Anda di halaman 1dari 3

TTG - BUDIDAYA PERTANIAN

BUDIDAYA
TANAMAN KUBIS

Lembar Informasi Pertanian (LIPTAN) BIP Irian Jaya No. 130/93


Diterbitkan oleh: Balai Informasi Pertanian Irian Jaya
Jl. Yahim – Sentani - Jayapura

PENDAHULUAN
Tanaman kubis merupakan tanaman sayur-sayuran yang telah banyak
diusahakan para petani di pedesaan Indonesia, karena banyak mengandung
vitamin A 200 IU, B 20 IU dan C 120 IU mgr. Vitamin-vitamin ini sangat berperan
dalam memenuhi kebutuhan manusia.

JENIS-JENIS KUBIS

1. Kubis Krop (Brassica oleracea L. var. cagitata L) Daunnya membentuk krop


(telur) dan berwarna putih sehingga sering disebut kubis telur atau kubis
putih.
2. Kubis Kailan (Brassica oleracea L. Var. gennipera D.C) Daunnya tidak
membentuk krop dan berwarna hijau.
3. Kubis Tunas (Brassica oleracea L. var. gennipera D.C) Tunas samping dapat
membentuk krop, sehingga dalam satu tanaman terdapat beberapa krop
kecil.
4. Kubis Bunga (Brassica oleracea L. var. bathytis L) Jenis ini bakal bunganya
mengembang, merupakan telur yang berbentuk kerucut dan berwarna putih
kekuning-kuningan yang bunganya berwarna hijau.

SYARAT TUMBUH
1. Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air
(sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
2. Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan
tumbuh baik pada ketinggian 1000 - 2000 dpl serta beberapa jenis misalnya
KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.

PENGOLAHAN TANAH
Pencangkulan tanah dilakukan sebanyak 2 kali, pencangkulan pertama sedalam
30 cm, kemudian dibiarkan dahulu untuk mendapat sinar matahari selama 7 - 10
hari. Baru setelah itu dicangkul untuk kedua kalinya sekaligus diberi pupuk
kandang sebanyak 15 - 20 ton /ha dan dibuatkan bedengan selebar 120 cm,
panjang 3 – 5 meter.

PENANAMAN
1. Tanaman kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih dahulu
dengan ditabur dalam barisan dengan jarak 5 cm. Kebutuhan benih 150 –
300 gr/ha.
2. Bibit kubis yang telah berumur 1 bulan dipindahkan ke bedengan dengan
jarak 50 x 60 cm.

PEMELIHARAAN

1. Pemupukan:
Pada waktu berumur 2 dan 4 minggu setelah tanam diberikan pupuk buatan
urea 225 kg/ha, DS 500 kg/ha dan ZK 170 kg/ha.

2. Gulma:
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput atau dengan
menggunakan herbisida.

3. H a m a:
Hama ulat kubis (Plutella maculipennis), dikendalikan dengan Diazinon atau
Bayrusil 1-2 cc/1 air dengan frekwensi penyemprotan 1 minggu. Sedangkan
ulat kubis (Crocidolonia binotalis) dikendalikan dengan Bayrusil 13 cc/1 air.

4. Penyakit:
Penyakit busuk akar yang disebabkan Rhizoktonia sp dapat dikendalikan
dengan bubur Bordeaux atau fungisida yang dianjurkan.

Sedangkan penyakit penting lainnya adalah busuk hitam (Xanthomonas


campestris) dan busuk lunak bakteri Erwinia carotovora dan penyakit pekung
Phomalincran penyakit kaki gajah (Plasmodiophora brassicae) belum dapat
diatasi. Bila ada tanaman yang terserang segera dicabut lalu dibakar.

PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL


Tanaman kubis dapat dipetik kropnya setelah besar, padat dan umur berkisar
antara 3 - 4 bulan setelah penyebaran benih. Hasil yang didapat rata-rata untuk
kubis telur 20 - 60 ton/ha dan kubis bunga 10 -15 ton/ha.
Pemungutan hasil jangan sampai terlambat, karena kropnya akan pecah (retak),
kadang-kadang akan menjadi busuk. Sedangkan untuk kubis bunga, jika
terlambat bunganya akan pecah dan keluar tangkai bunga, hingga mutunya
menjadi rendah.
(SP/6/93)

Sumber: Badan Litbang, 1986


Ringkasan bercocok tanam, tanaman perkebunan dan industri,
buah-buahan dan sayuran.
BIPP Timor-Timur, 1997 Kubis Telur

Anda mungkin juga menyukai