Top Down Fully Distributed Cost menggunakan pendekatan akuntansi di mana keseluruhan
biaya yang terjadi dalam kegiatan produksi / jasa, dialokasikan di seluruh kegiatan /
layanan. Secara keseluruhan biaya yang dialokasikan akan meliputi bagian dari biaya umum
tetap ,semua biaya langsung, serta biaya tidak langsung.
Top-down menggunakan pendekatan secara umum dikaitkan dengan biaya historis. Mulai
dari biaya keseluruhan, kemudian dikelompokkan sesuai unsur-unsur pembentuk pelayanan
yang diberikan, sesuai dengan model layanan, melalui driver biaya dan tanpa
memperhitungkan jumlah pelayanan yang diberikan.
2. Jelaskan dan berikan keuntungan dan kerugian untuk masing-masing metode Pembebanan
interkoneksi berikut :
2
b. Historical Accounting Costs
Pungutan tariff mengacu pada rekaman data accounting dari operator yang
menyediakan layanan dan fasilitas interkoneksi. Kurang efisien, selain itu, rekap
akuntansi sering salah mengutarakan nilai riil aktiva yang berdasarkan
kebijakan akuntansi yang subjektif dan politis terhadap keputusan investasi
Biasanya diperlukan pengkajian untuk menetapkan / mengalokasikan
membukukan biaya untuk fasilitas dan layanan interkoneksi.
d. Revenue Sharing
Besaran tarif interkoneksi dibayar berdasarkan konsep bagi hasil antara pemain
baru dengan incumbent. Dalam beberapa pengaturan pembagian pendapatan,
tidak ada biaya tambahan yang dibayarkan antara operator interkoneksi untuk
terminasi dari masing-masing lain lalu lintas. Sedangkan pada kasus lainnya,
biaya tambahan yang berlaku untuk biaya interkoneksi langsung (misalnya link
transmisi, interface interkoneksi). Umumnya dianggap non-transparan
Berpotensi tidak efisien dan kompetitif anti (yaitu ketika pendapatan berlebihan
saham dibayar).
3
3. Ada beberapa pendekatan cost interconnection , sebutkan 3 pendekatan perhitungan cost
interconnection yg anda ketahui berikut keuntungan dari masing-masing pendekatan tsb,
menurut saudara pendekatan yg mana yg paling baik
1. Revenue sharing
- Pendekatan ini mudah dimengerti, namun memerlukan mekanisme charging
interkoneksi yang bervariasi sesuai call scenario yang terjadi.
2. Cost based
Pendekatan ini paling adil terutama pada industri yang semakin kompetitif dan
merupakan pilihan terbaik dari sudut pandang ekonomi, penyelenggara membayar tarif
interkoneksi sebesar biaya yang relevan.
Keuntungan :
o Sinyal harga yang benar utk kompetisi efektif
3. Capacity based
Pendekatan ini juga sederhana terutama karena chargingnya tidak rumit, namun untuk
menentukan level harga diperlukan perhitungan yang seksama agar mendapatkan hasil
yang optimal (biasanya penyelenggara telah memiliki historical record mengenai traffic
pattern). Pendekatan ini populer seiring peningkatan layanan broadband dan volume
trafik data. Keuntungannya sederhana. Pendekatan yang terbaik terutama pada industry
yang semakin kompetitif dan merupakan pilihan yang adl dari sudut pandang ekonomi,
penyelenggara membayar tariff interkoneksi sebesar biaya yang relevan sehingga
diperoleh standar yang efektif.
4
4. Dalam Cost based dikenal model Top Down dan Bottom Up, apa beda dan plus minus
masing-masing model tsb. Jelaskan !
Top Down : Menggunakan laporan akuntasi penyelenggara sebagai starting point, yang
merefleksikan biaya aktual dalam menyediakan dan memelihara kapasitas eksisting (general
ledger/GL sebagai sumber utama ditambah data operasional terkait)
PLUS
– Menunjukkan biaya aktual operasi untuk kondisi pasar nasional.
Bottom Up: Didasari dari disain „engineering model‟ dari jaringan penyelenggara yang
efisien, yang dapat dilakukan secara :
– Greenfield network topology -> disain dari nol
– Scorched node network topology -> dimulai dari memetakan node2 jaringan eksisting
PLUS
– Kerjasama dengan penyelenggara minim terutama untuk data (dan tidak ada
masalah dengan kerahasiaan data)
5
5. Bertepatan hari kebangkitan nasional yang lalu, Presiden SBY telah meresmikan kick off
program Universal Service Obligation, sebagai tanda dimulainya penggelaran akses
telekomunikasi dan informatika di 24. 056 desa, Apa yang anda ketahui tentang USO ?
Jelaskan Benefit & Cost analisis anda tentang “Fund” dalam menangani USO tsb.
USO atau Universal Service Obligation atau dalam PP 52/2000 disebut Kewajiban Pelayanan
Umum (KPU) merupakan kewajiban pemerintah untuk men-subsidi publik
• Definisi umum :
“making basic telephony services available to all at an affordable price”
Dari sisi profitablitas, operator berkewajiban menyediakan ADC untuk daerah tadi dan
memperoleh US funds untuk melayani USO.
6. Pelaksanaan Kliring Trafik Telekomunikasi saat ini masih belum menemukan pola yang dapat
disepakati oleh semua pihak, apa dampak yang akan terjadi menurut saudara, serta apa
saran saudara untuk menanggulangi masalah ini.
Belum adanya satu pola universal yang disetujui dan diaplikasikan oleh seluruh pihak terkait
menyebabkan pihak yang melakukan sistem otomatisasi kliring interkoneks (SOKI) dengan
banyak operator akan mengalami masalah dalam penghitungan trafik dan biaya
interkoneksi, yang berujung pada inefisiensi. Di samping itu, sering terjadi perbedaan antara
jumlah data trafik interkoneksi antar operator satu dengan operator lainnya dapat
membutuhkan waktu yang lama, dengan perbedaan jumlah data trafik interkoneksi
seringkali menguntungkan operator incumbent karena memiliki posisi tawar yang kuat,
6
sistem SOKI ini juga lambat dan tidak cocok diterapkan karena melibatkan operator
incumbent yang melakukan pengoperasian sistem tersebut.
7. Akhir2 ini, SMS gratis banyak diterapkan oleh beberapa Operator sebagai upaya pemasaran
dalam rangka mengakuisi pelanggan baru. Impelementasi SMS gratis menjadi permasalahan
dalam interkoneksi karena penerapannya tidak dibatasi hanya pada trafik sms on net, tetapi
mencakup off net atau melibatkan network operator lain. Saudara tau bahwa saat ini, untuk
interkoneksi SMS diberlakukan Sender Keep All (SKA). Apabila saudara ditunjuk sebagai GM
Marketing Telkomsel, yang memiliki jumlah pelanggan terbesar, apakah saudara setuju
diberlakukannya settlement Interkoneksi SMS? Berikan penjelasan dan alasan singkat
mencakup
a. Latar belakang atau tujuan penerapan SMS gratis ditengah implementasi SKA untuk
Interkoneksi SMS
Latar belakang penerapan sms gratis tidak bisa dipungkiri didasarkan pada
persaingan industry telekomunikasi yang semakin ketat, merupakan strategi
marketing. System SKA, secara tidak langsung dijadikan senjata oleh para provider
untuk menjaring pelanggan baru. Implementasi SKA membuat para pemanggil
memungut biaya percakapan, dan penerima tidak memperoleh revenue. Artinya
dalam industry telekomunikasi saat ini para provider non incumbent leluasa
menyerang operator incumbent, sedangkan operator incumbent tidak bisa
membarikadenya karena hukum interkoneksi.
b. Permasalahan apa yang dihadapi operator besar seperti Telkomsel atas penerapan
SKA untuk Interkoneksi SMS.
Permasalah yang timbul adalah operator incumbent seakan memberi jalan pada
operator lain mendesak pasar mereka. Trafik kanal para operator incumbent
seringkali dipenuhi operator lain dan para operator incumbent tidak mendapatkan
kompensasi apapun untuk layanan ini.
7
8. Dalam industri Telekomunikasi, maka kunci untuk memenangkan kompetisi salah satunya
adalah Efisiensi. Apakah saudara setuju dengan pernyataan tersebut, berikan penjelasan
ringkas yang menggambarkan sebuah siklus atau mata rantai (dimulai dari efisiensi
investasi/capex, pricing, akuisisi pelanggan, revenue dan laba perusahaan)?
8
Terminating Cost Flexi = Rp 125/menit
Retail Price ISAT (end to end) = Rp. 2.250/menit
0229xx 041170xx
ESIA BDG Flexi Makasar
TLKM1 011 ISAT TLKM2
PERTANYAAN (Panggilan dari Esia Bandung ke Flexi Makasar, transit via Tlkm, Isat sbg Service
Provider) :
a. Operator mana yang akan melakukan penagihan kpd end user & berapa rupiah jumlah
tagihannya bila durasi percakapan (minute of use = 10menit)?
Yang menagih adalah ISAT dengan besar biaya Rp 22.500,-
b. Operator mana saja yang akan melakukan penagihan biaya interkoneksi dan berapa
jumlah tagihannya dan kepada operator mana harus ditagihkan?
Operator yang ditagihkan adalah ISAT, operator yg melakukan tagihan adalah TLKM1
dan ESIA
ISAT akan menagih ke ESIA sebesar Rp 5.000,-
TLKM akan menagih ke ESIA sebesar Rp 10.000,-
FLEXI Makassar akan menagih ke ESIA sebesar Rp 5.000,-
c. Apakah ISAT sebagai penyelenggara jasa (011) memperoleh margin laba kotor per menit,
berapa jumlahnya atas panggilan tsb?
Ya, ISAT memperoleh margin laba kotor sejumlah 22.500-10.000=12.500/100= Rp 125,-
per menit
9
10. Dalam suatu interkoneksi lokal dari Fixed ke Mobile, maka terdapat data-data sebagai berikut :
a. Sentral Lokal : Cost Rp. 6 Milyar, Trafik 100 Juta menit dengan distribusi trafik :
a. 1 LE : 32%
b. 2 LE : 33%
c. 3 LE : 30%
d. 4 LE : 5%
b. Transmisi Lokal : Cost Rp. 2 Milyar, Trafik 50 Juta menit dengan distribusi trafik :
a. 0 TRL : 32%
b. 1 TRL : 33%
c. 2 TRL : 30%
d. 3 TRL : 5%
c. Sentral Trunk : Cost Rp. 300 juta, Trafik 20 Juta menit dengan distribusi trafik
a. 1 TRK : 90%
b. 2 TRK : 10%
d. Transmisi jarak jauh : Cost Rp. 3 Milyar, Trafik 10 juta menit dengan distribusi trafik :
a. 0 TRJJ : 90%
b. 1 TRJJ : 10%
Pertanyaan :
a. Hitung Routing Factor Interkoneksi Lokal dari Fixed ke Mobile untuk elemen-elemen Sentral
Lokal, Transmisi Lokal, Sentral Trunk, dan Transmisi Jarak Jauh !
Perhitungan Routing Factor
(1) Sentral Lokal = (1 x 32%) + (2 x 33%) + (3 x 30%) + (4 x 5%) = 2.08
10
ii. Transmisi Lokal = Rp. 2 Milyar / 50 juta menit = Rp. 40 per menit
iii. Sentral Trunk = Rp. 300 juta / 20 juta menit = Rp. 15 per menit
iv. Transmisi Jarak Jauh = Rp. 3 Milyar / 10 juta menit = Rp. 300 per menit
(2) Tarif Interkoneksi Lokal dari Fixed ke Mobile
= (2.08 x Rp. 60 per menit) + (1.08 x Rp. 40 per menit) + (1.10 x Rp. 15 per
menit) + (0.10 x Rp. 300 per menit) = Rp. 214.5 per menit
11