RUANG 17
PEMICU
Seorang anak laki-laki umur 4 tahun dengan berat badan 15 kg dan tinggi badan
100 cm, datang dengan keluhan bengkak pada kedua mata sejak 3 hari SMRS
dan batuk beringus yang dialami penderita 2 minggu SMRS. Keluhan sesak
napas (-), muntah (-), air kencing berwarna kemerahan, BAB : normal
Pada pemeriksaan fisik didapati:
TD : 140/95 mmHG, nadi : 88 X/menit, reguler, Respirasi : 24X/menit, suhu
badan : 37°C
Kepala : oedema palpebra +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-
Thorax : jantung/paru dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal, hepar/lien tak teraba
Ekstremitas : hangat
Pada pemeriksaan laboratorium didapati:
Hb : 11 gr/dl Hematokrit : 34%
Lekosit : 6.500/mm³ Ureum : 45 gr/dl
Trombosit : 312.000/mm³ Kreatinin : 0,5 gr/dl
Urinalisis : eritrosit ++++, protein +, lekosit + Kreatinin : 0,5 gr/dl
Kata sulit:
Kata/kalimat kunci:
Anamnesis
Identitas:
Nama: Nino, Umur : 4 tahun, Jenis kelamin : laki-laki
Nama orang tua : Ibu Ani, Alamat: jln.mangga, No. 10
Umur orang tua : 35 tahun, Pendidikan/ pekerjaan: SMA/Pegawai negeri
Agama & suku bangsa : Kristen/Minahasa
Riwayat penyakit:Keluhan utama bengkak pada kedua mata
Riwayat perjalanan penyakit :Bengkak pada kedua mata sejak 3 hari SMRS,
Batuk beringus 2 minggu SMRS, Pernah dilakukan pengobatan terhadap batuk
beringus yang dialami penderita, BAK berwarna merah
Riwayat Penyakit yang pernah diderita:tidak ada (-)
Riwayat Kehamilan ibu: normal
Riwayat kelahiran : normal
Riwayat makanan
Riwayat imunisasi
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan : normal
Riwayat keluarga
Riwayat kebiasaan
Riwayat lingkungan
Pemeriksaan Fisik
Tensi darah : 140/95 mmHg
Nadi : 88X/menit, reguler
Respirasi : 24X/menit
Suhu badan :37°C
Kepala : oedema palpebra +/+, konjungtiva anemis
-/-, sklera ikterus -/-
Thorax : jantung dan paru dalam batas normal
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal,
hepar/lien tak teraba
Ekstremitas : hangat
Pemeriksaan laboratorium
Hb : 11 gr/dl
Lekosit : 6.500/mm³
Trombosit : 312.000/mm³
Hematokrit : 34%
Ureum : 45 gr/dl
Kreatinin : 0,5 gr/dl
Urinalisis : eritrosit ++++, protein +, lekosit +
DD
Glomerulonefritis kronik
Diagnosis
glomerulonefritis akut paska streptokokus
Manifestasi klinis
Hematuria
Edema
Hipertensi
Oliguria
Suhu badan, tidak berapa tinggi, tetapi dapat tinggi
sekali pada hari pertama
Meningkatnya kadar Ureum dan Kreatinan dalam darah
Gejala Gastrointestinal
Dapat berkembang menjadi ensefalopati atau gagal
jantung atau keduanya
Etiologi
75% timbul setelah infeksi saluran pernapasan atas, yg
disebabkan oleh Streptokokus beta hemolitikus grup A
tipe 1, 3, 4, 12, 18, 25, 49. sedangkan tipe 2, 49, 55, 56,
57, dan 60 menyebabkan infeksi kulit 8-14 hari setelah
infeksi streptokokus, timbul gejala klinis.
Resiko terjadinya glomerulonefritis akut paska
streptokokus 10-15% karena infeksi streptokokus beta
hemolitikus
patogenesis
Adanya periode laten antara infeksi stretokokok dgn gambaran
klinis dari kerusakan glomerulus menunjukan bahwa proses
imunologi memegang peranan penting dlm patogenesis
glomerulonefritis.
Antibodi bereaksi dgn antigen yg beredar dlm darah &
komplemen untuk membentuk circulating immune complexes.
Perbandingan antigen dgn antibodi→20:1
Antigen bukan berasal dari Glomerulus
Kompleks imun dlm jumlah yg banyak→menempel/melekat
pd kapiler glomeruli→proses kerusakan → aktifasi sistem
komplemen, reaksi peradangan, dan mikrokoagulasi
Penatalaksanaan
Farmakologi
Non-farmakologi
Pemberian penisilin, pemberian Istirahat mutlak selama 3-4 minggu
penisilin ini hanya dianjurkan Makanan. Pada fase akut diberikan
Untuk 10 Hari. Pemberian penisilin
makanan rendah protein (1
dapat dikombinasi dengan
g/kgbb/hari) dan rendah garam (1
amoksislin 50 mg/kg BB dibagi 3
dosis selama 10 hari. Jika alergi
g/hari). Makanan lunak diberikan
terhadap golongan penisilin, diganti pada penderita dengan suhu tinggi
dengan eritromisin 30 mg/kg dan makanan biasa bila suhu telah
BB/hari dibagi 3 dosis. normal kembali.
Pegobatan pada hipertensi Bila anuria berlangsung lama (5-7
diberikan Captopril 0,3-2 hari), maka ureum harus dikeluarkan
mg/kgBB/hr. dari dalam darah dengan beberapa
Diuretika kongesti cara misalnya dialisis pertonium,
sirkulasi/hipertensi Furosemida hemodialisis, bilasan lambung dan
2-4 mg/kgBB/hr (oral), atau 1-2 usus (tindakan ini kurang efektif,
mg/kgBB/hr (IV) tranfusi tukar).
komplikasi
Gomerulonefritis kronik
Gagal ginjal akut
Gangguan sirkulasi : dispnea, ortopnea, terdapatnya
ronkhi basah, pembesaran jantung dan meningginya
tekanan darah
Anemia : karena adanya hipovolemia disamping
sintesis eritropoetik yang menurun.
prognosis
95% dapat sembuh dengan sempurna
2% meninggal selama fase akut
2% menjadi GGK
Epidemiologi
GNAPS dapat terjadi pada semua kelompok umur,
namun tersering pada umur 5-15 tahun, dan jarang
terjadi pada bayi. Perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah 2:1. Diduga ada faktor resiko yang
berhubungan dengan umur dan jenis kelamin. Suku
atau ras tidak berhubungan dengan prevelansi
penyakit ini, tapi kemungkinan prevalensi meningkat
pada orang yang sosial ekonominya rendah, sehingga
lingkungan tempat tinggalnya tidak sehat.
Preventif dan Edukasi
Tidak ada cara untuk mencegah penyakit ini, adapun
beberapa langkah yg mungkin bermanfaat:
Untuk mencegah infeksi yg dapat menyebabkan
beberapa bentuk glomerulonefritis seperti HIV dan
hepatitis, hindari seks bebas dan menghindari
penggunaan narkoba suntikan
Kontrol tekanan darah, untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan ginjal dan hipertensi
Kontrol gula darah, untuk mencegah nefropati
diabetes
Klasifikasi hipertensi
Hipertensi bermakna : 70 sistolik dan diastolik antara
95-99 persentil menurut umur dan jenis kelamin
Hipertensi berat : tekanan darah sistolik dan
diastolik menetap pada atau diatas 99 persentil
menurut umur dan jenis kelamin
THANK YOU