran

(refresh). Proses penyegaran untuk kapasitor ini dilakukan setiap 1 atau 2

milidetik.
24

D. RANGKAIAN MIKROKONTROLER 8031

Mikrokontroler 8031 merupakan komponen utama dari rangkaian

pengontrol dan sebagai unit pemroses sentral dengan tegangan supply 5V DC.

Jenis mikrokontroler dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Yang perlu

diperhatikan adalah kecepatan (speed) dari mikrokontroler harus disesuaikan

dengan nilai kristal (XTAL) yang digunakan. Dalam perencanaan ini

menggunakan mikrokontroler 8031 AH, sehingga kristal yang digunakan

mempunyai kecepatan 11,059 MHz (mendekati kurang dari 12 MHz).

Mikrokontroler 8031 ini dirancang untuk menggunakan ROM luar sebagai

tempat menyimpan perangkat lunaknya.

Oleh karena itu port 0 akan digunakan sebagai bus alamat dan data yang

akan dihubungkan dengan ROM luar. Port ini dihubungkan dengan latch alamat

(IC 74LS573) karena penggunaannya bergantian dengan Bus Data. Port 0

memultipleks alamat dan data. Port ini mengirimkan byte bawah dari program

counter sebagai suatu alamat dan kemudian port ini akan berada dalam keadaan

mengambang menunggu datangnya kode byte dari memori program. Selama

waktu byte bawah dari program counter sah (valid) pada port 0, sinyal ALE

dikirimkan sehingga byte bawah program counter akan di latch.

Sementara itu port 2 juga digunakan untuk menghubungi EPROM, yaitu

sebagai bus data dan bus alamat. Port 2 mengirimkan byte atas program counter.

Baru kemudian PSEN mengirimkan sinyal ke EPROM untuk dapat dibaca kode

bytenya oleh mikrokontroler.


25

Sedangkan port 1 berfungsi untuk menghubungkan antara mikrokontroler

8031 dengan peralatan pendukung yaitu pembaca kode kartu, pembaca tombol

password dan pengendali peralatan mekanik kunci pintu serta pemberi tanda

penerimaan pembacaan tombol.


26

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Mikrokontroler 8031 merupakan komponen utama dari rangkaian

pengontrol dan sebagai unit pemroses sentral dengan tegangan supply 5 V

DC.

2. Mikrokontroler 8031 dapat digunakan untuk pengaman ruangan/pintu

dengan menggunakan rangkaian interface sebagai peralatan masukan atau

keluaran (I/O) misalnya yang berhubungan dengan penggerak mekanik

pintu ruangan.
27

MEMANFAATKAN MIKROKONTROLER 8031


UNTUK PENGAMAN RUANGAN

Oleh :
RETNO AMBARING TYAS
No. Reg. 96510041

TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2000

Anda mungkin juga menyukai