Anda di halaman 1dari 4

Antropologi

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas
tentang umat manusia (David Hunter dikutip oleh Marzali, 2005:41).
Menuru Siregar (2008:1), antropologi adalah semua hal tentang manusia, dan
merupakan tanggung jawab antropologi untuk menjelaskan semua cerita tentang
manusia, dari segi yang baik maupun dari segi yang buruk. Antropologi tidak hanya
terpaku pada sebagian kelompok orang tetapi mencakup semua manusia, bukan hanya
dari satu aspek melainkan dari segala aspek (http://yuniawan.blog.unair.ac.id/
files/2008/03/antokebud.pdf, tanggal 20 April 2011).
Secara etimologi, antropologi berasal dari dua kata, yaitu Antrop dan Logos.
Antrop berarti manusia, sedangkan Logos berarti kajian, diskusi, atau ilmu. Ilmu
pengetahuan antropologi mengkaji manusia dalam bermasyarakat, berperilaku dan
berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri. Objek dari antropologi
adalah manusia di dalam suatu masyarakat suku bangsa, kebudyaan, dan perilakunya
(Definisi/Pengertian Antropologi, Objek, Tujuan, dan Cabang Ilmu Antropologi”,
diakses dari http://organisasi.org/definisi-pengertian-antropologi-objek-tujuan-dan-
cabang-ilmu-antropologi, tanggal 20 April 2011)
Antropologi dapat dipandang ilmiah karena kajian ini meliputi kegiatan
akumulasi pengetahuan yang sistem dan dapat dipercaya mengenai suatu aspek
universal yang dilaksanakan melalui pengamatan empiris dan diinterpretasi dalam
konteks antar hubungan konsep-konsep yang lebih disukai bagi pengamatan empiris
(Fedyani S., 2005:15).
Antropologi mempelajari manusia dan segala aspeknya. Antropologi berperan
memecahkan masalah manusia yang berkaitan dengan pembangunan. Antropologi
dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh untuk membuat kebijakan pada suatu
permasalahan pada pembangunan Indonesia dan ikut serta dalam perencanaan
program pemerintah (Marzali, 2005:42)
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, yang berusaha menyusun
generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk
memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia (William A.
Haviland dikutip Claude, 2005:34).
Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi
keanekaragaman budaya fisik dan non-fisik, serta kebudayaan yang dihasilkannya
hingga menimbulkan perbedaan-perbedaan pada sekelompok manusia satu dengan
lainnya (Koentjaraningrat, 2005)
Menurut Syam (2007:2), antropologi merupakan gabungan dua konsep, yaitu
antropos yang berarti manusia dan logos ialah ilmu. Artinya, ilmu yang mempelajari
tentang aspek manusia.
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu (Sutardi dan Budiasih, 2010:180).
Antropologi adalah ilmu tentang manusia dan kebudayaannya (Keraf dan
Dua, 2010:13).
Antropologi (anthropology) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari
manusia dan aktivitas-aktivitas mereka (Robbin dan Judge, 2008:16).

Kebudayaan:
Emile Durkheim dikutip (Ihroni, 2006:26), kultur adalah sekelompok
masyarakat yang menganut sekumpulan simbol-simbol yang mengikat di dalam
sebuah masyarakat untuk diterapkan, ia menekankan bahwa kebudayaan adalah
sesuatu yang berada di luar kemanusiaan kita.
A.L. Kroeber (1878-1960) mendefmiskan bahwa kultur merupakan hasil dari
sebuah sejarah-sejarah khusus urnat manusia yang melewatinya secara bersarnwsarna
dalam kelompoknya (Hak, 2009 dalam
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/61107787.pdf., diakses tanggal 20 April
2011).
Koentjaraningrat (2005:19), kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil
budi pekertinya.
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Tugiman, 2009:6—7).
Ward H. Goodenogh dikutip Syam (2007:52) menjelaskan kebudayaan adalah
kebudayaan suatu masyarakat yang terdiri dari apa pun yang harus diketahui atau
dipercayai untuk dapat berfungsi sedemikian rupa sehingga dianggap pantas oleh
anggota-anggotanya.
Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks yang di dalamnya meliputi
pengetahuan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan setiap kemampuan atau kebiasaan
yang dilakukan oleh seseorang sebagai anggota suatu masyarakat (Liliweri, 2005:11).
Kebudayaan adalah pedoman bagi kehidupan masyarakat yang diyakini
kebenarannya oleh masyarakat tersebut (Suparlan dikutip Syam, 2005:16).

EB Taylor, 1832 –1917


Kebudayaan adalah keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
seni, moral, hukum, adapt, serta kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh
manusia sebagai anggota masyarakat.

Ki Hajar Dewantara, 1889-1959


Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan
hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan
penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya
bersifat tertib dan damai.
Robert H Lowie, 1883-1957
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari masyarakat,
mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma artistic, kebiasaan makan,
keahlian yang diperoleh bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan
warisan masa lampau yang didapat melalui pendidikan formal atau informal.

Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman
sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan
diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie
Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang
sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang
masyarakat.
Soiologi adalah ilmu tentang kehidupan bermasyarakat (Keraf dan Dua,
2010:13)

Pustaka

Claude, Levi -Strauss. 2005. Antropologi Struktural. Yogyakarta: Kreasi Wacana.


Dananjaya, James. 2005. Antropologi Psikologi. Jakarta: Kajian Budaya Indonesia.
Fathoni, Abdurrahmad. 2006. Antropologi Sosial Budaya: Suatu Pengantar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Hak, Pendais. 2009. “Pengelolaan Sekolah Berbasis Pendidikan Multikultural” Karya
Ilmiah dalam http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/61107787.pdf., diakses
tanggal 20 April 2011
Ihromi, T.O.. 2006. Pokok-Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia ( YOI ).
Jurnal Antropologi Papua, Vol. 1, No. 1, Agustus 2002
Keraf, A. Sony dan Mikhael Dua. 2010. IlmuPengetahuan Sebuah Tinjauan
Filosofis. Yogyakarta: Kanisius.
Koentjaraningrat, 2005. Pengantar Antropologi. PT. Rineka Cipta.
Liliweri, Alo. 2005. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:
LkiS.
Marzali, Amri.2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia, Kencana, Jakarta
Robbin, Stephen P. dan Tomothy A. Judge. 2008. Buku 1: Perilaku Organisasi
(Organization Behavior). Penerjemah: Diana Angelina, Ria Cahyani, dan
Abdul Rosyid. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologoi Kontemporer: “Suatu Pengantar
Kritis Mengenai Paradigma”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Siregar, Leonard. 2008. “Antropologi dan Konsep Kebudayaan”, Blog UNAIR,
diakses dari http://yuniawan.blog.unair.ac.id/files/2008/03/antokebud.pdf,
tanggal 20 April 2011
Sutardi, Ahmad dan Endang Budiasih. 2010. Pareto Plus: Mahasiswa Tidak Memble
Siap Ambil Akih Kekuasaan Nasional. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Kompas Gramedia.
Syam, Nur. 2005. Islam Pesisir. Yogyakarta: LkiS.
Syam, Nur. 2007. Madzhab-Madzhab Antropologi. Yogyakarta: LkiS.
Tugiman, Hiro. 2009. Budaya Jawa & Mundurnya Presiden Soeharto. Yogyakarta:
Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai