blank.conn
Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta --cinta
romantik, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke
pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke
mahligai pernikahan.
Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk
menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya.
Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan
kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta.
Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba- tiba hinggap
di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah "datang" karena sulit sekali
(meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri mencintai seseorang.
Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke arah orang
yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut berperan dalam proses
pengemudian ini.
Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan tertentu.
Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu,
kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri dengan
orang tersebut.
Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka.
Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan gadis atau
pria itu karena sabarannya, kebaikannya menolong kita, perhatiannya yang besar
terhadap kita, wajahnya yang cantik atau sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya.
Dengan kata lain, setelah menyaksikan kualitas tersebut di
atas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu
dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita mengagumi
pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah lembut, memang kita
mengukai orang yang rela menolong orang lain dan seterusnya.
Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada dirinya.
Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan.
Namun khusus untuk pembahasan kali ini,saya membatasi lingkup cinta hanya pada
unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering dianggap demikian.
05/09/2006
Page 2 of 5
Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu saya cocok
tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya tidak cocok tinggal di
rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe orang yang rajin membersihkan dan
memelihara taman (yang dengan cepat akan bertumbuh kembang menjadi hutan).
Itulah salah satu contoh di mana suka tidak sama dengan cocok.
Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang
berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya.
Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar
(tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan dengan suka.
Pada intinya, yang saya sukai belum tentu cocok buat saya; yang cocok
dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita akan melihat kaitannya dengan
pemilihan pasangan hidup.
Rasa suka meniup pergi ketidakcocokan di antara kita, bahkan pada akhirnya kita
beranggapan atau berilusi bahwa rasa suka itu identik dengan kecocokan. Kita
kadang berpikir atau berharap,"Saya menyukainya, berarti saya (akan) cocok
dengannya." Salah besar!
Suka tidak sama dengan cocok; cinta tidak identik dengan cocok!
Alias, kita mungkin mencintai seseorang yang sama sekali tidak cocok dengan
kita.
Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia menetapkan satu
kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan istri manusia, yakni,
"Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Kata "sepadan" dapat kita ganti dengan kata "cocok." Tuhan tidak hanya
menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia sengaja
menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam.
Tuhan tahu bahwa untuk dua manusia bisa hidup bersama mereka harus cocok.
Menarik sekali bahwa Tuhan tidak mengagungkan cinta (romantik) sebagai prasyarat
pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang terpenting bagi suami
dan istri adalah kecocokan. Ironisnya adalah, kita telah menggeser hal esensial
yang Tuhan tunjukkan kepada kita dengan cara mengganti kata "cocok" dengan kata
"cinta." Tuhan menginginkan yang terbaik
bagi kita; itulah sebabnya Ia telah menyingkapkan hikmat-Nya kepada kita.
Sudah tentu cinta penting, namun yang terlebih penting ialah, apakah ia cocok
denganku?
Saya teringat ucapan Norman Wright, seorang pakar keluarga di Amerika Serikat,
yang mengeluhkan bahwa dewasa ini orang lebih banyak mencurahkan waktu untuk
menyiapkan diri memperoleh surat ijin mengemudi dibanding dengan mempersiapkan
diri untuk memilih pasangan hidup. Saya kira kita telah termakan oleh
motto, "Cinta adalah segalanya," dan melupakan fakta di
lapangan bahwa cinta (romantik) bukan segalanya.
05/09/2006
Page 3 of 5
Teman-teman ini saya juga berikan sebuah doa untuk menemukan pasangan hidup yang
tepat dan cocok,doa ini sangat indah semoga juga bisa memberikan kesadaran bahwa
semua itu akan kita kembalikan kepada Sang Empunya Kehidupan. ini saya buat dua
versi yang bisa digunakan sesuai jenis kelamin dan kebutuhan teman2. Jika
artikel dan doa ini Anda rasa berguna...berikan kepada mereka yang membutuhkan
dan yakinlah niat baik Anda pasti tidak akan pernah sia-sia... semoga bermanfaat
PRAYER FOR LIFETIME PARTNER
Tuhanku,
Aku berdoa untuk seorang pria/perempuan, yang akan menjadi bagian dari hidupku.
Seorang pria/perempuan yang akan meletakkanku pada posisi kedua di hatinya setelah Engkau.
Seorang pria/perempuan yang hidup bukan untuk dirinya sendiri tetapi untukMU.
Aku tidak meminta seorang yang sempurna, Namun aku meminta seorang yang
tidak sempurna, sehingga aku dapat membuatnya sempurna dimataMU.
Buatlah aku menjadi seorang perempuan/pria yang dapat membuat pria/perempuan itu
bangga dan bahagia.
Berikan aku sebuah hati yang sungguh mencintaiMU, sehingga aku dapat
mencintainya dengan cintaMU, bukan mencintainya dengan sekedar cintaku.
05/09/2006
Page 4 of 5
Berikanlah aku mataMU sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dalam
dirinya dan bukan hal buruk saja.
Berikan aku mulutMU yang penuh dengan kata-kata kebijaksanaanMU dan pemberi
semangat, sehingga aku dapat mendukungnya setiap hari.
Berikanlah aku bibirMU dan aku akan tersenyum padanya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat
mengatakaan "betapa besarnya Tuhan itu karena Engkau telah memberikan
kepadaku seseorang yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna". Aku
mengetahui bahwa Engkau menginginkan kami bertemu pada waktu yang tepat dan
Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang Kautentukan.
Amin
Lamar Boschman - "When I worship, I would rather my heart be without words than my words be
without heart."
__._,_.___
------ Klub Pengembangan Kepribadian ----->
Anda membutuhkan resource person untuk mengisi acara yang berhubungan dengan
personality development (pengembangan kepribadian) atau pengembangan SDM silahkan
hubungi moderator di Telp/HP: 021 - 706 927 48 atau 0817 994 0224
--
PILAR KELUARGA
1. Istri wajib taat pada suami sepanjang tdk durhaka pada Tuhan
2. Anak Wajib taat pada orang tua sepanjang tdk durhaka pada Tuhan
3. Suami/Bapak wajib menjaga dengan baik amanah Tuhan
4. Saling mengerti dan memahami masing-masing kewajibannya
5. Selalu diatas jalan Agama
--
Bersama menuju puncak (Sukses saja tidak cukup, tp perlu Kebermaknaan)
--
Banyak orang silau terhadap kiat/cara sukses tapi lupa membekali diri setelah
sukses nanti
--
ATURAN MAIN
- DILARANG mengirim info kerja & SPAM: MLM, Arisan, propaganda isu SARA
- DILARANG Chat (Percakapan pendek,komentar pendek spt "OK, Makasih dll")
Seting Normal:
Pengembangan-Kepribadian-normal@yahoogroups.com
Salam
05/09/2006
Page 5 of 5
SPONSORED LINKS
__,_._,___
05/09/2006