Cover
Cover
KARYA ILMIAH
MEUTIA SARI
072401019
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM D-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATRA
MEDAN
2010
KARYA ILMIAH
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya
MEUTIA SARI
072401019
DEPARTEMEN KIMIA
PROGRAM D-3 KIMIA ANALIS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATRA
MEDAN
2010
Disetujui di
Medan, Juli 2010
Diketahui
Departemen KIMIA FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
MEUTIA SARI
072401019
Meutia Sari
ABSTRAK
Pengukuran kadar glukosa pada kentang rebus dan talas rebus sebagai pengganti nasi bagi
penderita diabetes dengan menggunakan metode Luff Schoorl. Monosakarida akan
mereduksikan CuO dalam larutan Luff menjadi Cu2O. Kelebihan CuO akan direduksikan
dengan KI berlebih, sehingga dilepaskan I2. I2 yang dibebaskan tersebut dititrasi dengan
larutan Na2S2O3. Pada dasarnya prinsip metode analisa yang digunakan adalah Iodometri
karena kita akan menganalisa I2 yang bebas untuk dijadikan dasar penetapan kadar.
Dimana proses iodometri adalah proses titrasi terhadap iodium (I2) bebas dalam larutan.
Apabila terdapat zat oksidator kuat (misal H2SO4) dalam larutannya yang bersifat netral
atau sedikit asam penambahan ion iodida berlebih akan membuat zat oksidator tersebut
tereduksi dan membebaskan I2 yang setara jumlahnya dengan banyaknya oksidator. I2
bebas ini selanjutnya akan dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 sehingga I2 akan
membentuk kompleks iod-amilum yang tidak larut dalam air. Oleh karena itu, jika dalam
suatu titrasi membutuhkan indikator amilum, maka penambahan amilum sebelum titik
ekivalen. Dari analisa yang dilakukan maka diperoleh kadar glukosa pada kentang rebus
yaitu : kentang (I) 10,4%, Kentang (II) 11,2% dan kentang (III) 10,3%. Sedangkan pada
talas rebus adalah : talas (I) 18,5%, talas (II) 18,85%, talas (III) 16,95% dan pada nasi
yaitu : nasi (I) 40,8%, nasi (II) 40,37%, nasi (III) 37,75%. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa kadar glukosa pada kentang rebus lebih rendah dibandingkan dengan nasi dan talas
sehingga kentang rebus layak dijadikan sebagai menu pengganti bagi penderita diabetes.
ABSTRACT
The measurement of glucose amount in the boiled taro and potato as a rice substitute for
diabetic by using Luff Schrool method. Monosacaride will reduct CuO in the Luff
solution to be Cu2O. The excess of CuO will be reducted with Kl excessive so it is
released by I2. The released I2 is tetracied with Na2S2O3 solution. Basically, the principle
of analyst method used by is Iodemetry because we will analyze the freed I2 into a basic
of measure determination where iodemetry process is a process of tetracy to the freed
Iodium in the solution. If there is a strong oxidator essence (for instance H2SO4) in its
neutral solution or less of acid, an extra of iodide ion excessive will generate oxidator be
reducted and remove I2 which has same amount with the oxidator. The freed I2 next will
be tetracied with standard solution of Na2S2O3 so I2 will compose iod-amylum complex
which is not soluble in the water. Because of that, if tetracy needs amylum indicator, the
amylum extra is before the point of equivalent. From analysis we get rate glucose of
potatoes (I) 10,4%,(II) 11,2%, (III) 10,3%. Boiled Taro (I) 18,5%, (II) 18,85%, (III)
16,95%, and rice (I) 40,8%,(II) 40,37%,(III) 37,75%. It can be concluded that the rate
glucose of boiled potatoes more less than boiled taro and rice, so we can used it to
substitute menu for diabetic.
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK iv
ABSRACT v
DAFTAR ISI vi
BAB 1. PENDAHULUAN
I.2. Permasalahan 2
I.3. Tujuan 2
1.4. Manfaat 2
2.1.Karbohidrat 4
3.1.2. Bahan 16
3.2. Prosedur 17
4.1. Perhitungan 21
4.2. Pembahasan 25
5.1. Kesimpulan 27
5.2. Saran 28
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN