Anda di halaman 1dari 19

PERCOBAAN V

ANTI INFLAMASI

A.Tujuan

Mempelajari daya anti inflamasi obat pada binatang dengan radang buatan .

B.Dasar Teori

Kebanyakan analgetika memiliki daya anti radang , khususnya kelompok besar


dari zat-zat penghambat prostaglandin.

1. kortikosteroid

Sangat efektif tetapi sering kali mengakibatkan efek samping dan terapi sukar di
hentikan, maka terutama digunakan bila penyakit menjadi parah. Secara intra artikuler,
kortikosteroid digunakan untuk kekakuan dan nyeri. Kortikosteroid berdaya menghambat
fosfolipase, sehingga pembentukan baik dari prostaglandin maupun leukotrien dihalangi.
Oleh karena itu, efeknya terhadap gejala rema lebih baik dari pada NSAIDs.
Keberatannya ialah efek sampingnya yang lebih berbahaya pada dosis tinggi dan
penggunaan lama.

Beberapa contoh obat yang termasuk golongan kortikosteroid:

a. Deksametason

Zat ini menekan adrenal relatif kuat, maka resiko insufisiensi juga agak besar.
Daksametason sering digunakan sebagai zat diagnostik untuk menentukan hiperfungsi
adrenal (tes-supresi deksametason).
b. Metil prednisolon

Berdaya 20% lebih kuat dari prednisolon, dengan bermacam-macam cara


penggunaan oral dan parenteral. Pada rema, MS dan LE 1g sehari selama 3-10
hari atau lebih lama.

c. Betametason

Adalah stereoisomer dari deksametason, dimana gugus metil pada C16 berada
dalam posisi beta. Daya anti radangnya pada penggunaan lokal lebih ringan.

2. Non steroid

Berkhasiat analgetik, antipiretik, serta antiradang, dan sering kali digunakan untuk
menghalau penyakit rema, seperti A.R, artrosis, dan spondylosis.

Obat ini efektif untk peradangan lain akibat trauma (pukulan, benturan,
kecelakaan) juga misalnya setelah pembedahan atau pada memar akkibat olah raga. Obat
ini dipakai pula untuk mencegah pembengkakan bila diminum sedini mungkin dalam
dosis yang cukup tinggi.

Beberapa contoh obat yang termasuk dalam golongan nonsteroid

a.Ibuprofen

Obat pertama dari kelompok propionat ini adalah yang paling banyak di gunakan,
berkat efek sampingnya yang relatif ringan.daya analgetis dan anti radangnya cukup baik
dan sudah banyak mendesak salisilat. Resorpsinya dari usus cepat dan baik (ca 80%).

b.Diklofenak

Derivate-fenilasetat ini termasuk yang terkuat anti radangnya dengan efek


samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat kuat lainnya (indometasin,
piroxicam). Obat ini sering di gunakan untuk segala macam nyeri, juga pada migrain dan
encok.
c.Indometasin

Derivat-indolilasetat berkhasiat amat kuat dapat disamakan dengan diklofenak,


tetapi lebih sering menimbulkan efek samping, khususnya efek ulcerogen dan perdarahan
occult.

Berikut diagram perombakan asam arachidonat menjadi prostaglandin dan


leukotrien dengan titik-titik kerja sejumlah obat rema.

Fosfolipida

fosfolopase

(membran sel)

Asam arakhidonat

Cyclooxygenase lipooxygenase

Endoperoksida O2¯ asam hidroperoksida

COX-1 COX-2 leukotrien LTA

Tromboksan prostasiklin prostaglandin LBT4 LTC4-LTD4-LTE4

-vaso< -proteksi -peradangan peradangan: -vaso<

-bronchi< -lambung -permeab>

-agregasi> -vaso>
-antiagregasi

(Drs.Tan dan Drs.Kirana.2002. Obat-Obat PENTING edisi V.hal 295)

C. Alat dan Bahan:

Alat:

- Putih telor
- Indometasin
- Na diklofenak
- Deksametason
- Metil prednisolon
- Binatang percobaan (tikus)

Bahan:

- Plestimograf

- Alat suntik (jarum tumpul)


- Spuit 1ml
D. Cara Kerja

Di timbang tikus dan kaki kanan belakang diberi tanda sebatas mata kaki

Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok masing-masing

kelompok terdiri dari 3 ekor tikus

Masing-masing kelompok di ukur volume normal kaki kanan belakang (vn)

Dengan mencelupkannya kedalam cairan raksa sampai batas tanda

pada alat plestimograf

Diberi perlakuan secara peroral dengan menggunakan sonde, yaitu:

-kelompok 1: diberi Na diklofenak 6,3mg/kg BB

-kelompok 2: diberi Ibuprofen 12,5 mg/kg BB

-kelompok 3: diberi CMC Na sebagai kontrol

-kelompok 4: diberi Deksametason 100mg/ kg BB

-kelompok 5: diberi Metil Prednisolon 1mg/kg BB


Setengah jam setelah perlakuan diinjeksikan dengan putih telor sebanyak ml

secara subplantar pada kaki kanan belakang yang diukur volumenya tadi

Selanjutnya tiap 1 jam, diukur volume kaki kanan belakang dengan cara mencelupkannya
ke dalam cairan raksa sampai batas tanda pada alat plestimograf, pengukuran dilakukan
selama 5 jam. volume kaki dibaca pada pipet ukur

1ml dengan 1 skala pada pipet ukur sebesar 0,1 ml

Volume udema pada setiap jam di ketahui dari selisih volume

telapak kaki pada jam-jam tertentu (Vt0,Vt1,Vt2,Vt3,Vt4,Vt5)

dengan volume telapak kaki normal (vn).

E. Perhitungan

Dosis : 200 g x 1 ml = 0,2 mg/ 2,5 ml

Kadar stok : 0,4 mg/ 5ml = 0,08 mg/ml

Untuk 25 ml : (0,08 mg/ 1ml) x 25 ml = 2 mg

Tablet Metil Prednisolon :

= (2 mg / 16 mg) x 104.6 mg

= 13,07 mg
Pengenceran (1:10)

B.O = 50 mg

S.L = 450 mg +

500 mg HP : (13,07 mg / 50 mg) x 500 mg = 130,75 mg

Perhitungan dosis :

1. BB Tikus I : 108,6 g

mg obat : 1 mg / kg BB

larutan stok : 0,08 mg/ml

Dosis : 108,6. 10-3 . 1 mg / kg BB = 0,1086 mg

Volime pemberian : (0,1086 mg / 0,08 mg) x 1 ml = 1,3575 ml ~ 1,36 ml

2. BB Tikus I : 113,8 g

mg obat : 1 mg / kg BB

larutan stok : 0,08 mg/ml

Dosis : 113,8. 10-3 . 1 mg / kg BB = 0,1138 mg

Volime pemberian : (0,1138 mg / 0,08 mg) x 1 ml = 1,4225 ml ~ 1,42 ml

3. BB Tikus I : 111,6g

mg obat : 1 mg / kg BB

larutan stok : 0,08 mg/ml

Dosis : 111,6. 10-3 . 1 mg / kg BB = 0,1086 mg


Volime pemberian : (0,1116 mg / 0,08 mg) x 1 ml = 1,395 ml ~ 1,4ml

F. Data Pengamatan
Volume Udem
Kel Perlakuan Hewan Uji Vn (ml)
Vt0 Vt2 Vt2 Vt3 Vt4
A Na 1 0,145 0,21 0,28 0,26 0,27 0,25
2 0,18 0,21 0,31 0,25 0,32 0,30
diklofenak
3 0,24 0,26 0,41 0,41 0,42 0,38
B Ibuprofen 1 0,24 0,28 0,42 0,38 0,35 0,34
2 0,16 0,18 0,27 0,23 0,24 0,22
3 0,22 0,25 0,37 0,35 0,34 0,33
C CMC Na 1 0,285 0,31 0,47 0,40 0,42 0,42
2 0,26 0,28 0,35 0,29 0,32 0,30
3 0,26 0,295 0,385 0,30 0,33 0,32
D Dexametason 1 0,255 0,26 0,38 0,35 0,35 0,35
2 0,32 0,36 0,44 0,40 0,37 0,37
3 0,27 0,30 0,33 0,33 0,31 0,32
E Metil 1 0,23 0,26 0,42 0,40 0,37 0,36
2 0,28 0,32 0,46 0,44 0,39 0,38
Prednisolon
3 0,27 0,30 0,24 0,41 0,40 0,39

Persen kenaikan volume udema :

Metil Prednisolon

Tikus I :

1. % KVU = Vt0-Vn x 100%

Vn

= 0,26-0,23 x 100%

0,23

= 13,043% ~ 13,04%

2. . % KVU = Vt1-Vn x 100%

Vn
= 0,42-0,23 x 100%

0,23

= 82,608% ~ 82,61%

3. . % KVU = Vt2-Vn x 100%

Vn

= 0,40-0,23 x 100%

0,23

= 73,913% ~ 73,91%

4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%

Vn

= 0,37-0,23 x 100%

0,23

= 60,889% ~ 60,89%

5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%

Vn

= 0,36-0,23 x 100%

0,23

= 56,521% ~ 56,52%
Tikus II :

1. % KVU = Vt0-Vn x 100%

Vn

= 0,32-0,28 x 100%

0,28

= 14,285% ~ 14,28%

2. . % KVU = Vt1-Vn x 100%

Vn

= 0,32-0,28 x 100%

0,28

= 14,286% ~ 14,29%

3. . % KVU = Vt2-Vn x 100%

Vn

= 0,46-0,28 x 100%

0,28

= 64,285% ~ 64,29%
4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%

Vn

= 0,39-0,28 x 100%

0,28

= 39,285% ~ 39,29%

5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%

Vn

= 0,38-0,28 x 100%

0,28

= 35,714% ~ 35,71%

Tikus III :

1. % KVU = Vt0-Vn x 100%

Vn

= 0,30-0,27 x 100%

0,27
= 11,111% ~ 11,11%

2. . % KVU = Vt1-Vn x 100%

Vn

= 0,42-0,27 x 100%

0,27

= 55,555% ~ 55,56%

3. . % KVU = Vt2-Vn x 100%

Vn

= 0,41-0,27 x 100%

0,27

= 51,852% ~ 51,85%

4. . % KVU = Vt3-Vn x 100%

Vn

= 0,40-0,27 x 100%

0,27

= 48,178% ~ 48,18%
5. . % KVU = Vt4-Vn x 100%

Vn

= 0,39-0,27 x 100%

0,27

= 44,444% ~ 44,44%

Na diklofenak Ibuprofen
Vu = Vt-Vn
I II III I II III
V0 0,065 0,03 0,02 0.04 0.02 0.03
V1 0,135 0,13 0,17 0.18 0.11 0.15
V2 0,115 0,07 0,17 0.14 0.07 0.13
V3 0,125 0,14 0,18 0.11 0.08 0.12
V4 0,105 0,12 0,14 0.10 0.06 0.11

Dexametason Metil Prednisolon


Vu = Vt-Vn
I II III I II III
V0 0,005 0,04 0,03 0.03 0.04 0.03
V1 0,125 0,12 0,06 0.19 0.18 0.15
V2 0,095 0,08 0,06 0.17 0.16 0.14
V3 0,095 0,05 0,04 0.14 0.11 0.13
V4 0,095 0,05 0,05 0.13 0.10 0.12

CMC Na
Vu = Vt-Vn
I II III
V0 0,025 0,02 0,035
V1 0,185 0,09 0,125
V2 0,115 0,03 0,040
V3 0,135 0,06 0,070
V4 0,135 0,04 0,060

Na diklofenak Ibuprofen
% KVU
I II III I II III
% KVU0 44,83% 16,67% 8,33% 16,67% 12,52% 13,64%
% KVU1 93,10% 72,22% 70,83% 75% 68,75% 68,18%
% KVU2 79,31% 38,89% 70,83% 58,33% 43,75% 59,09%
% KVU3 86,21% 77,78% 75% 45,83% 50% 54,55%
% KVU4 72,41% 66,67% 58,33% 41,67% 37,5% 50%
Dexametason Metil Prednisolon
% KVU
I II III I II III
% KVU0 1,96% 12,5% 11,11% 13,04% 14,28% 11,11%
% KVU1 49,02% 37,5% 22,22% 82,61% 64,28% 55,55%
% KVU2 37,25% 25% 22,22% 73,91% 57,14% 51,85%
% KVU3 37,25% 15,63% 14,81% 60,87% 39,28% 48,15%
% KVU4 37,25% 15,63% 18,52% 56,52% 35,71% 44,44%

CMC Na
% KVU
I II III
% KVU0 8,77% 7,69% 13,46%
% KVU1 64,91% 34,61% 48,08%
% KVU2 40,35% 11,54% 15,38%
% KVU3 47,37% 23,08% 26,92%
% KVU4 47,37% 15,38% 23,08%

% Daya Antiinflamasi (% DAI)


= AVCk – AVCu x 100%
AVCk
Rata-rata AVC kontrol = 0,515 + 0,21 + 0,283 = 0,336
3

% DAI Na diklofenak Ibuprofen Dexametason Metil Prednisolon


I -36,90% -48,81% -8,63% -72,62%
II -23,51% 10,71% 12,20% -54,76%
III -78,57% -39,88% 40,48% -47,32%

Uji ANAVA
Berdasarkan AVC
Na diklofenak Ibuproven Dexametason Metil Prednisolon Kontrol
0,46 0,50 0,365 0,58 0,515
0,415 0,30 0,295 0,52 0,21
0,60 0,47 0,20 0,495 0,283
n =3 n =3 n =3 n =3 n =3
X = 0,492 X = 0,423 X = 0,287 X = 0,523 X = 0,336
Σx = 1,475 Σx = 1,27 Σx = 0,86 Σx = 1,595 Σx = 1,008
Σx²= 0,744 Σx²= 0,561 Σx²= 0,260 Σx²= 0,852 Σx²= 0,389

N= 15
ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4 + Σx5
= 1,475 + 1,27 + 0,86 + 1,595 + 1,008
= 2,806
Σx²T= 0,7444 + 0,561 + 0,260 + 0,852 + 0,389
= 2,806
Σx²t = Σx²T – (Σx²T)²
N
= 2,806 – (6,208)²
15

= 0,237
Σx²b = (Σx1)² + (Σx2)² + (Σx3)² + (Σx4)² + (Σx5)² - (ΣxT)²

n1 n2 n3 n4 n5 N

= (1,475)² + (1,27)² + (0,86)² + (1,595)² + (1,008)² - (6,208)²

3 3 3 3 3 15

= 0,11

Σx²w = Σx²t - Σx²b


= 0,11

RJK antar kelompok = Σx²b

K-1

= 0,217 / (5-1)

= 0,032
RJK dlm kelompok = Σx²w
N-K

= 0,11 / (15-5)

= 0,011

F hitung = RJKb

RJKw

= 0,032 / 0,011

= 2,91

F Tabel
3,48
5,29
F hitung < F Tabel tidak ada perbedaan antar kelompok

Berdasarkan % DAI
Na diklofenak Ibuprofen Dexametason Metil Prednisolon
-36,90 -48,81 -8,63 -72,62
-23,51 10,71 12,20 -57,76
-78,57 -39,88 40,48 -47,32
n =3 n =3 n =3 n =3
X = -46,33 X = 25,99 X = 14,68 X = -58,23
Σx = -138,98 Σx = -77,98 Σx = 44,05 Σx = -174,7
Σx²= 8087,58 Σx²= 4087,53 Σx²= 1861,95 Σx²= 10511,50

N= 12
ΣxT = Σx1 + Σx2 + Σx3 + Σx4
= -138,98 + (-77,98) + 44,05 + (-174,7)
= -347,61
Σx²T= 8087,58 + 4087,53 + 1861,95 + 10511,50
= 24548,56
Σx²t = Σx²T – (Σx²T)²
N
= 24548,56 – (-347,61)²
12

= 14479,17
Σx²b = (Σx1)² + (Σx2)² + (Σx3)² + (Σx4)² - (ΣxT)²

n1 n2 n3 n4 N
= (-138,98)² + (-77,98)² + (44,05)² + (-174,7)² - (-347,61)²

3 3 3 3 12

= 9216,21

Σx²w = Σx²t - Σx²b


= 05262,96

RJK antar kelompok = Σx²b

K-1

= 9261,21 / (4-1)

= 3072,07

RJK dlm kelompok = Σx²w


N-K

= 5262,96 / (12-4)

= 657,87

F hitung = RJKb

RJKw

= 3072,07 / 657,87

= 4,669

F Tabel
4,07
7,59
F hitung > F Tabel ada perbedaan antar kelompok

Uji Scheffe
F hitung = (xi-xj)²

RJK dlm kelp + RJK dlm klp

ni nj

Kontras F’
1 vs 2 11,925 n.s F’ = (k-1)- Ftabel
1 vs 3 8,438 n.s = 3 x 4,07 = 12,21
1 vs 4 0,322 n.s
2 vs 3 0,292 n.s
2 vs 4 16,173 s
3 vs 4 12,121 n.s

= RJK dlm kelp + RJK dlm klp

3 3
= 657,87 + 657,87
3 3

= 438,58

Perbedaan yang signifikan hanyalah kelompok 2 vs 4.

G. Pembahasan

Antiinflamasi dibagi menjadi dua golongan yaitu kortikosteroid dan non steroid.
Pada praktikum kali ini praktikan dapat mengetahui daya kerja antiinflamasi baik yang
termasuk golongan kortikosteroid maupun non steroid.
Putih telur digunakan untuk menginduksi udem pada tikus, hal ini karena
kandungan putih telur adalah protein yang memiliki berat molekul lebih besar dari cairan
tubuh sehingga semakin sulit melewati mambran terlebih-lebih saluran sistemik, sehingga
protein menumpuk dibagian tertentu tubuh.
Sedangkan pengukuran volume udem pada alat uji menggunakan raksa karena
raksa memiliki daya tarik-menarik sejenis yang inggi sehingga tidak memberi pengaruh
kepada volume udem tikus yang diukur.
Sebagai antiinflamasi yang paling baik memberikan efek adalah dari golongan
kortikosteroid, namun pada golongan ini memiliki efek samping dan terapi sulit untuk
dihentikan, oleh sebab itu golongan NSAID lebih banyak digunakan dalam peresepan.
Pada praktikum kali ini yang termasuk golongan kortikosteroid adalan
Dexametason dan Metil Prednisolon. Sedangkan Ibuprofen dan Na diklofenak termasuk
golongan NSAID.

H. Kesimpulan

Inflamasi adalah kondisi dimana terdapat tanda-tanda bengkak kemerahan, nyeri


dan panas, tak peduli akibat bahan kimia ataupun mekanis. Bila dilihat dari kecepatan
menghilangkan pembekakkan dapat diurutkan menjadi:
1. Dexametason
2. Metil Prednisolon
3. Ibuprofen
4. Na diklofenak

Anda mungkin juga menyukai