Anda di halaman 1dari 2

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 23

Dasar Pengenaan Pajak PPh Pasal 23


(UU Nomor 36 Tahun 2008)

Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan dalam penghitungan PPh Pasal


23 ada 2 macam, yaitu :
1.       Jumlah penghasilan bruto
Penghasilan yang diterima Wajib Pajak dalam menjalankan kegiatannya
tanpa ada pengurangan biaya-biaya.
2.       Perkiraan penghasilan neto
Persentase tertentu yang besarnya telah tercantum di dalam peraturan
perpajakan. PPh Pasal 23 yang dihitung berdasarkan perkiraan
penghasilan neto diperoleh melalui perkalian antara persentase tertentu
dengan penghasilan bruto.

Contoh :
Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk penghasilan sehubungan
dengan jasa komputer ditetapkan sebesar 30% dari penghasilan bruto.
Apabila penghasilan bruto sebesar Rp 350.000,- maka PPh Pasal 23
terhutang adalah Rp 15.750,- (Rp 350.000,- x 30% x 15%).

Dasar Pengenaan PPh Pasal 23

Dasar Pengenaan Pajak yang digunakan dalam penghitungan PPh Pasal 23 ada 2 macam, yaitu :

1. Jumlah penghasilan bruto


Penghasilan yang diterima Wajib Pajak dalam menjalankan kegiatannya tanpa ada
pengurangan biaya-biaya.

2. Perkiraan penghasilan neto


Persentase tertentu yang besarnya telah tercantum di dalam peraturan perpajakan. PPh
Pasal 23 yang dihitung berdasarkan perkiraan penghasilan neto diperoleh melalui
perkalian antara persentase tertentu dengan penghasilan bruto.

Contoh :
Besarnya perkiraan penghasilan neto untuk penghasilan sehubungan dengan jasa
komputer ditetapkan sebesar 40% dari penghasilan bruto. Apabila penghasilan bruto
sebesar Rp 350.000,- maka PPh Pasal 23 terhutang adalah Rp 21.000,- (Rp 350.000,- x
40% x 15%).

Anda mungkin juga menyukai