Bahan Tes Lisan IA
Bahan Tes Lisan IA
Biaya yang harus dibayar besar jika salah pengambilan keputusan (pengolahan
data salah)
Inherent business risk dapat diindikasikan dari risiko yang melekat pada aktivitas
bisnis perusahaan yang dapat diklasifikasikan atas low, medium & high. Control risk
juga dapat diklasifikasikan atas low, medium & high.
Risk audit matrix.
Departemen Internal Audit dapat menyusun risk audit matrix atas obyek-obyek yang
akan diaudit bedasarkan atas besarnya risiko / Magnitude of Risk (M) dan frekuensi
risiko / Frequency of Risk (F). Ilustrasi dari risk audit matrix dapat dibuatkan tabel
sebagai berikut :
PENDETEKSIAN FRAUD
Korupsi
Sebagian besar kecurangan ini dapat dideteksi melalui keluhan rekan
kerja yang jujur atau pemasok yang tidak puas dan menyampaikan
komplain keperusahaan. Atas sangkaan terjadinya kecurangan ini
kemudian dapat dilakukan analisis terhadap tersangka atau
transaksinya.
CONTOH KASUS
PermataBank merupakan bank hasil merger dari lima bank nasional pada dua
tahun yang lalu sekarang dikelola oleh 7 orang anggota BOC dan 8 orang anggota
BOD. Bank ini telah dengan sukses melakukan proses merger dan membukukan laba
usaha pada akhir Desember 2003 sekitar Rp. 558,1 Milyar, naik pesat dibandingkan
dengan jumlah kerugian pada tahun pertama setelah merger. Pada saat ini managemen
Bank sedang malakukan proses divestasi, agar dapat menjadi “bank fokus” yang kuat di
tanah air.
Proses seleksi keanggotaan BOC dan BOD pada tahap awal dilakukan
sepenuhnya oleh Pemerintah (BPPN dan BI) dengan memperhatikan masukan-
masukan dari pihak terkait. Pemerintah dalam mencari dan menetapkan susunan
jajaran BOC dan BOD memprioritaskan pada pentingnya para profesional dan
akademisi untuk mengawasi dan mengelola perusahaan ini. Dari tujuh anggota
komisaris yang terpilih, empat anggota termasuk President Komisaris adalah
Komisaris Independen. Mereka tidak memiliki afiliasi dengan pemegang saham
mayoritas, dalam hal ini Pemerintah Indonesia.
Seluruh anggota BOC dan BOC telah melakukan uji fit and proper test yang
dilakukan oleh Tim yang dibentuk oleh Bank Indonesia. Masa jabatan BOC adalah
sampai dengan penutupan RUPS tahunan yang kedua, dengan status pegawai
kontrakan. Remunerasi BOC ditetapkan oleh Pemegang Saham dan BOC mengusulkan
remunerasi Direksi pada RUPS Perseroan.
Dalam menjalankan tugasnya BOC dibantu oleh Komite Audit, Komite
Remunerasi dan Komite Nominasi.Di bawah Direksi telah dibentuk Komite Manajemen
Risiko yang merumuskan kebijakan, strategi dan sasaran dalam manajemen risiko,
kebijakan kredit, investasi dan persetujuan kredit.
Permata Bank telah memiliki Policy and Procedure Kebijakan: Good Corporate
Governanceyang siap dipakai di seluruh unit perusahaan pada tgl 22 Juni 2004. Manual
lainnya yang telah dikeluarkan adalah corporate internal audit manual, manual SDM,
treasury & international Banking , 9 (sembilan) manual tentang banking operation,
trade finance manual, corporate legal manual, corporate compliance manual, retail
credit manual, call center manual, credit card operations manual dan 13 (tiga belas)
manual dalam bidang akuntansi, keuangan, jaringan komputer dan teknologi sistemi
nformasi.
Dalam ketentuan tentang peran dan fungsi BOC, termasuk Komisaris
Independen, telah diatur kebijakan tentang Dewan Komisaris yang meliputi:
(a) Hak Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan atas kebijakan BOD;
memberikan persetujuan pada delapan butir ketentuan tentang pelepasan aset,
peminjaman uang dan menerima fasilitas kredit, mengeluarkan surat jaminan,
meminjamkan dan memberikan fasilitas kredit; dan memberikan saran-saran stratejik
atas pengelolaan perusahaan.
(b) Untuk melakukan pengawasan, memberikan nasihat, memberikan arah dan
persetujuan business plan, memberikan pandangan konstruktif atas proposal direksi
dan supervisi pencapaian target-target business plan.
TAMBAHAN
Manfaat ini dapat diperoleh karena adanya peraturan hubungan antar para stakeholders dan
pengawasan oleh Dewan Komisaris yang independen. Fungsi dan Tugas Dewan Komisaris dan
Komisaris Independen.
Fungsi Dewan Komisaris (Dekom) termasuk anggota Komisaris Independen adalah mencakup dua
peran sebagai berikut:
1. Mengawasi Direksi perusahaan dalam mencapai kinerja dalam business plan dan
memberikan nasehat kepada Direksi mengenai penyimpangan pengelolaan usaha yang tidak
sesuai dengan arah yang ingin dituju oleh perusahaan.
2. Memantau penerapan dan efektivitas dari praktek GCG.
Agar supaya fungsi dan tugas Dekom ini dapat berjalan dengan baik, maka perlu
dipastikan bahwa setiap kebijakan dan keputusan Dekom yang dikeluarkan tidak memihak
kepentingan BOD sebagai “agent” atau bias kepada “kepentingan pemilik”. Dalam hal ini
Komisaris Independen dapat berperan dalam untuk mewakili kepentingan pemegang saham
minoritas.
Dalam kaitannya dengan upaya menjalankan GCG di perusahaan seluruh Anggota
Komisaris atau Komisaris Independen perlu mengerti dan menjalankan tugasnya dengan
mengacu pada prinsip-prinsip GCG berikut ini:
1. Transparansi yang menunjukan kemampuan dari berbagai pihak pemegang
kepentingan terkait untuk melihat dan memahami proses dan acuan yang digunakan
dalam pengambilan keputusan dalam mengelola perusahaan. Disini perlu dibangun
berbagai sistem prosedur yang baku untuk ditaati dalam proses pengambilan
keputusan. Berkaitan dengan proses pengambilan keputusan penting yang berkaitan
dengan azas ini mencakup antara lain penunjukan komisaris dan direksi, remunerasi
komisaris dan direksi, kinerja komisaris dan direksi, hubungan dengan pihak
eksternal, trasaksi dengan pihak ketiga, dan penunjukan auditor.
2. Disclosure yang merupakan penyajian informasi kepada berbagai pihak pemegang
kepentingan mengenai berbagai hal-hal yang berkenaan dengan kinerja operasional,
keuangan dan risiko usaha perusahaan.
Pada tahap awal menerima tugas pekerjaannya, BOC dan BOD perlu memastikan
bahwa eksternal auditor, internal auditor dan Komite Audit mempunyai akses
terhadap informasi yang dimiliki perusahaan, dengan syarat kerahasiaan informasi
perusahaan ini tetap dijaga. Kemudian, pada tahap berikutnya, BOD perlu
menyampaikan laporan keuangan audited dan kinerja usaha kepada publik secara
rutin (RUPS, lembaga bursa, public expose, berita surat kabar). BOC dan BOD perlu
memberikan laporan corporate governance kepada pihak pemerintah atau badan
pengawas eksternal (Bank Indonesia, Bapepam, Kantor Meneg BUMN).
Perusahaan perlu juga menyampaikan pada publik sejauh mana tingkat kepatuhan
telah mereka jalankan, yang meliputi ketaatan pada peraturan dan Undang-Undang
yang berlaku, arahan pemerintah, peraturan perpajakan, prosedur standar akuntasi
serta standar operasional lainnya.
3. Akuntanbilitas yang berkaitan dengan pertanggungan jawab BOC dan BOD atas
keputusan manajerial dan hasil kinerja usaha yang dicapai, sesuai dengan wewenang
yang dilimpahkan dalam pelaksanaan tanggung jawab dalam mengelola perusahaan.
BOD dan BOC perlu menyampaikan laporan realisasi pencapaian kinerja usahanya
dikaitkan dengan pencapaian target-target usaha yang ditetapkan dalam business
plan dan menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit secara rutin dan tepat
waktu kepada publik. Bahkan untuk beberapa perusahaan laporan keuangan dan
kegiatan operasional disampaikan oleh BOD kepada BOC secara rutin dalam laporan
semesteran, triwulanan, atau bulanan.
4. Kemandirian yang menuntut pemilik perusahaan, BOD dan BOC dalam
menjalankan kegiatan usaha melepaskan diri dari berbagai pengaruh atau tekanan
yang berasal dari pihak tertentu yang dapat menggangu, merugikan, atau mengurangi
obyektifitas pengambilan keputusan.
Praktek-praktek kemandirian dapat meliputi kriteria seleksi anggota komisaris dan
anggota direksi, akses terhadap pendapat konsultan independen, proses alokasi
kredit, proses lelang, dan proses audit.
5. Keadilan, yang menjamin terselengaranya perlakuan adil pada para pihak pemegang
kepentingan, termasuk pemegang saham minoritas dan asing. Disamping perlakuan
adil ini diberikan kepada pihak tersebut diatas, maka perlu dijamin hal serupa akan
diberikan pada karyawan dan pegawai perusahaan serta kelompok masyarakat yang
bermukim di sekitar perusahaan. Beberapa perusahaan besar seperti halnya Citibank,
Kelompok Sampoerna dan perusahaan Coca-Cola dan Unilever bahkan telah
menjalankan berbagai bentuk social resposibility programs atau community
development yang dirasakan manfaatnya oleh kalangan eksternal di luar perusahaan.
Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris dapat membentuk berbagai komite yang
membantu fungsi Dewan Komisaris agar berjalan secara lebih efektif.
a. Komite audit memastikan terselenggaranya efektifitas dari pengendalian
intern, pelaksanaan tugas external auditor dan internal auditor.
b. Komite Nominasi yang menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi
anggota Komisaris dan Direksi dan eksektutif lainnya, merancang sistem
penilaian, dan memberikan rekomendasi tentang jumlah direksi dan
komisaris.
c. Komite Remunerasi yang menetapkan arahan dalam pennyusunan sistem
penggajian dan pemberian tunjangan serta rekomendasi atas penilaian sistem
remunerasi, pemberian saham, sistem pensiun dan kompensasi dalam kasus
pengurangan pegawai.
d. Komite Asuransi dan Resiko Usaha yang melakukan penilaian berkala dan
pemberian rekomendasi resiko usaha dan jenis serta jumlah asuransi.