ANTI INFLAMASI
A.Tujuan
Mempelajari daya anti inflamasi obat pada binatang dengan radang buatan .
B.Dasar Teori
1. kortikosteroid
Sangat efektif tetapi sering kali mengakibatkan efek samping dan terapi sukar di
hentikan, maka terutama digunakan bila penyakit menjadi parah. Secara intra artikuler,
kortikosteroid digunakan untuk kekakuan dan nyeri. Kortikosteroid berdaya menghambat
fosfolipase, sehingga pembentukan baik dari prostaglandin maupun leukotrien dihalangi.
Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala rema lebih baik dari pada NSAIDs.
Keberatannya ialah efek sampingnya yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan
penggunaan lama.
a. Deksametason
Zat ini menekan adrenal relatif kuat, maka resiko insufisiensi juga agak besar.
Daksametason sering digunakan sebagai zat diagnostik untuk menentukan hiperfungsi
adrenal (tes-supresi deksametason).
b. Metil prednisolon
c. Betametason
Adalah stereoisomer dari deksametason, dimana gugus metil pada C16 berada
dalam posisi beta. Daya anti radangnya pada penggunaan lokal lebih ringan.
2. Non steroid
Berkhasiat analgetik, antipiretik, serta antiradang, dan sering kali digunakan untuk
menghalau penyakit rema, seperti A.R, artrosis, dan spondylosis.
Obat ini efektif untk peradangan lain akibat trauma (pukulan, benturan,
kecelakaan) juga misalnya setelah pembedahan atau pada memar akkibat olah raga. Obat
ini dipakai pula untuk mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam
dosis yang cukup tinggi.
a.Ibuprofen
Obat pertama dari kelompok propionat ini adalah yang paling banyak di gunakan,
berkat efek sampingnya yang relatif ringan.daya analgetis dan anti radangnya cukup baik
dan sudah banyak mendesak salisilat. Resorpsinya dari usus cepat dan baik (ca 80%).
b.Diklofenak
Fosfolipida
fosfolopase
(membran sel)
Asam arakhidonat
Cyclooxygenase lipooxygenase
-agregasi> -vaso>
-antiagregasi
Alat:
- Putih telor
- Indometasin
- Na diklofenak
- Deksametason
- Metil prednisolon
- Binatang percobaan (tikus)
Bahan:
- Plestimograf
Di timbang tikus dan kaki kanan belakang diberi tanda sebatas mata kaki
secara subplantar pada kaki kanan belakang yang diukur volumenya tadi
Selanjutnya tiap 1 jam, diukur volume kaki kanan belakang dengan cara mencelupkannya
ke dalam cairan raksa sampai batas tanda pada alat plestimograf, pengukuran dilakukan
selama 5 jam. volume kaki dibaca pada pipet ukur
E. Perhitungan
= (2 mg / 16 mg) x 104.6 mg
= 13,07 mg
Pengenceran (1:10)
B.O = 50 mg
S.L = 450 mg +
Perhitungan dosis :
1. BB Tikus I : 108,6 g
mg obat : 1 mg / kg BB
2. BB Tikus I : 113,8 g
mg obat : 1 mg / kg BB
3. BB Tikus I : 111,6g
mg obat : 1 mg / kg BB
F. Data Pengamatan
Volume Udem
Kel Perlakuan Hewan Uji Vn (ml)
Vt0 Vt2 Vt2 Vt3 Vt4
A Na 1 0,145 0,21 0,28 0,26 0,27 0,25
2 0,18 0,21 0,31 0,25 0,32 0,30
diklofenak
3 0,24 0,26 0,41 0,41 0,42 0,38
B Ibuprofen 1 0,24 0,28 0,42 0,38 0,35 0,34
2 0,16 0,18 0,27 0,23 0,24 0,22
3 0,22 0,25 0,37 0,35 0,34 0,33
C CMC Na 1 0,285 0,31 0,47 0,40 0,42 0,42
2 0,26 0,28 0,35 0,29 0,32 0,30
3 0,26 0,295 0,385 0,30 0,33 0,32
D Dexametason 1 0,255 0,26 0,38 0,35 0,35 0,35
2 0,32 0,36 0,44 0,40 0,37 0,37
3 0,27 0,30 0,33 0,33 0,31 0,32
E Metil 1 0,23 0,26 0,42 0,40 0,37 0,36
2 0,28 0,32 0,46 0,44 0,39 0,38
Prednisolon
3 0,27 0,30 0,24 0,41 0,40 0,39
Metil Prednisolon
Tikus I :
Vn
= 0,26-0,23 x 100%
0,23
= 13,043% ~ 13,04%
Vn
= 0,42-0,23 x 100%
0,23
= 82,608% ~ 82,61%
Vn
= 0,40-0,23 x 100%
0,23
= 73,913% ~ 73,91%
Vn
= 0,37-0,23 x 100%
0,23
= 60,889% ~ 60,89%
Vn
= 0,36-0,23 x 100%
0,23
= 56,521% ~ 56,52%
Tikus II :
Vn
= 0,32-0,28 x 100%
0,28
= 14,285% ~ 14,28%
Vn
= 0,32-0,28 x 100%
0,28
= 14,286% ~ 14,29%
Vn
= 0,46-0,28 x 100%
0,28
= 64,285% ~ 64,29%
4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%
Vn
= 0,39-0,28 x 100%
0,28
= 39,285% ~ 39,29%
Vn
= 0,38-0,28 x 100%
0,28
= 35,714% ~ 35,71%
Tikus III :
Vn
= 0,30-0,27 x 100%
0,27
= 11,111% ~ 11,11%
Vn
= 0,42-0,27 x 100%
0,27
= 55,555% ~ 55,56%
Vn
= 0,41-0,27 x 100%
0,27
= 51,852% ~ 51,85%
Vn
= 0,40-0,27 x 100%
0,27
= 48,178% ~ 48,18%
5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%
Vn
= 0,39-0,27 x 100%
0,27
= 44,444% ~ 44,44%
Na diklofenak Ibuprofen
Vu = Vt-Vn
I II III I II III
V0 0,065 0,03 0,02 0.04 0.02 0.03
V1 0,135 0,13 0,17 0.18 0.11 0.15
V2 0,115 0,07 0,17 0.14 0.07 0.13
V3 0,125 0,14 0,18 0.11 0.08 0.12
V4 0,105 0,12 0,14 0.10 0.06 0.11
CMC Na
Vu = Vt-Vn
I II III
V0 0,025 0,02 0,035
V1 0,185 0,09 0,125
V2 0,115 0,03 0,040
V3 0,135 0,06 0,070
V4 0,135 0,04 0,060
Na diklofenak Ibuprofen
% KVU
I II III I II III
% KVU0 44,83% 16,67% 8,33% 16,67% 12,52% 13,64%
% KVU1 93,10% 72,22% 70,83% 75% 68,75% 68,18%
% KVU2 79,31% 38,89% 70,83% 58,33% 43,75% 59,09%
% KVU3 86,21% 77,78% 75% 45,83% 50% 54,55%
% KVU4 72,41% 66,67% 58,33% 41,67% 37,5% 50%
Dexametason Metil Prednisolon
% KVU
I II III I II III
% KVU0 1,96% 12,5% 11,11% 13,04% 14,28% 11,11%
% KVU1 49,02% 37,5% 22,22% 82,61% 64,28% 55,55%
% KVU2 37,25% 25% 22,22% 73,91% 57,14% 51,85%
% KVU3 37,25% 15,63% 14,81% 60,87% 39,28% 48,15%
% KVU4 37,25% 15,63% 18,52% 56,52% 35,71% 44,44%
CMC Na
% KVU
I II III
% KVU0 8,77% 7,69% 13,46%
% KVU1 64,91% 34,61% 48,08%
% KVU2 40,35% 11,54% 15,38%
% KVU3 47,37% 23,08% 26,92%
% KVU4 47,37% 15,38% 23,08%
Uji ANAVA
Berdasarkan AVC
Na diklofenak Ibuproven Dexametason Metil Prednisolon Kontrol
0,46 0,50 0,365 0,58 0,515
0,415 0,30 0,295 0,52 0,21
0,60 0,47 0,20 0,495 0,283
n =3 n =3 n =3 n =3 n =3
X = 0,492 X = 0,423 X = 0,287 X = 0,523 X = 0,336
Σx = 1,475 Σx = 1,27 Σx = 0,86 Σx = 1,595 Σx = 1,008
Σx²= 0,744 Σx²= 0,561 Σx²= 0,260 Σx²= 0,852 Σx²= 0,389
N= 15
ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4 + Σx5
= 1,475 + 1,27 + 0,86 + 1,595 + 1,008
= 2,806
Σx²T= 0,7444 + 0,561 + 0,260 + 0,852 + 0,389
= 2,806
Σx²t = Σx²T – (Σx²T)²
N
= 2,806 – (6,208)²
15
= 0,237
Σx²b = (Σx1)² + (Σx2)² + (Σx3)² + (Σx4)² + (Σx5)² - (ΣxT)²
n1 n2 n3 n4 n5 N
3 3 3 3 3 15
= 0,11
K-1
= 0,217 / (5-1)
= 0,032
RJK dlm kelompok = Σx²w
N-K
= 0,11 / (15-5)
= 0,011
F hitung = RJKb
RJKw
= 0,032 / 0,011
= 2,91
F Tabel
3,48
5,29
F hitung < F Tabel tidak ada perbedaan antar kelompok
Berdasarkan % DAI
Na diklofenak Ibuprofen Dexametason Metil Prednisolon
-36,90 -48,81 -8,63 -72,62
-23,51 10,71 12,20 -57,76
-78,57 -39,88 40,48 -47,32
n =3 n =3 n =3 n =3
X = -46,33 X = 25,99 X = 14,68 X = -58,23
Σx = -138,98 Σx = -77,98 Σx = 44,05 Σx = -174,7
Σx²= 8087,58 Σx²= 4087,53 Σx²= 1861,95 Σx²= 10511,50
N= 12
ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4
= -138,98 + (-77,98) + 44,05 + (-174,7)
= -347,61
Σx²T= 8087,58 + 4087,53 + 1861,95 + 10511,50
= 24548,56
Σx²t = Σx²T – (Σx²T)²
N
= 24548,56 – (-347,61)²
12
= 14479,17
Σx²b = (Σx1)² + (Σx2)² + (Σx3)² + (Σx4)² - (ΣxT)²
n1 n2 n3 n4 N
= (-138,98)² + (-77,98)² + (44,05)² + (-174,7)² - (-347,61)²
3 3 3 3 12
= 9216,21
K-1
= 9261,21 / (4-1)
= 3072,07
= 5262,96 / (12-4)
= 657,87
F hitung = RJKb
RJKw
= 3072,07 / 657,87
= 4,669
F Tabel
4,07
7,59
F hitung > F Tabel ada perbedaan antar kelompok
Uji Scheffe
F hitung = (xi-xj)²
ni nj
Kontras F’
1 vs 2 11,925 n.s F’ = (k-1)- Ftabel
1 vs 3 8,438 n.s = 3 x 4,07 = 12,21
1 vs 4 0,322 n.s
2 vs 3 0,292 n.s
2 vs 4 16,173 s
3 vs 4 12,121 n.s
3 3
= 657,87 + 657,87
3 3
= 438,58
G. Pembahasan
Antiinflamasi dibagi menjadi dua golongan yaitu kortikosteroid dan non steroid.
Pada praktikum kali ini praktikan dapat mengetahui daya kerja antiinflamasi baik yang
termasuk golongan kortikosteroid maupun non steroid.
Putih telur digunakan untuk menginduksi udem pada tikus, hal ini karena
kandungan putih telur adalah protein yang memiliki berat molekul lebih besar dari cairan
tubuh sehingga semakin sulit melewati mambran terlebih-lebih saluran sistemik, sehingga
protein menumpuk dibagian tertentu tubuh.
Sedangkan pengukuran volume udem pada alat uji menggunakan raksa karena
raksa memiliki daya tarik-menarik sejenis yang inggi sehingga tidak memberi pengaruh
kepada volume udem tikus yang diukur.
Sebagai antiinflamasi yang paling baik memberikan efek adalah dari golongan
kortikosteroid, namun pada golongan ini memiliki efek samping dan terapi sulit untuk
dihentikan, oleh sebab itu golongan NSAID lebih banyak digunakan dalam peresepan.
Pada praktikum kali ini yang termasuk golongan kortikosteroid adalan
Dexametason dan Metil Prednisolon. Sedangkan Ibuprofen dan Na diklofenak termasuk
golongan NSAID.
H. Kesimpulan