1. Pengantar,
APBD tahun 2006 pemerintah provinsi Jawa Timur telah selesai
disusun dan disetujui oleh DPRD Provinsi. Namun dikhabarkan
masih dalam proses untuk mendapatkan persetujuan dari
Departemen Dalam Negeri RI, sebelum dapat dilaksanakan.
Dilihat dari kerangka waktu, seharusnya APBD tersebut sudah
dapat di implementasikan sejak tanggal 2 Januari 2006, sesuai
dengan bunyi pasal 179 Undang-Undang 32/2004. Proses
(keputusan) birokrasi pemerintah pusat sangat menghambat
pelaksanaan implementasi APBD ini.
1
Statistik kemiskinan memperkirakan jumlah keluarga miskin
(KK Gakin) telah bertambah menjadi 2,9 juta KK atau sekitar 11
juta jiwa penduduk Jawa Timur.
3. RAPBD 2006
Dari RAPBD 2006 diperoleh angka perencanaan pembelanjaan
provinsi sebagai berikut :
Uraian Jumlah %
Jumlah Pendapatan Rp. 4.199.860.312.851,00
Belanja Aparatur Rp. 1.550.886.086.990,00 38,18
Belanja Publik Rp. 2.508.345.997.861,00 61,81
Jumlah Belanja Rp. 4.059.232.084.851,00
Surplus Rp. 140.628.228.000,00
4. Kesimpulan,
APBD 2006 sudah disetujui oleh DPRD dan diajukan ke
Departemen Dalam Negeri RI untuk disetujui. Hal ini
berarti peluang untuk merealokasi pos-pos pembelanjaan
strategis untuk penanggulangan kemiskinan sudah akan
segera di implementasikan sesuai dengan peruntukan
sebagaimana tertuang dalam rincian APBD 2006.
Peluang untuk memperbaiki diharapkan bisa dilakukan
pada masa perubahan APBD (PAK) yang biasanya
dilakukan pada pertengahan tahun.
Pada kesempatan itu sebaiknya dirumuskan lagi strategi
pembelanjaan (posting) dengan memfokuskan pada
program yang secara langsung memberikan dampak
penanggulangan kemiskinan melalui program perbaikan
atau pengadaan infrastruktur pedesaan.
Program penanggulangan kemiskinan melalui program
padat karya yang dikaitkan dengan program perbaikan
atau pengadaan infrastruktur pedesaan diharapkan akan
sangat membantu pemberdayaan masyarakat petani,
nelayan di pedesaan yang merupakan golongan
masyarakat termiskin (paling menderita akibat kenaikan
harga BBM) dalam strata distribusi pendapatan penduduk
Jawa Timur.
Demi menjamin tercapainya tujuan APBD 2006 sebagai
APBD bernuansa penanggulangan kemiskinan, perlu
dilakukan pengawasan preventif (pencegahan) terhadap
kemungkinan kebocoran atau penyalahgunaan anggaran,
pemeriksaan investigatif dan tindakan represif jika
terbukti terjadi pelanggaran.