Anda di halaman 1dari 3

1.

Latent social problem di Indonesia umumnya terjadi dari adanya perbedaan yang
mencolok antara nilai-nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada terjadi di
masyarakat. Sebab itulah suatu penyimpangan dikatakan sebagai masalah karena terjadi
kepincangan di dalam masyrakat yang artinya bahwa masyarakat seolah-olah pihak di
dalam masyarakat menjadi buta untuk menetapkan suatu kekeliruan atau bukan,
akibatnya masyarakat menjadi hedonisme atau tidak bisa dan tidak mau untuk diatur.
Dikatakan masalah sosial karena hal yang dipandang masalah tersebut bersangkutan
dengan hubungan antara manusia dan di dalam kerangka bagian-bagian kebudayaan yang
normatif. Pengertiannya bahwa manusia dalam bersosial memilki tata nilai budaya yang
perlu dijalankan, hal tersebut menjelaskan adanya tujuan keterikatan suatu masyarakat
dengan budaya normatif untuk memberikan rasa aman dan tentram dalam bermasyarakat.
Sehingga dikatakan masalah sosial atau latent social problem karena di dalam masyarakat
terjadi pembiaran seseorang atau masyarakat melanggar tata nilai budaya normatif dalam
berkehidupan, akibatnya akan menjadi habit di tengah masyarakat yang berujung pada
pembentukan sikap atau mental yang lemah.

2. Etika membahas tentang perilaku menuju kehidupan yang baik. Di dalamnya dibahas
aspek kebenaran, tanggung jawab, peran, dan sebagainya.

      Estetika membahas mengenai keindahan dan implikasinya pada kehidupan. Dari
estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai
macam hasil budaya.

Etika membahas tentang baik buruknya tingkah laku manusia sedangkan estetika
membahas mengenai keindahan
Estetika
Estetika dan etika sebenarnya hampir tidak berbeda. Etika membahas masalah tingkah
laku perbuatan manusia ( baik dan buruk ). Sedangkan estetika membahas tentang indah
atau tidaknya sesuatu. Tujuan estetika adalah untuk menemukan ukuran yang berlaku
umum tentang apa yang indah dan tidak indah itu. Yang jelas dalam hal ini adalah karya
seni manusia atau mengenai alam semesta ini.

Seperti dalam etika dimana kita sangat sukar untuk menemukan ukuran itu bahkan
sampai sekarang belum dapat ditemukan ukuran perbuatan baik dan buruk yang
dilakukan oleh manusia. Estetika juga menghadapi hal yang sama, sebab sampai
sekarang belum dapat ditemukan ukuran yang dapat berlaku umum mengenai ukuran
indah itu. Dalam hal ini ternyata banyak sekali teori yang membahas mengenai masalah
ukuran indah itu. Zaman dahulu kala, orang berkata bahwa keindahan itu bersifat
metafisika [ abstrak ). Sedangkan dalam teori modern, orang menyatakan bahwa
keindahan itu adalah kenyataan yang sesungguhnya atau sejenis dengan hakikat yang
sebenarnya bersifat tetap.
3. Manusia memiliki dua peranan yang harus dilakoni dalam kehidupan ini, yaitu manusia
sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai seorang individu
manusia memiliki sifat egois, ambisius dan tidak pernah puas. Sedangkan dalam
peranannya sebagai makhluk sosial mereka dituntut untuk bisa berbagi dan saling tolong
menolong.

Kesosialan Masyarakat sangat dibutuhkan oleh Manusia. Karena Manusia adalah Makhluk
Sosial , Makhluk yang tidak dapat berdiri (hidup) sendiri.

Semakin bagus Sosial seseorang Pribadi manusia semakin bagus juga Kualitas diri Pribadinya.
Lingkungan juga mendominasi cara Pendidikan dan Pendewasaan manusia.

4. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interkasi
sosial tak akan mungkin ada kehidupan bersama.

Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial

Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial(yang juga dapat dinamakan sebagai
proses sosial) karena interasi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial
antara kelompok-kelompok manusia terjadi anatara kelompo tersebut sebagai suatu
kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat.


Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi benturan antara kepentingan perorangan
dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung antara pihak-pihak
apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak. Interaksi sosial tak akan mungkin teradi
apabila manusia mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali
tidak berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.

5. Budaya memang berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat itu sendiri, dan
perkembangan budaya menghasilkan perkembangan peradaban. Kebudayaan adalah
kerangka acuan perilaku bagi masyarakat pendukungnya berupa nilai-nilai (kebenaran,
keindahan, keadilan, kemanusiaan, kebajikan, dsb), sedangkan peradaban adalah
penjabaran nilai-nilai tersebut melalui diwujudkannya norma-norma yang selanjutnya
dijadikan tolokukur bagi kepantasan perilaku warga masyarakat ybs. Nilai keadilan
diwujudkan melalui hukum dan sistem peradilan; nilai keindahan dijabarkan melalui
berbagai norma artistik, nilai kesusllaan dinyatakan melalui berbagai tatakrama, nilai
religius diungkapkan melalui berbagai norma agama, dan begitu seterusnya. Singkatnya,
penjabaran nilai kebudayaan menjadi norma peradaban dapat dipandang sebagai
pengalihan dan sesuatu yang transenden menjadi sesuatu yang immanen. Terjalinnya
kesadaran transendensi dan immanensi inilah yang menjadikan dinamika sejarah
kemanusiaan sebagai kaleidoskop perkembangan kebudayaan dan peradaban.

Anda mungkin juga menyukai